Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

15

Seok Jin sedari tadi sedang berolahraga di gym sesuai dengan rutinitasnya jika ia sedang tidak ada jadwal. Dia yang baru saja selesai berolahraga di gym, merasakan kebiasaan hariannya tiba-tiba sedikit terganggu karna sepanjang ia melangkahkan kakinya ke loker, banyak pandangan dari banyak orang. Sebenarnya ia biasa saja karna memang sudah biasa ia diperhatikan, tapi kali ini pandangannya berbeda. 

Seok Jin langsung bergegas melangkahkan kakinya dengna cepat ke ruang ganti. Seok Jin kembali ke loker dan melihat layar ponselnya yang ternyata sudah dipenuhi dengan notifikasi panggilan tak terjawab dan pesan masuk.

Dengan perasaan campur aduk, ia membuka ponselnya dan melihat panggilan tak terjawab dari  Yoo Bin. Seok Jin langsung menekan tombol untuk menelepon balik, berharap bisa segera mendapatkan penjelasan tentang situasi yang tidak diketahuinya.

"Seok Jin! Akhirnya kau mengangkat telepon juga!" Yoo Bin menyambutnya dengan nada yang hampir mendidih. "Kau tahu berita terbaru?"

"Belum. Aku baru selesai olahraga dan melihat ponselku penuh dengan panggilan darimu," jawab Seok Jin, sambil mencoba menjaga nada suaranya tetap tenang.

"Cek berita yang aku kirim! Ppalli!" Yoo Bin hampir berteriak melalui telepon.

Seok Jin membuka pesan dari Yoo Bin dan membaca artikel yang terlampir. Judul berita itu berbunyi, "APAKAH TOP STAR KOREA SEDANG MENANTI ANAK PERTAMANYA?" Artikel itu dilengkapi dengan foto buram yang menunjukkan Seok Jin berdiri di luar sebuah rumah sakit bersama seorang wanita yang diblur yang ia yakini itu adalah Kim Na Byul.

"Apa-apaan ini?" Seok Jin bertanya, suaranya penuh dengan keterkejutan dan kekhawatiran. "Apa ini benar-benar tentang aku?"

"Itu memang tentangmu," jawab Yoo Bin dengan nada tegas. "Kita perlu segera menangani situasi ini. Aku akan menjemputmu dan membawa ke kantor agensi. Kita harus bertemu dengan CEO dan yang lainnya untuk merundingkan langkah selanjutnya."

***

Setelah selesai mandi dan berpakaian rapi, Seok Jin segera keluar dari rumahnya. Yoo Bin menjemputnya dan mereka menuju gedung agensi. Setibanya di sana, suasana di dalam kantor tampak sibuk. Tim humas, tim legal, dan CEO sudah berkumpul, menunggu kedatangan Seok Jin.

"Seok Jin, terima kasih sudah datang cepat," kata CEO dengan ekspresi serius. "Kita harus segera menentukan langkah apa yang akan kita ambil. Apakah kamu ingin membantah berita ini sepenuhnya, atau kita hanya akan mengonfirmasi bahwa kalian dekat, tetapi menolak rumor-rumor lain?"

Seok Jin merasa tertekan oleh situasi tersebut. "Aku mau mengonfirmasi bahwa kami memang dekat. Tapi aku khawatir jika kami terlalu terbuka, masalah ini bisa menjadi semakin besar. Yang paling penting adalah kita harus menolak semua rumor tentang aborsi atau hal-hal yang tidak benar itu." Itu yang paling penting. Ia sudah biasa diterpa rumor, tapi Na Byul kan tidak. Ah astaga. Ia jadi tidak enak dengan Na Byul yang ikut terseret.

Kepala tim humas mengangguk. "Kami akan mempersiapkan pernyataan resmi yang sesuai dengan keputusanmu. Tapi perlu diingat, ada risiko bahwa berita ini mungkin tidak akan sepenuhnya mereda jika kita tidak menangani dengan hati-hati."

Tim legal mulai membahas rincian pernyataan resmi, sementara Seok Jin merasa perasaan cemasnya semakin meningkat. Ia tahu bahwa langkah selanjutnya sangat penting untuk menjaga reputasinya dan mengatasi rumor-rumor yang tidak berdasar.

***

Setelah pertemuan panjang dengan tim agensi, Seok Jin merasa lelah dan ingin segera menghubungi Na Byul. Ia ingin memastikan bahwa Na Byul baik-baik saja setelah berita yang menghebohkan ini. Namun, saat ia mencoba mengirimkan pesan kepada Na Byul, tidak ada balasan yang masuk. Teleponpun tidak diangkat.

"Kenapa juga ponselnya tidak aktif?" gumam Seok Jin sambil memeriksa lagi pesan-pesannya. Dengan rasa cemas yang semakin mendalam, ia memutuskan untuk pergi ke apartemen Na Byul secara langsung.

Dengan niat untuk memastikan bahwa Na Byul dalam keadaan baik-baik saja, Seok Jin memutuskan untuk langsung menuju apartemen Na Byul. Ia harap Na Byul tidak terlalu tertekan setelah membaca berita-berita tersebut. Sambil melangkah ke arah apartemen Na Byul, ia merasa cemas dan ingin memastikan segala sesuatunya berjalan dengan lancar.

Ketika Seok Jin tiba di depan pintu apartemen Na Byul, ia mengetuk dengan keras. Beberapa detik kemudian, pintu terbuka, dan Na Byul muncul dengan wajah lelah yang jelas menunjukkan betapa ia sudah lelah membaca berita-berita yang beredar.

"Kim Seok Jin?" tanya Na Byul dengan nada kelelahan. "Apa yang kau lakukan di sini? Kenapa datang tiba-tiba?"

Seok Jin merasakan beban di dadanya sedikit terangkat saat melihat Na Byul secara langsung. "Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja setelah semua berita ini. Aku khawatir dengan keadaanmu."

Na Byul membiarkan Seok Jin masuk dan duduk di ruang tamu. Ia baru saja pulang dari kafe dan terlihat sangat lelah. "Masuklah dulu."

Seok Jin menghela napas lega melihat Na Byul secara langsung. "Aku sangat lega kau tidak apa-apa. Aku hanya ingin memastikan bahwa kau baik-baik saja. Kenapa ponselmu tidak menyala?"

Na Byul memberikan secangkir gelas berisi air kepada Seok Jin, "Aku matikan tadi karna banyak notif yang membuatku pusing." 

Ketika mereka duduk dan berbicara, ponsel Na Byul yang sudah dinyalakan itu, berbunyi lagi. Kali ini, itu adalah panggilan dari Yoo Bin. Na Byul menjawab panggilan tersebut dan mendengar suara Yoo Bin yang sangat frustrasi di ujung telepon.

"Na Byul-ah, apakah Seok Jin ada di apartemenmu?" tanya Yoo Bin dengan nada yang menunjukkan ketidakpuasan. "Dia tiba-tiba menghilang setelah rapat dan aku sudah mencoba mencarinya. Aku khawatir karena dia pergi tanpa memberi kabar."

Na Byul menatap Seok Jin dengan ekspresi cemas. "Yoo Bin oppa menelepon. Dia menanyakan apakah kau ada di sini karena dia khawatir setelah kau menghilang begitu saja."

Seok Jin mengangguk saja tanpa mengucapkan apa-apa.

Na Byul menghela napas. "Tidak apa-apa. Aku mengerti, tapi sepertinya Yoo Bin oppa sangat marah," kata Na Byul di sela-sela ia mendengar perkataan Yoo Bin.

Setelah menutup telepon, Na Byul kembali duudk bersandar setelah meletakkan ponselnya diatas meja. "Oppa bilang dia akan segera ke sini. Mungkin kita bisa mempersiapkan diri untuk berbicara dengan dia."

Saat mereka sedang membahas langkah selanjutnya, Yoo Bin tiba di apartemen Na Byul dengan wajah yang menunjukkan kemarahan dan frustrasi. Tanpa basa-basi, Yoo Bin langsung menghampiri Seok Jin dan menatapnya tajam.

"Kim Seok Jin, apa yang kau lakukan? Aku sudah bilang kita harus menangani situasi ini dengan hati-hati, tapi malah pergi ke rumah Na Byul setelah rapat! Apa kau tidak mengerti betapa seriusnya situasi ini?" tanya Yoo Bin dengan nada marah. 

Jujur saja Seok Jin tidak pernah melihat tatapan marah Yoo Bin selama ini. Dan dia cukup terkejut dengan wajah merah meredam marah Yoo Bin dan mata yang menatapnya tajam sekarang. Bahkan hawa panas dapat terasa dari dekat Yoo Bin. 

Seok Jin mencoba untuk tetap tenang. "Aku hanya ingin memastikan Na Byul baik-baik saja setelah membaca berita-berita itu. Aku tidak ingin meninggalkannya sendirian dalam keadaan seperti ini."

Yoo Bin menggelengkan kepalanya frustrasi. "Kim Seok Jin, itu bukan alasan yang baik untuk  datang ke sini. Bisakah kau bersikap sedikit dewasa?  Ada berita yang harus kita tangani dan pernyataan resmi yang harus dikeluarkan. Kita tidak bisa membiarkan rumor ini berkembang lebih jauh."

Na Byul merasa cemas melihat ketegangan antara Seok Jin dan Yoo Bin. Ia mencoba menenangkan situasi. "Oppa, sepertinya Seok Jin hanya khawatir tentangku. Kita semua tahu betapa rumitnya situasi ini. Aku yakin kita bisa menyelesaikannya bersama."

Yoo Bin menatap Na Byul dengan tatapan penuh kelelahan. "Ara, Na Byul-ah. Aku hanya ingin memastikan kita semua tetap fokus dan tidak membuat masalah menjadi lebih besar."

Seok Jin mengangguk setuju. "Aku minta maaf jika tindakanku menyebabkan masalah. Aku hanya ingin membantu sebanyak mungkin."

"Dan caramu membantu itu hanya dengan tetap tidak membuat kehebohan. Kalau ada yang melihat kau kesini bagaimana?"

Benar juga sih. Seok Jin tidak memikirkan hal itu tadi. Yang ia pikirkan hanya Na Byul bagaimana. Jadi Seok Jin juga tidak bisa membalas perkataan Yoo Bin lagi. Ia hanya bisa diam.

[TBC]

---------------

30 Oktober 2024

bahh syok gak syok gak????? gila wkwkkwkwk tiba-tiba aja ada rumor gak tuh

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro