Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 12

.
.
.

Tenten bangun dari tidurnya,  ia mengerang pelan karena merasakan sakit di sekujur tubuhnya.
Sinar matahari yang menyelusup dari balik tirai jendela yang membuat tidurnya semakin terusik.

Tenten mengerjapkan matanya agar penglihatannya menjadi lebih jelas. Kepala nya pusing dan berat seperti ada sesuatu beban yang menimpanya.

"Sudah bangun Tuan Putri?" ujar seseorang.

Sosoknya belum terlihat, di pandangan Tenten namun tiba-tiba ia tersentak saat mendengar suara tersebut, dengan segara ia menolehkan kepalanya ke sumber suara. Alangkah terkejutnya ia saat melihat klien nya yang melakukan semua ini.

"Kenapa kau menatapku begitu? Kau merindukanku?" ujar sosok itu lagi.
Pandangannya menatap keluar jendela, namun ia sudah tau kalau Tenten telah bangun dari tidurnya. Karena ia sempat melirik sekilas lewat ekor matanya.
Tenten memang belum melihat rupanya dengan jelas.

Tak ada kata-kata yang mampu terucap dari bibirnya, karena bibirnya terkatup rapat di lapisi oleh kain.

"Tenanglah sayangku, aku tak akan berbuat hal buruk padamu. Kau akan aman disini, bersamaku." ujarnya lagi.

Kini sosok itu berbalik menatap Tenten kemudian melangkah mendekati Tenten yang tengah terikat di kursi, dengan seringai kecil yang hadir di wajahnya yang tampan.

Kata-kata itu tak berhasil menenangkan pikiran Tenten melainkan menambah ketakutannya.
Ketakutan yang hadir di hatinya bukan hanya ketakutan biasa.

Andai saja tubuhnya tak terikat kuat di kursi, Tenten sudah pasti akan menghajar pemuda yang ada didepannya itu sampai tak berdaya, jangan lupakan bahwa Tenten pernah belajar Taekwondo.
Tapi itu semua hanya angan angan belaka karena ikatan di tangan serta kakinya begitu kuat. Hampir tak ada celah untuk membukanya.

"Aku sudah menginginkan hal ini sejak lama." ujar Midorima sambil berjongkok di depan Tenten, menatap lekat pada wajah gadis pujaannya.

Tenten melengos, ia tak mau menatap dan ditatap oleh Midorima.
Fakta bahwa pemuda itu yang menculiknya membuat kebencian bertumbuh dihatinya, melebihi rasa kagum dan suka yang sempat ada disana.

Midorima menarik dagu Tenten agar bisa menatapnya lagi.
Midorima terkekeh pelan saat pandangan Tenten berubah menjadi dingin dan datar padanya.

Midorima mengakuinya, ekspresi apapun yang dikeluarkan oleh Tenten. Ia pasti akan menyukainya. Termasuk arogansi pun.

"Tapi aku harus memastikan semuanya, agar keinginanku terkabul. Sekarang kau sudah ada di genggamanku, hanya aku yang boleh memiliki mu. Ya hanya aku seorang." ujar Midorima sambil memasang senyum di wajahnya dengan banyak makna disana.

Tenten tertegun. Sebelum air matanya jatuh.

'Lepaskan aku! Tou-sama tolong aku! Ku mohon hiks.. Jii-san! Tou-sama! Ku mohon datanglah! Hiks.. Ku mohon selamatkan aku.." raung Tenten dalam hati.

Tapi raungannya takkan sampai pada Sasuke maupun Kiba.

"Hei, kenapa kau menangis? Apa lau takut padaku? Jangan menatapku dengan tatapan itu sayang." ucap Midorima dengan nada khawatir.

Dahinya berkerut dalam melihat tetes demi tetes air mata Tenten yang jatuh di pipi.

"Kau tahu, aku membenci air mata mu. Kenapa? Aku tak ingin melihat mu bersedih." ujar Midorima sambil menghapus air mata Tenten.

Tenten menatap nanar pada Midorima.

Sosok Midorima yang ada didepannya, bukanlah Midorima yang ia kenal.

Sosok ini, seperti dirinya yang dulu. Sebelum bertemu kembali dengan Midorima.

'Tou-sama,.. Maafkan aku..'
Kalimat itu terus terucap terulang di dalam hati Tenten.

Berharap Sasuke mendengar suara hatinya, berharap sang ayah datang menyelamatkannya.

##TBC##

HOlaaaa

Maafkan aku yang  baru sempat update ini ff// di tabok

Ff sebelah pun masih dikit karena mager ngetiknya // abaikan

Maaf jika cuma update dikit, yang penting update lah // plak

Oke semoga gak kecewa dengan part ini.

Jangan lupa vote serta komen anda di tunggu, karena itu penting untuk kelanjutan cerita ini.

Emm, berhubung aku agak sibuk mungkin aku akan slow update.

Yak selamat malam dan sampai jumpa di part berikutnya!

Salam manis

Nijimura Michiko

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro