11. A date
Kushina turun dari motor Minato. Sejak keluar dari rumah sakit Minato sering mengantar jemput Kushina. Seperti sekarang ini, Minato pulang bareng Kushina setelah sekolah selesai.
"Oh ya! Kushina besok kau tidak ada acara?"
"Tidak memang kenapa?"
Minato tersenyum puas mendengar jawaban Kushina. "Besok pagi pukul tujuh aku akan menjemput mu. Kita akan pergi ke suatu tempat."
"Pergi kemana? Lagipula besok hari libur aku ingin menghabiskan waktu bersama Nee-san dan Aniki."
"Heh kau lupa dengan perjanjian kita," Kushina mengernyit tampak berpikir. Perjanjian? Ia merasa tidak memiliki perjanjian. "Kau benar-benar melupakannya?! Perjanjian dimana kau kalah main billiard Kushina!"
Kushina menatap Minato dengan horor. Kali ini ia ingat, betul-betul ingat akan perjanjian tersebut. Ah, sekarang ia menyesal karena telah terbawa nafsu pada saat itu.
"Sudahlah tidak penting juga. Yang harus kau ingat sekarang adalah kau masih jadi pesuruh ku untuk dua bulan kedepan. Dan besok pagi aku akan menjemputmu."
Kushina mengangguk paham. Lagipula membantahnya hanya akan menambah masalah. Dan ia cukup lelah untuk berdebat.
"Oh ya satu lagi."
"Apalagi hah?! Kau tau aku sangat lelah hari ini dan kau terus mengoceh seakan tidak ada hari esok," tanpa Kushina sadari ia telah berteriak terhadap Minato.
"Aku hanya akan mengatakan istirahat yang cukup dan jangan buat aku menunggu."
Kushina diam tertegun. Maksud Minato baik namun ia malah berteriak keras di hadapan Minato. "Maaf tadi sudah berteriak. Kalau begitu aku pamit masuk dulu."
Minato mengangguk tanda persetujuan. Ia pun menatap punggung Kushina yang semakin jauh masuk ke dalam rumah. Tanpa Minato sadari seulas senyum tercetak di wajah tampannya. Tidak sabar menunggu hari esok.
....
Sabtu, pukul 07.00 a.m
Kushina mematut dirinya di hadapan cermin. Baju berwarna biru dongker yang berlengan hanya sampai sikut, celana jeans, dan rambut merah yang dikucir kuda. Tidak lupa juga polesan make up natural menambah aura Kushina pagi itu.
Entah mengapa Kushina merasa ia seperti akan pergi berkencan dengan Minato. "Ini bukan kencan!" Racau Kushina ketika terbesit di pikirannya bahwa ia seperti berkencan. "Tapi... Dilihat darimana pun ini seperti kencan!"
"Oh jadi kau sudah rapi sepagi ini karena ingin kencan," suara dari arah pintu kamar membuat Kushina mengalihkan atensinya. Terlihat Rin sedang bersandar di daun pintu dengan tangan yang nenyilang di dada.
"Nee-san sedang apa di depan kamar ku?"
"Tentu saja memanggilmu Shina," Rin melangkah mendekati adik iparnya tersebut. "Minato-kun sudah menunggu di bawah. Ia sedang berbincang dengan Arashii sekarang."
Kushina mengangguk paham. Sekali lagi ia melihat ke cermin lalu bergegas pergi menemui Minato. Ia juga tidak lupa akan jaket Minato. Ketika sudah di lantai bawah, Kushina dapat mendengar obrolan antara Anikii nya dengan Minato.
Kushina berjalan mendekati mereka berdua. Tatapan Kushina tanpa sengaja terjatuh ke diri Minato. Baju berlengan pendek dan berwarna hitam membuat Minato terlihat sangat maskulin. Oh, dan jangan lupakan celana jeans yang dipakai oleh Minato.
Minato pun tidak berkedip ketika melihat Kushina sekarang. Pakaian nya yang sekarang membuat Kushina terlihat dewasa. "Kalau begitu kami pamit dulu Uzumaki-san. Permisi."
"Ya.. Ya pergilah, tapi jangan pulang larut malam," ucap Arashii .
Minato dan Kushina mengangguk paham lalu keluar dari rumah. Mereka pergi menuju motor Minato yang terparkir di halaman rumah Kushina.
"Sebenarnya kita mau kemana Minato?" Tanya Kushina sambil mengambil helm yang di sodorkan Minato.
"Ikuti saja aku. Lagipula aku tidak akan menculik mu."
Kushina mendengus kasar, bahkan disaat seperti ini Minato masih saja menyebalkan.
"Jangan lupa pakai jaket!" Dengan kasar Kushina memakai jaketnya dan menaiki motor Minato.
"Pegangan yang kuat!" Teriak Minato. Merasa Kushina telah berpegangan dengan kuat, Minato mulai menjalankan motornya. Membelah jalanan kota Konoha.
....
Konoha Dreamland, merupakan taman bermain di Konoha. Taman bermain ini selalu ramai di kunjungi oleh para pengunjung, baik pengunjung Konoha maupun luar Konoha. Dan kali ini Minato membawa Kushina ke Konoha Dreamland.
"Kenapa kita ke Konoha Dreamland Minato?" Tanya Kushina ketika mereka sudah berada di parkiran.
"Kenapa? Hmm... Bagaimana kalau aku sedang mengajakmu kencan?" Jawab Minato dengan mata menggodanya.
"Apa! Kencan!" Teriak Kushina histeris. Ia yakin kini wajahnya pasti sudah memerah seperti tomat.
"Ayolah Kushina, hanya sebuah kencan biasa. Kita bermain di Konoha Dreamland seharian ini. Hanya itu saja," rujuk Minato dengan puppy eyes nya.
Kushina tampak berpikir. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan tawaran Minato. Lagipula sudah beberapa bulan Kushina tinggal di Konoha ia belum pernah bermain keluar. Ia mungkin keluar hanya untuk pergi les harpa, mengunjungi kediaman Mikoto dan pergi untuk sekolah. Ah, tidak! Ia pernah sekali pergi ke game center, itupun atas perintah Minato.
"Baiklah aku ikut bermain. Dengan satu syarat, aku yang menentukan wahana permainannya."
"Setuju!" Dengan cepat Minato menarik tangan Kushina masuk ke taman bermain.
Ada banyak permainan di Konoha Dreamland. Mulai dari yang menantang adrenalin sampai yang horor semua ada di Konoha Dreamland.
Permainan pertama yang mereka mainkan adalah roller coaster. Roller coaster ini memiliki kecepatan 42km/jam.
"Apa kau yakin akan menaiki ini?" Tanya Minato.
"Tentu saja Minato! Ayo," Kushina menarik Minato untuk mengantri tiket.
Awalnya roller costear berjalan dengan normal. Namun lama kelamaan kecepatannya mulai menambah. Kushina dan Minato pun berteriak kencang seperti yang lainnya.
Permainan kedua bagi Minato dan Kushina adalah space shot. Permainan yang memacu adrenalin. Kushina dan Minato akan dibawa naik setinggi 60 meter kemudian turun dengan cepat.
Seharian itu Minato dan Kushina bermain sepuasnya. Mulai dari rumah hantu, komedi putar sampai panda car. Kini mereka sedang berjalan santai dengan Kushina yang sedang menikmati permen kapas dan Minato yang sedang meminum minuman kopinya.
"Minato ayo kesana!" Tunjuk Kushina kearah toko souvenir. Setelah masuk ke toko tersebut, Minato dan Kushina mulai berpencar mencari barang yang diinginkan.
Minato menuju tempat jepit rambut. Ia ingat bahwa Kushina sering memakai jepit rambut. Jadi Minato berinisiatif ingin memberikannya jepit rambut model daun.
Sedangkan Kushina sendiri. Ia berada di jajaran gelang, Kushina berniat membeli barang yang sepasang. Matanya terus menjajahi gelang-gelang yang berjajar rapi di etalase, sampai matanya bertemu dengan gelang yang ia rasa cocok untuk dirinya dan Minato.
Gelang QUEEN AND KING. Itu membuat Kushina jatuh hati pada pandangan pertama. Gelang QUEEN berwarna hijau tosqa dan gelang KING berwarna hitam.
"Minato pasti suka. Aku ambil yang ini saja," Kushina berjalan menuju kasir.
Setelah membayar barangnya Kushina pergi menuju Minato yang sedang berdiri diluar toko.
"Minato!" Tepuk Kushina ke bahu Minato. "Aku ada sesuatu untukmu."
Minato menerima bungkusan tersebut dengan rasa bingung. Ia membukanya dengan hati-hati. "Gelang?"
"Iya gelang. Aku pakai yang QUEEN dan kau pakai yang KING," tutur Kushina sambil memakai gelang miliknya. "Kenapa? Tidak suka ya?" Tanya Kushina ketika melihat Minato hanya diam saja.
"Hmm bagaimana kalau begini. Kau pakai yang KING dan aku pakai yang QUEEN."
"Kenapa?" Tanya Kushina.
"Karena aku ingin kau ingat bahwa kau memiliki seorang raja yang akan selalu menjagamu. Dan aku memiliki seorang ratu yang akan selalu berada di sampingku."
Kushina tidak tau harus menjawab apa atas pernyataan Minato. Mulutnya seolah tidak memiliki kekuatan untuk mengeluarkan suaranya.
"Aku juga memiliki hadiah untukmu. Tapi kau harus tutup matamu dulu," Minato tersenyum melihat Kushina menuruti keinginannya. Dengan cepat ia mengeluarkan jepit rambut dan memasangkannya di rambut Kushina. "Nah selesai. Sekarang kau buka mata mu dan lihat kearah jendela."
"Minato ini... Ini sangat indah," ucap Kushina dengan mata yang berkaca-kaca.
"Syukurlah kalau kau suka. Jadi apa kau masih ingin bermain?"
Kushina tersenyum senang. Masih ada satu permainan yang ingin ia naiki bersama Minato.
....
Konoha Sky Lift. Sebuah kincir besar yang merupakan ciri dari Konoha Dreamland. Dan sekaranglah Minato dan Kushina berada.
Di salahsatu kubik mereka berdua duduk saling berhadapan.
"Indahnya Konoha dari atas sky lift," ujar Kushina dengan wajah yang berbinar.
"Konoha dari atas sini memang indah. Tapi menurutku ada yang lebih indah dari pemandang Konoha."
"Lebih indah? Apa itu?" Tanya Kushina. Kini wajahnya sudah sejajar dengan wajah Minato.
"Kau Kushina. Kau lebih indah dari apapun."
Wajah Kushina memblushing seketika. Dan tanpa di sadari oleh Kushina, wajah Minato mulai mendekati wajah Kushina. Sampai tidak ada batas lagi bagi mereka berdua.
Diatas langit Konoha dengan senja sebagai bakcground, mereka berdua mengutarakan perasaan masing-masing. First kiss bagi mereka berdua.
Bersambung~
Dengan ini saya katakan bahwa fic ini akan HIATUS...
Mohon maaf semuanya saya akan menghilang lagi😥😭😭.
Maaf...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro