Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

21. See you next time

Disclaimer : Masashi Kishimoto
________________________________
Enjoy Reading 💜💜
________________________________
.
.
.
.
Hari ini adalah akhir pekan yang ditunggu-tunggu oleh Kushina. Dia akan pergi ke Konoha dreamland dan bersenang-senang dengan Minato. Celana jeans panjang, baju rajut berwarna cream, dan rambut yang diikat menambah kesan cassual Kushina.

Jangan lupakan juga aksesoris gelang yang ia kenakan. Kushina berharap bahwa Minato juga akan memakai gelangnya juga, karena ketika mereka bertengkar Kushina tidak melihat Minato memakai gelang pemberiaanya. Setelah selesai dengan penampilannya Kushina mengirimkan pesan kepada Minato, bahwa mereka bertemu langsung saja di Konoha Dreamland didepan toko souvernir tempat mereka membeli gelang dan jepit rambut.

Sekali lagi Kushina melihat kamarnya, besok ia sudah tidak akan ada disini. Besok ia dan keluarga sudah pergi meninggalkan Konoha. Sudahlah tidak ada waktu lagi untuk mengenang, sekarang kesempatan untuk membuat kenangan sedang menunggu jadi jangan sampai terlewatkan.

"Kau yakin tidak akan memakai supir?" Tanya Tou-san pada Kushina.

"Seratus sepuluh persen aku yakin Tou-san. Ayolah aku sudah dewasa," jawab Kushina untuk kesekian kalinya. Bukan dia menentang hanya saja untuk kali ini ia ingin menjadi lamban. Ia ingin merekam segala sudut kota Konoha, bahkan hanya untuk sekedar sebatang pohon tua dipinggir jalan, Kushina akan merekamnya.

"Baiklah. Berhati-hatilah."

.....

Sedangkan disisi Minato, ia sedang mematut dirinya didepan cermin. Hadap kanan, hadap kiri, melihat-lihat apakah yang ia kenakan sudah tepat? Ia tidak ingin membuat dirinya jelek dihadapan Kushina. Walau Minato paham bahwa membuat dirinya jelek adalah sebuah kemustahilan.

Sekali lagi Minato melihat pantulan dirinya di cermin dan sekali lagi itupun ia terus memuji dirinya. Hingga sebuah teriakan membuyarkan kegiatannya.

"Minato aku pinjam motormu," adalah Juugo, sepupu besar Minato yang menyebalkan. Bagaimana bisa ia dengan seenak jidatnya meminjam motor Minato?

"Juugo aku akan pergi juga, kau pakailah yang Okaa-san," jawab sambil dirinya pergi ke halaman untuk menahan Juugo pergi. "Kau pakai saja mobil Okaa-san."

"Seandainya Obaa-san tidak pergi aku juga akan memilih mobil daripada motor jelekmu ini. Lagipula kau akan pergi kemana? Pakaian rapih seperti akan berkencan," goda Juugo.

Pipi Minato secara tidak sengaja mengeluarkan semburat warna merah yang tentu saja membuat Juugo percaya, bahwa sepupunya itu akan pergi berkencan.

"Terakhir kali kau berpakaian rapih saat berakhir pekan itu. Ketika kau akan pergi ke Konoha Dreamland, oh! Apa kau akan pergi kesana lagi? Apa kau akan berkencan lagi?" Lagi dan lagi. Juugo terus saja menggoda Minato yang bahkan sudah tidak bisa menjawab pertanyaan beruntun Juugo.

"Bu.. bukan urusan mu! Sudah turun dari motor ku dan naik saja angkutan umum."

Bukannya menurut, Juugo malah memberikan sebuah saran konyol. Ya, dia bilang bahwa jika ingin berkencan lebih baik naik kendaraan umum daripada kendaraan pribadi. Hei! Pemikiran darimana itu?

"Sudahlah aku pergi dulu, Jaa~" secepat mungkin Juugo menginjakkan pedal gas dan pergi meninggalkan Minato sendirian.

"Aish,, kenapa harus mempunyai sepupu yang menyebalkan!" Maka dengan berat sangat berat hati Minato akhirnya pergi dengan menaiki Bus kota. Berharap ia tidak akan telat datang ke Konoha Dreamland.

......

Minato berpikir bahwa dengan perginya Juugo yang membawa motor kesayangannya berarti hal buruk akan menimpanya. Namun dewi fortuna selalu berpihak kepadanya, karena ketika ia menaiki Bus ia melihat Kushina di bangku paling belakang dekat jendela.

"Aku pikir aku akan telat. Namun ternyata salah, kita malah bertemu di sebuah bus kota."

Kushina tersenyum senang, sebenarnya ia kaget karna bertemu dengan Minato di Bus. Ia malah berpikir bahwa Minato akan membawa motor kesayangannya.

"Kenapa tidak membawa motor?"

"Dibawa pergi oleh Juugo."

Dan hening kembali, terlalu canggung untuk mereka berdua berbincang dengan santai. Padahal sebelum Minato datang Kushina telah memikirkan topik apa saja yang akan dibicarakan sambil memilih wahana permainan. Namun ekspetasi selalu berlawanan dengan realita.

"Kenapa naik bus? Kerumunan akan membuatmu sesak napas," tanya Minato pada akhirnya. Sepertinya Minato sudah kesal dengan keheningan yang ada diantara mereka.

"Kau tenang saja aku sudah membawa inhaler dan juga aku hanya ingin berlama-lama di Konoha."

"Kau benar-benar akan pergi?"

Kushina terkesiap atas pertanyaan Minato. Ternyata Minato sudah tahu kalau ia akan pergi dari Konoha. "Ya, seperti yang kau tahu."

Dan setelah itu tidak ada lagi yang bertanya, hingga mereka sampai pada tujuan mereka Konoha Dreamland. Sebuah wahana terbesar di kota Konoha, ada ratusan permainan yang dihadirkan disana.

"Kita mulai darimana?" Tanya Minato ketika mereka telah masuk.

"Kita mulai dari Komedi putar dan berakhir di Rollercoaster," canda Kushina yang tentu saja ditolak mentah-mentah oleh Minato.

Ayolah, ini mungkin hari terakhir untuk mereka dan Kushina menginginkan akhir dengan Rollercoaster?

"Permainan terakhir harus Konoha Skylift," putus Minato. "Sekarang ayo kita bermain."

Seharian itu mereka bersenang-senang, memainkan wahana yang biasa saja sampai yang menguji adrenalin.

Sekarang mereka telah selesai dari rumah hantu dan sedang beristirahat di bangku taman yang disediakan oleh pihak wahana. Mereka berdua sedang memakan ice cream setelah itu pergi ke Konoha Skylift.
"Ayo, sekarang kita ke Konoha Skylift," ajak Minato.

Untunglah ketika mereka sampai di wahana Konoha Skylift antrian sudah agak mengurang jadi mereka tidak perlu mengantri lama. Hingga akhirnya sampailah kesempatan mereka untuk naik. Dalam Skylift mereka duduk berhadapan. Masih mengagumi keindahan kota Konoha hingga akhirnya Kushina berbicara.

"Aku akan pergi besok pukul delapan menuju Tokyo," ujar Kushina.

"Kau tidak ingin tinggal disini?"

"Aku ingin hanya saja aku juga tidak bisa meninggalkan kedua orang tuaku. Aku masih membutuhkan mereka."

"Kushina, apa aku boleh menunggumu kembali?" Tanya Minato yang membuat Kushina terdiam. Hingga akhirnya sebuah jawaban mutlak dikeluarkan oleh Kushina.

"Minato kita masih muda, masih banyak waktu, aku tidak ingin membiarkan kau dalam sebuah ketidakpastian. Lagipula, kita tidak pernah bisa menebak hati seseorang seperti apa?"

"Tapi Kushina-"

"Minato, jika memang kita terikat oleh takdir benang merah, maka kita akan saling berhubung. Mungkin saja aku baru kembali setelah sepuluh tahun pergi dan menemui mu dengan seorang wanita disampingmu dan seorang anak kecil yang memanggilmu Tou-san, mungkin?" Lagi, Kushina memberikan jawaban yang tegas.

Kushina hanya tidak ingin memberikan sebuah janji yang bahkan dirinya saja tidak tahu apa bisa menepatinya. "Jangan kekang hatimu, Minato."

"Ya, aku paham Kushina. Namun maukah kau berjanji padaku?"

"Asal tidak menunggu, yah aku akan berjanji."

"Berjanjilah untuk selalu bahagia dimanapun kau berada."

Kushina mengangguk, dan pada akhirnya mereka melakukan apa yang pernah terjadi. Konoha Skylift, senja, pemandangan kota Konoha, dan sebuah ciuman manis.

.....

Keesokan harinya, pukul 08.00 pagi.

Kushina kini berada di bandara, semalam ia sudah berbicara panjang lebar dengan Minato. Urusan mereka pun telah selesai, tak ada lagi yang dipendam, tak ada lagi sebuah kesalah pahaman, dan tidak ada lagi ego yang membentengi.

Mereka telah berbicara layaknya orang dewasa. Kini, Kushina dapat merasa senang atas kepindahannya.

Minato, aku berharap dimasa depan kita akan bertemu lagi. Walaupun keadaan telah berbeda.’






Bersambung~

Double up, teman-teman.....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro