Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Jealous (chap 4)

Author's Pov
.
.
.

Kamu menatap kunikida, seniormu yang banyak bicara itu dengan ekspresi, bingung.

"Etto.. Kunikida-san bukankah tugasku itu hanya menemani dan menyelesaikan misinya Ranpo-san?" kamu bertanya dengan ekspresi bingungmu.

"Ya. Itu," Kunikida hanya menjawab singkat dan dia masih menatap layar komputernya.

"Lalu kenapa aku harus ke tempatnya ranpo-san dan membangunkannya?" kamu bertanya dengan penuh kesabaran.

Akhirnya kamu mendapat respon dari seniormu itu.

"Kaukan asistennya," jawab Kunikida singkat. Jelas. Dan membuatmu terdiam.

.
.
.
Skip
.
.
.

Kamu memencet bel dengan malas-malas di suatu rumah yang sederhana.

Sekali

Duakali

Tigakali

Kamu mulai tidak sabar karena tidak ada jawaban, akhirnya kamu memencetnya berkali kali.
Tampak kamu melampiaskan kekesalan ke tombol bel itu hingga kamu tidak menyadari bahwa pintu itu sudah terbuka oleh seseorang.

"Oi berisik," kamu berhenti menekan bel dan menatap orang yang bersangkutan dengan bel itu.

Kamu menatap lelaki itu dengan sebelah alis yang terangkat.
"Kau kenapa?" kamu bertanya sambil melihat keadaan orang itu yang tampak kurang baik hari ini.

"Kenapa kau kesini?" laki-laki itu tampak mengabaikan pertanyaanmu itu dan melihatmu bagaikan hama. Kamu hanya mendengus.

"Maaf sekali jika kedatanganku ini membuat tidur indahmu itu jadi terusik wahai detektif," kamu berujar sarkastik.
"Tapi harusnya kamu tidak lupa ingatan atau otakmu itu harusnya masih punya memori tentang misimu itu," lanjutmu dan menatap mata lelaki itu yang terlihat malas dan masih mengantuk.

"Aku malas," lelaki itu atau detektif nomor satu yang bernama ranpo itu hendak menutup pintu tapi kamu menahan pintu itu agar tidak tertutup.

"Dengar ya Ranpo," kamu tidak memakai embel-embel san karena kamu kesal dan kamu merasa bahwa ranpo dan kamu hanya terpaut 3 tahun dan tentunya kamu yang lebih muda.
"Aku itu bukan hanya mengurusimu yang seperti bayi besar, aku punya kehidupanku sendiri, aku masih ingin punya masa depan yang cerah," kamu berucap panjang lebar yang agak di dramatisir dan hanya di balas dengusan oleh ranpo.

"Lalu urusanku?" ranpo bertanya dengan melihatmu.

"Tentu saja cepat selesaikan misi ini dan jawab pertanyaan dari pria itu," kata kamu mulai kesal. Ranpo terdiam.

Kamu masih sabar karena ini adalah misi yang di tugaskan dari sachou kepadamu.

"Baiklah," ranpo menjawab
"Tapi bisakah kau melepas pintu ini dulu?" tanya ranpo kepadamu dan kamu hanya menuruti ranpo karena kamu pikir ranpo sudah setuju tapi sayangnya.

Blamm

Pintu itu tertutup tepat di depan wajahmu.

"RANPO," kamu menggedor pintu itu dengan kesal.

Dan di dalam tepatnya di balik pintu itu ranpo hanya tersenyum kecil karena bisa mengerjaimu.

.
.
.

Kamu menatap tidak suka kearah ranpo yang sekarang berjalan di depanmu. Kamu berusaha ingin mendahului ranpo tapi sayang ranpo selalu menghalangi jalanmu.

"Asisten tetap di belakang," kata dia tersenyum mengejek.
Kamu cemberut dan hanya menuruti keinginan detektif itu.

Ketika kalian sudah sampai di depan pintu agency dan akhirnya kamu bisa melewati ranpo dan langsung membuka pintu itu ternyata agency sedang kedatangan tamu.

"Ah [YourName]-chan," sapa tamu itu yang ternyata adalah poe.

"Poe-kun," sapa kamu terkejut, poe adalah teman kamu, dulu dia pernah datang ke agency sewaktu acara perektutan anggota baru si kyouka. Dan entah kenapa kamu dan poe menjadi akrab padahal dulu poe sangat mengagumi ranpo mungkin sekarang masih tapi kamu tidak tau.

Poe tersenyum kearahku dan juga ranpo.
"Hallo ranpo-kun," sapa dia, ranpo hanya mengangguk saja entah mungkin dia masih mengantuk.

"Kenapa kesini?" tanya kamu sambil tersenyum. Poe hanya menatapmu dengan ekspresi salah tingkah.

"Anuu..", poe menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan menatapmu ragu-ragu.

"Katanya dia mau mengajakmu kencan lho", celetuk naomi dan kamu hanya diam saja masih menatap poe.

"Aku hanya ingin mengajakmu makan ice cream," kata poe melihatmu ragu-ragu. Kamu menatap poe sambil berpikir.
"Refreshing sekali-kali boleh tuh," batin kamu.

"Tidak boleh," itu bukan kamu yang menjawab melainkan ranpo yang menjawabnya. Kamu melihat ranpo dengan tatapan-kok-kamu-yang-jawab-
Tapi ranpo hanya cuek saja.

"Aku ingin pergi kok," kata kamu melihat ranpo dengan tidak suka.

"Tidak boleh kau dan aku itu harus selesaikan misi ini dengan cepat bukankah itu kata-katamu tadi," kata ranpo melarang kamu untuk pergi.

"Tapi aku ingin pergi," kamu tetap keras kepala.

"Tidak boleh"

"Pergi"

"Tidak boleh"

"Pokoknya pergi"

"Pokoknya tidak boleh," kamu kesal dan kamu menarik tangan poe agar keluar dari ruangan itu.
Tapi belum sempat kamu keluar ranpo bersuara lagi.
"Kalau kau keluar maka kau kupecat jadi asistenku," ranpo berkata sedikit mengancam. Kamu hanya melirik ranpo lalu mengabaikan perkataannya.
Ranpo menatap kepergian kamu dan poe dengan kesal dan entah kenapa mood ranpo memburuk.

.
.
.

Yosano menatap ranpo dengan pandangan memaklumi, sekarang suasana hati ranpo sedang buruk, yosano bisa merasakan itu. Tidak ada yang berani mendekati ranpo yang sedang dalam mood buruk, tapi yosano tampak tidak takut dan menghampiri ranpo di meja kerjanya. Suasana di ruangan agency sedang sepi karena beberapa ada yang misi dan beberapa ada yang tidak mau terkena imbas dari suasana mood ranpo.
Yosano menatap ranpo yang sedang menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya seperti biasa.

"Ranpo kau kenapa?" yosano mulai membuka suara, tapi ranpo hanya diam.

"Kalau kau diam terus seperti itu kau malah semakin seram," kata yosano sedikit tertawa. Ranpo bereaksi.
"Dilarang tertawa," ucapnya yang masih dalam posisinya yang tadi.
Yosano menghela nafas. "Jadi kau sudah temukan jawaban untuk misimu itu?" kali ini yosano mencari topik lain dan itu mendapat reaksi ranpo yang mulai mengganti posisinya jadi bersandar pada kursi walau matanya masih tertutup.

"Belum," jawab ranpo singkat.

"Kenapa?" tanya yosano.

Ranpo hanya mendengus
"Karena pertanyaannya itu tidak cocok untukku," ranpo cemberut seperti anak kecil.
"Lagipula si asisten itu tidak membantuku sama sekali dan dia malah pergi bersama lelaki yang payah itu," lanjut ranpo kesal. Yosano hanya tersenyum.

"Kau marah karena asisten itu sama sekali tidak membantu atau kau marah karena asisten itu pergi dengan poe?" yosano bertanya dan ranpo hanya terdiam.

"Tentu saja karena asisten itu tidak membantuku dan sangat payah, dia juga pergi dengan lelaki yang payah itu," ranpo cemberut. Yosano hanya terkekeh.

"Kau hanya cemburu ranpo," kata yosano dan ranpo membuka matanya dan menatap yosano.

"Tidak," ranpo mengelak.

"Kau hanya cemburu saja bahwa [YourName] lebih memilih jalan dengan poe daripada kamu, benarkan?" yosano menggoda dan ranpo tampak cuek walau dia memikirkan kalimat yosano.

"Cemburu ya?" batin ranpo memikirkan kata itu.

.
.
.

Kamu berjalan pulang setelah kamu habis makan ice cream dengan poe rasanya mood kamu kembali baik.

"Ternyata makan yang manis itu bagus untuk meningkatkan mood ya," batin kamu sambil tersenyum dan kamu juga menenteng beberapa ice cream untuk di bawa pulang. Kamu melihat langit yang sudah mulai berwarna agak orange menandakan sudah sore hari. Kamu berjalan melewati taman dan kamu melihat sosok yang kamu kenal dengan baju yang nyentrik ala detektif sedang memberi makan seekor kucing. Kamu menatap orang itu dan mendekat.

"Ranpo-san," kamu menyapa ranpo dan yang disapa hanya menatap kamu.

"Sedang apa disini?" tanya kamu dan ranpo hanya menjawab "Kau tidak lihat," kamu hanya bersabar dengan jawaban ranpo yang agak ketus itu.
Lalu kamu melihat kantung yang berisi ice cream milikmu.

"Mau ice cream?" tanya kamu sambil memegang bungkusan ice cream kearah ranpo.
Ranpo melirik.
"Itu dari si orang itu ya?" tanya ranpo tanpa sadar dan kamu hanya memiringkan kepala.

"Tidak. Ini aku yang beli," kata kamu dan ranpo dengan sigap langsung mengambilnya dan mulai memakannya.

Kamu hanya menatap ranpo yang memakan ice cream seperti anak kecil itu.

Ranpo melihatmu.

"Yang tadi itu.." ranpo menggantungkan kalimatnya dan menatap kamu dengan pandangan yang tidak ketebak.
Kamu menatap bingung.
"Yang tadi itu?" tanya kamu.

"Aku tidak serius," kata ranpo. Kamu hanya menatapnya bingung.

"Aku tidak serius memecatmu," jawabnya cepat dan ranpo berbicara tanpa melihat kearahmu. Kamu langsung ingat.

"Ah ya tidak apa-apa," kata kamu tersenyum dan ranpo yang melihatmu tersenyum hanya memandangimu saja.

"Besok bangunkan aku lagi", kata ranpo cepat. Kamu hanya menatap bingung.
"Eh?"

Ranpo mendengus dan berjalan meninggalkan kamu sendirian di taman.

"Besok bangunkan aku lagi," ulang ranpo dari jauh dan kamu yang mendengar itu hanya menatap bingung.

"Kenapa aku?" tanyamu kepada ranpo yang masih berdiri agak jauh darimu.

Ranpo terdiam.

"Karena kamu asistenku," ucapnya sambil tersenyum

To be continued
Semoga bagus dan jika berkenan berikan vote dan komen jika ada pendapat.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro