Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Prolog

Pertunangan.

Setahu Denok, tunangan adalah sebuah stage, atau jenjang dimana suatu hubungan bisa dikatakan lanjut dan serius. Sebelum adanya pernikahan, tunangan sering disebut mengikatkan dua manusia yang belum sepenuhnya bersama dalam sebuah janji Tuhan.

Itu artinya, sudah ada kesepakatan dan kesediaan diantara dua orang antara wanita dan pria.

Denok hanya gadis berusia dua puluh tahun yang hijau akan pengalaman cinta. Biasanya, hari Sabtu begini dia akan melewati hari-harinya dengan macam cara yang bisa dikategorikan kegiatan anak gadis.

Shopping, hangout dengan sahabat satu-satunya yang dia miliki, Abigail, ke salon, pergi mengunjungi bar, cafe, memilah dan mencari produk kecantikan terbaik di gerai toko kecantikan bersama Abby.

Tapi itu dulu.

Denok tahu hidupnya sudah berubah total.

Malam ini, dress Zuhair Murad yang dia kenakan tampak gelap seperti auranya. Kenapa dia harus memilih dress dark floral di hari pertunangannya? Karena Denok sendiri tidak yakin hidupnya akan baik-baik saja. Jangan-jangan setelah ini, kegelapan akan menghantuinya.

Seperti pria yang baru saja memasangkan cincin di jari manisnya ini. Seluruh tamu ballroom Four Seasons itu tersenyum dan bertepuk tangan. Bagi kaum yang tidak tahu apa arti dibalik pertunangan ini, yang mereka lihat betapa beruntungnya Denok bisa bertunangan dengan putra tunggal seperti Luki Amidjaja yang tengah berdiri di sisinya.

Tapi bagi kaum old money yang mengerti akan cara kerja uang, persatuan antara Luki dan Denok hanya lah sebatas persatuan nama dua keluarga yang bisa menguntungkan satu sama lain. Bagi kaum old money, cinta memang tidak berharga dibandingkan nama keluarga.

Harta, tahta, martabat.

Andai saja Papanya tidak terkena stroke, dan Pamannya tidak mengambil alih kekuasaan Papanya, Denok rasa dia akan baik-baik saja dan menjalani harinya dengan normal tanpa harus bertunangan dengan lelaki berwajah ketus, buronan, dan mengesalkan.

Tahu wajah para penjahat berdarah dingin? Atau wajah para napi yang terkena hukum pidana? Sama! Wajah itu sama seperti wajah Luki Amidjaja yang tidak ada manisnya sama sekali.

Pria yang berdiri di sebelahnya ini adalah kebanggaan semua orang—katanya, tapi Denok tidak bisa merasa bahwa dia akan bangga memiliki pria seperti Luki.

Akan jadi apa hubungannya nanti?

Ya Tuhan, Denok memikirkan bagaimana masa depannya nanti. Jika dia harus bertahan dan menikah lalu hidup bersama dengan Luki sampai tua, apa tidak kasihan pada generasi yang akan lahir? Maksudnya, Denok ini perempuan dan jelas dia harus melahirkan seorang generasi Amidjaja.

Shit, kesal sekali rasanya.

"De," kata Pamannya, Edgar Djatiwibowo yang merangkul Denok dengan sangat erat.

Bagi Denok, Edgar Djatiwibowo adalah pria selain Papanya yang jelas akan melindungi dirinya. Edgar Djatiwibowo tidak mempunyai anak maupun istri, itu kenapa dia terlihat hidup selibat—dan bagi Edgar, menyayangi keponakannya Denok adalah kewajibannya.

"Selamat ya," Edgar menepuk bahu Luki Amidjaja kali ini. "Kalian harus bisa saling menghargai satu sama lain, nggak apa-apa.. kalau kalian butuh proses dan waktu untuk mengenal satu sama lain,"

Denok menghela napasnya dengan berat. Acara pertunangan ini begitu freak, apa lagi jika melihat bagaimana orang-orang yang datang dan hanya memberikan wajah munafik mereka seakan ikut bahagia padahal kenyataannya, mereka semua menggosipkan satu sama lain.

Tolong, jangan lupakan Festival Gossip yang sudah bertahan puluhan tahun di kalangan grup Chindo dan kalangan atas para konglomerat pribumi

"Saya mengerti, Om." ujar Luki pada Edgar, lalu kedua mata Luki bersitubruk dengan kedua mata Denok. "... saya mungkin harus membimbing Denok,"

APA?

BERANI-BERANINYA PRIA ITU BILANG MEMBIMBINGKU?!

Denok membulatkan matanya dengan tidak suka. "Maaf Mas Luki, saya bukan anak kecil yang harus dibimbing, kalau Mas Luki lupa saya itu tunangan Mas Luki." jawab Denok dengan senyumannya.

Persetan, memangnya dia anak kecil yang harus dibimbing hanya untuk buang air kecil? Ini hubungan! Astaga, sebuah hubungan di mata Luki Amidjaja tidak hanya lebih dari sebuah jalan untuk saling membimbing, kalau seperti itu, lebih baik Denok jadi biarawati saja.

Denok hampir saja terbuai oleh omongan Abby sahabatnya yang mengatakan bahwa perjodohan itu memiliki banyak keuntungan. Tapi bagaimana bisa Denok merasa untung? Orang pria yang jadi pasangannya saja kelihatannya tidak tertarik pada Denok.

Apa kurangnya Denok, sih? Jangan bicarakan sial kekurangannya dulu deh, Denok sadar diri kalau dia punya pengalaman nol besar dalam segala hal! Apa lagi dalam menilai laki-laki, instingnya masih belum sekuat itu untuk bisa merasakan galau!

"Saya nggak mungkin lupa, Denok." jawab Luki tak mau kalah.

Lihat, bagaimana menyebalkan Luki yang baru saja menyebut namanya. "... kamu memang tunangan saya, duh harusnya saya memperhatikan kamu lebih jeli, kamu terlihat lebih manusiawi ketika bertemu daripada foto yang Om Edgar kirim."

Foto apa itu?

Denok melirik Pamannya dan menuntut jawaban. "De," Edgar mengusap puncak kepalanya. "Itu foto yang Om dapatkan dari Chen, maaf ya.."

Chen, Personal Assistant Papanya yang entah sekarang hilang kemana setelah Papanya jatuh sakit. Entah kenapa semua orang pergi begitu saja ketika Papanya mengalami kemunduran dalam hidupnya, bukan itu saja! Bahkan Mamanya sendiri, istri Papanya saja kabur entah kemana, dan dia kini terjebak bertunangan dengan Luki Amidjaja. Begitu mirisnya hidup Denok.

"Foto mana?!"

"Foto kamu waktu di Barcelona,"

Denok menyipitkan matanya, foto yang mana ini? Duh... harusnya Edgar menunjukkan foto Denok yang terbaik pada Luki Amidjaja dan keluarganya. Apa jangan-jangan, selama ini keluarga Amidjaja malah memandangnya remeh karena sebuah foto? Ah! Sialan, foto mana yang Chen berikan pada keluarga Amidjdja?!

Kini, Denok bisa melihat wajah pongah Luki dan senyumannya yang menyebalkan. Kenapa, sih?! Pria itu memandangnya dengan begitu kurang ajar.

***

Bagaimana nih prolognya? Review dong review.
Kalau kalian penasaran, aku bakal berusaha update tiap hari😌. Oh ya, cerita ini bakal jadi cerita pertama aku yang hmm... bagaimana menjelaskannya ya wkwkwk.

Bagi yang geli sama kisah lebay, too much romantic aku saranin nggak usah baca takutnya cerita ini bakal jadi cerita paling lebay yang pernah aku buat. Sebetulnya nggak lebay juga sih.

Pengen aja buat cerita yang manis setelah kalian dibuat kesal dengan cerita Kaia dan Indra, iya kan?☺️

Cerita ini nggak akan fokus pada dua pemain saja, di dalam cerita ini bakal banyak manusia yang buat kalian sama-sama ikut ke dalam kisah mereka. Jadi, makanya aku kasih tahu... cerita ini betulan nggak akan berat.

Enjoy, happy vibes, anti angst-angst club.

Aku si penulis yang sedang mencoba genre berbeda.

Izinkan aku untuk share kebahagiaan lewat tulisanku ya! Semoga kalian semua suka!🥰

***

Disclaimer :
Cerita ini murni karangan
penulis. Nama, tempat,
waktu dan ketidaksengajaan
lainnya, hanya didapatkan
saat penulis membuat
cerita ini.

Warning :

Mature content

Mood swings

Romance

Comedy

Chicklit

***

Denok's moodboards :

Luki moodboards:

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro