Bab 15
Duaaarrr.... Duaaaarrrr. Suara kembang api yang meletup di atas langit. Bercahaya dari atas menurun ke bawah, ada yang hanya meletup lalu tidak bercahaya, ada juga yang membentuk seperti gambar bintang. Yang paling indah adalah kembang api yang bergambar seperti kembang yang terangkai beberapa bunga. Sangat indah melihat festival kembang api Hanwha di sepanjang sungai Han.
Suasana hiruk pikuk sepanjang sungai Han membuat Sunmi menatap kagum atas antusias pengunjung untuk melihat keindahan langit yang bertabur kembang api. Berbagai Benua, dari Asia hingga Eropa datang untuk merayakan festival ini.
“Lihat Eon, kembang apinya sangat indah,” kagumnya pada kembang api yang meletus di atas langit. Sunmi mengangguk, mengiyakan dan tersenyum.
Membawa jajanan pinggir jalan, Sunmi berdiri sambil melihat kembang api dengan antusias. Nyonya Kim yang berada di sebelahnya selalu tersenyum, kagum dengan kembang api yang setiap tahun selalu membuat kenangan baik dalam sejarah di Seoul.
Ponsel Sunmi berdering, dengan suasana bising seperti ini sangat tidak memungkinkan untuk menerima panggilan. Sunmi melihat ke dalam tas selempangnya, ada nama “Mr. P” di ponselnya. Yang artinya perfeksionis. Sunmi menolak panggilan, dan mengirimnya pesan jika dirinya sedang berada di Sungai Han menonton kembang api, tidak bisa menerima panggilan telepon.
“Siapa yang telepon?” tanya Nyonya Kim sambil melirik Sunmi saat melihat kembang api meluncur ke atas langit.
“Bukan siapa-siapa Eomma,” jawab Sunmi sambil memasukkan ponselnya ke dalam tas.
“Jangan menerima telepon jika tidak penting. Melihat kembang api lebih baik dari pada meladeni penelepon yang hanya ingin mengganggu.”
“Iya,” jawab Sunmi lalu kembali melihat kembang api.
“Iya, Oppa. Tidak kedengaran, di sini berisik.” Yoo Ra berpamitan mundur Nyonya Kim, lalu menghilang. Nyonya Kim hanya mengangguk.
Sunmi merasa dirinya dilarang menerima panggilan sedangkan anaknya, Yoo Ra, menerima panggilan dari Oppanya. Siapa tadi? Oppa? Yang berarti anak tertua Nyonya Kim, pikir Sunmi. Lalu kenapa Nyonya Kim terlihat biasa saja? Sebelum-sebelumnya, yang Sunmi tahu. Nyonya Kim selalu bersemangat jika menyangkut anak tertua jika menelepon.
Yoo Ra telah kembali, sambil tersenyum dan duduk di sebelah kiri Sunmi. “Eomma, tadi Oppa telepon jika dia ke rumah tapi tidak ada orang.”
“Siapa? Oppamu?” tanya Sunmi langsung melihat pada Yoo Ra.
Yoo Ra terlihat gelagapan, melirik pada Nyonya Kim seperti meminta bantuan. Sunmi menoleh ke sebelah kanan melihat Nyonya Kim.
“Bukan, itu Oppa dari saudara eomma,” sahut Nyonya Kim yang terlihat terbata-bata saat menjawab.
“Iya,” jawab Yoo Ra terbata-bata. “Lihat, kembang apinya indah sekali.” Yoo Ra menunjuk ke langit. Memang benar, kembang api yang seperti bunga terangkai beberapa tangkai telah meletup di atas sana.
Ini adalah salah satu trik Yoo Ra agar ia bisa mengalihkan pertanyaan Sunmi dan melupakan pertanyaannya. Karena Yoo Ra sendiri bingung mau menjawab apa.
Sunmi dan Nyonya Kim langsung melihat ke arah kembang api. Saat panitia meletupkan kembang api, ada musik yang mengiringi. Kembang api dan musik itu berasal dari berbagai negara, seperti China dan Swedia.
Kembang api yang sangat besar diletupkan selama 80 menit. Setiap negara memiliki kesempatan meletupkan kembang apinya selama 15 menit. Hingga acara berakhir, Sunmi benar-benar dibuat kagum saat melihat pertunjukannya.
“Kita langsung pulang saja, ya?” ajak Nyonya Kim pada Sunmi dan Yoo Ra.
Acara kembang api telah selesai, selama 80 menit itu benar-benar membuat Sunmi sangat kagum dengan keindahan langit kota Seoul yang dihiasi dengan 100 ribu kembang api. Berbagai macam warna seperti pelangi yang menghiasi langit membuat para pasang mata bertepuk tangan melihat keindahannya.
Setelah mengelilingi sepanjang sungai Han untuk pulang, Sunmi bertemu Esther dengan Myeong Sung di dekat penjual daging otak-otak.
“Eomma,” panggil Esther lalu berlari memeluk Sunmi.
Sunmi yang belum siap dengan pelukan Esther sedikit kaget dan mundur ke belakang setelah ditubruk badan Esther. “Kau dengan siapa ke mari?”
“Dengan Bibi dan Appa.” Nyonya Kim dan Yoo Ra hanya melihat aksi Esther di sebelah Sunmi. Myeong Sung membungkukkan setengah badannya ke Nyonya Kim dan Yoo Ra sebagai salam.
“Di mana Appamu? Aku tidak lihat.” Sunmi melihat ke kanan dan kiri mencari ayahnya Esther.
“Kau mencari siapa?” tanya Myeong Sung pada Sunmi yang sedang celingukan. Myeong Sung memberikan otak-otak daging ayam pada Esther.
“Ah. Tidak. Kau ke mari bersama siapa? Hanya berdua?” Sunmi menggendong Esther.
“Iya....” jawab Myeong Sung. Namun, seseorang telah datang dengan tiba-tiba dari belakang.
“Esther, ini pesananmu, Nak,” ucap seseorang itu di belakang Sunmi.
Semua menoleh, termasuk Sunmi. Myeong Sung melihat reaksi Sunmi yang terkejut. Mengambil alih gendongan Esther pada Sunmi. Sunmi yang terkejut hanya bisa mematung dan memberikan Esther pada Myeong Sung.
“Jang Hyun Sik,” lirih Sunmi, namun semua masih bisa mendengar.
Myeong Sung mengajak Nyonya Kim dan Yoo Ra sedikit menyingkir untuk tidak ikut campur dengan pertemuan ini.
Jang Hyun Sik adalah ayah dari Esther. Sunmi tidak tahu jika ayah Esther adalah mantan kekasihnya yang pergi tanpa kabar dan tiba-tiba Sunmi mendengar kabar jika dia telah menikah dengan wanita lain.
Saat itu hati Sunmi terasa teriris. Cinta pertamanya kandas karena wanita lain. Sunmi berpikir mungkin ia yang tidak bisa memberi waktu untuk kekasihnya yang saat itu masih duduk di bangku kuliah semester akhir. Sunmi merasa payah tidak bisa menjaga cintanya.
Kini ia bertemu lagi dengannya. Dengan Jang Hyun Sik yang telah menghancurkan hatinya. Yang membuatnya sulit untuk percaya pada pria yang ingin mendekatinya lagi.
Dia adalah ayah Esther. Anak kecil yang memanggilnya eomma, yang sudah Sunmi anggap sebagai anak sendiri.
Nyonya Kim bertanya pada Myeong Sung. “Dia siapa?”
Sunmi dan Hyun Sik masih saling berpandangan, tanpa mengucapkan kata. Seolah dunia mereka terhenti di sana.
“Oppa adalah mantan kekasih eonie Sunmi, Eomma.” Myeong Sung merasa tidak enak pada Nyonya Kim dan Yoo Ra karena telah mendekatkan Esther pada Sunmi.
“Apa kau bilang? Kenapa kau tidak bilang pada Sunmi dari awal? Apa kau tahu, itu membuat Sunmi terluka kembali.” Nyonya Kim kecewa pada Myeong Sung. Ternyata ada udang dibalik batu. Dia diam-diam ingin menjodohkan kakaknya lagi pada Sunmi. Nyonya Kim langsung mendatangi Sunmi dan Hyun Sik.
“Sunmi, ayo kita pulang. Tidak ada waktu untuk meladeni masa lalu yang tidak berguna untuk masa depan. Ingat, hidup itu berjalan ke depan, maka dari itu tinggalkan masa lalu yang menghambat jalannya masa depan!” seru Nyonya Kim sambil menarik tangan Sunmi.
Sunmi bergeming, matanya masih menatap Hyun Sik meminta penjelasan. “Sebentar, Eomma. Sunmi hanya ingin tahu ke mana dia saat itu. Kenapa tidak ada kabar dan tiba-tiba telah menikah dengan wanita lain,” ucap Sunmi pelan dan melepaskan tangan Nyonya Kim.
Hyun Sik merasa bersalah telah meninggalkan Sunmi tanpa alasan dan menikah dengan wanita lain. “Maaf.”
#Tbc
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro