Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

23

"Kiyoko!!"


Si gadis yang bernama Kiyoko berbalik melihat siapa yang memanggilnya.


"Ah, Sugawara? Ada apa?" -- Kiyoko.


"Katanya Daichi, dia hari ini kencan ama (Name). Kita intip yuk!" -- Sugawara.


"Anuu Suga, bukannya itu dilarang karena mengenai privasi orang?" -- Asahi.


"Shhhh!! Anggap aja kita itu sedang memperhatikan 2 burung gagak berpacaran." -- Sugawara.


Sugawara tersenyum dengan senyum ciri khasnya.

Asahi hanya menghela nafas, sedangkan Kiyoko sedang fokus dengan heandphone miliknya.



"Gimana klo kita nyusul mereka?" -- Kiyoko.


"AYOO!!" Sorak Sugawara semangat.


Dan mereka pergi menuju lokasi (Name) dan Daichi.




--------------




Setelah dari cafe, (Name) dan Daichi melihat seorang pria yang sedang mengamen dengan biolanya di tengah taman.

Di sana juga banyak orang yang mendengarkan sambil mengikuti irama musik.


"Kita ke sana yuk (Name)!" -- Daichi.


(Name) mengangguk.

Daichi menggenggam tangan (Name) dan berjalan bersama menghampiri keramaian itu.

Musik yang dibawakan pengamen itu selesai. Kini dia musik baru dengan melodi yang lembut.

Orang-orang di sekitarnya pun berdansa layaknya seperti di pesta dansa.


"Aah sudah lama kita tidak mendengar lagu ini..." Ucap sang nenek, salah satu orang dari keramaian itu.

"Ayo nek kita juga berdansa!!" Ucap cucu laki-lakinya yang berusia 10 tahun.



"Sepertinya seru! Ayo Daichi-san kita juga ikutan!!" -- (Name).



Daichi tidak menolak ajakan tersebut. Dia juga tidak bisa melewatkan momen yang menarik ini, apalagi dia bersama (Name).

Semuanya berdansa dengan penuh senyum dan tawa kebahagian.

Hingga mereka tidak menyadari bahwa di sekitar mereka ada yang sangat berbahaya.

Dua pria yang sedang berdansa dengan pasangan mereka masing-masing sedang memperhatikan (Name).

Mereka menunggu waktu yang tepat.




























"Pria lawan wanita? Heh, kalian terlalu meremehkan wanita~~"











Dalam sekejap 2 pria itu dibunuh dengan pasangan mereka.

Hanya dalam 2 detik, mereka membunuh dan kabur dari keramaian.

2 pria yang jaraknya agak jauh itu tumbang.

Darah mengalir dari luka di leher mereka.

Orang-orang berteriak histeris dan memanggil ambulance.

Bagaimana dengan (Name) dan Daichi?

Mereka sebenarnya sudah pergi dluan karena Daichi yang mengajak (Name) pergi dari sana.

Sedangkan sosok (Name) dan Daichi  yang di perhatikan oleh 2 pria itu adalah orang lain yang menyamar jadi mereka.


-----------------


"Daichi-san, kok kita pergi dari sana sih? Bukannya tadi bagus banget tuh.." -- (Name).


"Uum itu... Aku dengar dari Iwaizumi kau suka banget ya sama yang genrenya horor." -- Daichi.


"Iya! Mulai dari komik, novel, dan film aku suka banget yang genrenya horor!!" -- (Name).


Sejenak (Name) terdiam lalu menoleh ke Daichi.


"Kakak nggak suka horor ya?"


Wajah (Name) memelas membuatnya terlihat imut di pandangan Daichi.


'Boleh nggak sih kupeluk?'

"Aku suka kok! Malahan aku mau ajak ke bioskop buat nonton film 'Black Hair', dan sudah kupesan tiketnya." -- Daichi.


"ASTAGA!! ITU KAN FILM YANG DIANGKAT DARI NOVEL!! PENULISNYA ITU SANGAT TERKENAL DENGAN NOVEL HORORNYA!! AKU MAUUUU!!" -- (Name).


(Name) benar-benar senang dan berteriak hingga dia tidak peduli dengan orang-orang yang sedang memperhatikannya.

Daichi juga nggak peduli karena matanya hanya fokus pada wajah (Name) yang sedang senang.


--------------


"Aku nggak sabar!" -- (Name).

"Hahaha, tenanglah (Name)." -- Daichi.


Daichi mengelus kepala (Name) dengan lembut.

Sekarang filmnya sudah mulai, (Name) benar-benar menonton dengan sangat serius.

Di kursi tepat belakang (Name), ada pria yang tenang dan diam-diam  mengeluarkan pisau yang dia sembunyikan.













KRETEK!!











Terdengar suara patah tulang yang ternyata itu dari pria yang akan membunuh (Name).

Pria itu berteriak namun karena dia berteriak bersamaan dengan berteriaknya orang-orang yang sedang menonton, jadi nggak ada yang curiga.


"Ssst! Nontonnya yang tenang saja ya?"


Bisik si surai merah di telinga pria itu.

Dan pria itu bergegas keluar dari tempat itu karena dia tau kalau dia berlama-lama, maka dia akan mati.


---------------


Di pertengahan film, (Name) dan Daichi masih sangat serius.


GHAAAAAAAA!!!





"KYAAAAAA!!!"


(Name) yang terkejut dengan kemunculan hantu secara tiba-tiba membuatnya memeluk Daichi dengan erat.

Daichi juga terkejut namun bukan karena hantunya, tapi karena (Name)nya.

Daichi jadi bingung harus bereaksi seperti apa.


"Ma--maaf Daichi-san..." -- (Name).

"Ah nggak apa, kamu pasti kaget ya?" -- Daichi.

"Iya, hehehe...." -- (Name)



Mereka berdua lanjut menonton film.

Dari kursi yang berada paling atas, ada pria lain yang sedang memegang senjata api di tangannya.

Senjata itu dibuat khusus agar tidak menimbulkan suara ketika sudah menarik pelatuknya.












KRETEK!!












Lagi-lagi terdengar suara tulang yang patah.

Pria itu juga berteriak dan sama seperti pria sebelumnya, dia berteriak di saat semua orang berteriak.

Dan si surai merah hanya tersenyum manis namun menyeramkan.



---------------



"Waaah film tadi sangat seru ya!" -- (Name).

"Iya seru dan juga membahagiakan..." -- Daichi.

Terlihat rona merah di pipi Daichi.

(Name) hanya tertawa manis.



---------------



Hari sudah malam.

Tepat pukul 8 malam, Daichi dan (Name) sudah didepan pintu rumah bersama Iwaizumi.


"Bagus, dipulangkan tepat waktu dan sama sekali nggak ada luka." -- Iwaizumi.

"Jadi aku lulus nih?" -- Daichi.

"Emang aku ada bilang gitu? Pulang sana." -- Iwaizumi.

"Hajime-chan! Kok kasar!" -- (Name).


(Name) mencubit pingganng Iwaizumi dengan penuh cinta (ups!).


"Iya-iya! Terima kasih sudah membawa pulang (Name) dengan selamat." -- Iwaizumi.


Iwaizumi menunduk di depan Daichi.


"Tidak apa-apa, sudah tugasku menjaganya baik-baik karena aku yang mengajaknya keluar." -- Daichi.

Daichi tersenyum, (Name) hanya terkekeh kecil, Iwaizumi hanya menunjukan senyum yang sepertinya palsu.


"Kalau begitu aku pulang dlu ya. Sampai jumpa (Name)!" -- Daichi.

"Terima kasih dan hati-hati dijalan ya!" -- (Name).


Setelah Daichi menghilang dari pandangan mereka berdua, Iwaizumi mengajak (Name) ke ruang keluarga.


"(Name), coba ceritakan apa aja yang kamu lakukan dengan Daichi hari ini." -- Iwaizumi.


Awalnya bingung, namun (Name) akhirnya menjelaskan dengan perasaan dan wajah yang senang.

Iwaizumi tersenyum dan mengelus kepala (Name) dengan lembut.


"Kalau begitu, kau mandilah dlu. Setelah itu tidurlah. Atau kau mau makan dlu?" -- Iwaizumi.

"Aku masih agak kenyang jadi aku langsung tidur saja. Selamat malam Hajime-chan." -- (Name).


Iwaizumi mengecup dahi (Name).


"Selamat malam (Name)."













'Untunglah (Name) tidak tau dan tidak menyadari soal ini....'


--------------


[Tuan, semua prajurit yang kita suruh untuk membunuh nona (Name) telah tewas dibunuh.]

"Dibunuh? Dengan siapa?"

[Mereka di bunuh oleh Alex, pelayan pribadi nona (Name). Dan para prajurit suruhan dari pimpinan perusahaan lain.]

"Perusahaan lain? Apa itu dari keluarga Ushijima..."

[Maaf tuan, tapi pimpinan dari keluarga--]


--------------


"Dia sudah sampai rumah dengan aman kan?"

"Iya semua berkatmu. Terima kasih..."













"Kiyoko."


"Tidak masalah, bagiku (Name) sudah seperti adik sendiri."

"Jaga dia baik-baik, Daichi."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

HAY HAY TAYOOOO!!

Kebetulan karena lagi nggak ada kerjaan, ku lanjut aja.

Btw ada yang sudah menduga ini? Atau ini malah jadi plot twist buat kalian?

Hmmmm sungguh membuat penasaran ya~~~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro