Bab 10-1
Original Story Created by: Wiedee
Editor Story: Risicy💕
Ini adalah kado untuk Tod yang sedang berulang tahun hari ini dari kami berdua. Semoga kalian menyukainya..🥰
Karena bab ini setelah di edit mencapai hampir 100 halaman, jadi aku memutuskan untuk membaginya menjadi 2 part ya.. 😅 Hal ini supaya kalian tidak terlalu bosan membacanya..
Enjoy your reading and sorry If me and my sister make a mistake when we write this story.. It's just our imajination.. 🥰
---
Dreaming..
Aku sayup-sayup mulai mendengar suara dari seseorang yang terlihat tidur di atas tempat tidurku dengan kepala tertunduk lemas.. rambutnya terlihat menutupi wajahnya dan terlihat acak-acakan. 😨
Aku tidak bisa melihat dengan jelas wajahnya dan hanya bisa mendengar dia menangis serta merintih..
“Phi Tod.. sakit.. hik.. hik..”
Saat mendengar suara rintihan dan isak tangisnya membuat hatiku juga terasa sakit.
“Phi Tod.. Hik.. Hik.. sakit..”
Dia masih merintih dan menangis sambil memukul-mukul dadanya dengan keras sambil terus memanggil-manggil namaku. Suara itu terus saja terdengar berulang-ulang.
Aku hanya bisa mematung memandanginya dan ketika aku memberanikan diriku untuk berjalan mendekatinya.. tiba-tiba orang itu menghilang dan kembali terlihat tetapi sangat jauh di depanku dan sekarang dia berdiri membelakangi aku, sehingga aku hanya bisa melihat punggungnya saja.
Tap! Tap! Tap!
Aku mencoba lagi untuk berjalan mendekatinya tetapi.. dia kembali hilang dan kembali menjauh dari depanku.
Aku lalu berlari mencoba untuk mengampainya sampai aku merasa kelelahan.
"Hah.. Hah.. Hah.."
Aku bernapas dengan terengah-engah karena lelah mengejarnya dan... sekarang orang itu benar-benar menghilang. Aku hanya bisa mendengar suaranya saja.
Aku melihat ke kiri dan ke kanan tetapi.. hanya kegelapan yang aku lihat.
“Phi Tod.. Hik.. Hik.. Sakit.. Phi.. kenapa sangat.. hik.. sakit..”
Saat mendengar suaranya lagi.. entah bagaimana tiba-tiba air mataku juga ikut mengalir dan membasahi kedua pipiku. 😭
End Dreaming..
---
Kamar Tod
Tod Pov
“Hik.. Hik.. Hei siapa kamu..”
Aku terbangun dari tidurku dan merasakan kedua pipiku basah. Aku masih bisa merasakan air mata keluar dari mataku dan napasku juga masih terasa terengah-engah.
Aku lalu perlahan-lahan mendudukan diriku dan mengusap air mataku dengan punggung tanganku dan mulai berpikir.
Pertanda apakah mimpi tadi?
Aku cukup lama merenung dan memikirkannya. Setelah lama berpikir dan tidak menemukan jawabannya, aku mulai membalikkan tubuhku sedikit untuk mengambil ponselku yang ada di samping tempat tidurku.
Aku mengecek apakah ada pesan penting atau balasan dari N'Che. Tetapi.. saat melihatnya tidak ada pesan yang penting dan tidak ada juga pesan balasan dari N'Che. 😕
Aku melihat jam di ponselku dan sekarang sudah jam 04.00.
Mengapa N'Che tidak membalas pesanku? Padalah aku lihat dia sudah membacanya.. Apakah dia marah padaku atau terjadi sesuatu dengannya? 🤔
Tetapi.. kemarin malam aku mengantarkan dia dengan selamat kembali ke apartmentnya meskipun hanya sampai di parkiran mobil.
Arghh.. Sial.. Tod bodoh seharusnya aku mengantarkan dia sampai di depan kamar apartmentnya supaya bisa memastikan dia aman dan baik-baik saja. 😣
Aizzz.. Kenapa hal ini baru terpikir olehku sekarang? Pasti karena semalam aku merasa senang bisa semakin dekat dengannya sehingga aku juga sebenarnya merasa sedikit malu saat bersama-sama dengan N'Che. 😅
Aku malu dan takut tidak bisa menahan diriku yang ingin memakannya hidup-hidup.
Aku lalu menggelengkan kepalaku untuk menghilangkan pikiran jelek dari otakku dan berpikir mungkin sedikit siangan N'Che akan membalas pesanku. Mungkin semalam dia terlalu lelah.
Yeah...Semoga dia baik-baik saja. 😊
Aku meletakkan ponselku dan mengambil gelas yang berisi air di atas meja sebelah tempat tidurku lalu meminumnya.
Glup! Glup! Glup!
Sepertinya karena terlalu banyak berpikir dan bermimpi maka aku merasa sangat kehausan sehingga segera menghabiskan satu gelas dalam sekali teguk.
Setelah habis minum satu gelas.. aku kembali duduk dan berpikir lagi sambil memainkan ponselku karena aku sudah tidak merasa mengantuk lagi.
Lalu tanpa terasa waktu berlalu dengan cepat. Sekarang sudah jam 05.00.
Aku akhirnya memutuskan untuk pergi berlari mengelilingi kompleks perumahanku. Sudah lama aku tidak melakukannya karena kesibukkanku sehari-hari.
Lalu.. aku segera kembali mengecharge ponselku selama aku bersiap-siap untuk lari pagi. Aku bangun dari tempat tidurku dan mulai mematikan AC kamarku agar menghemat listrik.
Kemudian aku berjalan ke arah pintu balkon kamarku dan membuka gorden serta menggeser pintunya.
Grek!
Aku merasakan angin pagi yang terasa masih sejuk dan dingin masuk ke dalam kamarku. Lalu aku berjalan ke balkon untuk menghirup udara pagi agar memenuhi paru-paruku dan sedikit meregangkan tubuhku. 😊
Setelah merasa cukup menikmati udara pagi di balkon kamar, aku lalu berjalan kembali masuk ke kamarku dan membiarkan pintu balkon terbuka sedikit agar ada sirkulasi yang masuk.
Aku kemudian berjalan ke arah lemari pakaianku untuk mengambil celana training berwarna hitam, singlet berwarna putih dan jaket parasut berwarna hitam.
Setelah mengambil pakaian itu, aku berjalan ke arah kamar mandi untuk menggosok gigiku, membasuh wajahku agar terlihat lebih segar dan mengganti pakaianku.
Setelah berganti pakaian, aku berjalan ke arah meja rias untuk memakai pelembap wajah agar kulitku tidak terlihat kering serta lip balm. Lalu aku pergi untuk mengambil kaos kaki berwarna putih dan memakainya.
Aku mengambil airpod, dompet dan ponselku lalu memasukkannya ke dalam saku jaketku, kemudian berjalan ke luar kamarku.
---
Lantai Dasar
Tod Pov
Sesampai aku di lantai satu, aku duduk dan memakai sepatuku di ruang tengah. Aku melihat belum ada yang bangun karena mungkin sekarang masih pagi.
Saat ini masih jam 05.15
Jadi aku mengeluarkan airpod-ku, mulai aku pasang dikedua telingaku lalu aku sambungkan dengan library spotify yang ada lagu kesukaanku di ponselku.
Lagu pertama adalah.. Rewrite The Star.. 🥰
Lagu itu mulai terdengar dan mengalun pelan di telingaku. Aku membuka pintu dan mulai keluar dari rumahku untuk berlari pagi.
---
Kamar Kavin Jo
Jo Pov
“Ugh.. ah..”
Aku mengeliatkan tubuhku dan mulai terbangun. Aku menatap langit-langit kamarku dengan perasaan hati yang masih terasa buruk dan tidak karuan. 😔
Aku masih merasa sangat kecewa dengan penolakkan P’Tod tadi malam.
Sebenarnya apa yang sudah terjadi padanya? Apakah dia sudah tidak mencintaiku lagi? Apakah dia sudah berselingkuh di belakangku?
Lalu.. Bagaimana semua pengorbanku selama ini untuknya? Apakah tidak ada artinya sama sekali untuk dia?
Aku terus bertanya-tanya di dalam hatiku dan mulai membangunkan diriku. Aku perlahan-lahan mulai duduk di atas tempat tidurku sambil sedikit memijat kepalaku karena merasa sedikit pusing memikirkan semua itu. 😣
Aku lalu mengambil ponselku yang aku letakkan di samping tempat tidurku. Aku mulai melihatnya dan sekarang sudah jam 05.45.
Aku melihat ada sebuah pesan Line yang dikirimkan oleh manajerku, P’Ruch.
Phi Ruch
Jo.. Hari ini ini Interview dan pemotretan untuk majalah Mags dimajukan menjadi jam 09.00 yang tadinya jadwalmu jam 13.00.
Bersiap-siaplah dan sampai ketemu di kantor Mags!
Saat melihat pesan itu, aku lalu mulai bagun dari atas tempat tidurku secara perlahan-lahan. Aku mulai melakukan sedikit peregangan dan berpikir akan berbicara dengan P’Tod sebelum aku pergi bekerja.
Aku lalu segera berjalan keluar kamarku dan berjalan kearah kamar P’Tod.
Tok! Tok! Tok!
“P’Tod.. Jo ingin berbicara.. Apakah Phi ada di dalam?”
Aku menunggu beberapa menit tetapi tidak ada jawaban, jadi aku mengulurkan tanganku dan mulai membuka pintu kamarnya.
Clek!
Saat aku membuka pintu kamarnya dan masuk ke dalam kamarnya, aku merasa kecewa karena kamarnya kosong dan tidak terlihat P’Tod ada di dalam kamarnya.
Pergi kemana dia? Sekarang masih pagi? Hm.. Mungkin dia ada di bawah sedang sarapan atau bermain-main dengan Kugy? 🙄
Aku memikirkan itu dan kembali berjalan keluar kamarnya lalu menutup pintunya. Aku lalu memutuskan untuk turun ke lantai 1.
---
Lantai 1
Jo Pov
Aku sekarang sudah ada di lantai 1 dan berpikir mungkin P’Tod ada di dapur karena aku tidak melihat dia di ruang tengah bermain-main dengan Kugy atau Kero. Jadi.. aku segera berjalan ke arah dapur dan masih tidak melihatnya juga.
“Phi Tod.. Phi Tod.. Kamu ada dimana? Jo ingin berbicara?”
Aku berteriak memangilnya dan berjalan mengelilingi rumah ini. Tetapi.. tidak ada balasan dan aku juga masih tidak bisa menemukannya. 😟
Saat aku mendudukan tubuhku di sofa yang ada di ruang tengah karena lelah mencarinya, aku mendengar jam dinding yang ada di ruang tengah berbunyi sebanyak 6 kali.
Hal ini menujukkan bahwa sekarang sudah jam 06.00.
Aku yang melihat jam bahwa sekarang sudah jam 6.. segera berdiri dan kembali naik ke lantai 2 untuk bersiap-siap.
Mungkin.. aku akan berbicara dengan P’Tod sehabis aku bekerja. 😕
---
Kamar Jo
Jo Pov
Aku lalu segera masuk dan bersiap-siap di dalam kamarku karena interview dan pemotretan kali ini sangat penting untukku.
Aku segera mengambil handukku dan pergi mandi. Pagi ini aku mandi tidak terlalu lama dan setelah mandi, aku segera berjalan ke meja samping tempat tidurku dimana aku meletakkan ponselku. Aku mengambil ponselku dan segera memesan grab car. Aku mengatakan kepada drivernya bila sudah sampai tunggu saja dan kabari aku.
Setelah memesan grab car, aku menaruh kembali ponselku sekalian aku charge lalu aku berjalan ke arah lemari bajuku untuk memilih pakaian yang akan aku pakai.
Aku memilih memakai kemeja berwarna hitam dan celana jeans berwarna biru gelap dipadukan dengan kalung LV. Setelah aku berpakaian, aku berjalan ke arah meja rias.
Aku lalu segera memakai cream pelembab wajah dan sedikit bedak di wajahku, lalu tidak lupa memakai pelembap bibir. Setelah itu aku menyemprotkan parfum di tubuhku.
Aku hanya membutuhkan waktu 45 menit untuk siap pergi bekerja. 😊
Setelah memastikan diriku sudah terlihat sempurna, aku mengambil ponselku yang sudah terisi penuh dan memasukkan charge ke dalam tasku.
Aku melihat sudah ada notification dari driver grab yang aku pesan bahwa dia sudah sampai dan sudah menungguku di depan rumah.
Aku lalu menyampirkan tasku ke bahuku, mematikan AC kamarku dan segera berjalan ke luar kamarku untuk turun ke lantai bawah.
Saat sampai di lantai bawah, aku melihat jam sudah menujukkan jam 07.15 dan aku masih belum melihat P’Tod di dalam rumah ini. 🙄
Karena aku tidak suka sampai terlalu mepet dengan waktu janjian yang dikatakan P’Ruch kepadaku, aku segera berjalan untuk keluar dari rumah. Aku berpikir bahwa aku akan sarapan di lobby gedung Mags atau akan drive true saja saat aku menuju ke gedung Mags di Starbucks untuk sarapanku.
Bruk!
Aku menutup pintu rumah dan tidak lupa menguncinya lalu segera masuk ke dalam mobil grab yang sudah menungguku.
---
Mobil Grab
Jo Pov
Aku masuk ke dalam mobil yang aku pesan dengan perasaan yang bercampur aduk karena aku tidak bisa berbicara dengan P’Tod. Aku sedikit merasa marah, kesal dan juga bingung. 😔
Lalu.. saat mobil ini mulai jalan, aku hanya mengirimkan pesan Line kepadanya.
Jo
P’Tod.. Jo berangkat duluan ya..
Jadwal Jo hari ini di percepat.
Jangan lupa sarapan.
Love you Phi.. 😘
Aku melihat pesanku sudah terkirim padanya.
Aku hanya berharap setelah aku pulang bekerja kami bisa berbicara dari hati ke hati. 😟
Setelah memasukkan ponselku ke dalam tas, aku lalu meminta driver grab ini untuk mampir dulu ke Starbucks agar aku bisa membeli kopi dan croissant untuk sarapanku sebelum bekerja karena saat ini perutku sudah terasa perih minta diisi.
---
Taman Perumahan Xxx
Tod Pov
Aku saat ini sedang berlari mengitari taman yang ada di dekat lingkungan tempatku tinggal. Taman ini letaknya sedikit jauh dari rumahku.
Aku pergi berlari kesini karena ingin menghilangkan pikiran yang berkecamuk di dalam kepalaku. Aku masih merasa bingung karena sampai sekarang N’Che masih tidak membalas pesan Lineku.
Apakah N’Che marah kepadaku?
Tetapi.. semalam dia juga tidak menolak ketika aku cium dan bahkan membalas ciumanku juga. 🙄
Pemikiran ini benar-benar membuat aku merasa tidak nyaman.
Saat aku sudah merasa kelelahan karena terus berlari, aku lalu melihat ada bangku taman. Aku lalu memutuskan untuk berhenti berlari dan beristrahat sebentar di bangku taman itu.
Aku lalu duduk sambil mengatur napasku kembali. Aku lalu mengeluarkan ponselku dan memutuskan untuk menelepon N’Che untuk menghilangkan perasaan resahku ini.
Saat ini aku melihat jam sudah menujukkan jam 06.30.
Apakah sekarang terlalu pagi jika aku menelponnya? Tetapi.. seharunya dia sudah bangun sekarang bukan? 🤔
Aku bertanya-tanya di dalam hatiku.
Akhirnya diantara rasa bimbang yang aku rasakan, aku memutuskan untuk tetap menghubunginya. Aku lalu membuka daftar kontak dan mencari nama N’Che.
Setelah aku menemukannya, aku segera menekan tombol memangil. Saat menunggu dia menjawab teleponku, ada perasaan takut kalau N’Che tidak mau mengangkat teleponku.
Aku mulai menggoyangkan kakiku ke kiri dan kekanan serta menggigit bibirku. Aku merasa gugup dan gelisah. Saat aku melihat telepon di angkat, aku merasa gembira. 😊
Akhirnya.. N’Che mau mengangkat teleponku dan aku yang merasa tidak sabar mendengar suaranya segera berbicara terlebih dulu.
“Hello Ter.. Apakah kamu sudah bangun? Kenapa kemarin tidak membalas pesan Lineku?”
Aku segera bertanya kepadanya, tetapi.. saat aku mendengar dia sedikit terdiam dan menjawabku dengan ragu-ragu..
“Hm.. Hallo P’Tod..”
Aku mendengar bukan suara N’Che tetapi suara seorang wanita. Jadi aku segera terdiam.
“…”
Siapa wanita ini? Apa hubungannya dengan N’Che? Kenapa dia bisa mengangkat ponsel N’Che? Lalu apa yang dilakukan oleh wanita itu pagi-pagi seperti ini di rumah N’Che? 🙄
“Hello.. Phi Tod..”
Aku kembali mendengar suara wanita itu lagi memangil namaku. Suaranya terdengar lembut dan manis di telingaku, pastinya wanita itu juga cantik. Lalu setelah aku terdiam, aku kembali berbicara lagi.
“Eh.. Iya hallo.. Apakah aku salah menelpon? Ini benar no ponsel Cheque kan?”
“Iya Phi.. Ini memang no ponsel Cheque. Aku Bua saudaranya. Ada apa Phi menelpon Cheque? Apakah Cheque memiliki jadwal shooting hari ini Phi?”
“Ah.. Tidak ada apa-apa dan tidak ada jadwal shooting juga untuknya hari ini. Phi hanya ingin bertanya mengapa Cheque tidak membalas pesan Line yang Phi kirimkan semalam..”
“Oh.. Syukurlah kalau begitu. Aku kira ada jadwal shooting hari ini. Cheque sedang sakit Phi dan bila ada shooting dia pasti tidak akan bisa pergi..”
“Hah?! Cheque sakit? Sakit apa? Dia kemarin masih terlihat baik-baik saja?”
Aku merasa gugup, apakah ini adalah pertanda dari mimpiku tadi dan perasana gelisah yang aku rasakan di hatiku?!
N’Che sakit !! 😕
“Hahh.. Tenanglah Phi.. Cheque hanya demam saja. Aku juga kurang tahu kenapa tiba-tiba dia sakit soalnya kemarin saat aku pulang, dia sudah demam tinggi dan sampai saat ini belum turun juga..”
“Oh… Apakah sudah kedokter dan diberikan obat? Apakah perlu Phi telepon dokter langganan Phi?”
Aku segera bertanya dengan nada khawatir meskipun aku mendengar Bua berusaha untuk menenangkan diriku. 😣
“Ah.. Tidak perlu Phi.. Cheque biasa suka demam saat dia kelelahan. Mungkin saat ini dia hanya kelelahan dan kurang istirahat saja. Dia sudah minum obat dan hanya perlu banyak istriahat saja. Besok dia pasti sudah sehat lagi..”
“Oh.. Syukurlah kalau begitu. Tolong sampaikan saja kepadanya bahwa Phi meneleponnya ya..”
Aku mengatakan seperti itu dan berpikir sepertinya sudah tidak ada harapan lagi aku akan bisa mendengar suara N’Che yang aku rindukan. 😔
Aku sengaja meneleponnya karena ingin mendengar suaranya. Tetapi.. sebelum aku menutup teleponku, aku mendengar Bua berkata lagi.
“Iya Phi.. Hm.. Phi Tod..”
“Iya ada apa?”
Aku bertanya dan menunggu dengan perasaan gugup jika ada sesuatu yang penting yang akan dikatakan oleh Bua. Bua lalu melanjutkan berbicara setelah diam selama satu detik.
“Hm.. Sebenarnya aku tidak enak mengatakan ini dan takut merepotkan Phi..”
“Katakan saja.. Phi tidak masalah dan kebetulan sedang senggang hari ini. Jadi ada apa?”
Aku mengatakan itu dan memang hari ini aku sedang tidak ada jadwal. Aku lalu mendengarkan perkataan yang Bua katakan dengan seksama.
“Hm.. Begini Phi.. tadi aku mendapatkan telepon dari kantorku bahwa 2 jam lagi aku harus kembali ke kantor karena ada meeting dadakan. Jadi.. Bisakah aku minta tolong Phi untuk datang ke sini untuk membantu aku menjaga Cheque sekarang? Aku benar-benar minta maaf sudah merepotkan Phi..”
Setelah aku mendengar kata-kata yang di ucapkan oleh Bua, aku merasa sangat bersemangat dan secara tidak sadar aku segera berdiri tegak dari bangku
taman yang sedang aku duduki. 😊
“Oh.. Phi sama sekali tidak merasa di repotkan dan Phi akan segara datang kesana..”
“Ah.. Makasih banyak P’Tod..”
“Iya sama-sama..”
“Phi satu lagi hehehe..”
“Hm… ada apa lagi?”
“Bisakah Phi mampir untuk membelikan Cheque bubur dan juga bye bye Fever saat datang kesini? Aku sudah benar-benar tidak memiliki waktu untuk memasak bubur untuknya lagi Phi..”
“Baiklah.. Apakah ada lagi yang ingin Phi belikan selain bubur dan obat penurun panas?”
“Hmm.. Tidak ada lagi Phi..”
“Baiklah.. Lalu bisakah kamu mengatakan kepada Phi.. Cheque tinggal di apartment nomor berapa? Phi tidak tahu no apartmentnya..”
“Iya bisa Phi.. Nomor apartmentnya 2605 Phi.. Di lantai 26 kamar no 5 di Tower C ya Phi.. Omong-omong.. Hmm.. Apakah Phi sudah tahu dimana apartmentnya? Perlukah aku shared lock?”
“Ah.. Tidak perlu.. Phi sudah tahu dimana apartmentnya. Kemarin malam Phi yang mengantarkan dia kembali..”
“Oh.. Baiklah Phi.. Tolong segera datang ya Phi hehehe. Karena aku tidak ingin meninggalkan dia sendirian saat dia sakit..”
“Baiklah.. Tunggu Phi ya..”
“Ok…terima kasih banyak Phi..”
Setelah aku mematikan teleponku, aku lalu melihat jam dan sekarang sudah jam 07.25.
Hmm.. aku berbicara dengan Bua selama kurang lebih 20 menit ternyata. 😅
Aku lalu segera memasukkan ponselku lagi ke saku jaketku.
Aku berpikir bahwa aku harus segera datang ke apartment N’Che secepatnya untuk menjaganya. Aku sangat merindukannya dan juga khawatir saat mendengar dia sakit.
Tetapi.. betapa bodohnya aku saat aku sadar bahwa saat ini aku masih ada di bangku taman di mana dari taman ini untuk kembali ke rumahku lagi membutuhkan waktu sekitar 15 menit. 😅
Arrghh!! Sial!!
Aku mengumpat dengan kesal dan segera kembali memasang airpod-ku lagi di telingaku. Aku lalu segera bersiap-siap berlari dengan kencang ke rumahku setelah memastikan ponselku aman di dalam saku jaketku.
Di dalam pikiranku aku harus segera sampai ke rumahku dan mandi lalu berganti pakaian untuk pergi ke apartment N’Che lalu menemuinya.
---
Depan Rumah Tod
10 Menit Kemudian..
Tod Pov
“Ha.. ha…ha..”
Dengan napas yang terasa sedikit terengah-engah aku akhirnya sampai di depan rumahku lebih cepat 5 menit lebih awal karena aku berlari dengan sangat kencang untuk bisa sampai di rumahku dari taman. 😅
Saat ini aku sedang menumpukan kedua tanganku diatas dengkulku dengan sedikit mencondongkan badanku. Aku merasakan keringat mengucur deras dari tubuhku dan rasanya aku hampir saja pingsan karena merasa kelelahan, tetapi bayangan N’Che yang sedang terbaring sakit membuat aku kembali merasa bersemangat dan berpikir harus segera menemuinya. 😊
Cklek!
Aku lalu segera membuka pintu rumahku saat aku merasakan kekuatan tubuhku sudah sedikit pulih.
---
Di Dalam Rumah Tod
Tod Pov
Saat aku membuka pintu rumahku, aku merasakan suasana di dalam rumahku masih terlihat sepi dan sunyi senyap.
Hm.. Apakah Jo belum bangun?
Aku memikirkan hal itu dan melihat kearah jam dinding yang sekarang sudah menujukkan jam 07.35.
Aku hanya melihat Kugy dan Kero yang terlihat masih tidur dengan melingkar di tempat tidur mereka masing-masing.
Aku segera melepaskan sepatu dan kaos kaki yang aku gunakan untuk berlari di ruang tamu lalu meletakkan sepatuku itu di dalam rak sepatu sedangkan kaos kakiku aku taruh di keranjang cucian yang ada di depan kamar mandi yang ada dekat dapur.
Lalu aku berjalan menuju ke arah dapur untuk mengambil air di dalam lemari es. Aku merasa haus dan ingin minum agar menghilangkan dahaga yang aku rasakan.
Grek! Bruk!
Aku membuka lemari es dan segera mengambil sebotol air yang ada di dalam kulkas lalu segera meminumnya.
Glup! Glup! Glup!
Aku meminum air itu dan setengah botol aku habiskan untuk menghilangkan rasa dahagaku.
Aku lalu menaruh botol yang sudah aku minum diatas meja makan dan segera naik ke lantai dua menuju kamarku.
---
Kamar Tod
Tod Pov
Aku masuk ke dalam kamarku dan segera menutup pintu kamarku.
Bruk!
Aku lalu berjalan untuk menutup pintu balkon yang tadi aku buka dan mulai menyalakan AC agar kamarku terasa sejuk kembali.
Aku mengeluarkan ponselku dari kantung jaket dan menaruhnya di atas meja samping tempat tidurku sekalian aku charge, aku juga melepaskan airpod yang aku pakai juga. Aku tidak melihat lagi ponselku meskipun aku melihat sepertinya tadi ada sebuah notification Line.
Karena aku sudah merasa kepanasan dan ingin segera menemui N’Che. Aku lalu melepaskan seluruh pakaianku yang sudah basah oleh keringat dan melemparkan pakaian itu ke dalam keranjang cucian di depan kamar mandi.
Aku masuk ke dalam kamar mandi dalam keadaan telanjang bulat. 😅
---
Kamar Mandi
Tod Pov
Aku saat ini sudah ada di dalam kamar mandi dan segera berjalan ke arah shower. Aku mulai menyalakan shower dan mengatur suhu airnya menjadi hangat.
Aku lalu membiarkan air shower yang hangat ini membasahi tubuhku selama beberapa saat. Aku memejamkan mataku dan mendongakkan kepalaku, aku membiarkan air hangat menerpa wajahku.
Rasa penat dan lelah yang aku rasakan di tubuhku perlahan-lahan mulai menghilang dan merasakan tubuhku terasa segar. Aku lalu mulai mengambil sabun untuk menyabuni tubuhku.
Srek! Srek! Srek!
Saat aku sedang menyabuni tubuhku, tiba-tiba bayangan wajah N’Che yang manis terlintas di dalam pikiranku apalagi saat aku menciumnya di dalam mobil. Wajahnya yang terlihat memerah dan malu-malu membuat aku tersenyum sendiri. 😊
Lalu aku merasakan juniorku mulai terbangun meskipun hanya membayangkan wajah N’Che.
“Arghh.. Sial!! Kenapa kamu malah terbangun sekarang??”
Aku mengumpat dan menatap juniorku yang telihat menegang. 🙄
Aku harus cepat membuatnya tidur kembali.
Aku mengatakan itu dan mulai berusaha untuk membuat juniorku tenang kembali dengan memikirkan N’Che. Aku memerlukan waktu 5 menit untuk menenangkan juniorku ini.
Lalu setelah juniorku tenang, aku segera membilas tubuhku yang sudah aku sabuni sampai bersih dan aku juga segera keramas karena aku merasakan rambutku bau karena berkeringat.
10 menit aku menyelesaikan mandiku dan segera menyeka tubuhku dengan handuk. Aku lalu melilitkan handuk ke atas pinggangku dan handuk kecil untuk menyeka rambutku yang masih basah.
Aku lalu berjalan keluar kamar mandi.
---
Kamar Tod
Tod Pov
Aku lalu berjalan ke arah lenari pakaianku dan memilih untuk memakai kaos berwarna biru dongker dan celana panjang hitam. Aku segera memakai pakaianku.
Setelah itu aku duduk di meja riasku dan mulai mengeluarkan hair dryer untuk mengeringkan rambutku. Hanya membutuhkan waktu 5 menit rambutku sudah kering dan aku mematikan hair drayer lalu mulai memakai pelembap wajah, bedak tipis-tipis dan tidak lupa lip balm serta menyemprotkan parfum di tubuhku.
Saat aku melihat pantulan diriku sudah sempurna, aku mengambil tas untuk memasukkan ponsel, charger dan tab ku juga dompet. Lalu berjalan ke luar kamarku tidak lupa aku mematikan AC untuk menghemat listrik. 😅
Saat aku turun ke lantai satu, aku melihat jam sudah menujukkan jam 07.55.
Aku lalu segera berjalan untuk mengambil kunci mobilku dan berjalan keluar rumah.
Aku lalu masuk ke dalam mobilku.
---
Mobil Tod
Tod Pov
Bruk!
Aku menutup pintu mobilku, meletakkan tasku di samping kursi pengemudi lalu mulai menyalakan mobilku untuk aku panasin sebentar.
Saat aku memanasi mobilku, aku mengeluarkan ponselku untuk mengecek apakah ada pesan yang penting. Aku melihat ada pesan dari Jo.
Jo
P’Tod.. Jo berangkat duluan ya..
Jadwal Jo hari ini di percepat.
Jangan lupa sarapan.
Love you Phi.. 😘
Saat membaca pesan yang Jo kirimkan satu jam yang lalu, aku rasanya tidak ingin membalasnya, tetapi jika aku tidak membalas pesannya maka Jo pasti akan marah padaku. Akhirnya aku membalas pesannya.
Tod
Ok.. Semangat kerjanya..
Lakukan yang terbaik..
Kamu juga jangan lupa makan.
Aku hanya membalasnya seperti itu dan menaruh ponselku lagi di dalam tas. Aku lalu mulai menjalankan mobilku ke arah apartment N’Che.
Kalau jalan tidak macet aku hanya perlu waktu 10 menit ke apartmentnya karena jika di lihat dari jarak sebenarnya rumahku dan apartment N’Che sangat dekat. 😊
Untng saja jalan pagi ini cukup lenggang karena belum banyak kendaraan yang melintas. Lalu aku ingat bahwa Bua meminta aku untuk membelikan bubur untuk N’Che sarapan.
Tetapi.. sepanjang perjalanan menuju ke arah apartemen N’Che, aku tidak menemukan satupun penjual bubur atau toko yang menjual bubur. 😔
Akhirnya.. aku memutuskan akan membuat bubur sendiri untuknya. Yeah.. aku bisa memasak bubur karena aku pernah memasaknya ketika Mae sedang sakit dan Mae mengatakan bubur buatanku enak. 😊
Jadi.. aku sangat ingin N’Che merasakan bubur buatanku. Saat Jo sakit saja aku tidak pernah ingin memasakkan bubur untuknya tetapi.. entah kenapa saat N’Che sakit aku ingin membuatnya.
Aku ingat ada 7-eleven yang cukup besar di dekat area apartment N’Che dan aku berpikir akan mampir dulu ke sana sebentar. Aku melihat masih ada waktu sebelum Bua pergi yang katanya jam 9an.
---
7-Eleven
Tod Pov
Aku akhirnya sampai di 7-eleven yang aku tuju dan segera memarkirkan mobilku.
Aku lalu membawa tasku dan segera turun untuk berbelanja.
Aku lalu segera masuk ke dalam 7-eleven, mengambil trolley dan mulai mencari bahan-bahan yang aku butuhkan untuk membuat bubur yang sederhana tetapi enak.
Setelah mendapatkan semua bahan, aku lalu pergi ke area buah-buahan dan membeli beberapa buah jeruk yang biasanya aku suka makan karena manis. Lalu tidak lupa membeli beberapa bye bye fever seperti yang di pesan oleh Bua.
Setelah aku berpikir semua barang yang aku butuhkan sudah aku ambil, aku segera berjalan untuk menuju kasir untuk membayarnya.
Lalu aku segera membawa dua kantong besar hasil belanjaanku untuk aku masukkan ke dalam mobilku.
Setelah itu, aku segera menjalankan mobilku lagi ke arah apartment N’Che.
Hanya membutuhkan waktu 5 menit aku sudah sampai dan memarkirkan mobilku di area parkiran apartment N’Che di basement.
---
Apartment N’Che
Tod Pov
Aku lalu kelaur dari mobilku untuk mengambil tas serta dua kantong plastik besar barang-barang belanjaanku dan mulai berjalan ke arah lift gedung ini untuk naik ke tempat dimana apartments N’Che berada.
Aku lalu segera menekan tombol lift untuk naik. Lalu tidak menunggu waktu lama lift di depanku terbuka dan aku segera menekan tombol lantai apartment N’Che berada.
Tring…
Tidak membutuhkan waktu yang lama aku mendengar suara lift itu berbunyi dan terbuka yang mendadakan aku sudah berada di lantai yang aku tuju.
Yeah.. aku sangat cepat sampai di lantai tujuanku karena hanya ada aku sendiri di dalam lift tadi dan aku berpikir apartment N’Che termasuk apartment yang cukup mahal dan sangat esklusif.
Lalu aku berjalan keluar lift dan mulai mencari letak kamar apartmentnya. Tidak membutuhkan waktu lama aku segera menemukannya karena di lantai ini hanya ada 10 kamar dan benar-benar terlihat private.
Lalu aku buru-buru menekan bell apartemen N’Che itu.
Ting Tong.. Ting Tong.. Ting Tong..
Saat aku menunggu pintu apartment ini dibuka.. aku merasakan sedikit deg-degan, khawatir, gugup dan juga senang karena sebentar lagi aku akan bisa bertemu dengan N’Che. 😊
Sekitar 3 menit aku menunggu pintu apartment ini terbuka.
Cklek!
Saat pintu apartment ini terbuka, aku yang tadinya hanya menatap kearah bawah segera mendongakan kepalaku. Aku melihat ada seorang gadis yang telihat cantik dengan rambut panjang sebahu berdiri di depanku dan tersenyum dengan manis. 😊
Kenapa wanita ini sangat mirip dengan N’Che tetapi.. dia versi wanitanya. Jika N’Che seorang wanita dia pasti secantik wanita ini.
Aku mengatakan itu di dalam hatiku sambil menatap wanita didepanku. Tetapi.. sepertinya aku tidak asing dengan wanita ini, tetapi.. dimana aku pernah bertemu dengannya? 🤔
Aku memikirkan itu dan masih terdiam selama beberapa saat sampai aku sedikit terkejut saat mendengar suara manis wanita itu menyapaku.
“Hm.. Selamat Pagi P’Tod.. Ayo silakan masuk..”
Wanita itu menyapaku sambil tersenyum dan mempersilakan aku masuk ke dalam apartment ini.
“Selamat Pagi.. Hmm.. Bua?”
Aku mengatakan itu dan dengan perasaan ragu-ragu segera masuk ke dalam apartment ini.
Bruk!
Setelah aku masuk, aku mendengar suara ointu apartment inu ditutup.
“Iya benar Phi, aku Bua saudara sepupu Cheque, kami seumuran. Kita pernah bertemu dulu saat aku dan Cheque datang Ke Bangkok University, kami dikenalkan oleh P’Run. Apakah Phi masih mengingat aku?”
Bua bertanya kepadaku dan aku segera mengangkat tanganku sambil tertawa kecil menggaruk belakang leherku.
“Heheh… Benarkah Phi sedikit lupa-lupa ingat hehe..”
Setelah mengatakan hal itu, aku segera memperhatikan apartment yang terlihat cukup luas untuk ditempati oleh dua orang. Kondisi di dalam apartment ini tidak terlihat terlalu mewah dan bukan juga seperti apartment yang biasa saja tetapi.. terlihat sangat nyaman. 😊
Seingatku.. Harga apartment di daerah ini sangat mahal. Apakah N’Che menyewa apartment ini atau dia adalah pemilik apartment ini? 🤔
Aku belum terlalu banyak tahu tentang dirinya, tetapi.. aku menjadi penasaran.
Jika dilihat bahwa N’Che adalah orang baru yang baru saja terjun di dunia entertainment tidak mungkin dia bisa memiliki apartment disini.. Tetapi jika aku melihat postingan di Instagramnya, aku bisa mengatakan bahwa dia terlihat tidak ingin menyombongkan kekayaannya dan terlihat sangat sederhana.
Meskipun aku tahu bahwa dia bukan orang yang tidak mampu karena aku melihat dia sangat suka pergi berlibur ke Jepang setahun mungkin dia bisa pergi sebanyak 2-4 kali. Aku tau bahwa berlibur ke Jepang itu tidak murah. Bahkan aku dan Jo saja yang sudah lama di dunia entertainment hanya bisa berlibur setahun atau dua tahun sekali jika harus memakai uang kami pribadi. Kecuali ada sponsor yang ingun membiayai perjalanan kami untuk mempromosikan tempat mereka. Yeah.. Hal ini hitung-hitung berlibur sambil bekerja. 😅
Saat memikirkan hal itu, aku semakin merasa penasaran tentang latar belakang Keluarga N’Che.
Saat aku terdiam selama beberapa saat lagi memikirkan itu semua, kembali aku terkejut mendengar suara Bua lagi.
“Ah.. Tidak masalah Phi lagian hal itu juga sudah lama wajar kalau Phi lupa. Phi membeli apa saja? Mengapa terlihat banyak sekali yang Phi bawa?”
“Oh.. Phi tadi tidak menemukan penjual bubur. Akhirnya Phi memutuskan membeli bahan-bahan untuk membuatnya sendiri…”
Aku mengatakan itu untuk menutupi rasa terkejut yang aku rasakan.
“Wah.. Apakah Phi bisa memasak? Jadi merepotkan.. Harusnya tadi Phi membeli bubur instan saja hahaha..”
Bua mengatakan seperti itu sambil tertawa. Suara tawa Bua terdengar sangat manis seperti suara tawa N’Che. Mereka berdua seperti anak kembar.
“Yeah.. Kalau hanya memasak bubur sederhana Phi bisa. Hahah.. Phi juga lupa bahwa ada bubur instan, tetapi bubur instan rasanya tidak enak jadi lebih baik Phi buat sendiri. Lalu bolehkah Phi meminjam dapur kalian?”
“Iya.. Silakan Phi pakai saja dapur kami. Tetapi jangan sampai berantakannya Phi. Hm.. soalnya Cheque suka cerewet kalau melihat dapur berantakan heheh..”
“Baiklah.. Lalu dimana letak dapurnya? Phi ingin menaruh barang-barang ini dulu..”
Aku mengatakan itu sambil mengangkat 2 kantong besar ditanganku dan tersenyum. 😊
“Ah.. Maaf Phi keasyikan berbicara sampai lupa menujukkan dapurnya kepada Phi. Ayo di sebelah sini Phi..”
Bua mengatakan itu dan segera berjalan ke arah dapur. Aku segera berjalan mengikutinya dari belakang.
---
Dapur Apartment Cheque
Tod Pov
Sesampainya di dapur, aku melihat dapur ini sangat luas dan juga bersih. Aku memandangi kesekeliling dapur ini dan melihat bahwa dapur ini juga sangat lengkap.
“Hm.. Phi bisa meletakkan kantong plastik itu di atas meja dapur. Anggap saja dapur sendiri..”
“Ah.. Baiklah..”
Suara Bua kembali membuyarkan pikiranku dan aku segera meletakkan 2 kantong plastik besar yang aku bawa di atas meja dapur. Aku lalu mulai mengeluarkan isinya dan ketika aku sedang sibuk mengeluarkan barang-barang yang aku beli dari kantung plastik, aku kembali mendengar suara Bua di belakangku.
“Phi.. Kalau membutuhkan peralatan dapur ada di bagian sini.. Panci ada di sebelah situ.. Bumbu-bumbu dasar ada di dekat kompor dan kulkas..”
Bua segera menerangkan dan aku hanya menganggukkan kepala tanda mengerti dan dia kembali berkata lagi.
“Hm Phi.. Apakah Phi sudah sarapan? Jika belum ayo sarapan bersama-sama denganku dulu sebelum Phi memasak dan merawat Cheque. Aku masih memiliki beberapa roti yang aku beli kemarin dan juga kopi. Phi suka roti rasa apa dan kopi apa? Biarkan aku menghangatkan roti itu di microwave dan membuatkan kopi untuk Phi..”
Saat mendengar pertanyaannya, aku baru sadar bahwa pagi ini aku belum sempat sarapan karena sangat ingin buru-buru menemui N’Che dan datang ke apartment ini. Tetapi.. aku tidak ingin merepotkan Bua, meskipun perutku sudah berbunyi minta di isi. 😅
“Oh.. Apakah tidak merepotkan?”
“Repot apa Phi.. Aku tinggal memanaskan rotinya di microwave dan menuang air panas lalu memasukkan kopi saja. Tidak repot. Aku malah yang sudah merepotkan Phi. Phi sudah mau jauh-jauh datang kesini untuk menjaga Cheque padahal Phi sedang libur..”
“Hahah.. Sama sekali tidak merepotkan. Phi senang bisa membantumu menjaga Cheque..”
Aku mengatakan itu dan sebenarnya aku senang-senang saja bisa mendapatkan kesempatan untuk lebih dekat dengan N’Che meskipun saat ini dia sedang sakit. 😊
“Ah.. Baiklah kalau begitu.. Phi duduk saja dulu di ruang makan..”
Bua mengatakan itu dan aku menganggukkan kepalaku lalu berjalan ke arah meja makan.
Aku melihat Bua segera membuatkan aku kopi dan menghangatkan beberapa roti untuk teman roti.
Aku sebenarnya lebih suka kopi espresso karena aku tidak suka yang terlalu manis. Tetapi karena disini hanya ada americano dan cappuccino, aku lebih memilih americano karena sama-sama tidak manis seperti espresso. 😊
Lalu.. saat aku berjalan ke arah meja makan, aku kembali memperhatikan apartment ini yang terasa pemiliknya menyukai nuansa klasik yang artistik karena aku melihat satu lukisan besar yang tergantung di dinding ruang tengah terlihat abstrak.
Aku berpikir orang yang membuat lukisan itu pasti memiliki citra rasa seni yang baik. Aku sedikit mengerti tentang lukisan karena aku dari jurusan arsitektur.
Tidak menunggu terlalu lama..
Aku melihat Bua berjalan ke arah meja makan dengan di tangannya ada sebuah nampan yang berisi secangkir kopi yang terlihat masih mengeluarkan asap dan sepiring roti yang masih hangat.
Dia lalu meletakkan secangkir kopi dan piring roti itu di depanku lalu mempersilakan aku memakannya.
Bua lalu duduk di seberangku untuk menikmati sarapannya juga. Kami berdua sarapan sambil terdiam untuk beberapa waktu.
Aku cukup menikmati roti yang dia sajikan dan juga kopi yang dia buatkan untukku. Apa lagi tadi aku tidak sempat sarapan sehabis lari pagi yang cukup menguras tenagaku agar aku bisa segera sampai disini.
Saat kami sedang menikmati sarapan, tiba-tiba aku mendengar Bua bertanya kepadaku dan aku sempat terdiam lalu berpikir mengapa aku bisa mengatakan hal itu kepada Bua. 🤔
“Hm.. Phi kenapa Phi mengatakan bahwa di rumah Phi membosankan? Bukankah Phi tinggal bersama-sama dengan P’Kavin dan juga kedua kucing Phi? Pasti tidak akan terasa membosankan. Tidak seperti disini hanya ada aku dan Cheque serta satu kucing kami..”
Bua mengatakan itu karena sebelumnya aku sempat mengatakan bahwa aku merasa bosan berada di rumah. Tadi dia sempat bertanya apakah aku hanya sendirian di rumah dan aku mengatakan bahwa aku tinggal bersama-sama dengan Jo dan kedua kucingku serta beberapa PRT kami.
Aku sedikit menyesal mengapa tadi aku menjawab dengan jujur bahwa aku tinggal bersama-sama dengan Jo. Dia pasti ingin bertanya apa sebenarnya hubunganku dengan Jo. 🙄
Tetapi.. karena aku sempat terdiam, Bua tidak bertanya lagi. Aku hanya bisa menjawabnya sambil tersenyum. 😊
“Yeah.. Karena kami sama-sama sibuk dan tidak selalu mempunyai waktu libur yang bersamaan..”
Aku mengatakan itu dengan tenang sambil tetap memakan rotiku dan menyeruput kopiku pelan-pelan.
“Owh..”
Bua hanya mengatakan itu dan tidak bertanya lagi.
Lalu setelah kami selesai sarapan, Bua ingin membersihkan bekas piring dan cangkir kami, tetapi.. aku segera mencegahnya dan berkata padanya.
“Bua.. Biarkan nanti Phi saja yang mencucinya. Kamu taruh saja di dapur..”
“Oh.. Baiklah.. “
Bua mengatakan itu dan dia berdiri untuk menaruh cangkir dan piring kotor itu di dalam dapur setelah keluar dari dapur.. Dia berkata lagi.
“Oh ya Phi sebelum aku pergi, ayo aku tunjukkan dimana kamar Cheque..”
“Baiklah..”
Setelah itu dia berjalan dan memberikan aku isyarat untuk mengikutinya. Aku lalu segera berdiri dan mengikutinya dari belakang.
---
Kamar Cheque
Tod Pov
Clek!
Aku yang berdiri di belakang Bua saat dia membuka pintu kamar N’Che. Aku melihat dia masih tertidur dengan pulas dan sangat cantik saat dia tertidur. 😊
“Ayo Phi silakan masuk dan tidak usah malu-malu…hahaha..”
Bua mengatakan itu dan mempersilakan aku masuk ke dalam kamar N’Che.
“Ah.. Iya..”
Aku menjawabnya dengan sedikit tergagap dan saat aku masuk ke dalam kamar N’Che, aku segera mencium aroma khas tubuh N’Che yang aromanya membuat aku merasa nyaman. 😊
“Che.. Ayo bangun.. Ada P’Tod datang menjengukmu..”
Saat aku masuk dan berdiri di dekat Bua, aku mendengar Bua berusaha untuk membangunkan N’Che dengan menggoyangkan lengannya.
Lalu setelah beberapa saat, kami bisa mendengar suara gumaman kecil keluar dari mulutnya.
“Hm..”
Dia membalikan badannya untuk menatap ke arah Bua dan aku sekilas, lalu kembali menutup matanya kembali.
“Cheque.. P’Tod akan menjagamu.. Aku harus pergi ke kantor dulu ya.. Aku akan segara kembali..”
“Hm…”
N’Che terdengar bergumam lagi dan kembali memutar tubuhnya untuk membelakangi kami berdua sambil menutup matanya lagi.
Heheh.. N’Che sangat imut seperti seekor anak kucing yang manja. 😊
Aku mengatakan itu di dalam hatiku dan mulai mengedarkan pandanganku ke sekelilingku. Aku tidak melihat terlalu banyak barang di dalam kamar ini dan semua terlihat tertata dengan rapih sehingga membuat nyaman.
“Beginilah Phi kalau Cheque sakit.. Dia hanya akan tidur seharian dan tidak mau membuka matanya ataupun makan. Makanya harus ada yang menjaga dia dan memaksa dia untuk makan dan minum obat kalau tidak sakitnya akan semakin parah..”
Bua mengatakan itu sambil menatapku sehingga aku segera mengalihkan tatapanku untuk menatapnya balik dan membalas ucapannya.
“Hahah.. Phi kalau sakit juga seperti itu. Nanti Phi akan membangunkan dia dan meminta dia untuk makan serta minum obat. Kamu tenang saja..”
Lalu kami berbincang-bincang sebentar sambil bertukar no ponsel. Aku mengatakan kepadanya agar dia tenang saja dan mempercayakan N’Che kepadaku.
Lalu karena Bua sudah harus pergi bekerja, makanya kami memutuskan untuk keluar dari kamar N’Che.
---
Luar Kamar Cheque
Tod Pov
Saat aku mengantarkan Bua yang akan pergi bekerja, kamu mendengar suara kucing. Bua lalu mengangkat kucing itu dan memperkenalkan Tako kepadaku.
Aku lalu memperhatikan kucing berwarna putih dan abu-abu yang terlihat menggemaskan di depanku saat ini. 😊
“Hai Tako salam kenal.. Aku P’Tod..”
Aku mengatakan itu sambil membungkukkan badanku dan mengelus kepala Tako. Tako terlihat sangat manja dan aku langsung menyukainya. 😊
Tako membuat aku teringat akan N’Che yang menggemaskan dan tanpa sadar aku mengatakan hal ini.
“Tako sangat manis seperti Cheque..”
Aku mengatakan itu sambil bergumam dan sepertinya Bua mendengar perkataanku dan dia kembali bertanya lagi. Hal ini membuat aku sedikit gelagapan dan merasa salah tingkah. 😅
Aku lalu segera mengalihkan pembicaraan dengan mengatakan kepada Bua.
“Bukankah kamu mengatakan harus segera pergi kalau tidak akan terlambat?”
Aku mengatakan itu dan hal ini seakan-akan meminta dia untuk cepat pergi. Tetapi.. saat aku melihat ada Tako.. Yeah.. tidak masalah jika kami bertiga di sini. 😊
Bua yang mendengar perkataanku, segera menyerahkan Tako kepadaku dan aku pun menyambutnya, kami berjalan beriringan menuju pintu apartemen.
“Hati-hati di jalan dan jangan mengkhawatirkan Che..”
Aku mengatakan itu kepada Bua untuk menenangkannya.
“Hm.. Iya Phi.. sampai jumpa lagi..” ucapnya.
Bua berjalan keluar dari apartment ini dan aku melihatnya berjalan menuju lift yang akan membawanya ke lantai dasar apartement. Aku memperhatikan dia sampai dia masuk ke dalam lift dan turun.
Aku pun masuk kembali kedalam apartment. 😊
---
Kantor Majalah Mags
Jo Pov
Saat ini sudah menujukkan jam 08.00 dan aku sedang bersiap-siap untuk melakukan pemotretan. Aku sedang di dandani dan tema pemotretan kali ini adalah Chic & Casual.
Sesekali aku memandangi ponselku dan hanya terlihat ada satu balasan dari P’Tod. 😔
Tod
Ok.. Semangat kerjanya..
Lakukan yang terbaik..
Kamu juga jangan lupa makan.
Melihat pesan darinya membuat aku merasa kesal karena tidak ada kata-kata mesra yang menunjukkan bahwa dia mencintaiku seperti biasanya.
Apa yang membuat P’Tod berubah seperti ini? 🙄
Tetapi.. kalau dipikir-pikir lagi, P’Tod suka bersikap seperti ini. Sikapnya sangat dingin dan juga terkesan cuek.
Tetapi dibalik sifatnya itu.. P’Tod sebenarnya orang yang sangat pengertian, selalu mengalah dan hangat.
Tetepi.. lama-lama aku tidak suka dengan sikapnya yang seperti ini. Dia terlihat sudah berubah, tetapi.. aku masih belum yakin kenapa dia seperti ini.
Hm.. Apakah ini hanya perasaanku saja? Apakah aku merindukan seorang kekasih yang menunjukkan perhatian mereka secara nyata dan tidak sembunyi-sembunyi yang seperti aku dan P’Tod lakukan? 😔
Terkadang aku merasa iri dan cemburu saat melihat couple lain yang dengan bebasnya bisa menujukkan kalau mereka pasangan kekasih tanpa ada perasaan malu atau takut di hujat. Tetapi.. aku masih percaya kalau P’Tod adalah orang yang setia karena kami sudah lama bersama-sama bahkan sudah tinggal serumah.
Aku tenggelam di dalam pikiranku dan tidak sadar jika aku sudah selesai di make-up dan P’Ruch memangilku untuk berganti pakaian.
“Jo.. Nong Jo.. Nong.. Ayo ganti pakaianmu.. Jo..”
Aku baru sadar lagi saat aku merasakan tepukkan keras di lenganku.
Puk!
“Auww..”
Aku segera berteriak kecil dan ketika aku menoleh ternyata yang memukulku adalah manajerku P’Ruch. Aku mengusap lenganku sambil bertanya kepadanya. 😒
“Hm.. Ada apa Phi?”
“Ayo ganti bajumu.. sebentar lagi giliranmu.. Ayo cepat.. Aku sudah memangilmu dari tadi tapi kamu tidak mendengarkannya. Apa yang sedang kamu pikirkan sayangku?”
P’Ruch bertanya dengan nada yang terdengar sedikit genit dan menyerahkan 1 stel pakaian untuk aku kenakan.
P’Ruch sudah aku anggap Phi-ku sendiri, sahabat dan keluargaku. Dia seperti ibu yang sangat menyayangi aku.
“Hm.. Tidak memikirkan apa-apa, Phi. Baiklah.. Jo ganti baju dulu ya. Dimana Jo bisa berganti baju?”
“Itu di ruangan yang sebelah kanan..”
Aku lalu menganggukkan kepalaku dan segera berjalan ke arah ruangan yang P”Ruch tunjukkan.
---
Ruangan Fitting Room
Jo Pov
Aku lalu segera masuk ke dalam ruangan ini dan mengunci pintunya.
Clek!
Ruangan ini terlihat cukup besar untuk ruangan fitting room mungkin bisa membuat 3 orang dan ada sebuah kaca yang besar juga.
Aku lalu segera melepaskan baju yang aku kenakan dan menggantinya dengan baju yang di berikan P’Ruch.
Tidak membutuhkan waktu lama aku sudah mengganti pakaianku dan berdiri di depan cermin yang besar di ruangan itu.
Aku lalu merapihkan baju yang aku kenakan dan melihat pantulan diriku, aku sempat mengambil photo beberapa kali dengan ponselku agar nanti aku up di IGs ku. 😊
Lalu aku mendengar suara ketukan dari luar pintu ruangan ini.
Tok!Tok!Tok!
“Jo.. Apakah kamu masih lama? Sekarang sudah giliranmu..”
Aku mendengar P’Ruch mengatakan itu dari luar ruangan ini.
“Iya Phi.. sebentar lagi aku keluar..”
Aku lalu sekali lagi melihat pantulan diriku di cermin dan tersenyum lalu berkata sebelum keluar.
Semangat Jo kamu pasti bisa melakukan yang terbaik. Fokus dulu bekerja jangan memikirkan hal lain. 😊
Setelah menyemangati diriku sendiri, aku lalu berjalan ke luar ruangan itu.
---
Ruang Pemotretan
Jo Pov
Aku lalu berjalan ke arah P’Ruch dan menyerahkan bajuku untuk dia pegang.
Setelah itu aku mendengar suara kameramen yang meminta aku untuk segera masuk ke dalam sudut yang akan digunakan untuk pemotretan.
Tidak membutuhkan waktu lama aku sudah selesai pemotretan. Tetapi.. aku belum bisa pulang karena pemotretan kali ini ada 2 sesi.
Saat sesi pertama selesai, aku meminta izin kepada P’Ruch untuk pergi ke toilet karena aku ingin buang air kecil di sela-sela istirahat untuk makan siang.
Yeah.. sekarang sudah jam 12.00.
---
Kamar Mandi
Jo Pov
Aku masuk ke dalam kamar mandi yang ada di sudut lorong lantai ini.
Aku segera menyelesaikan urusanku untuk buang air kecil, lalu ketika aku ingin keluar dari kamar mandi ini.
Bruk!
Secara tidak sengaja aku menabrak seseorang karena aku tidak melihat ke depan saat aku membuka pintu kamar mandi ini.
“Ouch!”
Aku memekik pelan karena kepalaku terbentur oleh dada bidang seseorang. Aku samar-samar bisa mencium aroma parfum maskulin dari orang yang aku tabrak ini.
“Oh.. Maafkan aku Phi. Aku tidak melihat ada Phi yang ingin keluar dari dalam kamar mandi..” Kata orang itu.
Saat mendengar suaranya, aku sedikit mengerutkan keningku dan merasa suaranya terdengar familiar, tetapi.. aku belum mendongakan kepalaku untuk melihatnya karena masih mengusap kepalaku yang sedikit terasa sakit.
“Iya.. Tidak masalah.. Aku juga salah tidak melihat ke depan saat akan keluar dari kamar mandi..”
“Apakah Phi terluka?”
“Hm.. Tidak apa-apa, aku baik-baik saja. Jangan khawatir..”
Aku lalu mendongakkan kepalaku untuk melihat orang yang dari tadi memangil aku Phi dan suaranya terdengar familiar. Saat aku menatapnya, aku melihat orang yang bertabrakan denganku adalah Benjamin temanku yang merupakan pernah bermain satu series denganku di series Be Mine Superstar.
“Ah.. Ben, aku tidak apa-apa. Apakah kamu ada pemotretan juga disini? Di lantai berapa?”
“Iya Phi.. Di lantai ini dan aku baru saja datang karena ada urusan dulu tadi..”
“Ah.. Jangan katakan pasanganku untuk pemotretan ini adalah kamu ya?”
“Heheh.. Sepertinya iya Phi..”
Saat aku sedang berbincang-bincang dengan Ben, aku melihat P’Ruch melambaikan tangannya memangilku.
“Hm.. Baiklah kalau begitu Phi tinggal dulu ya.. P’Ruch memangil Phi.. Sampai bertemu di tempat pemotretan..”
“Iya Phi..”
Aku lalu berjalan melewatinya dan tanpa sengaja tangan kami bersentuhan dan aku hanya tersenyum sambil menatapnya. Ben juga membalas senyumanku. 😊
---
Ruang Istirahat
Jo Pov
Aku masuk ke ruang Istirahat dan menghampiri P’Ruch.
“Ada apa Phi?”
“Oh.. Ini Phi sudah ambilkan kotak makan siangmu. Kamu makan dulu dan sepertinya hari ini akan sangat panjang untukmu. Tadi kamu berbicara dengan siapa?”
“Hm.. Baiklah Phi.. Owh.. Tadi Ben Phi.. Sepertinya dia yang akan melakukan pemotretan denganku hari ini..”
Aku mengatakan itu dan lalu mengambil kotak makan siang yang di berikan P’Ruch. Aku memutuskan untuk duduk di meja yang ada di pojok ruangan ini dan mulai makan. Saat aku sedang makan sambil membuka ponselku, aku melihat tidak ada pesan dari P’Tod yang menanyakan pekerjaanku seperti biasa. 😟
“Huf..”
Tanpa sadar aku menghembuskan napasku dengan kasar karena merasa kesal.
“Ada apa denganmu Jo? Dari tadi Phi melihat sepertinya kamu sedang merasa kesal..”
Tiba-tiba aku mendengar suara P’Ruch dari sampingku. Aku tidak sadar dia duduk disampingku mungkin karena aku terlalu fokus memikirkan P’Tod. 😔
“Ah.. Tidak ada apa-apa Phi..”
Aku mengatakan itu dan mulai makan lagi dengan perasaan enggan. Aku makan dengan perlahan-lahan dan sesekali meminum es tehku.
“Apakah kamu sedang bertengkar dengan Tod?”
P’Ruch bertanya padaku dan aku memang suka menceritakan masalahku kepadanya. Jadi mungkin dia sudah bisa menebaknya dengan mudah.
“Ah.. Tidak Phi.. Kami baik-baik saja..”
“Jangan berbohong! Phi sudah mengenalmu dengan baik. Kalian sedang ada masalah bukan?”
“Hm.. Yeah.. aku pikir ini hanya karena kami kurang berkomunikasi saja belakangan ini..”
“Coba kamu ceritakan kepada Phi..”
“…”
Aku terdiam saat mendengar perkataan P’Ruch dan sekarang mengaduk-aduk nasi yang ada di depanku. Rasanya saat ini aku belum siap menceritakan hal ini kepada siapapun karena aku masih berusaha menata hatiku kalau aku menceritakannya sekarang, aku mungkin.. akan menangis. Aku tidak mau menangis disini..😟
“Hm.. Bagaimana kalau nanti saja aku ceritakan kepada Phi.. Sekarang lebih baik kita makan siang dulu daripada waktu kita habis..”
Aku mengatakan itu dan menghindari membicarakan malasalah ini. P'Ruch sepertinya sudah paham bahwa aku tidak ingin bercerita makanya dia hanya menganggukkan kepalanya saja.
"Hm.. Baiklah.. Jika kamu sudah siap menceritakannya maka Phi siap mendengarkan kapanpun kamu tahu bukan?"
"Iya Phi.. Makasih.."
Aku lalu kembali melanjutkan makanku lagi dan sebenarnya makanan ini cukup enak. Kami berdua makan dengan suasana hening sampai aku mendengar..
"Hello.. P'Jo dan P'Ruch.. Bolehkah aku ikut makan disini bersama-sama dengan kalian?"
Saat mendengar suara itu, aku segera mendongakkan kepalaku begitu juga dengan P'Ruch. Aku melihat P'Ruch menganggukkan kepalanya dan berkata.
"Oh.. Ben.. Ayo duduk saja.. Tidak masalah, benarkan Jo?"
"Hm.."
Aku hanya bergumam dan melihat Ben tersenyum manis kepadaku.
“😊”
"Terima Kasih P'Ruch dan P'Jo.."
Ben lalu segera duduk di kursi yang ada di sebelahku. Dia lalu bertanya kepadaku.
"Phi.. Bagaimana kepalamu apakah baik-baik saja? Maaf tadi aku benar-benar tidak sengaja.."
"Ah.. Sudah tidak masalah.. Aku baik-baik saja.."
Aku mengatakan itu sambil tersenyum dan akhirnya kami mulai berbincang-bincang sampai selesai makan. 😊
Hal ini cukup mengalihkan pikiranku dari pikiran mengapa P’Tod tidak menghubungiku sama sekali. 😑
---
Studio Pemotretan
Jo Pov
Setelah kami makan siang.. Aku lalu kembali melakukan pemotretan sesi ke 2 dan kali ini aku tidak di photo sendiri tetapi dengan pasangan.
Pasangan kali ini adalah Ben. 😊
Tidak membutuhkan waktu lama kami mengadakan pemotretan dan setelah itu ada interview singkat.
Lalu selesai sudah jadwalku hari ini. Aku mengeluarkan ponselku dan melihat sekarang sudah jam 16.30.
Aku merasakan cukup lelah setelah bekerja seharian. Aku lalu berjalan ke ruang ganti untuk mengganti pakaianku lagi.
Setelah selesai berganti pakaian, aku segera pamit kepada semua crew untuk pulang. Aku dan P’Ruch segera turun bersama-sama ke lobby.
---
Lobi Gedung Mags
Jo Pov
Saat aku dan P’Ruch sudah sampai lobby, kami segera berpisah karena P’Ruch masih harus mengurus anak-anaknya yang lain.
Lalu aku berjalan ke arah sofa dan duduk disana. Aku mengeluarkan ponselku dan ingin memesan grab car.
Tetapi.. aku sedikit terkejut saat mendengar suara Ben.
“Phi.. Apakah Phi ingin pulang?”
Aku tidak tahu dia dari mana karena tiba-tiba dia sudah ada di belakang bangku yang aku duduki.
“Eh Ben! Kamu mengagetkan aku saja. Iya.. Aku ingin memesan grab car.. Ada apa?”
“Apakah Phi ingin pulang bersama-sama denganku? Aku akan mengantar Phi sampai ke rumah. Phi ikut aku saja karena rumah kita searah daripada lama menunggu grab..” Kata Ben.
“…”
Aku terdiam beberapa saat untuk memikirkannya dan akhirnya aku setuju untuk ikut pulang bersama-sama dengannya.
Lumayan menghemat ongkos grab car.. 🤭
Aku mengatakan itu di dalam hatiku dan segera berdiri untuk mengikuti Ben menuju ke tempat parkiran mobil.
Kami tidak mengucapkan apapun lagi karena kami berdua memang tidak terlalu dekat.
---
Parkiran Mobil
Jo Pov
“Phi.. Phi Jo.. Kita sudah sampai di depan mobilku..”
Saat mendengar suara Ben membuat aku sedikit terkejut karena aku sedang memikirkan hal lain tadi.
“…”
Aku sedikit tertegun saat aku melihat sebuah sedan berwarna balck metalic yang terlihat mewah di depan mataku. Ini adalah mobil keluaran terbaru dari maseratti yang bernama Maserati Quattroporte, mobil keluaran pabrik Italia yang harganya ada yang mencapai 5 M.
“😲”
Mobil ini terlihat sangat elegan dan aku jadi penasaran bagaimana dengan desain interior di dalam mobil ini.
Grek!
Ben terlihat membukakan pintu mobilnya untukku. Hal ini sangat jarang di lakukan oleh P’Tod belakangan ini.
“Uhm.. Terima kasih..”
Aku mengatakan itu dengan sedikit malu-malu dan segera masuk ke dalam mobil ini. Ben memastikan aku sudah duduk dengan aman lalu menutup pintunya.
Bruk!
Wowo.. Interior mobil ini sangat mewah dan anak muda zaman sekarang memang mempunyai selera yang tinggi.. 😏
Aku mengatakan itu di dalam hatiku.
Tidak membutuhkan waktu lama mobil mewah yang di kemudikan oleh Ben melaju dengan kencang di tengah-tengah jalanan kota Bangkok untuk mengantarkan aku kembali ke rumah yang sudah aku tinggali bersama-sama dengan P’Tod selama kurang lebih 5 tahun terakhir ini.
Saat sudah sampai di depan rumah, sebelum aku turun, aku sempat berbasa basi menawari Ben untuk mampir tetapi.. dia mengatakan bahwa dia ada urusan lain dan harus segera pergi.
---
Kamar Tidur Cheque
Tod Pov
Saat ini.. N’Che sedang tertidur lagi setelah dia makan dan membersihkan tubuhnya di dalam kamar mandi. Mungkin karena efek obat yang dia minum juga. 😊
Tadi sebelum N’Che tertidur dia ingin aku memeluknya dan saat ini tubuhnya yang terasa hangat di pelukkanku membuat aku merasa nyaman, meskipun sedikit panas daripada biasanya.
Aku tidak tahu mengapa dia bisa sampai demam seperti ini, padahal kemarin dia sehat-sehat saja. 🤔
Aku berpikir sambil memandangi wajahnya. Aku melihat bulu matanya sangat lentik, wajahnya putih mulus, bibirnya terlihat lebih memerah daripada biasanya dan terdengar dengkuran halus keluar dari bibirnya.
N’Che benar-benar seperti Kugy dan sangat manis.
Kiss 😘
Karena aku merasa tidak tahan melihat N’Che yang sangat manis, aku mencium kening dan pipinya yang putih sedikit kemerahan. Lalu aku semakin memeluk tubuhnya dengan erah dan N’Che bergerak untuk semakin masuk ke dalam pelukkanku.
Aku merasakan kenyamanan dan ketenteraman saat memeluk tubuh N’Che yang sudah lama tidak aku rasakan. Saat aku bersama-sama dengan Jo, aku tidak merasakan hal seperti ini. 😟
Saat aku kepikiran tentang Jo, aku berpikir dia pasti akan mencariku karena aku tidak menghubunginya sama sekali dari tadi.
Tanganku lalu segera meraba meja yang ada di samping tempat tidur karena sebelum aku berbaring, aku meletakkan ponselku di atas meja. Aku berniat untuk menghubungi Jo, tetapi.. mataku melihat ke arah kaos dan celana yang aku lepaskan karena merasa kepanasan. Saat ini aku sedang memakai baju N’Che. 😁
Aku berpikir bahwa aku harus mencucinya dan tidak merepotkan Bua atau N’Che. Aku mengambil ponselku dan melihat tidak ada notification atau telephone dari Jo. Mungkin saat ini dia belum pulang dan masih sibuk bekerja.
Aku melihat jam sudah menujukkan jam 16.00.
Aku memutuskan untuk bangun dan aku mulai bergerak dengan pelan untuk melepaskan tangan Che yang memeluk tubuhku dan memindahkan kepala N’Che ke bantal. Aku mendengar dia sedikit bergumam dan bergerak pelan. Aku lalu dengan sigap segera menepuk-nepuk dan mengelus kepalanya dengan lembut agar dia tidak terbangun. Setelah memastikan N’Che kembali tertidur lelap..
Perlahan aku turun dari atas tempat tidur dan mengambil tumpukan baju dan celana yang aku gunakan tadi pagi dan berjalan ke luar kamar N’Che.
---
Ruang Dapur
Tod Pov
Aku keluar dari kamar N’Che dan berjalan ke arah dapur sambil membawa pakaianku yang ingin aku cuci, serta pakaian N’Che tadi.
Mesin cuci itu aku lihat letaknya di belakang dapur yang ada ruangan khusus untuk mencuci. Aku lalu menyalakan mesin cuci, memasukkan sabun pencuci secukupnya dan memasukkan baju-baju itu ke dalam mesin cuci. Lalu mengatur mesin ini.
Setelah itu, sambil menunggu mesin cuci bekerja.. aku berjalan dan duduk di kursi ruang makan. Aku menunggu sambil memainkan ponselku dan melihat akun sosial mediaku untuk beberapa saat sampai aku merasa bosan. 😔
Aku lalu menutup ponselku dan menyanggah wajah dengan tangan lalu mulai melamun. Tidak lama..
Tringg..
Aku mendengar mesin cuci itu sudah berhenti beroperasi dan aku berdiri serta kembali berjalan menuju mesin cuci itu untuk mengeluarkan dan menjemur pakaianku serta N’Che di area jemuran yang ada di sebelah mesin cuci ini.
Aku melihat ada banyak gantungan baju disana dan mulai menjemur pakaianku dan N’Che. Setelah aku selesai menjemur pakaian.
Drr.. Drr..
Aku merasakan ponselku yang ada di saku celana bergetar.
Ini pasti telepon dari Jo.. 🙄
Aku mengatakan itu dalam hatiku. Tetapi.. ketika aku mengeluarkan ponselku dan melihatnya ternyata dari Bua.
Hm.. Ada apa Bua menelepon?
Aku bertanya-tanya sambil mengangkat ponselnya. Aku berjalan untuk meletakkan ember yang aku gunakan untuk membawa cucianku tadi di tempat semula sambil berjalan ke ruang tengah untuk menjawab panggilan Bua.
Saat aku menjawabnya, aku segera mendengar suara yang manis darinya.
“Hallo.. Phi Tod..”
“Hallo.. Ada apa Bua?”
“Phi.. Bisakah aku meminta bantuanmu lagi?”
“Iya.. Katakanlah..”
“Aku sepertinya tidak bisa pulang cepat dan harus bekerja lembur kemungkinan besok sore aku baru bisa pulang.. Jadi bisakah Phi menjaga Cheque sampai besok? Jika tidak bisa maka aku akan menghubungi P’Run untuk menggantikanmu..”
“Owh.. Ya tidak masalah.. Phi bisa menjaganya sampai besok. Kamu tenang saja dan bekerjalah yang baik. Urusan N’Che serahkan kepada Phi..”
“Baiklah.. Terima kasih banyak Phi.. Maaf merepotkan..”
“Hahaha.. Iya sama-sama. Tidak merepotkan karena Phi senang bisa membantumu menjaga N’Che..”
“Ok.. Aku kembali bekerja dulu Phi.. Bye..”
“Hm.. Bye.. Semangat..”
Setelah aku mengatakan itu, Bua segera mematikan teleponnya. Lalu saat aku berbalik untuk melihat ke arah kamar N’Che yang pintunya sedikit terbuka.. Aku sedikit terkejut karena melihat dia sudah duduk di atas tempat tidur sambil menatapku dengan rambut yang masih terlihat acak-acakan dan matanya yang masih mengantuk. Dia sangat lucu dan menggemaskan. 😊
---
Kamar N’Cheque
Tod Pov
Aku segera berjalan masuk ke dalam kamarnya dan bertanya kepadanya.
“Kamu sudah bagun Ter? Bagaimana perasaanmu? Sudah merasa lebih baik kah?”
“Hm.. Aku terbangun karena Phi tidak ada disampingku. Aku berpikir Phi sudah pulang. Hm.. aku sudah baik-baik saja.. Phi tadi kemana?”
N’Che bertanya dengan suara serak dan terdengar sedikit manja sambil mengucek matanya.
“Oh.. Phi tadi mencuci baju Phi dan bajumu, lalu menerima telepon dari Bua. Dia mengatakan tidak bisa pulang hari ini karena harus lembur makanya dia meminta Phi menjagamu sampai besok..”
“Hm.. Kenapa dia tidak meneleponku?”
Saat mendengar perkataanku, aku langsung mendengar suara protes dari N’Che sambil dia mempoutkan bibirnya. Rasanya aku sangat ingin mencium bibirnya. 😅
“Mungkin dia tidak ingin mengganggumu. Dia tahu kamu sedang sakit dan butuh banyak istirahat..”
Aku mengatakan itu untuk menenangkan dia.
“Hmm.. Mungkin juga. Lalu apakah aku merepotkan Phi? Jika iya.. Phi bisa pulang, aku sudah sehat kok..”
Aku lalu mendengar N’Che berkata seperti itu dan nadanya seperti dia sedang mengusirku. Makanya aku berjalan mendekat kepadanya. 😕
“Kamu sama sekali tidak merepotkan Ter.. Phi sangat suka menjagamu dan berada di dekatmu..”
“Benarkah?”
“Hm.. Benar Ter..”
Aku mengatakan itu sambil mengusap lembut rambutnya karena aku melihat matanya menjadi terlihat berbinar-binar saat aku mengatakan hal itu. Lalu aku mengalihkan pembicaraan ini.
“Apakah kamu ingin makan? Phi akan memanaskan bubur untuk kamu makan..”
“Iya boleh Phi.. Aku terbangun juga karena merasa sedikit lapar juga heheh..”
N’Che lalu membalasnya dan mengatakan itu dengan nada yang terdengar menggemaskan. Aku mencubit pipinya pelan.
“Baiklah.. Kamu ingin makan di dalam kamar atau makan di luar?”
“Hm.. aku makan di luar saja Phi.. Bosen seharian di dalam kamar terus..”
“Kalau begitu ayo bangun dan kita keluar atau perlu Phi gendong lagi? Phi masih kuat menggendongmu..”
“Aizz.. Tidak perlu Phi.. Aku bisa jalan sendiri..”
“Jangan lupa bawa obatmu juga..”
“Hm..”
Setelah aku mengatakan itu, aku lalu berbalik untuk keluar dari dalam kamar N’Che menuju ke dapur untuk menghangatkan bubur.
---
Ruang Makan
Tod Pov
Saat aku sedang menghangatkan bubur, aku melihat N’Che mulai berjalan keluar dari dalam kamarnya menuju ruang makan dan duduk di sana.
Tidak lama bubur yang aku hangatkan sudah mendidih. Aku lalu mengambil dua mangkuk untukku dan N’Che karena aku juga merasa sedikit lapar. 😅
Aku lalu membawa mangkuk itu ke depan N’Che dan tidak lupa menyiapkan air hangat untuk dia minum juga. Kami lalu makan dalam diam.
Setelah kami selesai makan dan aku membereskan meja, aku melihat N’Che bangun dan berjalan ke ruang tengah lalu duduk di sofa. Dia telihat mulai menyalakan TV untuk menonton serial.
Saat aku selesai mencuci piring, aku teringat bahwa aku tadi membeli jeruk yang suka aku makan. Tadi aku memasukkannya ke dalam kulkas agar dingin.
Jadi.. aku segera membuka kulkas dan mengeluarkan 2 buah jeruk lalu mencucinya. Aku lalu meletakkannya di atas piring dan berjalan ke arah ruang tengah.
---
Ruang Tengah
Tod Pov
“Ter.. Kamu mau makan jeruk? Jeruknya manis tadi Phi sudah memakannya..”
Aku mengatakan itu sambil berjalan ke ruang tengah dan duduk di sampingnya. Aku melihat N’Che sedang mengelus-elus bulu Tako yang sedang melingkar di atas pangkuannya.
Saat mendengar suaraku, N’Che mengalihkan pandangannya dari TV dan berkedip-kedip beberapa kali sebelum menjawab.
“Hm.. Boleh Phi.. Aku paling suka jeruk..”
“Benarkah? Baiklah.. Phi kupaskan ya?”
Aku mengatakan itu sambil tersenyum dan mulai mengupaskan jeruk untuknya setelah dia menganggukkan kepalanya.
“Ayo buka mulutmu Ter..”
Aku menyodorkan jeruk yang sudah aku kupas di depan mulutnya. Tetapi aku mendengar dia segera protes.
“Aku bisa makan sendiri Phi..”
“Jangan.. Tanganmu kotor habis mengelus-elus bulu Tako. Mendingan Phi suapi saja..”
Aku membalasnya dan masih menyodorkan jeruk itu ke depan mulutnya. Sambil mengerutkan alisnya N’Che akhirnya membuka mulutnya dan mulai memakannya.
“Jeruknya manis kan?” ucapku lagi.
“Hm.. Manis Phi.. Phi yang belikah? Beli dimana?”
“Iya.. Phi yang beli tadi di 7-eleven sekalian kesini..”
Aku mengatakan itu dan masih terus menyuapi N’Che. Akhirnya dua buah jeruk habis dan saat aku ingin memeluk tubuh N’Che untuk menonton series di TV bersama-sama, aku mendengar suara ponselku berdering lagi di atas meja di depan kami karena aku tadi meletakkannya disana sebelum duduk di sofa ini.
Drr.. Drr.. Drr..
Sebenarnya aku tidak ingin mengangkatnya, tetapi.. N’Che meminta aku mengangkatnya karena katanya mungkin telepon penting. Makanya dengan berat hati aku mulai mengangkat ponselku dan melihat nama yang meneleponku.
Jo calling…
Saat melihat nama itu, aku lalu segera mengatakan kepada N’Che bahwa aku ingin berbicara dulu..
“Ter.. Phi ingin menelepon sebentar di luar ya..”
“Phi bisa menelepon di balkon itu..”
Aku melihat N’Che menujuk ke arah balkon yang ada pintunya.
“Ah.. Baiklah Phi menelepon dulu ya.. Tidak masalah kan?”
“Hmm.. Silakan..”
Aku lalu berjalan ke arah balkon dan menggeser pintunya. Tetapi.. aku tidak menutupnya dengan rapat. Aku berpikir suaraku tidak akan terdengar sampai ruang tengah tempat N’Che duduk.
---
Balkon Apartment N’Che
Tod Pov
Grek..
Saat sampai balkon.. aku menarik napas panjang terlebih dulu dan berpikir bahwa aku harus berbicara dengan nada yang normal kepada Jo agar dia tidak merasa curiga. 😊
Aku membelakangi ruangan apartment N’Che dan melihat ke arah depan sambil menekan tombol jawab.
“Hm.. Hallo.. Ada apa Jo?”
“Phi Tod.. Kamu ada dimana? Kenapa tidak ada di rumah? Bukannya hari ini Phi tidak ada jadwal? Phi pulang jam berapa?”
Saat aku mengangkat teleponnya, Jo segera memberondong aku dengan banyak pertanyaan dan tidak mengizinkan aku menjawabnya. Saat mendengar itu, aku hanya bisa memutar mataku dengan malas. 😒
Aku lalu berusaha untuk menjawabnya dengan tenang meskipun hatiku terasa jengkel.
“Phi sedang ada di luar kota. Tadi Phi mendapatkan pekerjaan dadakan dan lupa menghubungimu karena terlalu terburu-buru harus segera pergi.. Mungkin hari ini Phi tidak akan pulang dan baru akan pulang besok siang..”
“Benarkah Phi mendapatkan pekerjaan dadakan? Pekerjaan apa itu?"
Aku mendengar Jo mulai merasa curiga dan bertanya terus. Aku mulai berpikir dengan cepat supaya dia tidak curiga.
“Hm.. Benar.. Phi tidak pernah berbohong kepadamu. Phi harus shooting untuk brand ternama.. Tetapi sekarang Phi belum bisa mengatakannya kepadamu karena masih rahasia..”
“Hm.. Baiklah.. Awas kalau Phi berbohong karena cepat atau lambat Jo pasti akan tahu..”
Aku mendengar Jo mengancamku dan itu sudah terbiasa aku dengar. Dia seperti takut kehilanganku dan aku lupa bahwa dia tahu semua jadwal pekerjaanku dan begitu juga aku yang tahu semua jadwal pekerjaannya. 😅
Aku lalu segera berusaha untuk menenangkan dia.
“Hahah.. Iya.. Iya.. Jangan marah na..”
“Hm.. Lalu besok Phi pulang jam berapa?”
“Phi masih belum tahu besok akan pulang jam berapa dari sini. Tetapi yang pasti saat malam tiba Phi sudah di rumah..”
“Phi tidak berbohong dan akan pulang besok kan?”
“Iya.. Phi akan pulang besok.. Kenapa kamu bertanya seperti ini? Kamu kangen sama Phi ya?”
Aku berusaha untuk mengalihkan pembicaraan kami agar dia tidak terus bertanya kepadaku sehingga membuat aku semakin merasa bersalah kepadanya. 😣
Saat mendengar pertanyaanku, nada suara Jo yang tadi seperti merasa curiga kepadaku berubah menjadi manja.
“Hm.. Phi tahu saja.. Padahal Jo sudah sengaja pulang cepat hari ini dan ingin berbicara dengan Phi serta ingin dimanja oleh Phi.. Tetapi.. Phi tidak ada di rumah.."
Aku mendengar Jo mengatakan itu sambil seperti orang yang ingin menangis.
"Hehe.. Kamu mau berbicara apa dan ingin dimanja seperti apa? Kalau ada yang ingin kamu bicarakan katakan saja sekarang.. Phi masih punya waktu untuk mendengarkannya.. Tetapi jangan merajuk seperti itu nanti manisnya hilang loh.."
Aku mencoba untuk menenangkan sambil menggoda Jo dan melirik ke arah ruang tengah untuk melihat N’Che.
N’Che tidak akan mendengarnya pembicaraanku ini kan? 🙄
Bukankah meskipun aku tidak menutup rapat pintu balkon ini, suaraku tidak akan terdengar sampai ruang tengah bukan? 🤔
"Hm.. Lebih baik kita bicarakan hal itu saat Phi sudah di rumah saja tidak baik di bicarakan di telepon. Kalau untuk soal ingin dimanja.. Phi pasti tahu maksudku.."
"Hahaha.. Iya.. Iya.. Phi tahu.. Nanti Phi akan kasih service semalam suntuk untukmu saat kita sudah tidak banyak kerjaan ya.. Sabar ya sayang.."
"Iya.. Jo selalu sabar menghadapi Phi.. Kalau tidak sabar Jo sudah meninggalkan Phi sejak lama.."
"Hhahahah.."
"Phi Tod.."
"Hm.. ada apa Jo?"
"Karena Phi tidak pulang malam ini.. Bolehkah Jo pergi ke Bar malam ini? Jo ingin minum-minum sedikit.."
Jo mengatakan itu dengan nada manja agar aku mengizinkan dia pergi minum-minum. Lalu karena aku merasa bersalah kepadanya.. Maka aku mengizinkan dia.
"Hm.. Baiklah.. Tetapi jangan sampai mabuk dan tidur dengan pria lain. Lalu setelah sampai rumah lagi kabarin Phi.. Awas kalau kamu nakal!! Phi tidak akan mengizinkan kamu pergi ke bar dan minum-minum lagi.."
Aku memperingatkannya dengan nada tegas. Entah mengapa saat Jo mengatakan bahwa dia ingin minum-minum.. perasaanku menjadi tidak enak, tetapi aku berusaha untuk tidak menghiraukannya. 😟
“Hehehe.. Siap Boss!! Jo hanya milik Phi seorang dan hanya akan tidur dengan Phi saja. Iya.. Nanti saat sudah dirumah Jo kabarin lagi..”
“Baiklah.. Kalau begitu Phi tutup dulu ya.. Sudah saatnya Phi bekerja.. Bye..”
“Hm.. Jo Rak P’Tod mak.. Mak..”
“Hahah.. Phi Rak Jo..”
“Bye Phi.. sampai jumpa besok dan semangat kerjanya..”
“Hm.. Bye.. sampai jumpa besok..”
Lalu aku memutuskan sambungan teleponku. Aku menarik napas lagi sambil menatap ke arah pepohonan yang ada di bawah apartment ini untuk menenangkan pikiranku.
Apakah ini artinya aku berselingkuh di belakang Jo? Tetapi.. aku hanya membantu menjaga N’Che yang sedang sakit saja. Hm.. Tetapi aku suka dan merasa nyaman di dekatnya daripada bersama-sama dengan Jo. Jadi.. perasaan apa ini? 🙄
Aku berpikir di dalam hatiku dan serta menggelengkan kepalaku untuk menepis pikiran itu.
Jalani saja apa yang ada sekarang dan nikmati.. 😊
Aku mengatakan itu dan memasukkan ponselku ke dalam saku celana lalu berbalik untuk masuk kembali ke ruang tengah.
---
Ruang Tengah
Tod Pov
Aku menutup pintu balkon dengan rapat lalu menguncinya. Aku lalu mulai berjalan ke arah ruang tengan dan ingin duduk di samping N’Che di atas sofa lagi.
“Hik.. Hik.. Hik..”
Tetapi.. saat sampai ke ruang tengah, aku sangat terkejut melihat N’Che menangis. Aku segera menghampirinya dan memeluk tubuhnya sambil menenangkan dia.
Saat aku bertanya mengapa dia menangis, N’Che hanya menggelengkan kepalanya saja. Aku lalu segera mengusap air matanya dengan jariku dan berusaha menenangkan dia dengan mengusap lembut punggungnya.
Akhirnya N’Che mengatakan bahwa dia terharu dengan series yang dia tonton saat ini. Tetapi.. saat aku memperhatikan series itu, sepertinya series ini tidak ada mengandung bawang. 🙄
Aku kurang percaya dengan perkataannya dan berpikir apakah N’Che mendengar pembicaraanku dengan Jo? Tidak mungkin..
Aku masih mencoba menenangkan dirinya dan mengatakan bahwa dia masih memiliki aku.
Kiss 😘
Aku mencium keningnya dan menyatukan kening kami, lalu sedikit menggosokan ujung hidung kami. Aku melihat N’Che memandangku. 🥺
Lalu dia menyandarkan kepalanya di dadaku dan membalas pelukkanku. 🤗
Aku menyamankan posisi duduk kami dan masih mengusap punggungya. Sesekali aku mencium rambutnya..
Kami melanjutkan menonton series di TV sampai aku mendengar dengkuran halus dari bibirnya. Aku lalu mengalihkan pandangan mataku dari TV dan melihat N’Che kembali tertidur di atas dadaku dengan mata yang masih terlihat basah karena air mata.
Saat melihat dia tertidur, secara perlahan-lahan aku mulai mengubah posisinya sehingga aku bisa menggendong tubuhnya untuk kembali aku tidurkan di atas tempat tidur.
Setelah meletakkan tubuh N’Che di atas tempat tidur dan menyelimuti dia, aku kembali ke ruang tengah.
Aku kembali duduk di atas sofa dan menonton series di temani oleh Tako yang sekarang tiduran di atas pangkuanku.
Tidak terasa waktu berlalu dengan cepat dan series yang aku tonton sudah berakhir. Series itu akan berlanjut minggu depan. Aku sedikit meregangkan tubuhku yang terasa kaku dan melihat ponselku sekarang sudah jam 21.30.
Aku lalu mematikan TV dan melihat Tako yang sekarang sudah tidur di atas tempat tidurnya sendiri di dekat kamar N’Che. Aku lalu berdiri dan berjalan untuk memeriksa pintu-pintu memastikan sudah terkunci rapat, lalu mulai mematikan lampu. Aku hanya menyisakan lampu balkon yang menyala.
Setelah memastikan semuanya sudah terkunci rapat, aku mulai berjalan untuk masuk ke dalam kamar N’Che.
---
Kamar N’Cheque
Tod Pov
Crek! Bruk!
Aku membuka dan menutup kamar N’Che dengan perlahan karena aku tidak ingin menggangu N’Che yang terlihat masih tertidur pulas.
Sebelum ke tempat tidur untuk tidur, aku berjalan ke arah kamar mandi terlebih dulu untuk sikat gigi.
Setelah aku menyelesaikan urusanku di dalam kamar mandi, aku berjalan untuk mengambil charge ponselku di tasku lalu mengeluarkannya. Aku mulai mengecharge ponselku dan meletakkannya di samping tempat tidur.
Aku mematikan lampu kamar tidur N’Che dan hanya menyalakan lampu tidur yang sinarnya terlihat remang-remang.
Lalu aku segera naik ke atas tempat tidur N’Che, menyibak selimutnya dan masuk ke dalam selimut yang sama dengannya.
Aku mulai membaringkan diriku menghadap ke arah N’Che yang saat ini juga sedang menghadap ke arahku. Aku sedikit menyibak rambutnya yang menjuntai dan segera mencium kening serta pipinya.
Kiss 😘
Aku lalu berbisik di dekat telinganya dan kemudian menarik tubuhnya untuk aku peluk.
“Selamat malam Ter.. Mimpi indah na..”
“Hm..”
Aku mendengar N’Che bergumam dan semakin mendekatkan dirinya masuk ke dalam pelukkanku. Tidak membutuhkan waktu yang lama aku pun terlelap. 😴
---
Dreaming..
Aku kembali bermimpi dan mendengar ada seseorang yang menangis dengan sangat menyedihkan dan terdengar memilukan.
Orang itu terlihat memunggungi tubuhku lagi di dalam kegelapan.
“Hik.. Hik.. Selamat tinggal.. Hik.. Hik.. P’Tod..”
Saat mendengar suara itu, aku berpikir sekarang bahwa aku tahu suara siapa itu.
Aku segera berlari untuk menghampirinya dan memeluknya dengan erat dari belakang. Kali ini aku berhasil untuk memeluk tubuh orang itu.
🤗
Aku mencoba untuk menahannya dan menenangkan dia, tetapi.. dia terus saja berontak dan ingin melepaskan dirinya dariku sehingga aku semakin menguatkan pelukkanku.
“Aku tidak ingin kamu pergi.. Tetaplah tinggal di samping Phi..”
Aku membisikan itu di dekat telinganya sambil menangis.
End Dreaming.
--
Tod Pov
Aku merasakan mataku saat ini basah dan aku sangat ingin membuka mataku untuk memastikan bahwa N’Che tidak meninggalkan aku.
Tetapi.. rasanya mataku sangat berat sekali untuk terbuka sehingga aku hanya bisa bergerak-gerak dengan gelisah dan tanganku mencari-cari tubuh N’Che untuk memastikan dia tetap bersama-sama denganku. 😣
Saat tanganku bisa meraih tubuh N’Che, aku segera membalik tubuhku dan memeluknya dengan erat untuk merasakan kehangatan tubuhnya. Aku menyenderkan kepalaku di punggungnya yang terasa hangat dan nyaman. 😊
---
Rumah Tod
Jo Pov
Saat ini sudah jam 16.30
Saat aku kembali pulang ke rumahku dan ketika aku memasuki rumahku, aku merasakan rumah ini sangat sepi.
Kemana P’Tod pergi? Bukankah dia tidak ada jadwal dan sedang libur?
Aku bertanya-tanya di dalam hatiku dan segera naik ke lantai dua. Aku segera berjalan ke arah kamar P’Tod dan membukanya, tetapi.. dia tidak ada di dalam kamarnya. 🙄
Aku lalu kembali turun dan berjalan ke arah tempat parkir mobil. Aku melihat mobil P’Tod tidak ada. Itu artinya dia sedang pergi.. 😔
Saat mengetahui itu, aku merasa kecewa karena tidak ada P’Tod yang aku harapkan menunggu kepulanganku.
Aku lalu berjalan ke arah dapur untuk mengambil minum dan membuat sandwich karena aku merasa lapar. Tidak membutuhkan waktu lama sandwichku sudah jadi dan membuka kulkas untuk menuang segelas jus jeruk.
Aku membawa sandwich dan jus jeruk itu ke ruang tengah. Aku meletakkannya di atas meja yang ada di depan TV dan mulai menyalakan TV. Aku menonton sambil memakan sandwich dan meminum jus jerukku sedikit demi sedikit.
Setelah.. perutku terisi penuh, aku lalu mengeluarkan ponsel dari saku celanaku.
Saat ini sudah jam 17.15.
Aku lalu memutuskan untuk menelepon P’Tod menanyakan keberadaannya. Aku mencoba sampai tiga kali menghubunginya dan akhirnya dia menjawab panggilanku.
Saat dia mengatakan bahwa dia memiliki pekerjaan dadakan di luar kota, aku sedikit mengerutkan keningku dan tidak mempercayainya. 🤨
Tetapi.. aku berusaha untuk tetap percaya kepadanya dan meminta izin untuk pergi minum-minum malam ini.
Setelah selesai menelepon P’Tod, aku sedikit merebahkan tubuhku di atas sofa sambil menatap langit-langit ruang tengah.
Apakah P’Tod berbohong kepadaku? Mengapa tadi suasananya sangat sunyi? Benarkah dia sedang bekerja atau dia sedang bersama-sama dengan seseorang?
Aku bertanya-tanya di dalam hatiku karena aku tidak percaya dengan perkataannya. Aku berpikir selama beberapa saat sambil berguling-guling di atas sofa. Lalu saat mendengar jam dinding sudah berdentang 6 kali. Artinya sudah jam 18.00.
Aku akhirnya memutuskan untuk bangun dari sofa dan membawa piring serta gelasku ke dapur lalu mencucinya. Setelah itu aku segera berjalan ke lantai dua untuk masuk ke dalam kamarku.
---
Kamar Jo
Jo Pov
Saat sampai di dalam kamar, aku berjalan ke arah meja samping tempat tidurku untuk mengecharge ponselku. Tidak lupa aku juga menyalakan AC agar udaranya terasa sejuk.
Lalu aku mulai melepaskan bajuku dan menaruhnya di dalam keranjang cucian lalu berjalan ke arah kamar mandi.
--
Kamar Mandi
Aku menatap pantulan diriku yang sudah telanjang bulat di depan cermin di kamar mandi.
Lalu mengambil pembersih wajah dan mulai membersihkan wajahku dari make up yang aku pakai untuk pemotretan tadi. Setelah wajahku bersih, aku mengambil sikat gigi dan menggosok gigiku.
Aku lalu berjalan ke arah shower dan mulai menyetel airnya agar menjadi hangat. Setelah airnya sesuai dengan apa yang aku inginkan, aku berdiri di bawah shower selama beberapa saat membiarkan air hangat itu menerpa wajah dan tubuhku sampai aku merasa rileks.
Aku lalu mulai memencet shampoo untuk keramas dan membilasnya sampai bersih. Setelah itu aku menyabuni wajahku dan memijatnya dengan lembut sebelum membilasnya. Yang terakhir aku menyabuni tubuhku dengan perlahan-lahan dan membilasnya.
Setelah aku merasakan tubuhku sudah bersih, aku kemudian mematikan shower dan mengambil handuk untuk menyeka air dari tubuhku. Tidak lupa mengambil handuk kecil untuk aku lilitkan di rambutku yang basah.
Aku melilitkan handuk yang lebih besar ke pinggangku dan berjalan ke luar kamar mandi.
---
Kamar Jo
Saat ini sudah jam 19.10
Aku menghabiskan waktu satu jam di dalam kamar mandi. 😅
Aku lalu berjalan ke arah lemari pakaianku untuk memilih pakaian yang aku kenakan. Setelah berpikir selama beberapa saat, aku memutuskan untuk memakai kemeja berwarna hitam dan celana jeans berwarna senada.
Aku lalu menaruh pakaianku itu di atas tempat tidur. Aku kemudian membuka lemari kecil untuk mengambil CD dengan warna yang sama juga dan segera memakainya.
Setelah memakai CD, aku melepaskan handuk yang melilit di pinggangku dan mengantungnya di jemuran yang ada di dalam kamar mandi.
Aku lalu berjalan ke arah meja rias dan mulai mengeluarkan hair drayer. Aku mencolokkan hair dryer itu kecolokan listrik dan mulai menyalakannya. Aku melepaskan handuk yang ada di kepalaku dan mulai mengeringkan rambutku.
Setelah rambutku kering, aku mengambil sisir untuk menata rambutku dan mengeluarkan catokkan rambut untuk membuat rambutku terlihat lebih bervolume dan mengembang. Tidak lupa aku menyemprotkan hair spray.
Setelah rambutku selesai, sekarang aku mengalihkan perhatian ke wajahku. Aku lalu mulai mengoleskan krim wajah di wajahku agar wajahku tetap terasa lembut dan lembap. Setelah itu, aku mengoleskan sedikit consiler di bagian bawah mataku untuk menutupi mata panda dan kemudian memakai bedak tipis-tipis. Tidak lupa memakai lip balm dan lip gloss sedikit di bibirku agar terlihat penuh.
Setelah semua selesai, aku ke kamar mandi untuk menggantung handuk yang aku pakai di kepalaku tadi.
Lalu aku mulai memakai kemeja hitam dan celana jeans yang sudah aku taruh di atas tempat tidur. Aku sengaja membuka dua kancing kemejaku dan menampilkan dadaku yang putih.
Aku kembali berjalan ke arah meja riasku untuk memilih aksesoris yang aku kenakan. Setelah berpikir selama beberapa saat, aku memutuskan untuk memakai kalung dengan bandul yang senada dengan bajuku dan juga cincin hitam serta jam tangan yang senada juga. 😊
Lalu aku tidak lupa menyemprotkan parfum ke baju dan badanku. Aku memilih tas kecil yang hitam juga untuk menaruh dompet dan ponselku.
Setelah memastikan penampilanku sempurna, aku mengambil ponsel yang tadi aku charge dan juga mematikan AC.
Aku lalu berjalan keluar kamarku untuk turun ke lantai dasar.
---
Ruang Tengah
Aku mendudukan diriku di sofa dan melihat sekarang sudah jam 20.00.
Aku mengeluarkan ponselku dan mulai memesan grab car untuk membawaku ke bar Xxx. Tidak membutuhkan waktu lama grab car pesanku tiba.
Waktunya bersenang-senang.. 🥰
Aku mengatakan itu di dalam hatiku dan segera berjalan ke luar rumah untuk naik ke dalam grab car.
Mobil ini lalu melaju ke arah jalanan yang akan membawa aku ke Bar Xx yang ada di pusat kota Bangkok.
TBC
Like dan comment na 😊🙏
Hayoo Di part 2 apakah ada yang menyenangkan?
Penasaran? Penasaran? 😅😅
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro