3
Ayano's pov
Aku tidak bisa menerima semua ini, ini bukanlah sesuatu yang bisa di terima oleh akal sehat. Pertama, aku dan 15 orang lainnya, terdampar di sebuah kota terpencil dan angker. Seingatku, aku sedang merebahkan diri di kamar, sambil memikirkan sesorang, dan kemudian, aku sudah berada disini. Lalu, sebuah boneka beruang hitam-putih datang dan menyuruh kami untuk membunuh satu sama lain jika ingin keluar dari tempat ini. Membunuh orang lain untuk keluar dari sini, yang benar saja, aku lebih memilih disini daripada harus membunuh orang. Dan sekarang, Manba-kun atau Yamanbagiri, orang yang mulai dekat denganku, di tuduh sebagai pembunuh yang telah membunuh Tsurumaru dengan brutal.
Kami disuruh membunuh satu sama lain, tapi jika sampai ketahuan, maka kami akan dibunuh. PERATURAN MACAM APA ITU. Gila, boneka beruang ini benar-benar gila, siapa sih yang mengendalikannya, pasti yang mengendalikan boneka itu benar-benar tidak waras. Setelah melihat eksekusi Ichigo beberapa hari lalu, aku semakin yakin bahwa pengendali boneka itu benar-benar tidak waras.
Beruntung disini ada tiga lagi perempuan, walaupun cuma kami bertiga, tapi itu cukup buatku. Walaupun sifat mereka bertolak belakang, tapi mereka sangat dekat. Riku yang sifatnya sama dengan Tsurumaru, walaupun dia tidak suka menjahili orang, dan Yukino yang kalem dan bisa mengontrol emosinya dan juga Ayumi-senpai yang sering menjadi teman bertengkar Tsurumaru.
Dan, walaupun Manba-kun di tuduh sebagai pembunuh, tapi dia terlihat sangat kalem untuk orang yang sedang terpojok. Hei, setidaknya menyangkal lah sedikit.
Riku's pov
Kelas sidang itu berlanjut dengan sangat menegangkan. Semua orang terlihat serius, bahkan Kuri-chan yang bisanya hanya memasang wajah datar pun mengikutinya dengan serius. Aku sesekali melirik kearah Ayano-chan yang terlihat serius berpikir. Lalu, aku melihat kearah Yamanbagiri, dia terlihat biasa saja, tapi, apakah sorotan matanya itu menunjukkan penyesalan? Entahlah, aku tidak yakin. Hei kalian, kenapa tak ada yang mengangkat suara?
"Tidak mungkin Manba-kun yang membunuh bangau itu. Mungkin saja, bangau itu sendiri mencoba menjahili seseorang lagi, tapi malah membunuh dirinya sendiri," Ayano-chan akhirnya angkat suara, tapi apa memang seperti itu kejadiannya?
"Tsurumaru memang orang yang jahil, tapi mana mungkin dia melakukan itu sampai tidak memikirkan akibatnya. Dan dari sisi manapun, luka sayatan itu tidak mungkin dilakukan oleh dirinya sendiri, luka sayatan itu juga sangat rapi, jadi aku menuduh Shokudaikiri dan Yamanbagiri. Tapi, Shokudaikiri saat itu sedang sakit, makanya yang paling kucurigai hanya Yamanbagiri," jelas Kashuu, dialah yang memecahkan kasus pembunuhan Kasen beberapa hari lalu.
"Kalau sayatan rapi, bukannya semua bisa dijadikan tersangka? Semua disini bisa memakai pisau dengan benar,kan?" Aku memutuskan memberikan argumenku, setahuku memang semua disini bisa memakai benda tajam seperti pisau dan lainnya.
"Riku benar," Yukino bersuara, "semuanya pandai memakai pisau, tapi apa itu alasan yang kuat?"
"Kalian benar, kalau sayatan rapi, semua yang disini juga bisa," jawab Kashuu pada akhirnya, "kita beralih ke bukti selanjutnya, Yagen menemukan sebuah kain putih berlumuran darah,"
"Sudah pasti itu tudung yang biasa Yamanbagiri pakai," Yagen sepertinya mencurigai Yamanbagiri.
"Tidak. Pasti pelakunya menggunakan itu agar Manba-kun yang menjadi tertuduh," Ayano-chan kembali menyangkal. Dan wajah Yamanbagiri semakin dipenuhi oleh Rasa penyesalan.
Little time skip~~
No One's pov
Kashuu terlihat menggunakan triknya, agar sang pelaku mengakui kesalahannya. Sempat terpikir olehnya kenapa Ayano terlalu melindungi Yamanbagiri, apa mereka ada hubungan special, ini juga sama seperti Ayumi dan Ichigo. Sepertinya ia harus lebih dekat dengan mereka.
"Tidak mungkin, Manba-kun yang membunuh Tsurumaru, pasti itu Shokudaikiri, tidak mungkin, tidak mungkin, TIDAK MUNGKIN!" Ayano kembali menyangkal.
"Tenanglah Ayano-chan," Riku menatap Ayano dengan tatapan prihatin, begitu juga dengan Ayumi, tapi tidak dengan Yukino, ia terlihat biasa saja.
"Tidak mungkin. Jika Manba-kun yang membunuh, apa yang dia pakai untuk membunuh bangau itu?" Ayano melontarkan pertanyaaan, berharap Kashuu tidak bisa menjawabnya. Tapi tentu saja Kashuu bisa menjawabnya, ia sudah memikirkan itu.
"Yamanbagiri memakai pisau belati yang tajam, pisau itu terlihat berbeda dari seluruh pisau belati yang ada di sini. Ia sempat berdebat dengan Tsurumaru, sesuai dengan apa yang di katakan oleh Mikazuki sebelum dia membunuh Tsurumaru. Dan pisau itu dicampakkan ke dalam hutan untuk menghilangkan bagian yang barang bukti penting. Benarkah itu, Yamanbagiri Kunihiro?" Kashuu mengakhiri nya dengan menatap kea rah Yamanbagiri.
"Itu benar. Maaf, Aya-chan," ucap Yamanbagiri pada akhirnya. "Maaf, aku melanggar janji itu, aku tak bisa membiarkan bangau itu mencoba membunuhmu. Aku menggunakan pisau itu, karena kau mengatakan bahwa aku boleh menggunakan itu untuk melindungi diri sendiri dan orang yang kusayangi. Dan aku tidak akan terima jika kau dibunuh oleh bangau itu, jadi aku akan melindungimu dengan membunuhnya terlebih dahulu. Aku minta maaf," Yamanbagiri terlihat menundukkan kepalanya, menangis? Mungkin saja.
Ayano terlihat sangat kaget, mendengar pengakuan dari Yamanbagiri, air matanya terus keluar, ia tak bisa menerima bahwa ia tak akan bisa bersama dengan Yamanbagiri lagi. Padahal baru beberapa hari mereka dekat, tapi sekarang Yamanbagiri akan di eksekusi dengan eksekusi sadis milik Monokuma, siapa tahu eksekusi sadis macam apa yang akan dihadapi Yamanbagiri setelah ini.
"Manba-kun bodoh, kenapa kau melakukan itu, kau kan tahu apa yang akan terjadi jika kau melakukan itu, bodoh," teriaknya kepada Yamanbagiri yang sedang menundukkan kepalanya.
"Maaf....," lirihnya.
"Upupupu~ cukup dramanya, ayo kita lakukan voting," suara Monokuma memecah keheningan, yang lain hanya mengangguk.
Voting dilakukan dan semua menunjuk Yamanbagiri sebagai tersangka. Sebenarnya Ayano tidak ingin, tapi walaupun ia memilih yang lain Yamanbagiri juga akan tetap di eksekusi.
"Upupupu~ kalian semua benar, Yamanbagiri Kunihiro lah yang membunuh Tsurumaru Kuninaga. Dengan ini marilah kita lakukan eksekusi untuknya, dan menambah aura putus asa yang ada di diri kalian," ucap Monokuma, mengeluarkan palu untuk di pukulkan ke tombol eksekusi.
Yamanbagiri Kunihiro has been found guilty. It's time for our despairing punishment.
Dengan kata-kata itu berada di layar, Yamanbagiri di tarik ke ruang eksekusi oleh Monokuma. Eksekusi brutal yang di rancang oleh Monokuma sendiri. Ayano hanya menangis, tak dapat melihat eksekusi itu. Tapi, sebelum eksekusi itu berakhir, Ayano sempat melihat kearah Yamanbagiri yang seakan mengatakan sesuatu, dan itu membuat Ayano kembali menangis.
'Aya-chan, maaf..... daisuki, Ayano-chan,'
.
.
.
Setelah eksekusi berakhir, Monokuma datang membawakan tudung Yamanbagiri yang sudah berlumuran dengan darahnya, lalu meletakkannya di depan Ayano. "sangat putus asa," ucapnya sebelum pergi.
Ayano yang melihat tudung itu, langsung mengambilnya dan memeluknya, lalu memakainya, "baka......," lirihnya, ia mengikuti yang lainnya, dan memutuskan untuk berdiam diri di kamarnya selama beberapa hari.
'Manba-kun, daisuki mo,'
.
.
***
Work lama
Cuma pindah tempat aja
Wkwkwk
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro