LOST
Mata (E/C) itu terbuka dengan perlahan. Pada saat pertama kali terbangun suara lonceng gantungan musim panasnya berbunyi dengan nyaring. Udara masih sejuk mungkin karena akan memasuki musim gugur atau mungkin karena pengaruh udara masih pagi. Gadis itu terbangun dari tidurnya mengubah posisi tidurnya menjadi posisi duduk. Ia merenggangkan badannya sambil menghirup udara segar yang masuk melalui celah jendela yang ia biarkan terbuka tadi malam. Surai (H/C)nya kini dibentuk sanggul oleh kedua tangan mungil yang putih. Ia bangun dari tempat tidurnya dan merapikan kasurnya. Kemudian tersenyum melirik koper bewarna (F/C) yang sudah tersiap di depan lemari.
“LIBURAN MUSIM PANAS AKU DATANG.” Ucapnya senang. Dengan nada gembira (Y/N) mengambil handuk dan memulai rutinitas paginya untuk memulai kisah liburan musim panas bersama kekasihnya yang sudah lama ia nanti. Karena ia telah menyelesaikan tumpukan tugas neraka yang diberikan gurunya.
.
.
.
Drrtttt…Drrrttt….
“Moshi… Moshi…. Dengan (Y/N) (L/N) disini. Dengan siapa saya berbicara?” jawab (Y/N) dengan tersenyum lebar ketika ia mengangkat telpon yang masuk ke handphonenya.
“Moshi…moshi~ apakah ini Shun Shimotsuki no hime-sama? Ini adalah kekasihnya.” ucap pria disebrang telpon yang memiliki suara serak manis yang khas. (Y/N) terkekeh sejenak akan jawaban si penelpon.
Yup (Y/N) adalah gadis yang sangat beruntung karena berhasil mengambil hati Shun Shimotsuki yang merupakan seorang Top Idol dan pemimpin grup idol bernama Procellarum. Shun adalah orang yang unik karena ia meplokamasikan dirinya sendiri sebagai Shirokki Maou-sama kepada semua orang. Banyak yang percaya dan tidak percaya akan kata-katanya. Namun, sebenarnya presentase percaya sangat tinggi dan sisanya menolak percaya. Salah satunya adalah You salah satu member Procellarum. Dikarenakan ia memang dikabarkan memiliki kekuatan sihir dan pernah disaksikan secara langsung oleh para korban yang memberikan Konstribusi sumber ini.
“Halo tuan kekasih, ada apa Anda menelpon saya? Padahal Anda berjarak lima meter dan sudah menghadap ke arah Saya?” (Y/N) kembali tertawa kecil melihat pemuda bersurai putih berdiri di hadapannya tersenyum tipis menatapmu dengan ekspresi riang seperti anak kecil.
“Hmmmm mungkin karena aku terlalu merindukan suara kekasihku yang dekat di telingaku. Nona kekasih biasanya sangat malu untuk melakukannya. Karena wajahnya akan dengan sangat cepat memerah.” Mendengar perkataan Shun (Y/N) tidak bisa untuk tidak menyembunyikan wajahnya yang memerah dengan topi lebar musim panasnya. Kekasihnya memang hebat dalam merangkai kata untuk mendebarkan hatinya.
Sebuah tangan yang sangat putih seperti salju itu menangngkup wajah (Y/N). (Y/N) mendongakkan kepalanya, Shun sangat dekat dengannya. Wajah mereka hanya tersisa beberapa centi sehingga (Y/N) sedikit menoyor dahi Shun pelan.
“Terlalu dekat baka~ Bagaimana jika ada yang melihat?” ucap (Y/N) sedikit khawatir karena Shun tidak memakai penyamaran apapun saat ini. Tapi anehnya orang-orang tidak mengerubuti sesosok Top Idol di depannya.
“Apa kau lupa My Lady? Kan tinggal Ting Cha Cha dan selesai.” (Y/N) kembali tertawa. Ia ingat jika kekasihnya memang seseorang yang lebih istimewa dari orang biasa. Pasti sekarang Shun memakai kekuatan sihirnya untuk membuat mereka nampak seperti sepasang kekasih biasa dan membaur dengan orang lain. Sungguh setiap hari selalu ada kejutan jika bersama dengan Shun.
“Then let me escort you My Lady?” ucap Shun menggadahkan tangannya lagi. Tentunya (Y/N ) tanpa ragu-ragu menerima uluran tangan tersebut.
“Yes My Lord.”
.
.
.
(Y/N) terpaku pada pemandangan yang tersaji di daerah Kyoto semuanya nampak indah saat ini. pohon momiji yang mulai menguning di pinggiran jalan karena mungkin sebentar lagi akan musim gugur. Shun menatap kekasihnya yang kegirangan menatap pemandangan jalanan disekitarnya dengan mata (H/C) yangberkilauan yang merupakan kesukaan Shun.
Mereka telah mengunjungi beberapa macam tempat seperti restoran terkenal, kastil terkenal di Kyoto, dan tentu saja laut. Namun, mereka tidak membawa pakaian berenang lantaran Shun memang melarang (Y/N) untuk memakainya di pantai yang ramai karena ia tidak ingin memperlihatkan tubuh gadisnya. Tentu saja jika (Y/N) ingin berenang maka dengan senang hati ia akan menyewakan kolam pribadi untuknya agar ia bisa bersenang-senang tanpa ada tatapan lapar yang menatap disekitarnya.
“Shun setelah ini memang kita akan kemana?” Tanya (Y/N) kepadanya dengan nada gembira tak sabar seperti anak kecil.
“Sebentar lagi kita akan sampai. Tapi ingat disana akan ramai pegang tanganku dengan baik. Karena mungkin kau akan tersesat~” (Y/N) mengerutkan dahinya, lantaran ekspresi tersenyum misterius Shun muncul sehingga membuatnya sedikit was-was dengan perkataan Shun.
.
.
“Uwaaah kuil ini. Aku sudah lama ingin kesini.” (Y/N) memandang sekitarnya yang sangat ramai dikerumuni orang-orang. Menurut kepercayaan orang zaman dahulu ada seekor siluman yang menjaganya. Walaupun begitu Kuil ini selalu ramai karena jimat keberuntungannya. Tentu saja (Y/N) tidak mau melewatkan untuk mengambil jimat tersebut. Shunpun tersenyum senang ketika melihat kekasihnya sangat antusias.
“Ayo menuju kesini. Kau ingin mengambil ramalan dan jimat bukan?” Shun menarik tangan (Y/N) menuju tempat ramalan dan penjualan jimat. Dengan senang hati (Y/N) berjalan beriringan sambil menggandeng tangan Shun.
Cring…
Langkah (Y/N) terhenti, Kau menoleh ke belakang seperti mendengar dentingan sebuah bel yang jatuh. Matamu menangkap sebuah bel bewarna kuning yang sangat mengkilat tepat di bawah kakinya dan kemudian mengambilnya.
“Shun menurutmu ini milik siapa?” Saat (Y/N) hendak menoleh kebelakang lagi ia tidak menemukan sesosok putih kekasihnya tadi berada. Ia pun tidak tersadar jika tautan tangan mereka terlepas begitu saja. Ia mengamati sekelilingnya yang ramai berubah menjadi sunyi dan dipenuhi oleh pepohonan dengan daun yang sangat rindang.
TUNGGU… INI DIMANA? apa dia tersesat? Padahal tadi ia ingat betul bahwa ia masih di kuil dan berjalan beberapa langkah dan sekarang ia entah di hutan bagian mana.
Sreeek…Srekkk… Srekkk…
Dengan cepat (Y/N) menoleh kearah suara gemersik semak-semak di dekatnya. “Shun apa itu kau?” Tanya (Y/N) ragu dan sedikit takut akan kesunyian dalam hutan ini. Mata (H/C) itu membulat dengan apa yang dilihatnya. Ini lebih menyeramkan daripada melihat preman manapun. Karena di depannya bukanlah manusia. Melainkan sesosok perempuan dengan setengah badan yang menyerupai dengan ular. Itu sungguh nampak nyata dibandingkan dengan film-film yang ditontonnya
“Wah…Wah… tidak kusangka akan ada mangsa disini.” Ucap siluman wanita setengah ular itu dengan nada melengking seperti nenek-nenek yang membuat tubuh (Y/N) sangat bergetar dan terasa kaku untuk digerakkan. Dia ingin kabur tetapi tubuhnya tidak menerima perintah dari otaknya. Wanita siluman itu kemudian menyerbu dirinya.
“Tolong…” cicit (Y/N) ketakutan. Ia benar-benar sangat takut. Namun kemudian penglihatannya menjadi hitam karena ada sesuatu yang menghalanginya.
“Jangan lihat.”
(Y/N) hanya terdiam ketika mendengar suara itu. Suara khas yang sangat akrab di telinganya, manis namun berkesan sangat dingin. Hal berikutnya yang terdengar di telinganya adalah teriakan menyakitkan dan menyedihkan seorang perempuan yang meminta pengampunan hidupnya dengan penuh keputus asaan. Namun sepertinya pria yang menutup matanya hanya diam tidak membalas. Begitu juga dengan (Y/N).
Ketika jeritan itu sudah menghilang. Mata (Y/N) kembali terisi dengan berbagai cahaya. Ia perlu membiasakannya sebentar karena matanya ditutup dengan durasi yang cukup lama. Kemudian ia berbalik hendak melihat sosok seseorang yang menolongnya.
“SHUN?!”
Seseorang yang menolongnya ternyata adalah Kekasihnya. Namun, anehnya ada sepasang telinga dan Sembilan ekor panjang di belakang tubuhnya. Warna mereka sama seperti surai milik Shun, Putih seperti salju. Ketika cahaya matahari menyinari mereka itu tampak berkilau dan luar biasa seakan itu adalah benda asli. (Y/N) kembali mengernyit ketika ia melihat pakaian yang di pakai Shun bukanlah pakaian yang ia gunakan ketika mereka bersama. Saat ini Shun memakai baju kimono panjang bewarna putih dengan hiasan sulaman daun momji bewarna emas dan beberapa bagian ungu diujung lengannya.
Pemuda di depannya tidak berekspresi dan tidak berbicara sama sekali. Beberapa menit ia habiskan untuk melihat gadis yang ada di depannya. “Kau bukan penghuni asli dari sini. Dan namaku bukan Shun tapi Shirokki Kyubi.” Ucapnya dengan nada dingin.
(Y/N) sedikit terhenyak ketika mendapat tatapan dingin dan datar dari pemuda yang mirip dengan Shun. Karena Shunnya adalah sesosok yang sangat hangat dan pengertian. Walau terkadang bisa saja menjengkelkan. Namun, pemuda bersurai putih ini menatapnya dingin dan sepertinya ekor dan telinganya nyata. Orang yang mirip Shun di depannya pasti bukan manusia. (Y/N) menghela napas panjang, ia segera mengatur isi kepalanya dan berharap bisa menyesuaikan lingkungan disekitarnya.
“Baiklah tuan Shirokki Kyubi. Bolehkah aku bertanya ini dimana dan tahun sekarang?” Tanya (Y/N) dengan ekspresi tenangnya. Seolah ia sudah terbiasa dengan hal-hal aneh. Itu karena berada di samping seorang Shun Shimotsuki selama beberapa tahun bisa membiasakan hatinya dan raganya dengan segala peristiwa aneh dan menakjubkan yang pasti manusia biasa tidak akan bisa membuatnya.
“Ini di Kyoto tahun ke 187.” Jawab pemuda itu dengan tatapan yang datar. Otak (Y/N) lalu mengambil kedimpulan bahwa ia terlempar ke sebuah tempat di masa lalu dimana siluman benar-benar ada. Dan orang di depannya adalah siluman rubah ekor Sembilan yang dalam legenda sangatlah kuat dan di takuti.
“Tugasku disini sudah selesai, Kalau begitu aku akan pergi.” Mendengar perkataan Shirokki Kyubi, (Y/N) dengan ceoat meraih tangan pemuda putih itu. Tiba-tiba saja kakinya serasa diudara, dan benar saja bahwa saat ini ia terbang dengan kecepatan yang sangat cepat. Jantung (Y/N) benar-benar serasa dipacu dalam sepersekian detik dan ketika ia sadar mereka sudah berada di sebuah ruang teh khas tradisional jepang yang mewah.
“Tunggu ini dimana?” Oh Tuhan (Y/N) lebih merasa teleportasi dengan pintu kamar Shun Shimotsuki kalah menakjubkan dengan teleportasi yang baru saja ia alami tadi.
“Ini di rumahku. Sebutkan alasanmu mengikutiku hingga ke sini?” Shirokki Kyubi mengambil temoat duduknya di kursi yang megah yang terbuat dari kayu cendana yang sepertinya sangat berkelas. Ia yakin bahwa kursi yang diduduki Shirokki Kyubi di era ini maupun era yang (Y/N) tempati harganya akan sangat melambung tinggi.
“A-aku tersesat dan aku tidak tahu kemana dan bagaimana caranya agar aku bisa pulang. A-aku bingung harus bagaimana jika sendirian di hutan yang gelap itu. Jadi aku memegang tanganmu. Aku bersumpah demi apapun aku tidak akan melakukan hal yang buruk.” Shirokki kyubi hanya menganggukan kepalanya pelan dan malas. Ia kembali memandang gadis itu dari bawah sampai keatas. Mendeteksi bahwa gadis itu adalah manusia.
“Baiklah aku percaya. Kau tidak boleh meninggalkan kediaman ini tanpa seizinku. Pertama, gantilah pakaianmu, kau akan dicap sebagai penyihir oleh manusia lain jika kau berpakaian seperti itu.” Shorkki Kyubi menjentikkan jarinya. Muncul banyak pelayan wanta yang masuk kekediamannya. Er bisa dibilang para wanita itu menggunakan topeng yang aneh. (Y/N) hanya menurut dibawa oleh para pelayan dengan topeng aneh dan kulit yang pucat itu.
Okay kita SKIP bagian ini
.
.
.
(Y/N) kini mengenakan Kimono bewarna putih dengan sulaman bunga Tsubaki merah yang terlihat sangat anggun di tubuhnya. Surai (H/C)nya disanggul dengan sangat cantik dengan beberapa permata sederhana namun nampak elegan. Saat ini ia sedang duduk menemani Shiro minum teh dengan tenang. (Y/N) tidak masalah dengan hal itu, karena ia juga sering menemani Shun yang memiliki hobi minum teh dan kini menjadi hobinya juga. Ia bercengkrama dengan Shirokki Kyubi dan tentu banyak pembicaraan di dominasi oleh (Y/N) karena Shiro sepertinya irit bicara. Dari sana (Y/N) tahu bahwa Shiro adalah orang yang baik karena mendengarkan ceritanya tanpa memotong pembicaraannya dan tidak memarahinya. Ah iya Shiro adalah panggilan pendek (Y/N) kepada Shirokki Kyubi karena namanya terlalu panjang dan sepertinya merepotkan jika diucapkan lengkap.
Matahari kini beganti dengan Bulan bulat yang memencarkan sinar kelembutan. Sanyup-sanyup kesepian terisi oleh suara beberapa orang. (Y/N) mengernyitkan dahinya, penasaran akan hal yang terjadi di luar dan ingin memeriksanya. Namun, ia tidak berani menentang perintah Shirokki Kyubi.
“Ada kuil di dekat sini dan orang-orang sedang merayakan Matsuri disana.” Ucap Shiro dengan tenang ia mengawasi langit yang ramai dihiasi dengan bintang.
“Apakah kau pernah pergi kesana Shiro?”
Shiro mengangguk sambil masih menatap bulan. Wajahnya datar namun matanya diisi oleh kerinduan. “Ya dengan orang yang sangat berarti namun, dia telah pergi. Jadi aku menjaga tempat ini.”
“Sudah berapa lama kau ada disini Shiro?”
“Ntah lah. Siapa yang tahu.”
(Y/N) terdiam tidak menjawab. Siluman putih di depannya terlihat sangat kesepian di matanya. Perasaan itupun (Y/N) tak tahu berasal darimana datangnya. Hatinya serasa sakit dan diremas oleh sebuah tangan dengan sangat kencang. Ia merengkuh tubuh pemuda putih di depannya.
DUAAARRR…
Dentuman puluhan kembang api terdengar dengan meriah dan sorakan orang-orang gembira. Ketika kembang api berhenti mulai menghilnag semuanya kembali menjadi sunyi. Kimono putih pemuda itu basah karena air mata gadis yang memeluknya. Namun, Shiro hanya tersenyum sangat tipis dan membalas pelukan gadis itu. Gadis itu kemudian melepaskan pelukannya. Shiro kemudian menghapus jejak air mata yang tersisa di wajah cantik (Y/N).
“Kau tidak berubah. Kau selalu bisa melihat apa yang ada di dalam mataku. Namun, sekarang saatnya kau pulang.” Saat (Y/N) hendak menanyakan apa maksud Shirokki Kyubi. Tiba-tiba matanya mulai berkunang-kunang. Hanya empat kata yang ia berhasil ia tangkap dengan telinganya.
“Aku akan selalu menunggumu”
.
.
.
Cringg….
Lonceng kembali berbunyi di telinga (Y/N). Matanya berkedip pelan menyesuaikan cahaya. Bulu matanya yang panjang nampak sangat menarik seperti sayap kupu-kupu. Ia melihat sekitarnya. Itu adalah kuil yang ramai dengan pengunjung, tempat ia berangkat dengan Shun. Mata (Y/N) langsung membelalak.
“Shun?!”
“(Y/N) sudah bangun? Apa kau sangat merindukanku dalam mimpimu hingga mencariku?” Suara kekasihnya yang pertama kali menyapa indra pendengarannya. (Y/N) menatap pemuda di sampingnya. Ya, ini adalah kekasihnya yang hangat dan suka menggombal.
“Shun ini dimana?” Tanya (Y/N) dengan suara yang agak serak. Shun memberikannya sebotol teh yang tadi ia minta belikan kepada butlernya karena ia ingin menjaga (Y/N) yang tertidur.
“Kau bilang tadi pusing dan ingin beristirahat di bawah pohon ini. Akupun menyenderkan tubuhmu disini dank kau tertidur dengan sangat nyenyak.Jadi aku tidak tega membangunkan seorang putri cantik yang tertidur. Tentu saja aku mengabdikan momen yang sangat istimewa tersebut dalam memoriku dengan baik.” Ucap pemuda putih itu hangat dan bersemangat. (Y/N) terkekeh kecil ketika mendengarnya. Yup (Y/N) tadi pasti tadi bermimpi yang sangat panjang walau sangat terasa nyata. Namun, ketika ia berpikir seperti itu tangannya terasa seperti menggenggam sesuatu. Ia melihat lonceng emas yang ada dalam mimpinya.
“(Y/N) ayo kita segera kembali. Kita akan melewatkan acara Talkshow yang diisi oleh Hajime. Aku tdai sudah menyuruh Sakaki-san untuk membeli jimat yang kau inginkan. Apa ada masalah my lady ?” (Y/N) menggeleng pelan dan tersenyum lebar ke kekasih putihnya yang bersemangat dalam mode Hajime cluster. Ia memasukkan bel emas itu ke sakunya. Ia menggandeng tangan kekasihnya.
“Ikkou!” (Y/N) meraih tangan pemuda bersurai putih salju dan netra terang layaknya emerald itu dengan suka cita dan menyingkirkan kembali mimpinya. Ia harap pemuda yang di temuinya di mimpi akan bahagia. Seperti halnya dirinya yang juga berbahagia dengan Shun Shimotsuki.
THE END
DARI AUTHOR:
OH MY GOD AKHIRNYA KELAR CERITA INI DALAM 3 HARI DENGAN NYICIL2 PAS MALEM2 KAYA BURUNG HANTU. HUHUHU SEMOGA SEMUANYA SUKA DI COLAB PERTAMA INI
Omake
Shun yang menggandeng tangan kekasihnya tersenyum lembut melihat gadis di sampingnya. Bahkan orang bisa melihat ke matanya yang sangat memunculkan binar-binar bahagia dan terasa hangat. Pria itu menoleh kebelakang. Di depan gerbang Tori merah yang megah itu. Orang-orang tidak menyadari keberadaan binatang yang sangat menarik jika dipandang. Binatang itu memiliki bulu seputih salju yang berkilau elok bagai mutiara dan memiliki ekor Sembilan.
“Dia sekarang sudah kembali bersama kita. Kau harus tidak perlu khawatir dengannya.” Ucap pemuda bersurai putih itu lirih. Sosok binatang menakjubkan nan cantik tersebut kemudian mengilang seperti abu seperti kedatangannya. Kepergiannyapun tidak diketahui oleh orang lain.
“Shun?” Shun menoleh kembali kea rah kekasihnya. Ia tersenyum sangat tulus dan senang.
“Hai’~ kita akan pulang my lady~”
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro