Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

2. Troublemaker

Disclaimer : Masashi Kishimoto
A/N : OOC untuk kebutuhan cerita.
"...." dialog
'....' dialog dalam hati.

.....

"Perkenalkan nama saya Kushina Uzumaki, salam kenal semuanya."

Entah Kushina harus bersyukur atau malah harus menangisi takdirnya, karena seseorang yang tadi menabraknya ada dihadapannya atau dapat disebut sekelas dengan Kushina.

"Baiklah ada yang ingin ditanyakan kepada Uzumaki-san?" Izuna sensei memberikan peluang kepada anak-anak yang ingin bertanya kepada Kushina.

Sebagian besar yang bertanya adalah murid laki-laki namun Kushina tidak terlalu memperhatikannya, karena fokusnya kini dengan laki-laki berambut kuning seperti durian dan duduk di bangku nomor dua dari belakang.

"Uzumaki-san."

Kushina menengok ke arah suara bariton tersebut. Izuna sensei memberikan kode dimana ia akan duduk.

"Karena tidak ada bangku yang kosong selain di belakang Namikaze-san jadi kau duduk di sana, yah."

'Apa!'

Sungguh, sepertinya horoskop milik Kushina sedang menunjukan bahwa hari ini ia benar benar-benar sial. Bagaimana bisa ia duduk di belakang orang yang telah membuat harinya berantakan? Bagaimana? Bagaimana?

"Bagaimana Uzumaki-san?" Bahkan jika Kushina memohon kepada Izuna sensei untuk tidak duduk di bangku belakang tidak akan dengar, bukan? Baiklah untuk kali ini kau harus mengalah Kushina. Yah, mengalah pada keadaan.

Hanya dari depan kelas ke bangku belakang, namun rasanya Kushina seperti melakukan perjalanan jauh dari Konoha ke Suna. Ayolah, Kushina sangat yakin kalau dirinya tidak akan berakhir seperti di dalam drama-drama tv yang kakak iparnya selalu tonton -pembullian-.

Baiklah Kushina berjalan dengan tenang, tenang dan..

Brug

"Aw, sakit!" Seperti film film yang diputar cepat begitupula dengan keadaan Kushina sekarang. Kushina ingat bahwa tadi ia berjalan dengan tenang dan tiba-tiba ada benda panjang seperti balok kayu dan ia tersandung sampai jatuh.

Kushina dengan cepat menoleh ke arah kirinya dan benar saja laki-laki berambut kuning seperti durian itu pelakunya. Ia menatap kushina dengan tatapan merendahkan.

"Kau baik-baik saja Uzumaki-san?"

'Baik? Tentu tidak!'

Dengan cepat Kushina berdiri dan menghadap Izuna sensei. "Aku baik-baik saja sensei. Hanya tersandung BALOK KAYU," sepertinya penekanan pada kalimat terakhir mampu membuat laki-laki berambut kuning ini tersindir ia bahkan tidak menatap Kushina lagi, dengan cepat Kushina berjalan ke bangkunya dan mulai menyimak pelajaran yang diterangkan oleh Izuna sensei.

....

Minato sepertinya harus menarik semua umpatan-umpatan yang ia berikan tadi pagi. Pasalnya Dewi Fortuna masih berbaik hati berada di sampingnya. Bertemu kembali dengan seseorang yang telah membuat telinga Minato panas tentu hal yang tidak pernah Minato duga. Lagipula bukan salah Minato memberikan sedikit balas dendam bukan?

"Uzumaki-san, perkenalkan namaku Fugaku Uchiha ketua kelas," Minato tersenyum tipis mendengar percakapan di belakangnya.

"Balas dendam akan segera dimulai," gumam Minato.

....

Piano sonata No.13 karya Wolfgang Amadeus Mozart mengalun indah di telinga Kushina. Bel istirahat sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu namun Kushina tidak beranjak dari tempat duduknya. Ia masih malas untuk pergi ke kantin apalagi setelah insiden memalukan di pelajaran Izuna sensei.

"Uzumaki-san?" Kushina menoleh ke arah kanan setelah mendengar seseorang memanggilnya. Laki-laki berambut hitam dan wajah stoic berdiri disamping.

"Uzumaki-san perkenalkan namaku Fugaku Uchiha ketua kelas," Fugaku memperkenalkan dirinya dengan wajah dingin. "Aku ditugaskan untuk mengajakmu melihat-lihat sekolah barumu."

Kushina tidak memberikan respon kepada Fugaku, ia langsung beranjak dari tempat duduk dan berdiri di samping Fugaku. Namun belum selangkah mereka berjalan suara yang dibenci Kushina terdengar oleh pancaindra Kushina.

"Bagaimana kalau aku saja yang mangajaknya berkeliling sekolah taichou," Minato dengan cepat menginterupsi Kushina dan Fugaku. Ia tidak ingin ketinggalan kesempatan untuk membalaskan dendam kepada Kushina.

"Apa kau fukutaichou nya?" Kushina bertanya dengan sarkastik, ia tentu tidak ingin berjalan berdua dengan Minato. Bukankah lebih baik berjalan dengan patung es daripada harus berjalan dengan ular yang kapan saja dapat mematuknya.

Minato baru akan membuka mulut untuk menjawab pertanyaan Kushina, namun Fugaku malah mendahului Minato menjawab pertanyaan Kushina.

"Dia bukan fukutaichou-nya. Fukutaichou sedang mengikuti perlombaan jadi ia absen hari ini."

Minato mendelik ke arah Fugaku, tak bisakah laki-laki di depannya ini tutup mulut soal fukutaichou mereka.

"Baiklah aku memang bukan fukutaichou tapi aku juga murid kelas ini jadi aku juga punya hak untuk membantu murid baru, kan?" Minato menatap Kushina dengan penuh minat sedangkan Kushina? Kushina hanya mendengus mendengar penuturan Minato. Bagaimanapun ia tidak akan terperdaya akan kata-kata yang keluar dari mulut Minato.

"Kau tahu, kau mirip dengan tomat jika kau sedang menahan amarah."

"Apa!"

Brug.

"Aw," Minato menyentuh perutnya yang tadi di tendang oleh Kushina. Ia tidak menyangka kalau perempuan di hadapannya ini memiliki kekuatan yang besar.

"Dengar yah tuan Minato Namikaze!" Kushina sudah tidak bisa menahan emosinya lagi bagaimana bisa ia disamakan oleh sayuran berbentuk bulat dan berwarna merah tersebut, hah!

"Aku tidak ingin membuat masalah denganmu, jadi aku mohon untuk tidak menggangguku lagi," setelah mengatakan hal tersebut Kushina langsung keluar dari kelas.

"Di.. Dia seperti Siren saja. Sexy namun mematikan," Tsume Inuzuka yang mengatakan hal tersebut.

"Persetan dengan semua itu perutku sangat sakit sekarang ini."

"Aku.. Aku mencari dulu Uzumaki-san," Mikoto dengan cepat keluar kelas mencari Kushina.

....

Kebun binatang sekolah berada di belakang gedung musik. Kushina tidak pernah mengalihkan pandangannya dari hewan berbulu putih dan bertelinga panjang. Meskipun Kushina hanya melihat dari jarak yang lumayan jauh.

"Aku mencarimu seperti orang gila tadi ternyata kau disini," suara indah itu mengalun lembut di pendengaran Kushina dengan cepat menengok kearah belakang ia mendapati perempuan bersurai hitam legam dengan mata onyx mendekati dirinya.

"Namaku Mikoto Uchiha, kau bisa memanggilku Mikoto."
Kushina hanya diam mendengar perempuan itu memperkenalkan diri, sungguh ia bingung harus bersikap apa dihadapan perempuan ini.

"Minato memang suka seenak nya bila dengan murid baru, tapi ia memiliki hati yang baik."
Kushina diam tidak merespon, sebenarnya semua kekacauan ini tidak sepenuhnya salah Minato Kushina juga turut andil.

Mikoto tersenyum melihat Kushina yang sedang berpikir. "Kau suka kelinci? Mau aku bawakan?"

"Tidak!" Kushina menjawab dengan cepat dan lantang.

"Kenapa, Kushina? Boleh aku menyebutmu Kushina?"

"Aku.. Aku alergi terhadap bulu jadi jangan bawa kelinci itu kepada ku yah."

Mikoto tersenyum simpul mendengar penuturan Kushina. Untuk pertama kalinya Mikoto menghabiskan jam istirahat tanpa sahabat dan kekasihnya.

....

Kelas musik memanglah bukan kelas wajib untuk diikuti namun dalam kelas ini banyak sekali bakat-bakat yang luar biasa, karena murid-murid tersebut memiliki musikalitas yang tinggi baik dalam suara maupun alat musik tersebut.

Srekk. Suara pintu terbuka terlihat seorang wanita cantik masuk kedalam kelas.

"Dia itu guru musik sekaligus ibu dari Minato, Tsunade Namikaze," suara pelan Mikoto terdengar oleh pancaindra Kushina.

Kushina hanya dapat terdiam kagum ia masih tak percaya bahwa wanita cantik dihadapan nya adalah seorang ibu karena wajahnya menunjukan umur 20 tahun tidak seperti umur 40 tahunan.

"Aku dengar di kelasku ada seorang murid baru, dimana dia?"

Kushina mengangkat tangannya, bila saja ada seseorang yang memegang tangannya pasti ia merasakan rasa dingin di tangan Kushina.

"Oh kau, majulah dan perlihatkan kepadaku bakat musik apa yang kau miliki."

Kushina maju dengan tenang namun setelah didepan Kushina hanya diam tak berniat mengambil salah satu alat musik ataupun mulai menyanyikan sebuah lagu.

"Kenapa kau diam? Siapa namamu?" Tsunade bertanya dengan suara yang tegas.

"Namaku Kushina Uzumaki."

"Oh, Uzumaki. Baiklah katakan kepadaku kenapa kau tidak menunjukan bakatmu dihadapan semua orang?"

"Anu, sebenarnya tidak ada alat musik yang aku kuasai disini. Disini ada biola, piano, drum, gitar namun alat yang aku kuasai tidak ada."

"Memang apa yang kau kuasai?" Kali ini Minato yang bertanya. "Kau tahu murid-murid disini memiliki musikalitas yang tinggi, jadi kalau kau tidak memiliki pengetahuan tentang musik lebih baik kau keluar saja."

Kushina mengepal tangannya hingga buku-buku jarinya berwarna putih. "Aku berkata jujur dengan tidak ada alat musik yang ku kuasai disini karena alat musik yang ku kuasai adalah harpa!"

Semua orang yang berada di kelas musik terkejut dengan pengakuan Kushina, bagaimanapun seorang pemain harpa jarang dijumpai.

"Ekhm,Fugaku, Minato, Inoichi dan Chouza kalian bawa harpa yang berada di gudang!" Dengan cepat mereka berempat pergi ke gudang untuk membawakan harpa.

10 menit waktu mereka untuk membawa harpa. Kini harpa tersebut berada di tengah-tengah ruang musik. Kushina mulai memainkan harpanya. Alunan-alunan melodi yang keluar dari harpa sangat menyejukan jiwa.

"Pstt.. Minato bukankan itu musik klasik?"

Minato tidak mendengarkan pertanyaan Chouza, ia masih terpaku akan permainan Kushina hingga tanpa sadar ia menyebutkan judul dari lagu yang dimainkan oleh Kushina.

"Symphoni no.41 karya Wolfgang Amadeus Mozart."

Bersambung..

Pojok kamus :
Taichou : ketua
Fukutaichou : wakil ketua
Sensei : guru

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro