Part 5
KaRa balik nih menemani malam kalian, siapa yang nungguin?
PLAAKKK
(gk usah GR ya, Tik. Gk ad jga yg nungguin 😁)
Ad mulmedny tuh, Jazz nyanyiin buat yg lg Kasmaran nih 😄😀
Jgn lupa Vote n coment ya 😄
Happy reading 😉
Sejak Karamel kenal dengan Rafael membuat hidupnya lebih berwarna tanpa menghilangkan kecintaannya pada keluarga, terkadang di hari sabtu kalau dia keluar dengan Rafa maka mereka menyempatkan diri untuk makan malam di rumah. Sabtu kali ini giliran mereka menghabiskan waktu di rumah karena kondisi Rika yang kurang sehat membuat Kara tidak ingin keluar rumah, disela waktu istirahat Rika dan disitulah dia ngobrol banyak dengan Rafa.
“Aku perhatiin kalau kamu sayang banget ya sama keluarga kamu, padahal jarang ada cewek yang lebih mentingin keluarga daripada hangout bareng teman-temannya. Tapi kalau kamu beda jadi buat aku semakin kagum sama kamu, Kar.” Puji Rafael saat mereka sedang duduk di ayunan taman belakang.
“Aku juga belajar dari kak Riris kok, Kak. Tapi kan aku juga sering kumpul sama teman di luar sepulang ngantor.” Sahut Karamel yang sedikit malu karena Rafa terlalu memuji.
“Iya sih tapi kamu seimbang, maksudnya aku kalau kamu itu bisa memporsikan semuanya dengan takaran yang pas.” Balas Rafa memperbaiki pujiannya karena dia sadar kalau Kara seperti kurang nyaman dengan pujiannya, dan itu yang membuat Rafa senang dekat dengan Kara walaupun belum ada ikatan di antara mereka.
Dalam diri Rafa masih sebatas rasa kagum dan belum berani untuk memastikan perasaannya apalagi dia sudah mendengar dari Jonathan tentang ketakutan Kara untuk mau pacaran, itulah yang membuat Rafa masih ingin mengenali perasaannya terlebih dahulu.
“Kar, aku denger dari Andre kalau kamu mau pergi liburan bareng keluarga ya?” tanya Rafael mengalihkan pembicaraan.
“Iya, Kak. Mau ke Macau bulan depan tapi kak Riris gak ikut karena mereka lagi fokus sama persiapan pernikahan yang tinggal beberapa bulan lagi, so aku hanya pergi bareng Papi, Mami sama Alex.” Jawab Karamel menjelaskan tujuan liburannya secara detail.
“Dadakan atau emang udah direncanain, Kar?”
“Udah lama sih pengen liburan tapi baru terwujud, Kak. Aku udah rencanain dari beberapa bulan yang lalu dan bulan depan waktu yang tepat karena aku udah bisa cuti juga. Pengennya sih kak Riris sama kak Andre ikut biar lebih seru tapi kalau mereka masih belum pasti, tergantung jadwalnya kak Andre juga.”
“Iya, Kar. Andre juga udah ajuin izinnya sih tapi masih belum dijawab gitu, btw kamu nyaman kerja di bank, Kar?” tanya Rafa mulai mencoba untuk lebih dekat dengan Kara.
“Nyaman aja sih, Kak. Emang di tempat kakak ada lowongan dengan gaji yang menggiurkan, Kak?” canda Kara padahal di tempatnya Andre dan Rafa sudah pasti gajinya tinggi, karena mereka bekerja di perusahaan ekspor impor yang sedang naik daun di Jakarta.
“Kamu bisa aja sih, Kar.” Balas Rafa menanggapi candaan Karamel, sebenarnya dia semakin tertarik dengan Kara tapi 1 bulan baginya masih terlalu cepat untuk menyimpulkan perasaannya.
Mungkin akan tiba waktu yang tepat dan lagian kalau emang jodoh pasti gak akan ke mana pikirnya.
“Bukannya tempat kakak kerja itu perusahaan keluarga ya, Kak?” tanya Kara masih penasaran tentang perusahaan tempat Rafa dan calon kakak iparnya bekerja.
“Iya sih. Jadi itu perusahaan peninggalannya opa tapi yang bersedia melanjutkan hanya papanya aku sebagai anak tertua, dan sejak SMA emang udah direncanakan kalau aku dan Andre harus terjun membantu perusahaan makanya gitu tamat kuliah kita langsung kerja disitu deh.” Jawab Rafa panjang lebar tentang garis besar sejarah perusahaan.
“Terus kakak dan kak Andre langsung dapat posisi ini?” tanya Kara masih penasaran.
“Gak lah, Kar. Kita mah dari pegawai bawahan dulu terus waktu kuliah sempat magang di kantor, dan setelah tamat baru masuk jadi karyawan. Kalau aku dapat posisi ini setelah lulus S2. Aku juga menjabat sebagai direktur gantiin papa baru jalan 1 tahun kok.” Rafa memberi penjelasan lebih rinci lagi tentang dirinya mencapai karir.
“Kakak hebat karena diusia segini udah mapan, Kak. Udah baik, mapan plus ganteng lagi.” Puji Kara yang sebenarnya adalah ungkapan hatinya tapi dia gak mau kalau Rafael akan salah paham dan merusak hubungan pertemanan mereka, karena setelah dipikirkan oleh Kara kalau dia nyaman dengan hubungan mereka yang seperti ini daripada harus terikat dan akan ada sakit hati nantinya.
“Kamu bisa aja, aku masih muda juga kali, Kar.” Balas Rafael sedikit grogi karena mendengar Kara memujinya.
“Aku kan gak ada bilang kakak udah tua, usia kakak masih 29 tahun kan? Masih tergolong muda kok ya walaupun …” Karamel tidak melanjutkan ucapannya dan malah tertawa seperti sedang meledek Rafa.
Spontan kedua tangan Rafael mengacak rambut Kara yang masih sibuk menertawakan dirinya, Kara mencoba memberi perlawanan namun tidak berhasil sehingga rambutnya yang tadi rapi jadi berantakan karena ulah Rafael.
Keduanya pun tertawa melihat tingkah masing-masing yang masih sibuk saling membalas namun tetap Karamel yang kalah karena selain tubuh dan kekuatannya juga tidak sebanding dengan pria itu.
👣👣👣👣👣👣
Gimana?
Dapat gk feelny?
Knp pendek? Krna part ini hnya rasa KaRa udh saling kasmaran nih 😅😁
Yuk bantuin ak vote n coment biar nyemangatin ak lg nh.
Next gk?
Makasi ya yg msh setia buat baca cerita abal-abal ini 😆😆
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro