Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 17

Bel rumah Sunmi berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu. Mata masih lengket, seperti diberi perekat tidak membuat Sunmi mengurungkan niatnya untuk membuka pintu rumah. Sambil mengucek matanya, lalu menguncir surainya yang tergerai acak-acakan, Sunmi menuruni tangga rumah, jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi saat Sunmi menengok ke dinding atas televisi.

Sunmi melihat pada layar siapa pagi-pagi yang telah bertamu ke rumahnya. “Esther?” ucapnya pelan. Sunmi membuka gerbang rumahnya setelah ia membuka pintu rumah.

“Esther,” panggilnya dengan tangan berada di saku piyama. Ucapannya terhenti saat melihat seseorang bersama Esther. Jang Hyun Sik.

“Eomma, Esther kangen. Padahal baru dua hari tidak berjumpa tapi seperti setahun.” Esther langsung memeluk kaki Sunmi, membuatnya terkejut.

“Mari masuk!” ajaknya sambil menggandeng tangan Esther masuk ke dalam rumahnya.

Esther masih belum tahu apa masalah di antara orang dewasa yang berada di sampingnya. Ia tetap tersenyum mengingat perjanjiannya dengan Hyun Sik sebelum ke rumah Sunmi. Ia akan pergi jalan-jalan bertiga, mengajak Sunmi ikut.

“Mau minum apa?” tawar Sunmi pada Hyun Sik yang telah duduk di ruang duduk depan.

“Eomma, Esther mau jus seperti biasa,” sahut Esther sambil memainkan boneka Bear yang ia bawa.

“Air putih saja,” jawab Hyun Sik.

Hyun Sik masih melihat-lihat ruangan rumah Sunmi. Dulu, Sunmi tidak tinggal di sini. Menyewa rumah dengan temannya saat kuliah, yang dekat dengan kampus.

“Silakan.” Sunmi menaruh air putih pada Hyun Sik dan jus Strawberry pada Esther.

Sunmi duduk di kursi di sebelah Esther, yang duduk di depan Hyun Sik. “Ada apa datang ke mari?”

“Esther kangen padamu, makanya datang ke mari.”

“Apa kau tidak mengatakan padanya jika ibunya telah meninggal? Bukan aku ibunya?” ketus Sunmi.

Sunmi selalu berbicara ketus pada Hyun Sik mengingat ia masih kesal padanya atas apa yang terjadi di Han-gang tempo hari.

“Maafkan aku. Aku tidak seharusnya menyalahkanmu atas beberapa tahun yang lalu. Maafkan aku!” ucap Hyun Sik dengan setulus hati. Ia terlihat bersungguh-sungguh saat mengatakannya.

“Eomma, jusnya selalu enak,” potong Esther. Sunmi hanya mengangguk lalu mengelus pucuk kepala Esther.

“Lupakan saja. Memang benar, masa lalu tempatnya di belakang, Tidak perlu diingat-ingat lagi, tidak perlu menengok ke belakang lagi agar kita bisa menata masa depan dengan indah. Aku sudah memaafkanmu,” tegas Sunmi.

“Terima kasih,” ujar Hyun Sik menganggukkan kepalanya, lalu meminum air putihnya.

“Eomma, kau belum mandi? Ayo kita pergi ke Lotte World lagi seperti saat bersama Paman Kim,” ajaknya sambil bergelayut manja pada lengan Sunmi.

“Esther, Eomma sedang pusing. Jadi lain kali saja, ya?”

“Ayolah, kasihan Esther jika harus menerima penolakan darimu gara-gara aku,” jawab Hyun Sik mencoba merayu Sunmi. Sunmi melihat Hyun Sik lalu melihhat Esther kembali.

“Nanti saja, ya? Eomma janji akan menemani Esther seharian saat hari libur,” bujuk Sunmi.

“Appa, katakan sesuatu pada Eomma agar mau jalan-jalan bersama kita!” rengek Esther pada Hyun Sik, dan berlari padanya.

“Ayolah, Sunmi. Kau tidak kasihan pada Esther? Jangan memandangku, tapi lihatlah Esther yang bahagia jika kau ikut bersama kami nanti.”

“Tidak. Aku sedang tidak enak badan,” elaknya. Sunmi tidak mau pergi jika hanya bertiga. Dia tidak ingin mengulang kisah lama yang telah ia pendam dan tidak mungkin akan terukir kembali.

“Appa.” Esther menangis, ia tidak mau pergi jika tidak mengajak Sunmi.

“Aku mengerti kau masih marah padaku, tapi jangan libatkan masalah kita pada Esther. Dia tidak mengerti apa-apa tentang masalah kita,” jelasnya. “Dia juga belum tahu apa yang sebenarnya terjadi, jadi aku mohon padamu untuk sementara waktu. Jadilah ibunya untuk sementara waktu!”

Sunmi terkejut dengan permintaan Hyun Sik. Ia tidak mau jika akan menjadi Ibu Esther selamanya. Sunmi memiliki masa depan, keinginan yang belum tercapai jika harus menjadi Ibu  dari seorang anak kecil. Bukan berarti ia tidak menyukai Esther, bukan. Ini lebih pada dirinya yang belum siap jika menjadi seorang Ibu.

“Aku mandi dulu,” putusnya setelah menimbang-nimbang permintaan Esther.

“Eomma, aku ikut ke kamar,” pinta Esther yang langsung berlari ke arah Sunmi.

Sunmi langsung menggandeng tangan Esther dan mereka pergi ke lantai dua, kamar Sunmi. Esther bermain di ranjang, sedangkan Sunmi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Hyun Sik yang masih di bawah melihat-lihat pada dinding dan meja yang berisi foto-foto Sunmi dan keluarganya. Ada yang menarik perhatian Hyun Sik saat melihat foto anak kecil perempuan bersama anak kecil laki-laki yang berhadap-hadapan mengobati luka di kaki Si anak kecil perempuan yang di kucir kuda. Di bawahnya tertulis tanggal 23 November 2019. Apa maksudnya? Hal tersebut membuat Hyun Sik bertanya-tanya.

Hingga suara sepatu sneakers yang berdecit dengan lantai berbunyi, Hyun Sik menoleh ke arah tangga. Sunmi telah turun dari tangga bersama Esther. Menggunakan kaos putih ukuran jumbo, dipadukan celana jeans sobek-sobek selutut dan sneakers hitam membuat Sunmi terlihat lebih muda dari biasanya.

Hyun Sik terpesona melihat kecantikan Sunmi yang semakin hari kian menawan. Rambutnya ia biarkan tergerai lurus setelah keramas.

“Appa, ayok!” ajak Esther, tapi tidak ada tanggapan. Mata Hyun Sik masih memandangi Sunmi.

Sunmi tak acuh pada Hyun Sik, ia masih memasukkan ponsel dan alat dandannya ke dalam tas.

“Appa,” teriak Esther membuat Hyun Sik kaget dan Sunmi melihatnya dengan heran.

“I... Iya,” jawab Hyun Sik tergagap-gagap.

“Ayok,” ajak Esther lagi, menarik celana Hyun Sik, tangan satunya telah memegang tangan Sunmi.

Esther terlihat sangat bahagia akan berjalan-jalan dengan Sunmi dan Hyun Sik. Seperti keluarga lengkap yang terdiri dari ibu, ayah dan anak. Iia belum pernah merasakan kebahagiaan seperti ini.

“Eomma, Esther sangat bahagia hari ini,” katanya pada Sunmi.

“Bentar. Eomma kunci rumah dulu.” Sunmi melepaskan gandengan tangan Esther lalu mengunci rumahnya. Hyun Sik telah berjalan lebih dulu meninggalkan Esther dengan Sunmi. “Bahagia kenapa?” tanyanya setelah selesai mengunci pintu.

“Bahagia karena ada Eomma, Appa, dan juga Esther.” Mereka menuruni anak tangga menuju gerbang. “Esther belum pernah pergi bertiga, seperti sekarang,” keluhnya mengingat hal buruk yang ia alami selama ini.

“Esther.” Sunmi berhenti, berjongkok di depan Esther dan mengatakan, “jangan pernah merasa sedih, atau beda dari orang lain. Apa yang Esther miliki, itu yang harus Esther banggakan.”

“Esther tahu. Esther memiliki Eomma dan Appa makanya Esther bahagia,” ucapnya dengan semangat membara.
Sunmi kembali berdiri lagi, dan menggandeng tangan Esther. “Maka dari itu, Esther harus bahagia selalu meskipun tanpa Eomma nantinya.”

Esther berhenti berjalan, dirinya terkejut dengan apa yang diucapkan Sunmi. “Apa yang Eomma katakan?”

“Nanti kau akan tahu seiring berjalannya waktu. Kau masih anak kecil,” kerling Sunmi.

Sunmi menutup gerbang menggunakan remotenya lalu berjalan ke mobil Hyun Sik yang terparkir di depan rumah.

Mobil SUV hitam dari belakang berjalan perlahan menghampiri dan berhenti di belakang mobil Hyun Sik. Sunmi tahu pemilik mobil tersebut. Benar, kan?

Direktur Kim turun dari mobilnya, kali ini ia mengendarai sendiri mobilnya. “Kau mau ke mana?”

Sunmi yang akan masuk ke mobil Hyun Sik pun terhenti. “Pergi bersama mereka,”

Tangan Sunmi dicegah Direktur Kim, membuat Esther keluar lagi dari mobil ayahnya.

“Kau siapa?” tanya Hyun Sik pada Direktur Kim.

“Perkenalkan, saya Kim Jaeh Hee. Atasan sekaligus kekasih Sunmi.” Direktur Kim masih menggenggam tangan Sunmi. Sunmi terkejut mendengar pernyataan Direktur Kim.



#Tbc

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro