Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

10

Author

Jari-jari tangan seorang perempuan bernama Kim Na Byul masih bermain mengetuk-ngetuk dibelakang ponselnya. Sudah tiga jam berlalu sejak ia mendapatkan kontak Kim Seok Jin itu. Tapi ia masih ragu untuk menghubunginya duluan.

Apakah ia harus benar-benar menghubunginya?

Saat ia bertekad untuk mengirimkan pesan kepada Seok Jin, tibat-tiba saja tangannya berhenti. Selalu seperti itu. Seperti tidak ingin menghubungi Seok Jin terlebih dahulu. Tapi jika ia tidak mengirimkan pesannya, Nara temannya itu tidak akan ada kesempatan untuk bertemu dengan Seok Jin lebih cepat bukan. Makanya daritadi seakan ia sedang berkelahi dengan egonya sendiri.

Baiklah, Kim Na Byul.

Apa tujuan awalmu meminta kontak Seok Jin pada Yoo Bin tadi? Untuk meminta bantuannya demi mengabulkan keinginan sahabatmu, kan?

Baiklah, itu sudah menjadi alasan yang cukup kuat untukmu menghubunginya duluan sekarang.

Na Byul, perempuan itu menarik napas panjang sebelum ia mengarahkan jari-jarinya untuk menari diatas layar ponselnya, mengetikkan sesuatu di ruang obrolan kakaotalk itu dengan nama Kim Seok Jin di bagian atasnya.

Setelah ia mengetikkannya dalam satu kali tarikan dan hembusan napas, ia melihat kalimat itu dengan seksama, memastikan tidak terlalu over atau bagaimana, lalu setelahnya,  ia memencet tombol panah di bagian sebelah kanan untuk mengirimkan pesan itu.

Ini.. bukan sebuah kesalahan, kan?

Tolong katakan tidak padanya.

***

Di seberang tempat sini, Seok Jin sedari tadi juga sedang memperhatikan ponselnya, bahkan berkali-kali. Seok Jin sampai meninggalkan ponselnya jauh diatas nakas samping tempat tidur di kamarnya, sementara ia pergi mencoba untuk menonton televisi guna membuang waktunya yang seakan menunggu suatu pesan itu.

Tapi ternyata tidak semudah itu pemirsa sekalian. Ia menyerah. Ia tetap berlari ke kamarnya 10 detik kemudian untuk mengambil ponselnya dan memperhatikannya lagi.

Tidak bisa bohong bahwa ia sedang menunggu pesan dari perempuan itu sekarang. Iya, Kim Na Byul. Sudah tiga jam berlalu, dan sampai sekarang belum ada pesan masuk sama sekali. Waktu sudah menunujukkan pukul hampir dua belas malam sekarang.

Apakah Na Byul akan menghubunginya besok? Tadi sudah malam juga sih saat Yoo Bin memberikan kontaknya pada perempuan itu.

Hm, mungkin memang besok baru dihubungi. Mungkin perempuan itu takut jika dirinya sudah tidur kali ya. Padahal ia juga tidak apa jika mau dibhubungi sekarang.

Tepat saat Seok Jin sudah hampir menyerah dan berjalan meunuju kamarnya, menaruh ponselnya diatas nakas samping tempat tidurnya, ponselnya bergetar.

Drrrttt drrrttt

Jujur saja, ia ini sudah setengah berbaring, dia hanya tinggal membaringkan kepalanya saja dan menarik selimut untuk tidur. Tapi begitu suara ponselnya terdengar, dia langsung loncat bangun dari kasurnya untuk melihat notif dari siapakah itu.

Tanpa babibu, ia langsung membuka pesan kakaotalk itu.

Kim Na Byul:
annyeonghaseyo maaf ganggu
nan kim na byul-iya. neohante butak-isseo
aku ingin memakai kartu itu jika boleh

Wah!! Akhirnya, pesan itu datang juga.

Tapi... Kartu? Kartu apa?

Kening Seok Jin berkerut tanda ia sedang berpikir keras sekarang. Kartu apa yang ia maksud?

Kim Star:
eo ara. gwaenchanha
kartu apa tapi ya?

read

Nah loh. Tanda angka satu itu hilang secara cepat tanda bahwa pesannya sudah dibaca. Ia masih berpikir kartu apakah itu? Kartu... kartu...

OH!

Kim Star:
oh aku ingat!
baik baik. aku akan mengabulkan apapun keinginanmu

Kim Na Byul:
memang kau tau aku akan minta apa?

Kim Star:
apapun itu akan kukabulkan
selama bukan hal ilegal

Oke, apakah ia terdengar aneh sekarang dengan jawabannya? Tapi ia juga tidak bisa menarik apa yang sudah ia kirimkan itu, karna sudah dibaca oleh pihak lawannya.

Kim Na Byul:
hm
maukah kau membantuku untuk bertemu dengan temanku?
dia adalah fans lama mu, dan sekarang sedang sakit
keinginannya adalah bertemu denganmu

Fans? Jadi temannya Kim Na Byul adalah fansnya? Waw.

Jari-jari Seok Jin langsung dengan cepat berlari diatas layar itu mengetikkan balasan setuju. Dan ia akan mengatur jadwalnya dulu dengan Yoo Bin agar tidak digebok.

Kim Star:
oke oke. aku akan mengatur jadwalku dulu
sepertinya lusa aku tidak ada jadwal
aku harus membicarakannya dengan Yoo Bin hyung
nanti ku kabari lagi

Kim Na Byul:
terimakasih banyak

Kim Star:
tak apa. senang bisa membantumu

Seok Jin benar-benar tulus saat membalas pesan terakhir itu. Ia senang karna bisa mengabulkan permintaan Na Byul apalagi ini bertemu dengan fansnya juga kan.

Baiklah, sekarang waktunya ia mengganggu Yoo Bin. Lebih cepat ditanya, lebih cepat diurus, lebih cepat ia bisa membantu Na Byul.

***

Setelah berkabar dengan Yoo Bin, walaupun ia sedikit diomeli, tapi ia diperbolehkan dan sudah memberi tau itu kepada Na Byul juga. Sehingga hari ini lah ia bertemu dengan Na Byul dan temannya di rumah sakit tempat temannya dirawat.

"Kau, tolong jaga penampilanmu ya. Jangan sampai kau dikenali oleh orang. Bisa ramai nanti rumah sakitnya." Yoo Bin memberikan topi dan masker kepada Seok Jin tepat sebelum lelaki itu turun dari mobil.

Seok Jin menerimanya dengan patuh dan memakainya demi kenyamanan orang-orang di rumah sakit. "Kalau begitu, aku pergi dulu, Hyung. Nanti kukabari jika sudah bertemu lantainya, kau menyusul bukan?" Setelah Yoo Bin mengangguk untuk menjawab, ia membuka pintu mobilnya dan turun, berjalan dengan sangat tenang berharap tidak akan ada yang mengenalinya. Tidak lupa juga jaket yang semakin ia eratkan karna angin musim dingin ini mulai semakin menusuk rasanya. Sepertinya sebentar lagi akan turun salju.

Seok Jin dan Na Byul sudah membuat janji untuk bertemu di kursi yang tersedia tak jauh dari pohon natal yang sudah ditempatkan di lobi utama rumah sakit ini. Seok Jin sedikit mempercepat lngkah kakinya karna ia sudah bisa melihat Na Byul yang tengah duduk disana memutar-mutar ponselnya tak bisa diam. Wah, sebentar lagi natal ya. Sudah secepat itu waktu berlalu.

"Maaf, kau sudah lama menunggu?"

Suara tiba-tiba Seok Jin dari samping Na Byul yang sedang melamun itu membuat perempuan itu sedikit terkejut jujur saja. Karna pikirannya sedang tidak ada disana tadi. Pikirannya sedang berlari kemana-mana.

Na Byul tersenyum tipis dan menggeleng. "Baru lima menit. Ayo kita langsung ke tempatnya saja." Ajakan Na Byul itu disetujui oleh Seok JIn yang ikut berjalan di sampingnya dengan masih memakai masker dan topi.

"Kalau boleh tau, siapakah namanya?"

"Hm?"

"Temanmu. Siapakah nama temanmu? Tidak mungkin kan aku bertemu dengannya tanpa mengetahui siapa namanya."

Na Byul berdeham. "Nara. Seo Nara."

"Nara. Ireum ippeune." (Nama yang cantik)

Tak urung Na Byul kembali tersenyum tipis mendengar itu dari Seok Jin yang berdiri tak jauh darinya di dalam sebuah kotak persegi panjang dengan latar kaca yang dapat melihat ke depan, belakang dan samping itu.

"Dia.. sakit apa?"

"Kanker. Jangan bertanya lebih jauh tentang kanker apa."

Seok Jin mengangguk paham karna itu privasi dan berdiri diam.

Lift terus naik sampai menuju lantai yang mereka tuju dan Na Byul menahan pintu untuk membiarkan Seok Jin keluar duluan. Dan tentu saja terjadi percekcokan. Karna seharusnya perempuan yang keluar terlebih dahulu, tapi Na Byul kekeuh untuk menahan pintu lift, sehingga mau tidak mau, Seok Jin turun duluan dari lift.

"Kau batu sekali." Kata-kata Seok Jin hanya dijawab dengan kedua bahu yang naik turun dengan cepat oleh Na Byul yang sedang berjalan di depannya saat ini, memandu ke ruang rawat inap Nara.

Tok tok tok

Kedua jari Na Byul mengetuk pintu kamar inap Nara dan terdengar suara yang menjawab dari dalam yang Seok Jin yakini itu pasti suara Nara juga.

"Nara-ya."

"Hey-yo," katanya lirih dengan tubuh yang kurus itu.

Seok Jin juga ikut berjalan masuk di belakang Na Byul dengan perlahan. "Lihat siapa yang datang."

Nara? Perempuan itu bahkan sudah mengenali sejak Seok Jin masuk ke dalam ruangan dengan masker dan topinya. Dia hanya bisa mengangkat tangan dan menutup mulutnya tak percaya.

Apakah ini nyata? Kim Seok Jin?

Nara tidak dapat berkata apa-apa saat ini saking tidak percayanya.

"Halo." Seok Jin melepas masker dan topinya, menampilkan senyum yang manis seperti yang dia lakukan kepada semua fansnya. "Apakah kau mengenaliku?"

Na Byul ikut tersenyum melihat temannya yang seperti sedang diambang kesenangan.

Kepala Nara naik turun pelan, masih dengan tatapan tak percaya dan tangan yang menutup mulutnya.

"Siapa?" tanya Seok Jin lembut.

"Kim.. Kim Seok Jin." Mata Nara berkedip beberapa kali karna masih tidak percaya. Lalu tangannya berusaha mencari tangan Na Byul yang ada di sampingnya sebelum ia menoleh ke Na Byul. "Kau. Apakah kau melihatnya juga? Aku tidak berhalusinasi, kan?"

Na Byul terkekeh dan menggeleng, "itu benar-benar Kim Seok Jin."

Rasanya Nara ingin berteriak sekarang, tapi suaranya seperti tidak keluar karna serak. Dia benar-benar senang sekali, dan itu terpancar jelas dari matanya yang berbinar senang. Na Byul dapat melihatnya dan ikut senang melihat itu.

Sepertinya tidak terlalu salah keputusannya ini.

[TBC]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro