Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Keuw

Suara gemericik air itu terdengar lagi. Desir angin, kicauan burung, serta aroma hutan yang menyejukkan kembali aku rasakan. Entah sudah berapa kali hal ini terjadi. Yang terakhir kuingat hanya aku yang terlelap dalam tidur. Bibirku tersenyum, akhirnya aku berhasil masuk ke dunia itu.

Ini adalah dunia yang bisa kumasuki ketika aku tertidur. Ini bukan lucid dream. Ini benar-benar di dimensi yang lain. Ketika aku tidur, aku sudah membuka pintu portal menuju dimensi itu. Awalnya ini hanya mimpi biasa dan aku berada di tempat yang sama berulang-ulang kali. Namun, semakin lama dunia lain ini menjadi menyenangkan. Aku tidak sendirian karena di mimpi ini juga dihuni makhluk-makhluk seperti yang ada dunia nyata. Mereka terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok ras manusia, kelompok ras kucing, dan kelompok ras percampuran dari dua ras sebelumnya.

Mataku membulat ketika melihat seseorang mendekat ke arahku. Pakaian coklat yang lebar itu berkibar-kibar terkena terpa angin. Dia Keuw, pria percampuran ras kucing dan manusia. Dialah orang pertama yang kutemui di dunia ini. Keuw anak yang menyenangkan. Namun, ada satu fakta dari dirinya yang sedikit membuatku terkejut. Keuw sering dirundung karena dia adalah anak dari percampuran dua ras. Di dunia ini, perundungan juga turut hadir. Perundungan juga menjadi momok menakutkan bagi makhluk-makhluk di dunia ini, terutama makhluk dari percampuran dua ras. Fisik mereka sering ditertawakan karena berbeda dengan yang lainnya. Kekuatan mereka juga tidak sempurna seperti kekuatan ras manusia dan ras kucing. Di dunia ini, manusia sepertiku mempunyai kekuatan terbang dan kemampuan kinetik. Sedangkan ras kucing beberapa dari mereka memiliki kekuatan berlari kencang, teknik penyembuh dan teknik bertransformasi menjadi manusia setengah kucing. Biasanya transformasi manusia setengah kucing itu dilakukan untuk mereka yang bekerja menjadi pemburu, nelayan, petani buah, dan lain-lain. Ketika mereka sudah bertransformasi, mereka bisa menjadi kuat dan tidak mudah lelah.

Keuw bukan dari ras kucing dan ras manusia. Dia tidak memiliki kekuatan dari kedua ras dengan sempurna. Dia tidak bisa bertransformasi menjadi manusia setengah kucing. Dia juga tak bisa terbang. Keuw hanya punya teknik kinetik dan sedikit kekuatan teknik penyembuh.

“Kau makan buah Tiv lagi?” tanyaku. Buah Tiv adalah buah yang mirip seperti apel di duniaku, namun rasanya sangat asam. Biasanya Keuw memakan itu ketika sedang kesal dan setiap Keuw memakannya selalu membekas di bibirnya. Apalagi aroma buah Tiv itu kuat sekali. Ketika seseorang memakannya dalam jumlah banyak, orang itu akan diselimuti wangi buah itu. Wanginya seperti parfum yang tahan lama, sulit sekali hilang.

Keuw mengangguk. Ia mengeluarkan roti dari tasnya, lalu memberikannya pada kucing dengan telinga empat di bawah kakinya. Keuw datang bersama kucing itu tadi, entah dari mana Keuw menemuinya.

“Kau kesal dengan siapa?”

Keuw mengangkat bahu, tak ingin menjawab.

“Kalau kau kesal, kau cerita saja padaku. Aku kan selalu mendengarkanmu.”

Keuw masih diam, ia sedang sibuk dengan kucing bertelinga empat.

“Keuw, ingat ya! Aku akan selalu di pihakmu. Aku bahagia berteman denganmu.”

Setelah selesai memberi makan kucing bertelinga empat, Keuw menatapku. Mendadak wajahnya berubah—bertransformasi menjadi manusia kucing. Beberapa helai kumis mulai tumbuh, rambut hitamnya berubah menjadi abu-abu, jarinya yang mulai tumbuh cakar, serta mata hijaunya berkilauan seperti diterpa sinar berwarna hijau.

Aku menatap takjub transformasi itu. Ini kabar baik, seorang anak dari percampuran dua ras bertranformasi menjadi manusia kucing. Mataku bahkan tak berkedip dan terus menatap mata hijau berkilauan milik Keuw.

Keuw juga sama kagetnya. Ia memegangi pipinya, meraba kumis, lalu melihat cakar di tangannya.

“Matamu berkilauan, Keuw.”

Mata Keuw membulat. Kilau tadi mendadak hilang. “Berkilauan?”

Aku mengangguk.

Keuw mendadak panik. Ia meraih pundakku, menatapku dalam-dalam. “Kau lupa ya?! Kalau ras manusia menatap mata hijau berkilauan itu artinya kau tersegel, Seira!”

Aku melotot kaget, lalu menepuk dahi. Bisa-bisanya aku melupakan hal itu. Keuw pernah menceritakannya karena ibunya yang merupakan ras manusia juga tersegel karena melihat mata berkilauan milik Ayah Keuw. Dan syarat untuk seorang manusia yang sudah tersegel adalah membuat sang pemilik mata berkilauan itu jatuh cinta padanya, sama seperti yang dilakukan ibu Keuw. Kalau aku tidak melakukannya, aku akan terjebak di dunia itu selamanya. Tidak bisa! Aku harus pulang. Aku punya orangtua dan teman-teman di dunia nyata. Walaupun dunia ini menyenangkan, aku tetap tidak mau tinggal di sini selamanya. Aku tidak seperti ibu Keuw yang memilih dunia ini dibanding dunia manusia karena di dunia manusia, kehidupan ibu Keuw sangat menyedihkan. Ibu Keuw tidak punya seseorang yang berharga lagi di sana.

Keuw menatapku lamat-lamat. Mulutnya terkunci rapat.

Mendadak pipiku memerah. Ini artinya aku harus membuat Keuw jatuh cinta padaku. Tidak mungkin! Bagaimana itu akan terjadi? Keuw selama ini tidak pernah bercerita tentang perempuan idamannya. Apakah Keuw bisa mencintai diriku yang merupakan seseorang dari ras manusia?

“Kalau aku mencintaimu, artinya kau akan pergi dari dunia ini, Seira.”

“Itu pasti, Keuw. Aku punya keluarga di duniaku. Aku punya teman-teman juga di sana.”

Keuw melenguh, ia terduduk lemas sambil menutup wajahnya. Kucing bertelinga 4 yang ia beri makan beberapa menit yang lalu mendekat, mengelus-eluskan tubuhnya ke punggung Keuw. “Aku tidak mau kau pergi selamanya, Sei. Jadi, aku tidak akan mencintaimu dan jangan buat aku mencintaimu.”

“Aku bisa kembali, Keuw.”

Keuw menyingkirkan tangannya dari wajahnya, lalu menatapku. “Tidak bisa, Sei. Kalau segel itu terlepas, artinya kau tidak bisa lagi kembali ke sini.”

Mataku melotot, aku baru tau hal itu. Selama ini aku selalu keluar masuk dunia ini dengan tenang dan berteman dengan Keuw yang penyendiri karena yang kutahu Keuw hanyalah makhluk lemah yang kekuatannya hanya berefek beberapa persen saja. Aku tidak pernah berpikir Keuw akan mengeluarkan cahaya hijau berkeliauan dari matanya, karena Keuw pernah bilang kalau makhluk dengan ras campuran seperti dirinya sangat jarang dan hampir tidak ada yang bisa melakukannya. Kalau hal ini sudah terjadi, artinya aku tamat. Aku akan terjebak di sini selamanya. Hei! Keuw pasti tidak akan mau ditinggal olehku dan aku juga tidak mau kalau ternyata aku tidak bisa kembali ke sini lagi. Ini rumit. Lebih rumit dari soal matematika yang baru kukerjai beberapa jam lalu.

Aku menatap wajah Keuw yang memelas, ia menuduk sedih. Tanganku terangkat merangkul pundaknya. Aku tak bisa mengubah takdir itu, jelas aku yang terpilih. Aku terpilih menjadi seseorang yang Keuw cintai sekaligus orang yang membuat hatinya terluka. Aku punya keluarga di dunia nyata, bukan seperti ibunya yang sudah tidak punya siapa-siapa lagi di dunianya. Berlama-lama di sini bukanlah pilihan yang bijak, aku tidak tau hal buruk apa yang akan terjadi ke depannya. Apa tidak bisa aku yang membawa Keuw ke duniaku?

“Kau ingin kembali ke duniamu kan, Sei?” Keuw berkata lemas.

“Iya, tapi aku juga tak ingin meninggalkanmu, Keuw.”

Keuw terdiam. Aku juga ikut diam. Hingga hari mulai gelap, kami berdua hanya diam di bawah pepohonan itu. Aku dan Keuw tak mengeluarkan satu patah kata pun. Kami berdua terjebak dalam perasaan bimbang dan gelisah. Di sisi lain aku tidak mau meninggalkan Keuw kembali kesepian, menikmati hidup dengan rundungan tiada henti. Namun, aku juga tidak bisa meninggalkan keluarga dan teman-temanku di dunia nyata.

Keuw mengajakku bermalam di rumahnya. Tak ada tempat yang bisa kutinggali, karena biasanya aku akan pulang ke duniaku jika hari sudah gelap. Di rumah Keuw aku diperlakukan dengan baik dengan orangtua Keuw karena mereka memang sudah mengenalku. Keuw menceritakan semuanya pada orangtuanya, tentang diriku yang terkena segel matanya yang berkilauan. Tentu saja orangtuanya kaget karena tidak mungkin anaknya akan mengalami hal itu. Mereka tidak bisa memberikan saran apapun karena keputusan hanya ada padaku dan Keuw. Mereka tidak bisa memaksaku untuk terus bersama Keuw. Namun, mereka juga tidak rela jika aku pergi.

Malam itu terasa sangat lama hingga aku memilih untuk tidur di kamar Keuw dan Keuw memilih untuk tidur di ruang tengah. Di kamar Keuw, sambil menatap langit-langit kamarnya aku hampir tidak bisa tidur dan hanya memikirkan cara untuk keluar dari dunia ini tanpa harus meninggalkan Keuw sendirian. Tanpa sadar aku terlelap dan baru terbangun esok paginya.

Saat aku bangun, rumah Keuw sepi. Aku memilih untuk keluar dari sana dan mencari Keuw. Aku tau Keuw sering ke hutan untuk mencari hewan buruan. Ternyata Keuw memang di sana. Kulihat Keuw sedang duduk terdiam menghadap kolam kecil, sambil sesekali melempar batu ke dalamnya. Aku pun menghampiri Keuw dan duduk di sebelahnya.

“Sedang apa, Keuw?” tanyaku.

Keuw menoleh, ia menatapku lamat-lamat. Matanya tampak berair, seperti ingin menangis. Lantas ia langsung memelukku dengan erat dan itu membuatku sangat terkejut.

“Jauh dari kejadian kilauan mataku itu, aku sudah mencintaimu, Seira. Aku tidak mau kehilanganmu, tapi aku juga tak mau memaksamu untuk tetap tinggal bersamaku. Sulit sekali memutuskannya dan jalan satu-satunya adalah aku harus membuatmu kembali ke duniamu. Pelukan ini menjadi pelukan yang pertama dan terakhir untuk kita, jadi izinkan aku berlama-lama mendekap erat tubuhmu.”

Aku meneguk ludah, menatap bimbang Keuw yang menangis. Namun, aku hanya diam sambil membalas pelukan itu. Keuw yang malang.

Setelah beberapa menit berpelukan, Keuw mendadak mengucapkan ucapan aneh—seperti sebuah mantra. Keuw lalu berbisik, “Aku akan terus mencintaimu dan mengingatmu.”

Selang beberapa detik kemudian, pandanganku hitam. Tubuhku seperti tersentak ke belakang dan terjatuh di sebuah benda yang empuk.

Pandanganku yang semula hitam kini sudah kembali normal. Yang aku lihat pertama kali adalah interior langit-langit kamarku.

Aku sudah kembali. Kulihat di sebelahku ada sebuah gelang dengan berlian hijau disekelilingnya. Aku menggenggam erat dan menatapnya lamat-lamat. “Keuw…”

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro