Bab 10-2 🔞🔞
Original Story Created by: Wiedee
Editor story Plus NC part created by: Risicy💕
Ok... Ini adalah lanjutan dari bab 10 part 1.. Semoga kalian suka.. Happy Reading..
Maaf kalau NC nya masih rada GJ.. Tp aku berusaha membuat yang terbaik. 😏
---
Bar Xxx
Jo Pov
Aku sampai di Bar ini jam 21.00 dan segera naik ke lantai khusus untuk VVIP. Lantai khusus VVIP terletak di lantai dua bar ini. Dari lantai dua kita bisa melihat orang-orang yang menari di lantai bawah.
Hanya orang-orang yang memiliki kartu khusus atau pelanggan tetap yang bisa masuk ke ruangan VVIP ini dan kebayakan orang ruangan ini adalah public figur sehingga terjaga keamanannya.
Aku lalu berjalan ke arah bar untuk memesan minuman dan duduk disana. Saat aku sedang menikmati kesendirianku dan mendengarkan lagu yang diputar sambil di temani segelas Vodka Collins.
Aku mendengar suara seseorang yang menyapaku.
"Hai Phi.. Sendirian saja?"
Saat aku menoleh, ternyata dia adalah Ben.
"Hai Ben.. Iya.."
Aku mengatakan itu sambil mengambil gelas yang berisikan Vodka Collins dan mengesapnya sedikit.
"Bolehkah aku menemani Phi disini?"
"Yeah.. Silakan duduk saja.."
Lalu aku melihat Ben segera duduk dan dia sudah berganti pakaian dari tadi sore. Sekarang dia terlihat memakai kemeja putih dan celana jeans biru. Dia terlihat keren.
Kami lalu segera berbincang-bincang sambil minum-minum tentunya.
Entah mengapa setiap aku berbicara dengannya, aku merasa kami sangat cocok dan terasa sangat nyaman. Ben sangat pintar dan selalu ada saja bahan yang bisa kami bicarakan dan aku sangat senang saat mendengar dia berbicara atau berdebat tentang suatu hal dengannya. 😅
Tidak terasa aku sudah menghabiskan gelas ke 5 Vodka Collins ini. Aku lalu bersiap-siap ingin berdiri karena ingin pergi ke kamar mandi.
"Phi mau pergi kemana?"
"Mau ke toilet.."
Aku mengatakan itu dan saat aku berdiri, tubuhku terasa oleng, mungkin karena aku sudah terlalu banyak minum atau karena kakiku salah mengambil tempat untuk berpijak karena kursi di bar ini sangat tinggi.
Saat aku merasa bahwa aku akan terjatuh, tetapi.. Ben segera menangkap pinggangku.
Saat dia melakukan itu, kembali samar-samar aku mencium aroma parfum yang terasa maskulin menggelitik hidungku sehingga membuat jantungku sedikit berdebar-debar. 🥰
"Phi.. Apakah kamu tidak apa-apa?"
"Hm.. Iya.. Aku baik-baik saja.."
Lalu aku mulai berjalan lagi setelah dia melepaskan pinggangku, tetapi.. karena merasa pusing karena pengaruh alkohol, aku kembali lagi akan terjatuh.
"Sebaiknya aku mengantar Phi.. Aku takut Phi akan terjatuh lagi.."
Aku mendengar suara Ben dari belakang dan dia kembali melingkarkan lengannya di pinggangku. Kali ini aku tidak membantahnya lagi.
"Hm.. Baiklah.."
Kami lalu bersama-sama jalan ke toilet. Aku hanya sedikit menyandarkan kepalaku di dadanya.
---
Ben Pov
Aku merasa bosan di apartmentku dan memilih untuk pergi ke Bar Xx langganku.
Tidak membutuhkan waktu lama aku sampai di Bar Xx. Saat aku naik ke lantai 2 bar ini dan mengedarkan pandanganku.. Aku melihat P'Jo sedang duduk dan minum seperti dia sedang sendirian di depan bar. 😏
Kesempatan emas untuk mendekati P'Jo tidak datang dua kali.. Ayo pergi dan dapatkan dirinya..
Aku mengatakan itu di dalam hatiku. Yeah.. Aku mengakui bahwa aku mulai merasa tertarik dengan P'Jo saat kami sama-sama bermain di series Be Mine Superstar. Meskipun di series itu.. dia bukan lawan mainku.
Tetapi.. aku merasa dia sangat manis dan imut. Aku sangat suka padanya. 😊
Aku lalu mendekatinya dan kami sempat berbincang-bincang dengan seru. Setelah beberapa saat kami berbicara, P'Jo mengatakan dia akan ke toilet tetapi saat dia turun dari kursi, entah mengapa.. tubuhnya limbung dan aku dengan sigap menangkap pinggangnya.
Saat menangkap pinggangnya.. Aku merasakan pinggangnya sangat kecil dan pas di tanganku dan aku juga mencium aroma parfumnya yang terasa manis dan memabukkan. 😊
Tetapi.. dia tidak ingin aku antar ke toilet pada awalnya dan terpaksa aku melepaskannya. Meskipun aku melihat dia terlihat sudah mabuk.
Jadi.. aku mengikuti dia dari belakang karena takut dia akan terjatuh lagi di Bar yang sangat ramai ini. Beberapa saat kemudian.. benar saja apa yang aku takutkan terjadi lagi, dia ingin terjatuh lagi.
Untung saja aku segera menangkap pinggangnya lagi dan kali ini dia tidak melawan ketika aku akan membantunya ke toilet. Dia bahkan menyandarkan kepalanya di dadaku sehingga aku semakin mempererat lenganku yang ada di pinggangnya.
Tanpa Jo dan Ben sadari.. Ada seseorang yang diam-diam memotret mereka dan merekam kejadian itu. Orang itu bahkan mengikuti mereka sampai ke dalam toilet. 😏
---
Kamar Mandi Bar Xxx
Ben Pov
Saat kami masuk ke dalam kamar mandi, aku melihat ada 1 bilik yang terlihat ada tanda perbaikan dan bilik itu berada di tengah. Selebihnya toilet ini terlihat kosong. Yeah.. Mungkin karena ini lantai VVIP makanya tidak terlalu banyak orang juga.
Karena tadi P'Jo mengatakan dia ingin pipis, makanya aku membawa dia ke arah bagian untuk pipis.
Aku menepuk-nepuk pipinya sedikit agar dia kembali sadar.
"Phi.. Phi.. Kita sudah sampai kamar mandi. Selesikan urusanmu dulu.. Aku akan berbalik.."
"Hm.."
P'Jo bergumam dan mulai menyelesaikan urusannya. Aku menunggunya dengan membalikkan badanku ke belakang tetapi tetap berdiri di dekatnya karena aku takut dia akan terjatuh.
Tidak lama.. P'Jo sedikit mendorong tubuhku dan berjalan dengan sedikit semopoyongan ke wastafel untuk mencuci tangan. Setelah mencuci tangannya, aku melihat P'Jo.. membekap mulutnya lalu..
"Huek..Huek.."
Saat aku mendengar dia ingin muntah, aku segera memegang lengannya dan membawa dia ke bilik sebelah kiri agar dia bisa muntah di toilet.
P'Jo mulai muntah dan aku berdiri di belakangnya untuk mengurut lehernya. Tidak lama.. aku melihat P'Jo mulai menidurkan kepalanya di atas dudukan toilet.
"Phi.. Jangan tidur disini.. Ayo berdiri.."
Aku mengatakan itu dan mulai membangunkan tubuh P'Jo dengan susah payah. Lalu aku mendudukan dia di atas toilet dan berpikir akan menggendongnya dari belakang.
Tetapi.. saat aku akan berbalik..
Sret!
P'Jo menarik tanganku sehingga aku segera menunduk dengan menghadapnya lalu.. dia menahan kedua wajahku dan..
Kiss 😘
Dia mencium bibirku lalu setelah beberapa saat dia melepasku dan mulai tertawa..
"Hehe.. P'Tod bibirmu sangat manis.. Jo suka.."
P'Jo mengatakan itu sambil memainkan bibirku dengan jari telunjuknya. Aku segera menggengam tangannya agar tidak memainkan bibirku dan melihat dia sedikit mengerutkan keningnya lalu mempoutkan bibirnya.
Huh? P'Tod? Apakah P'Jo benaran pacaran dengan P'Tod?
Pertanyaan itu mucul begitu saja di dalam pikiranku. 🙄
Saat aku masih berpikir, aku mendengar P'Jo bergumam lagi..
"P'Tod.. ayo cium Jo lagi.. Jo kangen P'Tod hehehe.."
Aku memandangi P'Jo beberapa saat, lalu dia mengibaskan tangannya yang aku genggam sehingga terlepas kemudian segera mengalungkan kedua lengannya di leherku. Dia menatap mataku dengan tatapan memohon. 🥺
Aku melihat bahwa P'Jo terlihat sangat imut dan menggemaskan jika sedang mabuk berbeda jika tidak mabuk dia terlihat dingin dan tidak bersahabat.
Huff.. Baiklah.. malam ini biarkan aku menjadi P'Tod untuk P'Jo dan memilikinya. 😏
Aku mengatakan itu dalam hatiku dan berbicara kepada P'Jo.
"Baiklah.. Aku akan mencium Phi lagi, tetapi.. bisakah Phi melepaskan aku dulu? Aku ingin menutup pintu dulu tidak enak jika dilihat banyak orang.. Malu.."
Saat aku mengatakan itu, P'Jo menganggukkan kepalanya dan melepaskan kedua lengannya. Aku lalu berbalik dan menutup bilik toilet ini.
Bruk! Cklek!
Setelah aku menutup bilik toilet ini dan mengunci pintunya agar tidak ada yang menggangu kami. Aku kembali berbalik dan berkata kepada P'Jo.
"Sekarang Phi sudah boleh menciumku lagi.. Ayo berdiri.."
Setelah aku mengatakan itu, P'Jo segera berdiri dan sedikit semopoyongan sehingga aku mengulurkan tanganku untuk memegangi pinggangnya agar dia tidak terjatuh.
Dia mulai mendekatkan wajahnya ke arahku, memegangi wajahku dan memejamkan matanya.
Kiss 😘
Dia mulai menciumku dengan lembut dan ketika aku membalasnya, tangannya kembali mengalung di leherku. Dia sedikit mendorong tubuhku ke pintu sehingga terdengar suara tubuhku yang menabrak pintu yang sudah aku tutup dengan kencang.
Bruk!
"Ughh..."
Aku sedikit melenguh karena punggungku terasa sakit. 😣
Lalu.. setelah beberapa saat P'Jo yang mendominasi ciuman kami, dia ingin menyudahinya. Tetapi.. aku segera menahan tengkuknya sehingga kami kembali berciuman lagi.
Kami kali ini berciuman dengan panas sampai lidah kami saling membelit dan aku mendengar suara P'Jo melenguh.
"Uhm...um.. ah.."
Tubuh kami juga saling menempel dengan erat. Aku merasakan junior P'Jo seperti sudah berdiri sehingga aku mulai menggerakkan tubuhku ke arahnya. P'Jo terlihat mulai bergerak-gerak gelisah mungkin dia ingin di puaskan dan tiba-tiba.. dia menepuk-nepuk dadaku mungkin karena kehabisan oksigen.
Lalu aku menjauhkan bibirku darinya agar dia bisa bernapas.
"Ha...ha.. ha.."
P'Jo terlihat terengah-engah dan menyenderkan kepalanya di bahuku. Aku mengusap-usap belakang punggungnya untuk menenangkan dia.
Setelah melihatnya sedikit tenang.. Aku lalu berkata..
"Phi.. sebaiknya kita kembali minum-minum lagi untuk menenangkan diri yuk.."
"Hm.. Aku akan merapihkan bajuku dulu.. Kamu keluar dulu saja.."
"Baiklah.."
Aku lalu segera membuka bilik ini dan keluar. Aku membiarkan P'Jo menenangkan dirinya dulu dan merapihkan bajunya lagi. 😊
---
Di dalam Bilik Toilet
Jo Pov
Saat Ben mengatakan agar kami kembali minum-minum, aku kembali tersadar.
Aku sedikit merasa malu karena aku tadi sempat berhalusinasi bahwa yang menciumku adalah P'Tod. Meskipun saat kami berciuman, aku sedikit merasa bingung mengapa P'Tod memangil aku Phi bukan Jo atau N'Jo. 🙄
Tetapi aku hanya mengabaikan dan menikmati ciuman yang di berikan oleh Ben. Dia sangat manis dan sabar saat aku muntah tadi serta dia tidak terlihat jijik melihat aku muntah.
Aku sedikit menggelengkan kepalaku dan bersandar di pintu lalu memukul ringan kepalaku sendiri agar kembali tersadar.
Aizz.. Jo.. Mengapa kamu begitu bodoh.. Kenapa kamu menciumnya? Kenapa kamu bisa berpikir Ben adalah P'Tod.. Bodoh! Dasar Bodoh!!
Aku memikirkan itu dan sedikit mengacak-acak rambutku. 😣
Tetapi.. ciuman Ben sungguh memabukkan..
Aku mengatakan itu dan mengelus bibiku yang masih terasa bengkak. Lalu aku menggelengkan kepalaku dan mulai merapihkan pakaianku serta rambutku. Sebelum aku akhirnya berjalan keluar dari bilik toilet ini.
---
Kamar Mandi
Jo Pov
Setelah aku keluar dari bilik kamar mandi, aku tidak melihat Ben ada di dalam kamar mandi ini. Aku berpikir mungkin dia menungguku di depan pintu kamar mandi.
Aku lalu berjalan menuju wastafel dan merapihkan rambutku. Aku lalu membuka keran dan membasahi wajahku agar terasa lebih segera lalu mengelapnya dengan tissu.
Setelah itu, aku mengeluarkan lip balm dan memakai bedak tipis-tipis lagi agar wajahku tidak terlalu terlihat pucat. Saat aku berpikir penampilanku sudah kembali sempurna, aku segera berjalan ke luar kamar mandi.
---
Luar Kamar Mandi
Jo Pov
Saat aku membuka pintu kamar mandi, aku melihat Ben sedang bersabar di samping pintu kamar mandi. Dia terlihat sangat keren.
"Ah.. Phi, kamu sudah selesai?"
"Hm.."
"Ayo kita kembali minum-minum.."
Ben segera menarik tanganku dan aku sedikit menepisnya. Dia lalu berbalik untuk menatapku.
"Kenapa Phi?"
Aku melihat jam tanganku dan sekarang sudah jam 22.30.
"Hm.. Aku ingin pulang.."
"Ini belum tengah malam Phi.. Untuk apa buru-buru pulang? Lebih baik kita minum-minum lagi.. Nanti aku yang akan mengantarkan Phi pulang tenang saja.."
Saat mendengar perkataan Ben, aku berpikir sejenak. 🙄
Hm.. benar juga untuk apa aku buru-buru pulang? P'Tod tidak ada di rumah hari ini pasti akan terasa sepi.. Lebih baik aku minum-minum dengan Ben dan bersenang-senang dengannya..
"Hm.. Baiklah.."
Aku menyetujui ajakkan Ben dan kami berdua berjalan kembali ke dalam Bar. Tetapi... kali ini kami tidak duduk di depan bar, melainkan Ben mengajak aku duduk di sofa yang sedikit berada di bagian sudut pojok Bar ini.
---
Sudut Bar
Jo Pov
Kami lalu duduk di atas sofa dengan Ben duduk di sampingku. Kami lalu kembali memesan minuman dan kali ini aku memesan Brandy sedang Ben hanya bir.
Kami lalu kembali berbincang-bincang dan aku merasakan tangan Ben tersampir di bahuku. Aku hanya mendiamkan saja dan terus berbicara dengannya. Tanpa aku sadari.. aku sudah menghabiskan 1 botol Brandy sendirian.
"Ugh.."
Aku mulai kembali merasakan kepalaku berputar dan aku yakin batas alkohol yang aku minum sudah melebihi batasku. Aku lalu memijat kepalaku.
"Kamu kenapa Phi?"
"Hm.. Sepertinya aku benar-benar harus pulang sekarang.. Aku sudah mulai kembali merasa pusing.."
"Apakah kamu benar-benar ingin pulang Phi? Tidak ingin bersenang-senang denganku dulu?"
Aku mendengar Ben berbisik di dekat telingaku dan menjilat telingaku.
"Ugh.."
Aku sedikit melenguh dan secara refleks mendekatkan diriku padanya. Aku menyenderkan kepalaku di dadanya yang bidang dan hangat itu.
Ben lalu mengulurkan tangannya untuk mendongakan kepalaku lalu dia mendekatkan wajahnya ke wajahku. Saat dia semakin mendekat, aku memejamkan mataku.
Kiss 😘
Kami kembali berciuman lagi yang awalnya hanya kecupan ringan, lama-lama berubah menjadi panas dan lidah kami saling terbelit. Aku hanya bisa melingkarkan kedua lenganku ke lehernya.
"Uhm..Uhm.."
Aku melenguh dengan pelan saat Ben terus menciumku tanpa henti dan aku merasakan tangan Ben mulai menyentuh juniorku lalu mengelusnya dengan pelan.
"Ugh.. Uhm.."
Aku kembali melenguh dan entah bagaimana aku merasakan bahwa aku ada di pangkuannya dengan aku yang duduk miring. Aku merasakan tangan Ben mulai masuk ke dalam kemeja dan mengelus putting dadaku lalu mencubitnya.
"Uuhh.. Ahh.."
Aku melenguh dan melepaskan ciuman kami. Aku membuka mataku dan menatapnya. 🥺
Lalu Ben mendekatkan bibirnya ke dekat leherku, menciumnya dengan pelan lalu menggigitnya.
"Ahh.. Um.."
Aku hanya bisa menyembunyikan wajahku di ceruk lehernya dan memeluknya dengan erat. 😣
"Phi.. sekarang apakah kamu yakin ingin pulang? Sepertinya juniormu ingin dipuaskan. Apakah kamu ingin kita melanjutkannya? Aku memiliki kamar di lantai atas bar ini.."
Ben berbisik di dekat telingaku lalu dia menjilati telingaku dan mengecup leherku sehingga aku hanya pasrah dan menganggukkan kepalaku.
Setelah aku menganggukkan kepalaku.. Ben berkata lagi..
"Phi.. Apakah kamu bisa berdiri atau aku gendong?"
"Hm.. Aku bisa berdiri.. hehehe.."
Aku mengatakan itu dan mulai turun dari atas pangkuannya, membetulkan pakaianku sebentar. Lalu berdiri untuk mengikuti Ben.
Entah kenapa aku menyetujui ajakkannya. Mungkin karena aku sudah lama tidak dipuaskan oleh P'Tod makanya aku sangat ingin dipuaskan oleh Ben. 😟
Saat aku berdiri.. Ben segera merangkul pinggangku dan kami berjalan beriringan menuju lift. Sebenarnya kepalaku sudah benar-benar terasa pusing dan aku ingin segera tidur. Tetapi.. aku juga ingin dipuaskan olehnya.
Tidak lama lift yang kami tunggu terbuka dan kami masuk ke dalamnya. Ben segera memencet lantai paling atas di gedung ini. Lift segera membawa kami dengan cepat ke lantai paling atas gedung ini.
Tringg..
Saat pintu lift terbuka lagi.. Aku melihat ada tulisan..
Esklusif Room
Lalu Ben memapah aku keluar lift menuju penjaga yang berada di depan pintu kaca. Aku melihat Ben mengeluarkan sebuah kartu dan penjaga itu segera membukankan pintu kaca ini untuknya.
Kami lalu masuk lagi ke dalam dan aku melihat hanya ada 5 pintu kamar di dalam lantai ini. Kami hanya terus berjalan sampai kami berada di depan salah satu pintu yang ada Tulisan Benjamin.
---
Esklusif Room
Ben Pov
Aku segera menempelkan kartu di depan kamar ini dan membukanya. Aku masih memapah P'Jo yang masih menyenderkan kepalanya di dadaku.
Brak!
Aku segera menutupnya dan pintu ini otomatis terkunci. Lalu aku menaruh kartu di dinding agar menyalakan ruangan ini. Setelah itu aku berbalik dan mendorong P'Jo agar bersender ke pintu.
Bruk!
Aku segera kembali mencium bibirnya.
Kiss 😘
Pada awalnya aku merasakan P'Jo sedikit terkejut tetapi dia segera menyambut ciumanku dan melingkarkan lengannya lagi di leherku.
Ciuman kami yang awalnya terasa manis dan lembut lama-lama menjadi semakin panas dan intens. Tanganku terangkat untuk membuka kacing kemeja P'Jo satu per satu tanpa melepaskan ciuman kami, lalu setelah kancing kemeja terlepas, aku melepaskan kemeja itu dan melemparkannya.
Aku mulai menurunkan ciumanku ke arah jakun, leher, lalu ke dua puttingnya.
P'Jo hanya terdengar mendesah dan sedikit meremas rambut saat aku mengulum dan menghisap kedua putting dadanya secara bergantian.
"Uhm.. ah.. ah.. P'Tod.. ah.. enak.."
Lagi-lagi aku mendengar kata P'Tod keluar dari mulut P'Jo. 😑
Aku segera menghentikan apa yang aku lalukan lalu kembali berdiri dan berbisik di dekat telinganya dengan tanganku yang mulai membuka kancing celana jeansnya.
"Phi.. Tolong sebut namaku.. Aku bukan P'Tod.. Tolong sebut Ben.. Ben.. Ingat itu atau aku tidak akan melanjutkan semua ini.."
Aku mengatakan itu sambil tanganku mengelus juniornya yang sudah menengang dengan pelan setelah aku menurunkan celana jeansnya.
"Uhm... Ah.. P'Tod.. ah.."
"Ben.. Ben.. Phi.. Ben.. Yang sedang memuaskanmu saat ini adalah Ben.. Ayo sebutkan namaku dan aku akan semakin memuaskanmu.."
Aku mengocok juniornya dan menghisap lehernya untuk memberikan tanda.
"Uhm.. ah.. B..ennn.. ah...ah.."
"Good boy.. Aku akan segera memuaskanmu sayang.."
Aku lalu segera melepaskan celana jeas dan celana dalam P'Jo dengan sekali tarik lalu membuangnya. Setelah itu aku segera berlutut untuk memanjakan juniornya yang terlihat imut-imut dan juga putih.
Aku mengendus-endus juniornya dan melihat junior itu bergerak-gerak. Lalu aku mulai mengeluarkan lidahku untuk menjilati bagian kepala juniornya.
Slrup.. Slurp..
"Ah.. ah.. hm.."
Saat aku menjilati kepala juniornya, P'Jo mencengkram rambutku dan saat aku mendongakkan kepalaku dia terlihat memejamkan matanya.
"Apakah enak Phi?"
Aku melihat P'Jo membuka matanya sedikit dan menganggukkan kepalanya.
Aku lalu mulai memasukkan juniornya ke dalam mulutku dan tanganku memainkan bola kembarnya. Aku memaju mundurkan kepalaku dengan tempo yang awalnya sedang, tetapi.. saat mendengar suara desahan P'Jo semakin kencang, aku semakin mempercepat gerakkan mulutku. Saat aku semakin mempercepatnya, aku merasakan juniornya semakin membesar dan P'Jo mulai ikut menggerakan pinggulnya.
Bahkan aku hampir saja tersedak oleh juniornya.
"Ah.. ah.. Be...Beeenn.. Aku.. um.. Sudah.. ah.. tidak tahan.."
Aku yang mendengar suara desahan P'Jo segera melepaskan juniornya dari mulutku dan mendapatkan protes darinya dengan menatapku dengan tajam.
Aku lalu mencium bibirnya lagi.. Aku mulai melepaskan celana jeans dan celana dalamku juga. Lalu menggerakan tanganku untuk menyatukan junior kami dan mengocoknya bersama-sama.
Saat aku melakukan hal itu, P'Jo memelukku dengan erat sambil mendesah di dekat telingaku. Lalu tidak lama P'Jo mendapatkan klimaksnya.
"Hah.. hah...hah.."
Aku mendengar dia bernapas dengan terengah-engah dan aku berbisik di telinganya.
"Ini belum selsai Phi.. Ayo berbaliklah.. Aku akan segera memuaskanmu.."
Lalu aku mulai membalik tubuh P'Jo untuk menghadap ke pintu dan mulai meregangkan kedua kakinya. Aku berjongkok lagi dan mulai membuka kedua belahan pantatnya yang putih dan merona seperti buah persik.
Aku lalu mulai mengulurkan lidahku untuk menggoda lubangnya yang terlihat memerah dan berkedut-kedut ingin dipuaskan.
Slurp.. Slurp.. Slurp..
Aku mulai menjilati lubangnya dan memasukkan lidahku beberapa kali lalu dengan perlahan-lahan mulai memasukkan satu jariku yang sudah berlumuran sperma P'Jo untuk mempersiapkan lubangnya untuk menerima juniorku yang besar dan panjang ini. 😏
"Uh.. um.. ah.."
Saat aku mulai memasukkan jariku ke dalam lubangnya untuk memperlebarnya, P'Jo terdengar mendesah dan bergerak-gerak secara tidak nyaman. Lalu saat ini aku sudah memasukkan jariku dan menggerakannya dengan cepat keluar masuk di lubangnya sehingga desahan P'Jo semakin keras.
Saat aku merasakan lubangnya berkedut-kedut tanda dia akan klimaks, aku mengeluarkan tanganku dan memposisikan juniorku di dekat lubangnya.
"Bersiap-siaplah lah Phi merasakan kenikmatan surgawi.."
Setelah itu.. aku mulai perlahan-lahan memasukkan juniorku ke dalam tubuhnya..Aku merasakan tubuh P'Jo sempat menegang sehingga aku berbisik di dekat telinganya.
"Rileks Phi.. atau ini tidak akan bisa masuk.."
Aku mengatakan itu dan mencium leher serta pundaknya. Tanganku juga bergerak untuk mengocok juniornya agar P'Jo merasa rileks.
Tidak membutuhkan waktu lama juniorku masuk sepenuhnya ke dalam lubang P'Jo. Aku melihat dia mengeluarkan air matanya. Aku mengangkat tanganku untuk mengusapnya dan membiarkan juniorku dulu agar dia merasa terbiasa.
Setelah beberapa saat..
"Phi.. Bolehkah aku mulai bergerak?"
P'Jo hanya menganggukkan kepalanya saja dan aku mulai menggerakkan juniorku secara perlahan-lahan maju mundur.
"Ah.. um.. ah.. ah.."
Tidak lama di dalam ruangan ini hanya terdengar suara desahan kami berdua dan suara tubrukan daging yang menggema keras.
Aku sempat mengubah posisi kami dengan P'Jo yang menghadapku dan aku mengangkat satu kakinya agar tersampir di pinggangku. Meskipun kami tetap melakukannya dengan posisi berdiri.
P'Jo hanya bisa menutup matanya dan melingkarkan lengannya di bahuku serta mendesah sampai akhirnya aku klimaks.
Lalu P'Jo terlihat menidurkan kepalanya di atas bahuku dan dia tertidur.
Aku lalu menggendongnya dengan gaya koala setelah melepaskan juniorku lalu membaringkannya di atas tempat tidur.
Setelah itu, aku masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diriku terlebih dulu lalu membawa baskom berisi air hangat beserta haduk kecil untuk membersihkan tubuh P'Jo.
Lalu setelah semua bersih, aku segera menyibak selimut dan menariknya mendekatiku. Kami masih dalam posisi telanjang bulat. 😅
Saat aku menarik kepalanya untuk bersender di dadaku, aku mendengar dia bergumam.
"Hm.."
"Hhuusss.. Tidurlah lagi Phi.. Aku tahu kamu pasti lelah.. Mimpi indah ya.."
Kiss 😘
Aku mencium keningnya lalu melihat bahwa sekarang sudah jam 24.00. Lalu aku mulai membaringkan diriku sambil memeluk P'Jo dan memejamkan mataku. Tidak berapa lama aku pun tertidur. 😴
---
Keesokan Paginya
Eksekutif Room
Jo Pov
"Ugh.. arghh.."
Aku mulai terbagun dengan kepala yang terasa sakit dan merasakan tubuhku juga sakit. Aku melihat ada tangan seseorang yang melingkari pinggangku.
Hm.. Tangan siapa ni? Apakah tangan P'Tod? Tetapi.. selama aku pergi ke bar dan minum-minum dengan Ben.. Jangan bilang.. 😨
Aku lalu mulai membalikkan tubuhku perlahan-lahan untuk melihat orang yang memelukku dan saat aku membalikkan tubuhku...
Aku melihat Ben yang masih tertidur. 😨
Sial!! Semalam.. apakah aku melakukan seks dengan Ben??!! Oh No!! Jo.. Mengapa kamu begitu bodoh!!
Aku mengutuki diriku sendiri yang semalam begitu mabuk dan tidak menyadari bahwa aku melakukan seks dengan Ben. Aku mengangkat tanganku untuk menutupi mataku beberapa saat dan aku lalu melirik ke arah jam di dinding ruangan ini.. Sekarang sudah jam 05.30.
Lebih baik aku pergi sekarang sebelum Ben bangun.. Aku tidak ingin suasana menjadi canggung..
Aku mengatakan itu dan mulai membangunkan diriku perlahan-lahan, tetapi..
Hug 🤗
"Phi Jo... Phi mau kemana ini masih pagi.."
Aku mendengar suara Ben yang masih serak bertanya kepadaku sambil dia memeluk pinggangku dan menahanku sehingga aku harus berbalik menghadapnya lagi.
"Hm.. Kamu sudah bangun Ben? Phi.. ingin pulang heheh.."
Aku mengatakan itu sambil tersenyum. 🙂
Tetapi Ben menarik pinggangku dan membekap tubuhku sehingga aku tidak bisa bergerak.
"Uhm.. Ben.. bisakah kamu melepaskan aku? Kamu sangat berat.."
Aku mengatakan itu dan berusaha untuk melepaskan pelukkan Ben.
"Tidak mau.. Aku masih mau memeluk Phi dan melakukan morning seks denganmu.."
Ben mengatakan itu dan mulai mendekatkan wajahnya ke arah wajahku. Semakin aku melihat wajahnya mendekat, aku mulai memejamkan mataku. 😣
Kiss 😘
Aku merasakan bibir Ben yang terasa lembut mulai mencium bibirku dan aku hanya pasrah membalas ciumannya. Ciuman kami yang awalnya hanya saling melumat mulai semakin panas.
Aku tidak sadar bahwa saat ini Ben sudah mengangkai aku dan berada di atas tubuhku. Aku baru sadar saat aku menepuk dadanya agar aku bisa bernapas.
"Hah.. Hah.. Hah.."
Saat aku masih terengah-engah, aku mendengar Ben mengatakan..
"Saatnya morning seks Phi.."
Setelah dia mengatakan itu, dia mencium bibirku lagi lalu turun ke leherku dan ke arah dadaku. Aku melihat dia menjulurkan lidahnya untuk menggoda kedua puttingku lalu menghisapnya dengan kuat sehingga aku hanya bisa mendesah..
"ah...ah.. uhm.."
Aku menggelengkan kepalaku ke kiri dan ke kanan karena merasakan sangat nikmat lalu meremas rambutnya.
"Desahkan namaku Phi.. Desahanmu sangat seksi dan aku suka.."
Ben mengatakan itu sambil menyedot puttingku. Aku membuka mataku sedikit untuk memandangnya dan aku melihat dia tersenyum miring. 😏
Lalu aku melihat tangannya mulai bergerak ke arah bawah dan mengelus serta mengocok juniorku dengan pelan..
"Ah.. ah.. Beeennn.. oh... ah.."
"Apakah terasa enak Phi?"
Aku hanya bisa menganggukkan kepalaku dan semakin melebarkan kedua kakiku. Ben terus saja memanjakan titik sensitiveku sampai aku akhirnya klimaks. Saat aku ingin menutup mataku, aku mendengar Ben mengatakan..
"Phi berbaliklah dan angkat pantatmu.."
Ben mengatakan itu dan membatu aku membalikkan tubuhku. Dia lalu meletakkan sebuah bantal di sela-sela perutku membuat aku setengah menungging dan berlutut. Aku mengambil bantal untuk aku genggam di depanku.
Aku mulai merasakan tangannya mulai bergerak meraba pantatku dan...
Plak! Plak!
"Ouh.. ah.."
Aku segera mendesah saat Ben memukul pantatku beberapa kali dan tidak lama dia mulai membelah kedua patatku. Lalu...
Slup! Slup! Slup!
"Oah.. Ah.. Ah.."
Aku merasa lidahnya menjilati lubangku dan masuk beberapa kali ke dalam lubangku. Aku hanya bisa mengerang dan menidurkan kepalaku di atas bantal.
Setelah beberapa saat dia menjilati lubangku sampau terasa basah.. aku mulai merasakan jari tangannya masuk ke dalam lubangku awalnya hanya satu tetapi lama-lama 3 jarinya masuk kedalam lubangku dan tangannya yang bebas memanjakan juniorku.
"Ah.. ah.. Beeen.. oh...oh.. ah.."
Aku hanya bisa mendesahkan namanya dan semakin menaikkan pantatku karena terasa sangat nikmat. Aku berpikir bahwa P'Tod saja tidak pernah memberikan aku kenikmatan seperti ini. 😣
Lalu tidak berapa lama.. aku merasakan akan kembali klimaks..
"Oh.. Ah.. Beeen.. lebih cepat.. ah.. aku.. ah.. tidak tahan.."
Setelah aku mengatakan itu, aku merasakan Ben mengeluarkan jari tangannya dari lubangku dan aku segera meliriknya dengan tajam.😑
"Hahah.. Jangan marah Phi.. Sebentar lagi kamu pasti akan merasa puas dan ketagihan aku jamin hahaha.."
Setelah itu.. aku melihat Ben mulai menggesek-gesekan juniornya yang besar itu ke arah lubangku beberapa kali sampai aku berkata..
"Ah.. Ben.. Jangan mempermainkan aku.. aaggghhh.. uhm.."
Sebelum aku selesai berbicara Ben segera memasukkan juniornya itu semuanya kedalam lubangku sehingga aku menjerit.
Aku sedikit merasakan perih saat juniornya yang besar itu tiba-tiba masuk sepenuhnya ke dalam lubangku karena aku tidak pernah merasakan junior yang sangat besar dan panjang ini sebelumnya. 😣
Tanpa sadar.. air mataku mengalir dari mataku. 🥺
Setelah juniornya masuk, aku merasakan Ben mendiamkan sebentar juniornya di dalam lubangku sampai aku merasa bisa menyesuaikan diri. Juniornya benar-benar memenuhi lubangku.
Setelah beberapa saat..
"Ben.. ugh.. Bergeraklah.."
Saat mendengar perkataanku, dia mulai menggerakkan juniornya maju mundur perlahan-lahan. Aku merasakan nikmat yang sangat luar biasa apa lagi juniornya langsung menyentuh titik G-spotku.
"Ah.. Ah.. Ben.. Disana.. um.. enak..ah.. lebih cepat.. ah.."
Aku mengatakan itu dan semakin mempererat cengkeraman lubangku ke juniornya, aku juga semakin meremas sprei hingga kusut. Aku mulai
menggerakan pinggangku berlawanan dengannya.
Ben yang tahu maksudku terus menerus menyodok titik itu sampai aku kembali merasakan kenikmatan duniawi. 😣
Desahan kami terdengar bersahut-sahutan untuk sementara waktu sampai kami klimaks dengan waktu yang bersamaan.
"Hah.. Hah...Hah.."
Ben lalu mengeluarkan Junior perlahan-lahan dan segera berbaring di sampingku, kami bernapas dengan terengah-engah untuk selama beberapa saat.
"Phi.. kamu benar-benar sangat mengagumkan dan seksi.. Aku ingin melakukannya lagi.."
"Boleh saja.. Tetapi.. Kali ini biarkan aku yang mengendalikan, bagaimana?"
"Ok.. Tidak masalah.."
Setelah Ben mengatakan itu, aku meminta dia tiduran telentang di tengah-tengah tempat tidur. Lalu setelah dia menuruti perintahku, aku perlahan-lahan mulai naik dan mengangkangi tubuhnya.
Yeah.. Posisi kami sekarang Women On Top 🥰 Aku sangat suka posisi ini karena aku yang akan memegang kendali.
---
Ben Pov
Saat ini aku berbaring telentang di tengah-tengah tempat tidur dengan P'Jo yang berada di atas tubuhku. Aku akan membiarkan dia memberikan service kepadaku. Aku sangat ingin tahu bagaimana dia bisa memuaskan aku.. 😏
Aku melihat sekarang dia mulai menundukkan kepalanya untuk mengecup bibirku.
Cup! 😘
Lalu setelah mengecup bibirku, dia lalu mengeluarkan lidahnya untuk menjilati kelopak bibirku, lalu daguku dan turun ke arah jakunku. Saat sampai di jakunku, dia menghisapnya sehingga aku medesah..
"Um...ah..."
Setelah puas bermain-main dengan jakunku, dia lalu mengendus leherku dan menjilatinya dengan cara yang menggoda lalu menghisapnya juga. Aku hanya memperhatikan dan membiarkan dia memberikan tanda-tanda cinta di tubuhku.
Lalu dia menjauhkan wajahnya dan mengelus dada serta perutku yang six pack dengan tatapan menggoda serta menggigit bibirnya sedikit.
Glup!
Aku hanya bisa menelan ludahku saat P'Jo berusaha untuk memprovokasiku. Tetapi.. aku tetap berusaha untuk tetap diam dan bertahan. 😏
P'Jo kembali menundukkan wajahnya lagi untuk mengecup kedua dadaku. Lalu dia menjulurkan lidahnya untuk mengitari puttingku beberapa kali lalu menghisap serta menggigitnya dengan ringan. Dia melakukan hal itu di kedua puttingku sehingga aku kembali mendesah.
"Ah.. uhm...Jo.. ah.."
Aku melihat Jo tersenyum miring menatap wajahku. 😏
Lalu dia mulai turun lagi mengecupi perut six pack yang aku miliki sambil sesekali menggigit-gigit kecil sehingga aku bergerak-gerak karena merasa kegelian. 😅
Dia mencium tubuhku semakin turun dan akhirnya sampai di depan juniorku. Dia menatapku dengan tatapan memohon.. 🥺
Aku lalu menganggukkan kepalaku dan berkata kepadanya.
"Lakukan apa yang Phi mau dan manjakan dia.."
P'Jo kembali menundukkan wajahnya ke depan juniorku lalu mulai menjilati juniorku itu dengan lidahnya yang basah. Dia menjilatinya seperti dia sedang makan lollypop. 😅
Setelah juniorku terlihat basah oleh salivanya, P'Jo lalu mulai menggoda ujung juniorku yang sudah mulai mengeluarkan pre-cum dan menyedotnya, sambil bermain dengan bola kembarku.
Kemudian.. Dia mulai memasukkan juniorku ke dalam mulutnya meskipun tidak sepenuhnya bisa masuk karena juniorku terlalu panjang.
"Uh.. ah..."
Aku mendesah pelan saat juniorku berada di dalam mulutnya yang terasa hangat. P'Jo segera memaju mundurkan mulutnya dan memanjakan juniorku.
"Ugh.. ah.. Jo.. oh.."
Aku hanya bisa memejamkan mataku dan membantu untuk menggerakkan kepalanya sesuai yang aku mau. Semakin lama aku menggerakkannya dengan cepat karena aku ingin klimaks.
"Uhm...uhm.uhm.."
Aku mendengar P'Jo protes karena aku bisa merasakan juniornya menyentuh kerongkongannya, tetapi aku terus menggerakan kepalanya dan menggerakan pinggulku.
Aku bisa merasakan P'Jo berusaha menahan kepalanya dengan mencengkram kedua pahaku, tetapi.. aku tidak peduli dan tidak lama..
"Ah.. Phi.. Aku sudah tidak tahan lagi.."
Crot! Crot! Crot!
Spermaku keluar di dalam mulut P'Jo karena aku tidak melepaskan kepalanya.
"Ughk.. Ughk.. Uhghuk.."
Aku mendengar P'Jo terbatuk-batuk karena tersedak spermaku.
Aku mengelus punggunnya dan berkata..
"Maafkan aku Phi.."
"Ughk.. Tidak masalah.. Ayo kita lanjutkan.."
P'Jo lalu segera memposisikan dirinya di tengah-tengah juniorku dan memegang juniorku lalu menggesek-gesekan di sela-sela pantatnya. Setelah beberapa saat, dia mulai menurunkan tubuhnya perlahan-lahan dan kedua tangannya bertumpu di perut six packku.
Juniorku kembali merasakan kehangatan lubannya sedikit demi sedikit, tetapi karena aku tidak tahan lagi, makanya.. aku memegang pinggang P'Jo lalu menaikkan pinggulku dengan sekali sentak.
"Ugh.. ah.."
Aku mendengar P'Jo mendesah pelan lalu dia diam sebentar sebelum mulai bergerak perlahan-lahan untuk mencari kenikmatannya.
Pada awalnya dia bergerak dengan cepat dan aku hanya diam saja menikmati apa yang P'Jo lakukan.
Tetapi.. saat P'Jo mendapatkan klimaksnya, dia mulai bergerak dengan lambat mungkin karena merasa kelelahan. Aku yang masih belum mencapai klimaksku segera..
Buk!
Aku memeluk pinggangnya dan membalik tubuhnya tanpa melepaskan tubuh kami. Aku melihat P'Jo sedikit merasa terkejut dengan apa yang aku lakukan..
Puk!
Dia memukul lenganku.. 😅
"Sudah cukup untukmu bermain-main Phi.. sekarang giliranku.."
Aku mengatakan itu dan lalu mulai mengangkat kedua kakinya untuk bertumpu di atas kedua bahuku dan aku segera sedikit menariknya ke atas.
Jadi posisi P'Jo kepalanya di bawah dengan kaki yang mengangkang ke atas kaya posisi sikap lilin sedangkan posisiku saat ini berlutut dengan posisi berdiri.
Aku lalu mulai menggerakkan juniorku maju mundur dengan ritme sedang.. cepat.. sedang.. membuat P'Jo mencengkram pahaku dan mendesah serta menggelengkan kepalanya.
"Oh...Ah...No.. Beennn.. ah.. ah.. uhm.."
Aku tidak menghiraukan P'Jo dan terus bergerak sehingga saat ini hanya terdengar desahan kami berdua dan suara daging yang saling bertuburukkan.
Tidak membutuhkan waktu yang lama.. Aku mulai melakukan pelepasan begitu juga dengan Jo. Setelah aku melakukan pelepasan, aku perlahan-lahan menurunkan kedua kakinya dan melepaskan juniorku. Aku melihat spermaku perlahan-lahan keluar dari lubangnya.
Aku membungkukkan badanku dan mulai membersihkan spermaku yang mengalir keluar dari lubangnya tanpa rasa jijik hingga bersih.
Slurp! Slurp! Slurp!
Setelah aku merasa puas, aku lalu segera merebahkan tubuhku di samping P'Jo. Aku melihat dia mulai memejamkan matanya.
Aku menarik tubuh P'Jo agar bisa aku peluk dan tidak mempedulikan tubuh kami yang saat ini masih basah oleh keringat dan sperma.
"Tidurlah sebentar lagi Phi.. Kamu pasti merasa lelah.."
"Hmm.."
Aku mendengar P'Jo bergumam dan semakin mendekati tubuhku lalu memelukku. Aku melirik ke arah jam sekarang sudah jam 06.30..
Kami melakukan aktivitas yang panas selama 1 jam 😅
Lalu aku mengulurkan tanganku untuk mengeset alarm jam 08.00.
Setelah itu, aku ikut merebahkan diriku untuk tidur sebentar agar lebih segar.. Kegiatan kami ini cukup menguras tenagaku meskipun aku merasa puas.
Kiss 😘
Aku mencium kening P'Jo yang masih basah oleh keringat lalu memejamkan mataku. 😴
---
Jam 08.00
Ben Pov
Kring.. Kringg..
Aku mendengar alarm yang aku set mulai berbunyi dan tanganku menggapai-gapai lemari di samping tempat tidur untuk mematikannya.
"Ugh...ah.."
Aku segera meregangkan tubuhku yang masih terasa pegal karena aku baru tidur 1 jam setelah aktivitas panas kami tadi pagi. 😅
Aku lalu melirik P'Jo yang terlihat masih tertidur dengan pulasnya, aku membungkukkan badanku dan mencium pipinya.
Kiss 😘
Aku belum ingin membangunkan dia karena aku tahu dia pasti yang lebih lelah dariku.
Aku lalu perlahan-lahan turun dari tempat tidur dan mulai berjalan ke kamar mandi.
---
Kamar Mandi
Ben Pov
Clek! Bruk!
Aku membuka dan menutup pintu kamar mandi dengan perlahan. Setelah itu, aku berdiri di depan cermin dan memandangi tubuhku.
Di tubuhku ada banyak tanda-tanda cinta yang di berikan oleh P'Jo, terutama di bagian dada dan leher. Saat melihatnya, aku hanya bisa tersenyum. 😏
Ternyata.. P'Jo yang terlihat alim dan tenang jika urusan ranjang sangat panas dan terkesan binal.. 😅 Aku sangat suka dengannya.. Lihatlah tidak akan mudah lepas dariku P'Jo...
Aku mengatakan itu di dalam hatiku dan mulai mengambil sikat gigi untuk menggosok gigiku. Lalu aku berjalan ke arah shower dan mulai mengaturnya menjadi air hangat. Untuk beberapa saat, aku membiarkan air hangat itu menerpa tubuhku untuk menghilangkan lelah yang aku rasakan lalu setelah itu aku segera menyabuni tubuhku dan juga keramas.
Tidak membutuhkan waktu lama aku mandi, aku lalu mengelap tubuhku dengan handuk dan memakai bathrobe. Lalu mengeringkan rambutku, setelah itu.. aku berjalan keluar kamar mandi.
--
Ben Pov
Saat aku keluar kamar mandi, aku melihat P'Jo masih tidur dan sekarang sudah jam 08.15.
Aku memutuskan untuk menelepon Room Service untuk memesan sarapan pagi untukku dan P'Jo. Aku memesan kopi espresso untuk diriku dan sandwich. Sedangkan untuk P'Jo, aku memesankan sepiring nasi goreng dan jus jeruk.
Tidak membutuhkan waktu lama pesan makananku sampai. Lalu aku meletakkan semua itu di meja makan yang ada di ruangan ini.
---
Jo Pov
"Ugh.. ah.."
Aku mulai membuka mataku dan menggeliatkan tubuhku saat hidungku mencium aroma nasi goreng dan kopi. Aroma itu membuat perutku merasa lapar. 😅
Aku lalu pelan-pelan mendudukan tubuhku di atas tempat tidur dan mengucek mataku. Aku melihat Ben sedang menata makana di atas meja makan.
"Benn.."
Aku memangilnya dengan suara serak. Mungkin hal ini karena aku terlalu banyak mendesah tadi. 😅
Saat mendengar suaraku, Ben segera berbalik.
"Oh.. Phi, kamu sudah bangun? Apakah kamu ingin makanan atau mandi dulu?"
Saat mendengar perkataan Ben, aku lalu berpikir sesaat sebelum menjawab.
"Aku mau mandi dulu.. Bisakah kamu menolongku untuk pergi ke kamar mandi? Badanku terasa sangat lemas.."
Aku mengatakan itu dan menatapnya sambil memelas. 🥺
"Hahah.. Baiklah.. Aku akan mengantar Phi ke kamar mandi dan maaf jika aku sudah menguras habis tenagamu.."
Ben mengatakan itu dan berjalan ke arahku. Lalu dia segera mencondongkan tubuhnya dan mengangkat badanku. Dia menggendongku dengan ala bridal style.
Aku segera mengalungkan lenganku di lehernya dan kembali nyandarkan kepalaku di ceruk lehernya. Aku sebenarnya masih merasa mengantuk tetapi aku juga lapar. 😅
---
Kamar Mandi
Jo Pov
Ben lalu menurunkan aku di dekat wastafel.
"Apakah Phi bisa mandi sendiri? Apa perlu aku bantu?"
"Mandikan aku.."
Aku mengatakan itu dengan bergelayut manja di tubuhnya.
"Hahah.. Baiklah.. Mengapa Phi terlihat sangat imut? Aku jadi gemes.."
Kiss 😘
Ben mengecup bibirku sekilas.
"Jangan cium.. aku belum gosok gigi.."
Aku mengatakan itu lalu berbalik untuk mengambil sikat gigi dan mulai mengikat gigiku dengan Ben yang memeluk pinggangku.
Setelah aku menyikat gigi, Ben mulai melepaskan bathrobe yang dia pakai sehingga kami sama-sama telanjang. Saat melihat tubuhnya, aku merasa sedikit malu dan memalingkan wajahku. 😣
"Ayo Phi.. Aku mandikan.. Jangan malu-malu tadi kita sudah melihat tubuh masing-masing bukan?"
"Hm.. Siapa yang malu?"
"Hahaha.."
Ben hanya tertawa dan mulai menggandeng tanganku agar kami sama-sama berdiri di bawah shower. Aku melihat dia mengatur suhu air agar terasa hangat dan setelah itu, dia mendorong tubuhku untuk berdiri di tengah-tengah shower.
Aku segera memejamkan mataku saat air hangat mulai membasahi tubuhku. Aku juga merasakan Ben sengaja mendiamkan aku selama beberapa saat karen mungkin dia tahu aku merasa lelah.
Setelah beberapa saat..
"Phi.. pejamkan matamu karena aku akan mengeramas kepalamu.."
Aku lalu memejamkan mataku dan membiarkan Ben mengeramas kepalaku. Dia memijat kepalaku dengan lembut dan hal ini membuat aku merasa rileks. Lalu dia membilasnya hingga bersih.
"Phi.. jangan buka matamu dulu.. Aku akan menyabuni wajahmu.."
"Hm.."
Lalu aku merasakan tangan Ben yang sudah ada busa sabun wajah mulai menyabuni wajahku dengan pelan-pelan.
"Uhm.. Kenapa wajahmu begitu halus Phi.."
Aku mendengar Ben bergumam dan dia lalu membilas wajahku.
"Sekarang kamu sudah bisa membuka matamu karena aku akan menyabuni tubuhmu.."
Aku membuka mataku dan melihat Ben sedang menuangkan sabun mandi di tangannya, lalu dia mulai mengusapkan di seluruh badanku. Saat aku membelakanginya, dia memijat bahuku dengan lembut dan aku merasa rileks serta dimanja. 🥰
Selama ini tidak ada orang yang pernah melakukan hal ini kepadaku, termasuk P'Tod. 😔
Saat aku memikirkan hal itu, Ben tiba-tiba berkata lagi..
"Phi.. lebarkan kedua kakimu.."
"Hm.. Tidak.. Aku tidak mau melakukannya lagi.. Aku masih lelah.."
Tak!
"Ouch.."
"Hahaah..Siapa yang ingin melakukannya lagi? Aku juga masih lelah Phi.. Aku hanya ingin membersihkan lubangmu agar kamu merasa lebih nyaman.. Maaf dari kemarin aku tidak memakai kondom.."
"Oh.. Hm.. Tidak masalah.. Aku bukan seorang wanita yang akan hamil jika kamu tidak memakai kondom.."
Aku mengatakan itu lalu melebarkan kakiku..
"Tahan ya Phi.. Ini mungkin sedikit sakit.."
"Hm.. Aku tahu.. cepat lakukan dan bersihkan dengan benar.."
Setelah aku mengatakan itu, aku merasakan jari tangan Ben mulai masuk lagi ke dalam lubangku untuk membersihkan lubangku dengan mengoreknya sehingga sperma yang masih tersisa di lubangku segera mengalir keluar.
"Uhm.. ah.."
Aku sedikit mendesah saat dia melakukannya. Lalu tidak lama dia mengatakan bahwa sudah selesai dan dia membilas tubuhku.
Setelah selesai mandi.. Dia memakai aku bathrobe juga. Lalu dia kembali menggendongku untuk duduk di kursi meja makan.
---
Meja Makan
Ben Pov
"Phi.. ayo makan.. Aku sudah memesan nasi goreng dan jus jeruk untukmu.."
Aku mengatakan itu dan segera menyodorkan nasi goreng dan jus jeruk di depannya.
"Kenapa kamu tidak memesankan aku kopi sepertimu?"
"Aku hanya ingin setelah aku mengantar Phi kembali ke rumahmu. Kamu kembali tidur untuk memulihkan tenagamu dan tidak ingin kamu tidak bisa tidur karena meminum kopi.."
Lalu setelah aku mengatakan itu, kami mulai makan dengan diam untuk beberapa saat. Saat aku melihat P'Jo sudah selesai makan..
"Phi.. hubungan seperti apa yang kita lakukan ini? Apakah Phi ingin aku menjadi pacarmu?"
"One night stand.. Tidak.. Aku sudah punya pacar.."
"Apakah pacarmu P'Tod? Aku tidak mau hubungan kita hanya One night stand.."
"Hm.. Iya.. Lalu kamu mau apa?"
"Apakah P'Tod bisa memuaskanmu seperti yang aku lakukan?"
Aku melihat P'Jo menggelengkan kepalanya.
"Lalu.. kamu lebih suka melakukan hubungan seks dengan siapa?"
"Hm... Denganmu.."
"Makanya aku tidak ingin kita hanya one night stand karena aku juga merasakan hal yang sama dengan Phi.. Jadi bisakah kita menjadi FWB?"
"Merasakan hal yang sama bagaimana? Apa untungnya kalau kita melakukan FWB?"
"Aku juga merasakan bahwa aku hanya bisa merasakan kepuasan duniawi ini hanya denganmu Phi.. Untungnya.. Kita tidak perlu mempunyai status yang jelas.. Lalu jika Phi mau melakukannya atau sedang merasa bosan, Phi bisa menghubungiku kapan saja dan jika aku tidak sibuk maka aku akan segera menemui Phi.. Lalu jika aku sibuk maka setelah urusanku selesai maka aku akan menemui Phi.. Mengantungkan bukan? Lalu aku juga bisa merasakan kepuasan saat bersama-sama dengan Phi.. Jadi apakah Phi setuju kita FWB?"
"Hmm.. Baiklah.. Tidak ada salahnya mencoba.."
"Ok.. Deal ya.."
"Hm.. Deal.."
Lalu kami berdua segera berjabat tangan. 🥰
"Oh ya Phi.. Bajumu sedang aku laundry.. Phi bisa memakai pakaianku pilih saja di lemari.. Sebentar lagi aku akan mengantarmu pulang.."
"Hm...Ok.."
---
Di Dalam Mobil Ben
Jo Pov
Aku saat ini sedang menuju ke rumahku di antar oleh Ben.
Saat dalam perjalanan, aku kembali mengingat kegiatan malam yang sangat menyenangkan bersama-sama dengan Ben dan aku sangat ingin melakukannya lagi.
Tetapi.. aku sudah memiliki P'Tod dan sebenarnya aku tidak ingin menduakannya. 😣
Lalu.. ketika aku mengingat perlakukan P'Tod yang sudah berubah kepadaku, aku segera menggelengkan kepalaku. Jadi.. Tidak ada salahnya jika aku melakukan FWB dengan Ben. 😏
"Phi.. kamu kenapa? Apakah masih mabuk?"
"Ah... Tidak.."
Aku mengatakan itu dan kembali terdiam. Kami tidak berbicara lagi sampai aku ingin keluar dari dalam mobil Ben, aku berbalik dan berkata kepadanya.
"Hm.. Terima kasih atas malam yang sangat menyenangkan.. Kapan-kapan kita melakukannya lagi ya.."
"Baiklah Phi.. Jika kamu ingin kamu tinggal menghubungiku.."
"Ok.."
Lalu saat aku akan turun, Ben memanggilku.
"Phi.."
Saat aku berbalik..
Kiss 😘
Ben mencium bibirku dengan lembut lalu melepaskannya.
"Goodbye Kiss Phi hehe.."
"Aizz.. kamu ini.. Ya sudah aku turun ya.. Sampai jumpa lagi.."
"Hm.. Sampai jumpa Phi.. Aku pasti akan merindukanmu.."
Lalu aku keluar dari mobilnya dan berjalan masuk ke dalam rumahku.
---
Rumah Tod
Jo Pov
Setelah melihat mobil Ben pergi dari depan rumahku, aku segera masuk ke dalam rumah.
"Huf.."
Aku menghela napas karena saat aku masuk, rumah ini dalam keadaan sepi dan hanya melihat Kero serta Kugy yang sedang bermain-main di sudut ruangan ini. Sekarang sudah jam 09.00 dan aku masih belum melihat tanda-tanda P'Tod pulang ke rumah. 😔
Aku lalu berjalan ke arah ruang tengah untuk meletakkan tasku dan sedikit meregangkan badanku yang terasa sedikit sakit di bagian pinggang. Karena aku merasa haus dan kembali lapar, aku berjalan ke arah dapur.
Saat sampai di dapur, aku segera membuka kulkas dan mengeluarkan roti dan juga selai stoberi. Aku berpikir bahwa aku akan membuat roti panggang saja untuk mengganjal perutku.
Tidak lama roti panggang isi stroberiku siap dan aku menuangkan segelas air hangat. Aku membawa roti itu dan gelasku untuk duduk di ruang makan.
Aku makan dengan perlahan-lahan sambil sesekali melihat ponselku. Tidak ada tanda-tanda P'Tod menghubungiku atau merasa khawatir karena aku tidak menghubunginya kemarin. 😔
Setelah aku makan dan mencuci piringku, aku mengambil obat untuk penghilang rasa nyeri dan obat pusing. Aku meminumnya sekaligus. Lalu aku berjalan kembali ke ruang tengah untuk mengambil tasku dan dengan gontai mulai naik ke lantai dua untuk beristirahat lagi di dalam kamarku.
---
Kamar Jo
Jo Pov
Cklek! Brak!
Aku menutup pintu kamarku dan meletakkan tasku di atas bangku yang ada di depan meja rias lalu menyalakan AC.
Setelah itu, aku mengambil pakaianku dan masuk ke dalam kamar mandi. Aku segera melepaskan seluruh pakaianku dan memperhatikan seluruh tubuhku.
Sial.. Ben meninggalkan banyak kiss mark di leherku dan juga dadaku.. Bagaimana kalau P'Tod sampai tahu dan melihatnya? Apa yang harus aku katakan? Apakah aku harus mengatakan bahwa aku sedang alergi atau di gigit nyamuk? Aizzz.. 😣
Aku memikirkan itu sambil mengacak-acak rambutku. Lalu aku segera memakai pakaianku dan keluar dari dalam kamar mandi.
Aku berjalan ke arah meja rias dan mencari consiler, aku berpikir untuk sementara aku akan menutupi kiss mark yang ada di leherku dengan consiler dan memakai bedak tipis-tipis agar tidak terlalu terlihat jika P'Tod nanti masuk ke dalam kamarku untuk mengecek aku saat dia pulang.
Setelah beberapa saat menutupi bekas kiss mark ku, aku menatap pantulan diriku dan merasa puas. Aku juga mengoleskan lip balm agar bibirku tidak terlalu kering.
Setelah itu aku mengeluarkan ponselku dari dalam tas untuk aku charge di samping tempat tidurku.
Aku berjalan ke arah tempat tidur, mengecharge ponselku dan mulai duduk di atas tempat tidur.
Sekarang sudah jam 09.30 dan untung saja hari ini free makanya aku bisa tidur seharian. 😅
Aku mulai membaringkan diriku di atas tempat tidur dan menatap ke arah langit-langit kamarku. Aku teringat kata-kata yang di bisikkan oleh Ben di telingaku tadi pagi.
"Phi.. kamu sangat hebat dan suara desahanmu sangat seksi.. Aku menyukainya.. Bisakah kita menjadi FWB?"
Saat mengingat itu, wajahku memerah karena aku merasa malu. 😣
Belum pernah ada pria yang memujiku seperti itu dan memperlakukan aku sebaik Ben.
Huf.. Apakah aku mulai menyukai Ben? Kemarin benar-benar sangat luar biasa dan aku mulai merasa ketagihan akan dirinya serta dipuaskan olehnya.
Aku memikirkan itu dan menggelengkan kepalaku.
Aizz.. pemikiran macam apa ini? Lebih baik aku tidur saja..
Aku mengatakan itu lalu mulai menarik selimut untuk menutupi tubuhku dan mencari posisi yang nyaman. Tidak membutuhkan waktu lama, aku merasakan mataku mulai berat dan akhirnya aku tertidur. 😴
Saat Jo tertidur.. Dia tidak sadar ponselnya bergetar dan ada seseorang yang mengirimkan dia sebuah photo dirinya dan Ben sedang berciuman di dalam Bar selama..
---
Di tempat lain..
Apartment Cheque.
Kamar Cheque
Tod Pov
"Ugh.."
Aku mulai membuka mataku dan menatap kesekelilingku. Aku merasa sedikit asing dengan tempat ini, tetapi.. perlahan-lahan kesadaranku pulih dan aku ingat bahwa kemarin aku menjaga N'Che yang sedang sakit demam.
Aku lalu segera mengalihkan pandanganku ke sampingku melihat bahwa saat ini aku hanya sendirian dan tidak ada N'Che. Aku lalu bangun dan segera meregangkan tubuhku. Aku mengampai ponsel yang aku letakkan di samping tempat tidur dan mencabut chargernya. Aku melihat saat ini sudah jam 06.15
Hm.. Pasti N'Che sudah bangun dan ada di luar.. 😊
Aku mengatakan itu lalu segera berjalan menuju ke dalam kamar mandi untuk menggosok gigi dan mencuci muka.
Aku berada di dalam kamar mandi sekitar 15 menit.
Lalu setelah merasa lebih segar, aku segera keluar kamar untuk mencari keberadaan N'Che.
---
Balkon Apartment
Tod Pov
Saat aku keluar kamar, aku melihat sekelilingku untuk mencari N'Che. Setelah beberapa saat mencari.. aku melihat dia sedang berdiri di balkon dengan posisi membelakangiku.
Aku lalu segera berjalan kearahnya dan sepertinya dia tidak menyadari kehadiranku karena dia terlihat sedang memikirkan sesuatu.
"🤗"
Saat sudah ada di belakangnya, aku segera memeluknya dan menyandarkan kepalaku di lehernya. Aku mulai mencium lehernya.
"Ouih.. Phi geli.. lepaskan.."
N'Che mengatakan itu dan merasakan dia menepuk lenganku yang melingkari pinggangnya serta berusaha untuk menjauhkan lehernya. Tetapi.. aku tidak mau melepaskannya dan berkata kepadanya.
"Ter.. tadi pas Phi membuka mata Phi sangat ketakutan karena melihat kamu tidak ada di tempat tidur.."
Aku mengatakan itu dengan nada merajuk dan semakin mempererat pelukkanku.
"Hm... Memang Phi berpikir aku pergi kemana? Ini apartmentku.."
N'Che mengatakan itu sambil memalingkan wajahnya untuk menatap ku.
"Entahlah.. Phi bermimpi kamu pergi meninggalkan Phi sambil menangis. Phi ingin setiap kali membuka mata bisa melihatmu.."
Setelah aku mengatakan itu, kami lalu terdiam beberapa saat. Sebelum N'Che berkata lagi.
"Hahah.. Phi bisa saja.. Aku mau pergi kemana? Kita masih terikat kontrak dengan 9naa dan aku tidak mau membayar denda bila aku pergi begitu saja. Jadi tenang saja.. aku tidak akan kemana-mana.. Phi hanya bermimpi.."
"Hm.. Phi harap itu juga hanya mimpi dan tidak nyata karena rasanya sangat menyakitkan bila Phi tidak bisa melihatmu. Aizz.. sudahlah Phi tidak mau memikirkannya lagi.."
Aku mengatakan itu sambil mengangkat bahuku.
"Hm.. Makanya tidak perlu dipikirkan Phi.. heheh.."
Kami lalu berbincang-bincang sampai aku merasakan N'Che mulai bertingkah manja dengan menyandarkan kepalanya di dadaku.
"Humm.. Rasanya di sini sangat nyaman dan damai.. Phi sangat suka.."
Aku mengatakan itu sambil tetap memeluknya.
"Hm.. Maksud Phi suasana disini atau apa?"
N'Che yang mendengar perkataanku balas bertanya karena mungkin dia merasa bingung dengan perkataanku.
"Dua duanya heheh.. Oh ya.. kamu bilang tadi sedang minum coklat panas?"
Aku mengatakan itu dan segera mengalihkan pembicaraanku. 😄
"Hm.. Ini.. Phi mau?"
Aku mendengar N'Che menawarkan untuk membuat segelas coklat panas untukku, tetapi.. aku lebih tertarik pada bibir manisnya. Jadi.. aku menahan dagunya dan mencium bibir ranumnya itu.
Kiss 😘
"Morning Kiss.."
Aku mengatakan itu dan segera mengambil mug yang ada di tangannya dan mulai meminumnya. 😊
Glek! Glek! Glek!
"Ah.. Manis dan enak seperti bibirmu.."
"Aizzz.. Phi jangan terus menggodaku karena aku bukan pacarmu.."
Saat mendengar perkataannya membuat aku seperti ditampar oleh status kami. Lalu aku segera bertanya balik.
"Hahah.. Apakah kalau Phi memintamu untuk menjadi pacar Phi kamu mau?"
"Dasar bodoh! Phi tidak akan bisa melakukannya.. Phi sudah mempunyai P'Kavin dan aku tidak suka di duakan.."
Lagi-lagi jawabannya kembali menamparku dan membawaku pada kenyataan. Kali ini aku tidak bisa lagi membalas perkataannya dan hanya mengatakan hal yang random.
"Hahah.. kamu sangat lucu.. Phi benar-benar menyukaimu.. Ayo masuk ke dalam nanti kamu sakit lagi.."
Aku mengatakan itu dan mengajak N'Che untuk masuk ke dalam lagi. Hal ini sebenarnya untuk menutupi perasaan hatiku yang mulai terasa tidak karuan. 😅
---
Dapur Apartment Cheque
Tod Pov
Tadi setelah kami masuk ke dalam lagi, N'Che meminta aku mandi. Aku lalu segera mandi dan masih memakai pakaian yang tadi aku gunakan. Aku tidak ingin merepotkan N'Che karena harus mencuci banyak baju. 😅
Aku keluar dari kamar dan segera berjalan ke arah dapur. Aku melihat N'Che sedang sibuk memasak dan membelakangi aku. Aku lalu berjalan mendekatinya dan kembali memeluk tubuhnya.
"🤗"
"Aizz.. Phi kamu ini sangat suka mengejutkanku.."
N'Che sedikit terkejut dan memukul tanganku pelan.
"Heheh.. Tetapi aku sangat suka memelukmu seperti ini karena kamu terlihat seperti seorang istri yang sedang menyiapkan sarapan untuk suaminya.."
"Istri apa Phi? Kamu ini sangat suka bermulut besar.. Ayo lepaskan dan mari kita sarapan.."
"Hahah.. Kamu adalah calon istri Phi... Apa yang kamu buat?"
Aku mengatakan itu dan segera melepaskan pelukkanku.
"Nasi goreng smoked beef. Aku tidak tahu apakah Phi suka atau tidak.."
"Phi selalu suka apapun yang kamu buat.."
Kiss 😘
Aku lalu mencium pipinya dengan cepat.
"Aizz.. Phi lagi-lagi kamu mencari kesempatan.."
Puk! Puk! Puk!
N'Che memukul lenganku karena merasa kesal dan aku hanya bisa tertawa lepas dengan posisi aku masih memeluk pinggangnya. 😆
"Terima kasih Nae Sarang.."
Aku mengatakan itu dan berbisik di dekat telinganya. Aku melihat wajahnya sedikit memerah dan dia hanya bergumam.
"Hm.."
Lalu kami segera sarapan bersama-sama sambil bersenda gurau. Aku merasakan sarapanku kali ini sangat menyenangkan dan masakan N'Che sangat enak. 😊
Sangat berbeda saat aku sarapan dengan Jo karena kami akan sarapan terburu-buru atau sibuk dengan ponsel kami masing-masing. Kami sangat jarang bisa berbincang-bincang dan bersenda gurau seperti ini saat sarapan. 😔
---
Ruang Tengah
Tod Pov
Setelah sarapan kami ke ruang tengan untuk menonton series lagi. Tidak berapa lama kami menonton series..
Drr... Drr.. Drr..
Aku mendengar ponselku berdering dan bergetar di atas meja di depan TV.
Huf.. Siapa lagi yang meneleponku? Apakah Jo? Apakah kesenanganku harus berakhir sekarang?
Aku memikirkan hal itu dan dengan enggan mengambil ponselku lalu melihatnya.
Phi Nim Calling..
Saat aku melihat yang meneleponku adalah manajer pribadiku. Aku mengisyaratkan kepada N'Che akan mengangkat telepon dan saat dia mengganggukkan kepalanya, aku segera berjalan menuju balkon untuk menerima telepon ini. 🙄
---
Balkon Apartment N'Che
Tod Pov
"Hallo Phi.. Ada apa?"
"Hello Tod.. Apakah kamu sibuk sekarang? Ada salah satu brand meminta kamu untuk menjadi model mereka menggantikan model mereka yang sakit. Apakah kamu bisa?"
"Iya.. Aku bisa saja Phi.. Jam berapa acara pemotretannya Phi dan di mana?"
"Mereka mengatakan akan melakukan pemotretan jam 13.30. Tempatnya di Studio Xxx. Kamu tahu bukan tempatnya? Kita langsung bertemu disana ya?"
"Baiklah Phi.. Iya aku tahu tempatnya.. Ok.. Sampai jumpa nanti Phi.."
"Baiklah.. Terima kasih Tod.. Sampai jumpa.."
Lalu P'Nim segera mematikan sambungan teleponnya. Aku lalu berbalik dan menatap N'Che yang saat ini sedang menatap TV.
Huf... Sepertinya kegembiraanku dengan N'Che harus segera berakhir.. 😔
---
Ruang Tengah
Tod Pov
Aku lalu berjalan menghampirnya dan duduk di sebelahnya sebelum berbicara.
"Ter.."
"Hm.. Ada apa Phi?"
"Maafkan Phi na.."
"Maaf untuk apa?"
"Phi harus segera pulang karena ada pekerjaan yang harus Phi kerjakan sekarang. Apakah kamu marah kalau Phi pulang sekarang?"
"Hahah... Aku kira kenapa.. Tidak masalah Phi. Phi bisa pulang dan mengerjakan pekerjaan Phi. Maaf juga sudah merepotkan Phi dua hari ini.. Phi tidak perlu merasa khawatir lagi karena aku sekarang sudah jauh lebih baik.."
"Benarkah? Kamu tidak marah ya.. Jika Phi pulang sekarang.."
"Iya benar.. Tidak akan marah.. Ayo sana cepat siap-siap.."
"Baiklah.. Tetapi.. nanti tolong balas pesan Phi jangan seperti kemarin, ok? Jangan membuat Phi merasa khawatir.."
"Heheh.. Iya Phi.."
Aku mengatakan itu dan segera berdiri lalu berjalan masuk ke dalam kamar N'Che.
---
Kamar N'Che
Tod Pov
Aku lalu berjalan untuk merapihkan dan memasukkan barang-barangku yang ada di dalam kamar ini ke dalam tasku. Setelah semuanya beres dan aku berpikir tidak ada yang tertinggal lagi.
Aku berjalan keluar kamarnya. Aku tidak mengganti pakaianku dan tetap memakai baju N'Che karena aku akan mandi dan pulang dulu ke rumahku karena sekarang masih jam 11.00.
Aku membiarkan bajuku tetap ada disini dan tadi aku melihat pakaianku belum sepenuhnya kering. 😊
---
Ruang Tengah
Tod Pov
Saat aku kembali menghampiri N'Che yang masih menonton di sofa, dia menatapku dan menegurku.
"Phi.. Mengapa kamu tidak mengganti pakaianmu?"
"Oh.. Pakaian Phi belum kering Ter.. Tidak masalah Phi memakai ini karena Phi ingin pulang ke rumah dulu.."
"Owh.. Baiklah.."
Setelah mengatakan itu, N'Che segera berdiri dan mengatar aku sampai depan pintu.
Sebelum aku benar-benar pergi, aku berbalik, memeluk tubuhnya sekali lagi sambil menghirup aroma tubuhnya yang menjadi canduku selama beberapa saat. Lalu..
Kiss 😘
Mencium kening, kedua pipinya dan bibirnya sekilas. Aku sebenarnya merasa tidak rela harus cepat berpisah dengannya saat ini, tetapi.. aku memiliki pekerjaan yang harus aku lakukan dan aku adalah orang yang bertanggung jawab atas perkataanku.
"Phi pulang dulu ya.. Sampai jumpa lagi Ter.."
"Hm.. Hati-hati menyetirnya Phi.. Kabari kalau sudah sampai rumah dan terima kasih sudah merawatku.."
"Iya Ter.. sama-sama.. Bye.."
"Bye.. Phi.."
Aku lalu melangkahkan kakiku dengan ringan dengan perasaan hati yang bahagia, seperti orang yang baru pertama kali merasakan jatuh cinta.️ 😊
---
Rumah Tod
Tod Pov
Tidak membutuhkan waktu lama aku sampai di rumahku kembali.
Saat aku masuk ke dalam rumahku.. Masih terlihat sepi dan tenang. 🙄
Apakah Jo sedang pergi keluar atau masih tidur? Mengapa dia tidak menghubungiku semalam? Jam berapa dia pulang? Apakah dia baru pulang pagi ini atau belum pulang sama sekali?
Aku memikirkan itu sambil berjalan ke lantai dua.
--
Lantai Dua
Tod Pov
Sebelum aku masuk ke dalam kamarku, aku membuka pelan pintu kamar Jo dan melihat dia masih tertidur pulas.
Oh.. Ternyata dia masih tidur.. Mungkin dia terlalu mabuk semalam sehingga lupa memberikan kabar.. Nanti saja setelah pulang bekerja aku akan bertanya kepadanya..
Aku kembali menutupnya dengan pelan dan berjalan ke kamarku sendiri untuk bersiap-siap.
---
Kamar Tod
Tod Pov
Saat masuk ke dalam kamarku, aku segera meletakkan tasku di atas bangku meja rias dan mengirimkan pesan kepada N'Che mengabari aku sudah sampai di rumah. Lalu segera berjalan ke arah kamar mandi.
Aku segera melepaskan bajuku dan kembali mandi lagi agar tubuhku terasa segar. Tidak membutuhkan waktu lama aku selesai mandi dan mengeringkan tubuhku.
Aku lalu berjalan ke arah lemari pakaianku dan memilih untuk memakai kaos berwarna hitam dan celana jeans berwarna biru dongker. Aku segera memakainya.
Aku berjalan ke arah meja rias untuk memakai make up tipis-tipis dan juga lip balm serta menyemprotkan parfum.
Setelah aku sudah siap dan sekarang sudah jam 12.00, aku segera keluar dari kamarku dan menuju kamar Jo.
---
Kamar Jo
Tod Pov
Aku memasuki kamar Jo dan berjalan mendekati tempat tidurnya. Aku mengusap kepalanya dengan lembut dan mencium pipinya yang terlihat sedikit memerah.
Aku lalu berbisik di dekat telinganya.
"Jo.. Semalam kamu pulang jam berapa mengapa tidak memberi kabar kepada Phi?"
Setelah aku berbisik, Jo membalikkan tubuhnya dan membuka matanya sedikit. Dia terlihat masih menyantuk dan bergumam pelan.
"Hmmm.. Phi sudah pulang.. Hm.. lupa.. aku mau tidur lagi.. Aku masih mengantuk.."
Jo mengatakan itu lalu berbalik membelakangi aku.
"Yeah..Phi sudah pulang dan sekarang Phi harus pergi lagi untuk bekerja. Jaga dirimu baik-baik ya.."
"Hmm.. Hati-hati di jalan Phi.. semangat.."
Aku hanya bisa mengacak rambutnya dengan lembut..
"Hm.. Phi pergi na.."
Aku lalu berjalan keluar kamarnya dan menutupnya lalu segera turun ke lantai bawah.
---
Lantai Bawah
Tod Pov
Aku melihat sekarang sudah jam 12.15 dan berpikir bahwa aku akan membeli makanan di perjalanan menuju ke Studio Xxx saja.
Aku lalu melihat Kero dan Kugy menghampiriku. Aku sempat bermain-main dengan mereka sebentar dan segera berangkat lagi.
Aku mengendari mobilku dengan kecepatan sedang dan di tengah-tengah perjalanan aku mampir di Starbucks untuk membeli kopi espresso dan sandwich serta dua croissant untuk makan siangku.
Lalu aku mulai memakan sandwich dan croissant ku sambil mengendari mobilku ke lokasi Studio Xxx.
---
Café Maxx
Ruch Pov
Aku saat ini sedang menunggu kedatangan P'Kapper yang merupakan CEO 9naa. Dia tadi meneleponku dan mengatakan bahwa ingin bertemu denganku karena ingin membicarakan sesuatu. Akhirnya kami membuat janji untuk bertemu di sebuah Café di pusat kota Bangkok.
Tidak memerlukan waktu yang lama untuk menunggu kedatangannya sampai aku melihat dia masuk ke dalam kafe ini dan berjalan ke arah tempat aku duduk.
"Hello Ruch.. Kamu tidak menunggu terlalu lama bukan?"
P'Kapper segera menyapaku dan duduk di hadapanku.
"Tidak Phi.. Aku juga baru sampai. Phi ingin pesan apa sebelum kita berbicara? Biarkan aku yang mentraktir.."
Aku mengatakan itu sambil berbasa basi dengannya.
"Hm.. Kopi espresso panas dan cheese cake saja.."
"Baiklah Phi.."
Aku mengatakan itu dan segera memangil pelayan. Aku menyebutkan pesanan P'Kapper dan pesananku. Pelayan itu meminta kami menunggu beberapa saat dan setelah itu pergi. Setelah pelayan itu pergi, aku kembali bertanya kepada P'Kapper.
"Ada apa Phi ingin bertemu denganku? Apakah ada masalah?"
"Sebenarnya tidak ada masalah dan aku hanya ingin meminta bantuanmu untuk membantuku mempromosikan series yang akan aku lucurkan sebentar lagi tanpa mengeluarkan biaya yang besar. Kamu pasti paham bukan maksudku?"
Saat mendengar P'Kapper berbicara seperti itu, aku segera mengerti apa yang dia inginkan dan kembali bertanya. 🙄
"Apa yang ingin Phi lakukan? Aku akan berusaha untuk membantunya sebisaku.."
Setelah aku mengatakan itu, sebelum P'Kapper menjawab.. kami melihat pelayan mengantarkan pesanan kami, sehingga kami terdiam sebentar. Setelah pelayan itu pergi.
P'Kapper segera mengambil cangkir espresso dan mengesapnya pelan sambil berkata kepadaku.
"Aku sudah tahu mengapa Jo dan Tod mengikuti casting yang diadakan oleh aku dan Katana waktu itu. Mereka ingin bermain sebagai pasangan di salah satu series kami bukan? Jika mereka menjadi couple maka mereka akan lebih mudah untuk mempublikasi hubungan mereka. Tetapi.. sangat di sayangkan saat mereka beradu akting bersama-sama, kami selaku sponsor dan sutradara merasa bahwa Jo kurang cocok memerankan karakter di series yang akan kami produksi terutama karakter Vee. Lalu pada akhirnya Tod harus berpasangan dengan aktor baru bernama Cheque.."
"Iya Phi benar.. Sangat di sayangkan Jo tidak bisa berperan di series itu. Padahal akting Jo sangat baik. Lalu Phi ingin melakukan apa?"
Aku kembali bertanya dan merasa penasaran. Sebelum menjawab, aku melihat P'Kapper mulai memakan sandwich yang dia pesan dan mengunyahnya dengan pelan.
"Hm.. Aku sangat ingin membuat campaign atau kita suka menyebutnya 'Black campaign'. Hal ini untuk mempromosikan series VITS dan juga agar bisa menekan biaya promosi yang kami keluarkan. Tentu saja.. kita juga harus meminta persetujuan mereka agar mereka tidak merasa dirugikan dan semua berjalan dengan rapih. Lalu kita juga harus mencari para buzzer untuk melakukan ini. Kita bisa membayar mereka, tetapi cari yang benar-benar suka dengan pasangan TodJo ini.. Kamu pasti sudah berpengalaman dalam hal ini kan Ruch?"
P'Kapper mengatakan hal itu dengan panjang lebar dan kemudian meyeruput kopinya lagi sambil menunggu jawabanku.
Yeah.. Aku tahu hal ini memang terkadang dipakai untuk menaikkan pamor seorang artis. 😏
"Yeah.. aku sudah biasa melakukannya Phi.. Lalu apa tugasku?"
"Tugasmu sekarang adalah kamu harus mencari para buzzer yang bisa kita bayar. Aku akan menunggu kabar darimu dan jangan terlalu lama.."
"Baiklah Phi.."
Setelah itu, kami lalu menghabiskan makanan yang kami pesan dan P'Kapper izin untuk pergi duluan.
"Baiklah.. Aku rasa sudah tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan. Aku harus pergi dulu dan jangan lupa carikan yang ahli dalam hal ini.. Sampai jumpa lagi Ruch.."
"Baiklah Phi.. Phi tenang saja dan percayakan hal ini padaku.."
Setelah aku mengatakan itu, P'Kapper segera berdiri dan berjalan meninggalkanku.
Aku masih duduk di meja café ini dan berpikir untuk beberapa saat. Aku berpikir bahwa aku harus mengatakan hal ini dulu kepada Jo anakku. 😊
---
Rumah Tod
Jo Pov
“Uhm.. Agrh..”
Aku mengeliatkan badanku dan mulai mengerjap-ngerjapkan mataku untuk beberapa saat untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam mataku.
Aku merasakan tubuhku sekarang sudah lebih segar dan kepalaku sudah tidak pusing lagi, meskipun di bagian pinggangku masih terasa sakit karena perbuatan yang aku lakukan semalam. 😅
Ternyata.. melakukan seks dengan Ben cukup menyenangkan dan aku belum pernah merasakan hal seperti ini. 😊
Aku lalu mulai mendudukan diriku di atas tempat tidur, meskipun masih terasa nyeri tetapi tidak terlalu parah. Aku berpikir Ben benar-benar sangat professional.
Hm.. Sudah berapa pria dan wanita yang berhasil dia taklukan? Dia terlihat sangat professional melakukannya..
Aku memikirkan hal itu karena kami melakukannya berkali-kali bahkan aku sampai lemas dan hampir pingsan karena terlalu sering klimaks. 😅
Yeah.. Meskipun aku suka tetapi.. tidak boleh terlalu sering karena P'Tod pasti akan curiga.. Aku masih tidak mau melepaskan P'Tod karena dia hanya milikku seorang. 😒
Aku mengatakan itu di dalam hatiku.
Yeah.. meskipun yang aku lakukan bisa di katakan dalam kategori perselingkuhan, bukankah ini juga kesalahan P’Tod? 🙄
Saat aku sedang ingin melakukannya.. Dia malah menahanku dan menghindariku sehingga membuat moodku menjadi buruk seharian.
Aku lalu menggerakan badanku untuk mengambil ponselku. Saat aku membukanya ada dua pesan Line yang belum aku baca. Saat aku membuka pesan Line.. ada dari Ben dan 1 lagi nomor yang tidak aku kenal.
Hm? Nomor siapa ini? Kenapa dia bisa tahu nomor Line-ku yang ini?
Aku memikirkan itu dan mulai membukanya. Saat aku membukanya, aku merasa sangat terkejut dan mukaku segera pucat. 😨
Xxx
Hello Jo..
Semalam kamu sepertinya sangat menikmatinya dengan Ben ya..
Bagaimana kalau photo ini sampai di tangan Tod?
Yeah.. Dia mengirimkan photo aku sedang berciuman dengan mesra dengan Ben di dalam bilik kamar mandi. 😨
Bagaimana dia bisa mendapatkan photo ini? Siapa Dia? Apa tujuannya?
Aku memikirkan itu dan mulai mengetik balasannya.
Jo
Siapa kamu?
Apa maksud kamu mengirimkan photo ini padaku?
Apa yang sebenarnya kamu inginkan?
Drrr.. Drr.. Drr..
Tidak membutuhkan waktu lama orang itu segera membalasku lagi.
Xxx
Kamu tidak perlu tahu siapa aku..
Maksudku mengirimkan photo ini agar kamu berhati-hati dengan tindakkanmu..
Lalu jauhi Ben atau.. kamu akan tahu akibatnya..
Aku masih mempunyai bukti-bukti yang lain..
Jo
Apa saja yang kamu punya?
Kirimkan padaku..
Aku membalas Linenya.. Tetapi dia tidak membalas pesanku lagi dan hanya di baca. Aku mencoba untuk menghubunginya, tetapi dia tidak mau mengangkatnya..
Sial!! Siapa orang ini? Apakah Ben mempunyai pacar?
Aku memikirkan itu dan mengacak-acak rambutku. Lalu aku membuka pesan Line dari Ben.
Ben
Selamat sore Phi..
Bagaimana keadaanmu?
Aku berharap kamu baik-baik saja..
Jujur aku benar-benar tidak bisa melupakan apa yang kita lakukan tadi malam.
Sekarang aku sangat merindukanmu dan ingin bertemu denganmu.
Aku membaca pesan yang dikirimkan oleh Ben dan tersenyum.
Apakah aku harus bertanya kepadanya tentang orang ini atau tidak?
Setelah berpikir beberapa saat, aku memutuskan untuk tidak bertanya kepadanya dan hanya membalas ala kadarnya.
Jo
Keadaanku sudah lebih baik meskipun pinggangku masih terasa sakit..
Hahah.. Jangan kebayakan gombal..
Lalu setelah membalas pesannya, aku mendengar perutku berbunyi.
Kruk.. Kruk..
Oui.. Aku lapar lagi hahaha.. 😄
Aku lalu membawa ponselku dan mulai turun dari tempat tidur untuk turun ke lantai bawah mencari makanan untuk mengisi perutku.
---
Lantai Dua
Jo Pov
Saat aku keluar kamar dan menatap pintu kamar P’Tod.
Aku terdiam sejenak dan teringat bahwa tadi P’Tod mengatakan bahwa dia memiliki pekerjaan lagi. Aku tadi hanya membalasnya sekilas.
Aku kembali merasa kecewa karena P’Tod hanya pulang sebentar dan harus bekerja lagi. Padahal aku sangat ingin bertanya dia pergi kemana kemarin dan menginap dimana.
“Huf..”
Aku menghembuskan napasku dan memejamkan mataku lalu dengan gontai turun ke lantai bawah. 😟
---
Ruangan Dapur
Jo Pov
Saat aku sudah berada di dapur, aku melihat ke dalam kulkas.. Aku tidak melihat ada bahan-bahan makanan yang bisa aku makan. Aku berpikir bahwa aku nanti harus pergi ke supermarket untuk mengisi kulkas ini lagi.
Akhirnya aku membuka lemari dapur dan melihat bahwa kami masih memiliki beberapa mie instan Mama. Jadi aku memutuskan untuk membuat Mie dengan menambahkan telur goreng.
Tidak membutuhkan waktu lama aku memasak semua itu dan memakannya dalam diam. Aku kembali berpikir..
Siapa orang yang mengacamku itu? Lalu apa maksud dia melakukan itu? Apakah aku harus mendiamkan saja atau melaporkannya kepada Ben juga P'Ruch? Tetapi.. kalau aku mengatakan kepada P'Ruch aku harus menceritakan cerita awalnya.. 😔
"Hah.."
Aku menghela napas lagi dan ketika aku selesai makan, aku mencuci semua alat-alat yang aku gunakan untuk memasak. Aku berpikir akan duduk di sofa dan menghabiskan waktu untuk menonton serial sampai P’Tod pulang dan kami akan berbelanja bersama-sama. 😊
---
Ruang Tengah
Jo Pov
Saat aku duduk di atas sofa dan mulai menyalakan TV untuk mencari-cari serial mana yang akan aku tonton, aku mendengar ponsel yang ada di saku celanaku kembali bergetar dan berdering.
Drr.. Drr.. Drr..
Siapa yang meneleponku? Apakah P’Tod? Mungkin dia kangen padaku heheh.. 😄
Aku memikirkan itu sambil mengeluarkan ponselku dan melihat orang yang meneleponku.
Phi Ruch Calling..
Saat melihat nama manajerku, aku sedikit mengerutkan keningku. 🤨
Apakah aku memiliki pekerjaan dadakan? Tumben P’Ruch meneleponku.. Baru saja aku memikirkan dia.. 🙄
Aku lalu segera menekan tombol untuk menjawabnya.
“Hallo.. P’Ruch ada apa?”
“Hello.. Jo, apakah kamu sedang sibuk?”
“Tidak Phi.. Aku sedang duduk dan menonton TV saja di rumah. Ada apa? Apakah ada kerjaan mendadak untukku?”
“Tidak ada.. Phi ingin bertemu denganmu dan membicarakan hal yang penting. Bisakah kita bertemu di kantor Phi sekarang?”
“Baiklah Phi.. Tetapi aku harus bersiap-siap dulu dan kira-kira 1 jam lagi aku akan sampai disana..”
“Baiklah Phi menunggumu.. Hati-hati di jalan..”
Setelah itu P’Ruch memutuskan sambungan teleponnya.
Pembicaraan penting apa yang dia ingin bicarakan denganku? Mengapa terlihat sangat terburu-buru? 🤔
Aku lalu segera mematikan TV dan berdiri lalu berjalan ke lantai atas untuk bersiap-siap.
---
Kamar Jo
Jo Pov
Sebelum aku bersiap-siap, aku kembali mengecharge ponselku.
Lalu aku masuk ke dalam kamar mandi untuk menggosok gigi dan memutuskan hanya akan mencuci mukaku saja karena tadi aku sudah mandi.
Aku berada di dalam kamar mandi sekitar 15 menit sebelum aku berjalan ke arah lemari pakaianku untuk memilih pakaian yang membuat aku merasa nyaman, yaitu kaos berwarna biru tua dan celana jeans berwarna biru muda. Aku lalu mengganti pakaianku.
Setelah berganti pakaian, aku berjalan ke arah meja rias untuk make up sedikit dan tipis-tipis agar wajahku tidak terlihat terlalu pucat dan tidak lupa memakai lip balm. Aku menyemprotkan sedikit parfum dan memilih tas kecil untuk aku memasukkan dompet, ponsel dan charge-an.
Setelah semua siap, aku segera turun ke bawah dan memutuskan akan menyetir mobil saja karena terlalu malas untuk memesan grab car, lagian kantor P’Ruch juga tidak terlalu jauh dari sini hanya 20 menit.
Aku keluar rumah dan mulai memanaskan mobilku untuk beberapa saat dan mulai menjalankan mobilku ke kantor P’Ruch.
TBC..
Vote and comment..😄🙏
See you in part 3..
Semoga kalian suka dengan yg aku buat kali ini.. Maaf kl NCnya rada-rada GJ..
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro