Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 2

Happy Reading minna!

Tenten Pov

Setelah aku menghadiri rapat sialan itu, aku beranjak menuju bandara.

Aku melangkahkan kakiku dengan tergesa berharap aku bisa mengejar waktu, aku hampir lupa menjemput seseorang. Seketika senyum terulas dibibir ku saat mengingatnya, ya beliau orang yang kusayangi selain ayah dan ibuku.

"Sigh! Kenapa pake bocor segala sih?!" umpatku kesal saat mengingat ban mobilku yang kempes tadi pagi.

Jika mobilku baik-baik saja aku pasti sudah sampai di tempat tujuanku. Ponselku lowbet disaat genting begini, padahal aku bisa saja menyuruh orang kepercayaanku untuk menjemput kesini.

Aku menghela nafasku lelah, entah kemana semua perginya taxi atau setidaknya bus yang lewat. Aku tak menemukan satupun kendaraan umum yang  biasa dipakai kalangan masyarakat.

Sebenarnya aku ingin meminta ah bukan lebih tepatnya aku ingin menyuruh Karin untuk mengantarku. Tapi aku sudah menyuruhnya untuk mengurusi pekerjaanku dikantor.

Aku merutuki kesialanku hari ini.

Kuputuskan untuk kembali berlari, saat baru beberapa meter aku menemukan taxi dengan arah yang berlawanan.

Aku memutuskan untuk naik taxi tersebut lalu bergegas menuju bandara.

Sampai aku disana kulangkahkan kakiku kembali, mencari-cari dimana letak orang itu.
Dan setelah aku lelah karena mencarinya tanpa arah, senyum kecil terbit pada wajahku yang sudah biasa datar.

Aku melangkah mendekatinya dan memeluknya dari belakang. Aku tahu dia terkejut dari reaksi tubuhnya yang menegang ketika aku memeluknya.

"Ojii-san!" sapa ku setelah melepas pelukanku, aku melihatnya tersenyum tipis sampai matanya membentuk bulan sabit.

"Kau sudah besar ya" ucapnya sambil mengusap puncak kepalaku, aku hanya mengangguk sambil tersenyum tipis untuk merespon.

"Gomene jii-san, aku terlambat ne?" ucapku penuh sesal, aku menatap wajahnya yang datar tak ada gurat apapun disana.

Aku tersentak pelan saat tangannya yang besar menggenggam jariku yang mungil, kulihat dia tersenyum meski sekilas.

"Ayo kita pulang" ajaknya pelan, aku mengangguk kecil. Entah kenapa dadaku terasa hangat perasaan ini, sama seperti dulu sebelum Tuhan merenggut mereka dari hidupku.

Aku menggelengkan kepala, untuk melupakan peristiwa itu.
Menghela nafas sejenak, sebelum ku pasang kembali raut datarku.

Tenten Pov end

"Bagaimana kabarmu" ujarnya tiba-tiba.

Tenten tersentak saat mendengarnya, kemudian Tenten tersenyum.

"Seperti yang jii-san lihat, aku baik" jawabnya kemudian.

"Hn, bagaimana keadaan kantor"

"Berjalan dengan baik, jii-san tenang saja sejauh ini tak ada kendala apapun disana"

" Aku percaya padamu, tapi kau harus tetap berhati-hati" nasihatnya.

Tenten tersenyum, ia selalu mengingat kata-kata pamannya.

Sekarang mereka masih dalam perjalanan, dan tak ada percakapan lagi setelah pembahasan tadi.

Jika mereka layaknya keluarga normal, maka mereka akan dengan senang hati saling melepas rindu karena sudah lama tidak bertemu.

Tapi mereka adalah keturunan Uchiha, seorang Uchiha tidak terbiasa dengan hal itu.

*****

Karin tengah menggerutu karena pekerjaannya bertambah, ia memijit pelipisnya pelan saat melihat masih ada berkas yang harus ia cek.

Tok Tok Tok

Karin mengernyitkan dahinya ketika mendengar ketukan pintu tersebut.

"Masuk!" perintahnya dengan suara agak keras.

Ceklek!

Pintupun terbuka, dan alangkah kagetnya Karin saat melihat sang pengetuk pintu.

"Permisi" ujarnya pelan sambil tersenyum ramah.

"Ah y-ya, silahkan duduk" jawab Karin sedikit gugup.

Karin melihat wanita didepannya ini tengah menatapnya intens dan itu semakin membuat kegugupannya itu bertambah.

"Aku ingin bertemu dengan Uchiha-san" ucapnya tiba-tiba, pandangan matanya masih tertuju pada Karin.

"Emm, begini Uchiha-sama sedang ada keperluan penting jadi beliau tidak ada di kantor. Kalau boleh tahu anda siapa?" tanya Karin sopan meskipun ia sudah tahu siapa nama wanita yang ada didepannya ini.

"Sebelum kau menanyakan nama orang lain, harusnya kau memperkenalkan dirimu sendiri dulu nona" jawab wanita itu, ada segaris senyum sinis dibibirnya.

Karin merutuki kebodohannya, wanita didepannya ini benar harusnya ia memperkenalkan diri terlebih dahulu.

"Maafkan atas kesalahan saya, perkenalkan nama saya Uzumaki Karin sekretaris Uchiha-sama" ucap Karin.

"Hmm, aku Sabaku Karura" jawabnya singkat.

'Sudah kuduga' Karin membatin.

"Apa aku bisa bertemu dengannya?" Karura kembali bertanya, karena ia tak percaya dengan jawaban yang diberikan Karin.

"Begini saja, anda harus membuat janji untuk bertemu dengan Uchiha-sama jika anda ingin bertemu dengannya" ucap Karin sopan.

Karin melihat wanita itu memikirkan sesuatu bila dilihat dari kerutan yang ada didahinya.

"Baiklah, tolong sampaikan padanya. Bahwa aku ingin bertemu dengannya besok saat makan siang" jawab Karura.

"Tentu, akan saya sampaikan" ucap Karin sambil tersenyum.

"Baiklah, kalau begitu aku permisi" pamitnya pada Karin.

Karin mengangguk kecil untuk merespon, ia pun kembali berkutat dengan dokumen menyebalkan yang membuat matanya sakit.

"Aku harus cepat, kalau aku terlambat dia akan marah padaku"
Setelah mengatakan kalimat tersebut Karin mempercepat pekerjaannya.

30 menit kemudian Karin sudah menyelesaikan semuanya, ia menyimpan berkas-berkas itu ditempat yang aman. Dan tempat tersebut hanya Karin dan Tenten yang tahu.

Menghela nafasnya berat, lalu ia beranjak keluar kantor menuju tempat kerjanya yang lain.

Ya Karin bukan hanya seorang sekretaris, ia juga seorang dokter. Satu tahun yang lalu sebelum Karin menjadi sekretaris Tenten,  ia hanya bekerja dirumah sakit.

Namun karena permintaan sahabatnya, Karin rela membagi waktunya untuk pekerjaan tersebut.

Sampai sekarang ia masih penasaran, kenapa sahabatnya tidak mau mencari sekretaris baru?

*****

"Midorima-kun" panggilnya pelan,  yang dipanggil tersentak.

"Ya?" jawabnya ragu.

"Mau makan siang bersama?" tanyanya kembali, pria itu masih sabar menunggu jawaban dari sahabatnya.

Midorima tampak memikirkan sesuatu, ia melirik Kuroko dari sudut matanya. Ya pria itu Kuroko Tetsuya, sahabatnya dari Junior high.

"Kau duluan saja Kuroko, pekerjaanku masih banyak" jawabnya kemudian.

"Baiklah, aku permisi Midorima-kun" pamitnya, lalu beranjak pergi.

Belum sampai Kuroko memutar knop pintu, Midorima beranjak mengikutinya.

"Tunggu Kuroko, baiklah aku ikut. Kita makan siang bersama "

Kuroko tersenyum tipis, ia tahu sahabatnya ini tak bisa menolak ajakannya. Mereka beranjak menuju cafe yang dekat dari rumah sakit.

Setelah sampai di cafe Blackbrown nama cafe tersebut mereka memanggil pelayan untuk memesan sesuatu yang dapat mengisi perut mereka.

Midorima mengarahkan pandangannya keseluruh cafe, tidak banyak pengunjung yang datang namun tak bisa di katakan kalau cafe ini sepi.

"Midorima-kun, apa kau sudah mengambil tindakan?" tanya Kuroko tiba-tiba.

Midorima menaikan alisnya tak mengerti, lalu ia sadar apa yang Kuroko bicarakan.

"Belum, aku masih memikirkan cara untuk memasuki kehidupannya"

"Kenapa?" kini giliran Kuroko yang bertanya.

"Maksudmu?" tanya Midorima balik.

Kuroko menghela nafasnya pelan, ia tak habis pikir.
"Bukankah Midorima-kun berteman baik dengannya?" ucap Kuroko heran.

"Itu dulu, sebelum aku pindah ke Tokyo" balas Midorima pelan.

"Lalu apa bedanya?
Midorima-kun tinggal menemuinya saja kan?"

"Bodoh, kalau tanpa persiapan aku akan mempermalukan diriku sendiri"

'Benar juga' Kuroko membatin.

"Tapi kau terlalu lama
Midorima-kun"

"Biar saja" ujar Midorima tak peduli.

"Kau akan menyesal nanti"

"Tidak akan, hanya orang bodoh yang mempunyai penyesalan" jawabnya pedas.

Kuroko pun bungkam, tak berniat membalas. Percuma saja jika ia bicara, itu akan memperburuk keadaan.

Hening, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.
Setelah pelayan mengantar pesanan, mereka langsung menikmati makanan tersebut dengan tenang.

******

"Jii-san sudah makan?" tanya Tenten setelah mereka sampai di rumah.

Uchiha Sasuke pria yang di panggil jii-san oleh Tenten tadi, menatap tak suka pada keponakan tersayangnya itu. Ya Tenten adalah keponakan satu-satunya, bahkan Sasuke menganggap Tenten sebagai putrinya.

"Berhenti memanggilku dengan panggilan itu"

Tenten mengernyit kemudian ia tersenyum samar.

"Hai Otou-sama"

Kini Tenten tersenyum tipis saat melihat Sasuke ikut tersenyum.
Ia bahagia sekali karena pamannya pulang dan memutuskan untuk tinggal bersamanya.

Bersambung ..

Hai minna? Apa kabar?
Adakah yang suka dengan ff ini?

Special to shiina0212

Terima kasih banyak atas dukunganya shiina-chan, ini udah di lanjut semoga suka:)

Mohon kritik dan sarannya minna.

Salam

Nisadiyanisa

200417k

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro