3. 2x Lebih Masam 😵🤯
Adakah yang bisa meredam gelora nan menggulung di dalam dada selain dari tegukan air putih segelas?
Sam rasa tidak ada jawaban konkret. Dia bahkan gagal menekan derap laju jantungnya yang menggila. Berulang kali Sam membatin tentang dadanya. Ketakutan tanpa alasan akibat jantungnya bakalan mencuat di depan seorang gadis spec bidadari. Dia bakalan jadi makhluk paling konyol sedunia semata jantungnya menyerahkan diri secara sukarela untuk seorang cewek tidak dikenal.
Inikaaaaah surga cinta yang banyak orang pertanyakaaaaan, atau hanya mimpi yang tiada telah berakhir juaaaaaaaa!
Lagu band beken pada masanya terngiang di kepala Sam. Merdu bener suaranya si Doni demi mewakili penglihatannya.
Bidadarinya cakep dan Sam sulit berpaling.
"Sam," panggil Riani setengah mendesis. Bibir Riani monyong-monyong mengalahkan Soang peliharaan Pak Nar, tetangga belakangnya. Pasalnya Sam gagal bersikap gentle layaknya pemuda desa teladan dengan duduk tenang sambil mencicipi pisang goreng. Namun, masalahnya Riani tidak mampu mendidik Sam sebagai pemuda aristokrat kelas mumpuni.
Sam, si grasa-grusu tukang angkut daun kangkung. Sam si maniak lele dan halu soal istrinya yang bakalan dikorbankan jadi ikan goreng. Berubah drastis jadi menhir.
Kini, tengoklah perangai Sam. Napasnya kembang kempis seperti oksigen sudah tinggal 5% dan dipaksa bertahan dalam satu hari lagi.
Sam tidak patut disaksikan. Pokoknya wajah gantengnya tidak bisa menyelamatkan citra aristokrat keinginan Riani.
Mendingan Sam ikut bermalam di gardu siskamling semalam suntuk sambil main kartu. Daripada melongo tidak jelas dan dikira budeg beneran. Soalnya sudah dua kali Widya menanyakan kabar Sam, tetapi tidak kunjung dapat respon.
"Iya, Ma," sahut Sam. Kali ini dapat perhatian ekstra dari Riani. Apalagi kalau bukan cubitan di pinggang.
Atensi Sam beralih kepada seraut wajah keibuan Widya. Untungnya Widya terhibur atas sikap anak yang lahir di tangannya itu sehat walafiat, cuma rada lemot saja.
"Masih kuliah?"
Sam menggaruk belakang kepalanya tanpa alasan. Dia paling bingung dan capek sekali harus mengulang jawaban yang sama soal kuliah. Berulang kali pertanyaan itu dialamatkan pada Sam. Salahkan wajahnya yang tampan dan awet muda.
"Sudah lulus, Bunda," jawab Sam sambil malu-malu.
Sam aslinya bingung sejak awal. Siapa ibunya. Kenapa harus panggil Mami atau Mama ke Riani, sedangkan ke Widya jadi Bunda. Alasannya adalah perintah Riani. Perintah itu harus dituruti, kalau nggak Sam bakalan jatuh kepeleset dari satu rambut yang terpisah jadi tujuh bagian buat jalan ke surga. Makanya mau menarik sebutan Bunda itu sudah tidak bisa lagi karena sudah telanjur.
"Oh, berarti sekarang sudah kerja, ya. Kerja apa?"
Kerjaannya nabokin Putra, mancing belut di sawah, keliling ikut Papa safari antar dusun sebagai sopirnya, menghitung hari kapan bisa ketemu bidadari dan dikawinin, upsssss....
Sam mengulum senyum frustasi. Jawaban paling keren manakah yang bisa disampaikan kepada Widya, agar tembus pada gadis muda di samping bidan tersebut? Lidah Sam mendadak mati rasa.
"Nganggur!" celetuk Putra disahuti gelak tawa Riani.
"Ngawur!" sahut Sam.
Putra masih beruntung jauh dalam jangkauan lengan Sam. Bocah itu bakalan mampus bila dibekap tanpa ampun oleh pamannya sendiri.
Widya dan Riani terkekeh, sementara itu Sam ingin kembali ke kamar dan mengunci diri. Kena mental di depan cewek gara-gara no filter tongue Putra.
Bocah sableng! Sam merutuk di hati.
Di depan tamu, haruslah hormat dan jaga sopan santun agar tidak ada rasa sungkan.
Riani mengajarkan itu sejak Indra jadi kandidat calon kades periode sebelumnya.
"Kebetulan kalau nganggur. Bunda cuma mau titip keponakan lagi penelitian skripsi. Di rumah saya penuh pasien. Mau nginep di hotel kemahalan. Baru inget kalau di sini ada kenalan yang rumahnya deket wisata alam. Jadi Samudra bisa menemani Dara ya buat keliling lokasi. Nggak lama kok. Seminggu paling cepet bisa, ya?"
Tanpa tedeng aling-aling, Widya menyampaikan dan tujuan bertamunya ke rumah itu.
"Iya, Mbak. Silakan aja. Sam mau kok. Seneng malah kalo ada Cah Ayu di rumah," timpal Riani kegirangan. Terakhir kali ada anak-anak KKN menetap di rumah sebulan, satu pun tidak ada anak perawan yang tinggal permanen sebagai istri. Entah ada apa dengan selera Sam. Riani curiga anak sulungnya beloknya terlewat jauh.
Sam tidak membantah ucapan ibunya. Dia senang dengan Dara, si tamu yang bakal menginap di rumahnya selama seminggu. Mau sebulan atau setahun, hayuk aja. Tapiiiii......
SEMINGGU, CUK? TURU DIPLINDES BOKONG PESINGE PUTRA SEMINGGU!
Seluruh pandangan Sam mendadak keruh. Berhadapan dengan Putra kelewat melelahkan, apalagi satu kasur yang baunya tidak karuan? Alamak, mampus.
Sam menyesal telah setuju digusur tanpa perlawanan oleh ibunya sendiri. Namun, lebih tidak rela bila Putra menggores maket bangunan impian Sam saat membuat rumah pohon. Terakhir kali Putra mengacau adalah meretakkan layar laptop Sam pakai lato-lato.
Tidak ada pilihan selain mengalah. Sam ingin Mentari dan suaminyalah yang tidur di kamar Putra dan Sam bisa menetap di kamar adik perempuannya. Masalahnya mana enak tinggal di kamar pasangan suami istri tersebut? Perbedaan kamar bujangan dan pasangan suami istri itu sangat jelas. Sam tenggelam dalam kamarnya yang asik tiada banding itu. Kini ditiduri seorang cewek cakep bener.
Pikiran Sam semakin semrawut. Dia takut otaknya terbaca oleh sepasang mata legam yang mengunci itu. Sam tidak berkutik selagi Dara mengulum senyum.
Kalau ditakar dengan gula, kira-kira senyuman Dara itu setara dengan berapa kilo, ya? Soalnya gula darah mendadak super sehat dengan kecantikannya.
Sam bermonolog lagi. Otaknya sibuk menyortir ingatan artis mana yang bisa melawan kecantikan Dara. Maudy Ayunda sudah diembat bule. Chelsea Islan apalagi. Masa Dara juga diembat orang juga? Kenapa nggak aku aja yang ngembat? Dahlah, tidurnya jangan seminggu. Permanen kek asal halal.
"Mas Samudra kalau tidak mau nggak apa-apa. Aku bisa keliling sendiri," ucap Dara ketus.
Senyuman Sam surut puluhan kilometer jauhnya. Kesunyian yang sangat merasuk sukma karena fantasinya buyar. Dara tidak ada ramah-ramahnya. Cuek bukan main.
Terus makna senyuman memesona tadi apa? Apakah Sam kena tipuan ilusi? Jadi senyuman jadi tidak berarti? Berarti senyuman penuh ejekan dong?
"Jangan begitu, Dara. Mumpung ada Samudra, bisa buat bantu kamu kenalin lingkungan." Teguran Widya mau tidak mau membuat Dara semakin mendengkus keras. Untungnya Riani menoleh ke putranya, sehingga tidak tahu bahwa tamunya ramah level satu.
"Nggak apa-apa, Sayang." Patut diapresiasi bahwa wajah semringah Riani dalam sekelebat berubah menjadi horor saat memandang Sam. "Sam, luangkan waktumu untuk membantu Nak Dara. Gini-gini, Bunda Widya penolong kamu."
Sam heran. Sebetulnya siapakah ibu kandungnya bila Riani segalak itu pada Sam. Sudah tebang pilih dengan memanjakan Putra, sekarang ada lagi anak orang menggusur kasurnya.
"Iya, Ma. Iya."
Sam ingin meledak. Pisang goreng yang dikunyah mendadak berubah jadi karet yang tidak kunjung remuk. Alot seperti hatinya.
Bidadari apanya kalau judes begini, Cuk?
Sam berhasil menelan sepotong pisang tersebut. Namun, dia tidak ingin melanjutkan makan dan lebih suka memancing belut sambil meratapi nasib. Dalam hati, Sam merenungi nasib kenapa harus dilahirkan di kapal dan kini terlibat sama yang namanya hutang budi. Padahal dia kan, tidak minta dilahirkan. Yang buat kan, Riani dan Indra yang mabuk cinta. Seharusnya yang balas budi adalah Riani. Biarlah Riani yang keliling mengantar Dara saja keliling tempat.
"Tante, aku bisa ganti judul skripsi. Jangan di sini, please!" Dara merengek panik.
Sikap cewek itu mengusik Sam. Jadi pengen dipeluk saking cantiknya kalo judes, marah dan menahan tangis.
"Nggak ada waktu. Kamu sudah membuang banyak waktu dengan janji kosong. Orang tuamu keluar banyak dana, tetapi kamu tidak melakukan apa-apa. Tante Widya mau, kamu serius dengan penelitian kamu. Jadi balik kalau sidangnya siap dan langsung wisuda." Widya dengan tegas melawan rengekan sang keponakan.
"Kalo konsul gimana? Aku kan, harus ketemu dosen buat acc. Nggak bisa di sini lama-lama."
"Makanya jangan diem aja. Kamu nggak usah datang ke kampus. Zaman sekarang canggih. Ada Gmeet sama Zoom. Serius dong, Dara. Kamu sudah 2 tahun membiarkan penelitiannya mangkrak. Kerja aja nggak buat jadi alasan penghalang. Drak.."
"Tante!" sela Dara sewaktu Widya hendak menyalahkan alasan utamanya. Dara tersenyum lebar dan itu palsu banget. Sam dan Riani cengengesan mengerti kepanjangannya. Soalnya Riani kan pecinta drakor juga. Namun, keduanya memilih diam dan menonton dua tamunya silang lidah dulu. Seru didengerin.
"Pokoknya kalau tahun ini kamu berhasil wisuda, kamu bisa jalan-jalan ke Korea dan Tante biayain penuh."
Dara tersentak. Dia suka gagasan itu, tetapi tidak jika tinggal dengan cowok plonga-plongo di depannya.
"Aku bisa tinggal di homestay dekat sini, kan?" pinta Dara.
"Nggak. Ini tempat tinggalmu. Tante cuma percaya sama Mbak Riani. Awas macam-macam. Inget, Dara. Korea! Skripsi dulu!"
Dara menundukkan kepala. Bibirnya mengerucut semakin tidak senang. Dia paling malas berhadapan dengan beban 6 sks itu.
Makan malam berlangsung cepat karena obrolan renyah antara Riani dan Widya yang lepas kangen.
"Sam, antar Dara ke kamarnya, ya." Riani melambaikan tangan.
Sam menurut. Dia berdiri dan membiarkan telinganya menerima lagu perkusi dari hentakan kaki Dara yang merajuk. Dara menyeret kopernya, mengikuti Sam ke salah satu kamar. Dia langsung masuk dan membongkar koper di kamar milik Sam.
Sam tidak punya alasan buat berdiri canggung di depan pintu. Dia akhirnya masuk ke kamar berbau pesing tersebut. Pedih. Sam menangkupkan kedua telapak tangan di kamar Putra. Auto pasrah saat punggungnya dijadikan samsak tinju keponakannya.
Nasib, nasib jadi pengangguran. Gak ada harga dirinya di depan Mama.
*******
Terima kasih yang berkenan mampir baca. Salam kangen buat pembaca setia dan salam kenal buat pembaca baru. Semoga kisah ini menghibur meskipun membosankan sekali dengan alur lambatnya. Hehehehe.
Selamat tahun baru. 2023!
Semoga apa yang dicita-citakan tergapai.
Resolusi hari ini adalah
HARI INI LEBIH BAIK DARI HARI KEMARIN.
TAHUN INI LEBIH BAIK DARI TAHUN 2022.
Semoga bisa menulis cerita yang baik dan minimal ada naskah tamat, salah satunya pemanasan dengan cerita ini dong. Hehehehe.
Banyuwangi, 1 Januari 2023
18.10 WAKTU INDONESIA BACA
Rombak ulang, 14 Aril 2023
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro