Dream #3
"Hey" sebuah suara lembut memalingkan pandangan Yeojoo yg semula hanya mengarah lurus
"Hyungwon" Yeojoo berujar nyaris bergumam, namun Hyungwon masih mampu mendengarnya
Namja itu melangkah mendekat, kemudian duduk disisi Yeojoo
"Ini benar kau? Kau...benar datang lagi ke mimpiku?" Yeojoo menatap Hyungwon tak percaya
Hyungwon meraih kedua jemari Yeojoo, dan meletakkan dipipinya.
"Ini benar aku, aku datang untukmu. Sebab kau...memanggilku sebelum tidur" suara lembut Hyungwon membuat perasaan Yeojoo yg semula gusar, terasa tenang kini
"Jadi kau akan selalu menemuiku, jika aku menyebut namamu sebelum tidur" pasti Yeojoo
"Tentu" Hyungwon mengangguk pasti
"Sangat senang mendengarnya" airmata Yeojoo menetes, membuat Hyungwon terkejut mendapatinya
"Heyyy....ada apa?" Hyungwon merasa khawatir
Yeojoo tak menjawab, dia menundukkan wajahnya guna menyembunyikan airmata yg semakin deras mengalir.
"Yeojoo-ya" giliran Hyungwon meraih wajah Yeojoo, dan mengusap pipi yeoja itu yg dihiasi airmata
"Oppaku pergi, dia meninggalkanku" ungkap Yeojoo saat Hyungwon berhasil mengarahkan wajah yeoja itu padanya, dan membuat pandangan mereka bertemu
Kata-kata Yeojoo kembali membuat Hyungwon kaget. Bahkan namja itu terlihat tak tahu harus berujar apa.
"Oppa yg selama ini menjaga dan melindungiku, pergi begitu saja Hyungwon-a. Dan dia...tak berjanji padaku akan kembali" dengan suara serak Yeojoo mengungkapkan kesedihannya.
Hyungwon memeluk tubuh Yeojoo, membiarkan yeoja itu menangis dalam pelukannya. Dibiarkan cukup lama yeoja itu mengurai isaknya. Hingga perlahan Yeojoopub menarik tubuhnya menjauh.
"Mian" ucap Yeojoo seraya mengusap kemeja Hyungwon yg basah karena airmatanya
"Gwenchana" Hyungwon mengusap puncak kepala Yeojoo membuat yeoja itu menatap matanya lekat
"Gomawo Hyungwon-a" tukasnya kemudian
"Kenapa berterimakasih?" Hyungwon menatap bingung Yeojoo
"Karena datang kedalam mimpiku. Dan membutku merasa tenang" ungkap Yeojoo yg dibalas senyuman Hyungwon
"Kalau saja kau tidak datang, mungkin...aku akan terus merasa sedih" lanjut Yeojoo kemudian
"Kehadiranku memang untuk membahagiakanmu Yeojoo-ya. Jadi jangan berterimakasih. Aku akan selalu ada untukmu, jika kau memerlukanku. Jadi...kau bisa mengandalkanku" tangan Hyungwon mengenggam erat jemark Yeojoo
"Benarkah? Benarkah kau akan selalu ada untukku?" Yeojoo coba memastikan
"Ne" Hyungwon mengangguk pasti
"Kau tak akan pernah meninggalkanku?" Anggukan pelan Hyungwon membalas itu, membuat senyum terkembang tipis diwajah Yeojoo
"Gomawo Hyungwon-a" Yeojoo kembali memeluk tubuh Hyungwon
Hyungwon tak membalas, dia hanya melingkarkan tangan ditubuh kecil Yeojoo seraya mengusap rambutnya lembut.
*
Yeojoo melangkah pelan menelusuri taman bunga lavender. Diikuti Hyungwon yg berada dua langkah dibelakangnya. Dengan tangan yg saling terpaut dibelakang tubuh, ayunan langkah Hyungwoon selaras dengan gerakan kaki Yeojoo. Sengaja memberi jarak diantara mereka, seraya terus memperhatikan gerakan kaki ringan Yeojoo.
"Yeojoo-ya" panggil Hyungwon yg dibalas gumaman pelan Yeojoo
Yeoja itu masih mengayun langkahnya, tanpa memandang Hyungwon.
"Apa kau tidak lelah?" Yeojoo berbalik mendengar pertanyaan ini, dan nampak melangkah mundur
"Whaeyo? Apa kau lelah?" Yeojoo balas bertanya
"Aniyo" Hyungwon menggeleng pelan "bagaimana mungkin aku bisa lelah" lanjutnya kemudian
"Lalu kenapa bertanya?" Tanya Yeojoo lagi
"Karena aku takut kau lelah" kali ini Yeojoo menghentikan langkShinya diikuti Hyungwon
"Kita sudah berjalan sangat jauh hari ini, aku khawatir kau lelah karena itu" Hyungwon berujar setelah menghentikan langkah tepat dihadapan Yeojoo
Jemarinya merapikan poni Yeojoo yg ditiup angin. Sementara Yeojoo diam membatu diposisinya.
"Mau istirahat" suara lembut Hyungwon yg menyapa telinganya Yeojoo balas dengan gelengan
"Aku ingin mengelilingi tempat ini" ujar Yeojoo kemudian
"Kau sangat suka dengan tempat ini ya?" Hyungwon merekahkan senyum yg sama lembutnya dengan suara yg namja itu perdengarkan
"Eoh" Yeojoo mengangguk cepat
"Kalau begitu kita bisa melanjutkan perjalanannya nanti. Sekarang kurasa kau harus istirahat" jemari Hyungwon mengusap rambut Yeojoo kini
"Nanti?" Ulang Yeojoo dengan ekspresi wajah yg nampak sedih
Hyungwon mengangguk, menjadikan Yeojoo menundukkan pandangannya.
"Apa waktu itu akan datang nanti? Apa aku memiliki kesempatan bermain ditempat ini nanti?" Masih dengan tertunduk, Yeojoo bertanya
"Tentu" jawaban singkat Hyungwon mengarahkan pandangan Yeojoo padanya
"Setiap kau tenggelam dalam lelapmu, maka aku akan ada disana. Aku akan menjemputmu, dan membawamu kembali ketempat ini" urai Hyungwon memberi harapan pada Yeojoo
"Benarkah itu?" Yeojoo sedikit tak yakin
"Ne" Hyungwon kembali menganggukkan kepalanya
"Janji" jari kelingking Yeojoo mengarah pada Hyungwon, membuat namja itu mengerutkan keningnya
"Kau akan selalu menjemputku dan membawaku kembali ketempat ini" lanjut Yeojoo
Hyungwon diam sesaat, kemudian tertawa pelan.
"Ayo berjanji" suara Yeojoo yg bernada merajuk segera menyapa telinga Hyungwon, memaksa namja itu mengaitkan jari kelingkingnya di kelingking Yeojoo
"Janji" ucapnya kemudian
"Kau sudah berjanji, karena itu jangan berani mengingkari janjimu. Sampai kau mengingkarinya atau melupakan janjimu maka kau bukanlah seorang namja" telunjuk Yeojoo mengarah ke wajah Hyungwon
"Ne" sambut Hyungwon singkat
Namja itu memperlihatkan senyum tipis pada Yeojoo. Memaksa ujung bibir Yeojoo tertarik dan membentuk senyuman yg sama.
*
Perasaan bahagia Yeojoo menghilang seketika saat matanya terbuka. Bukan tanpa alasan, melainkan karena gerutu pelan bibi Lee. Yeoja paruh baya itu merapikan ruang tengah seraya terus mengerutu. Melayangkan sindiran pada Yeojoo yg bangun lebih lambat darinya.
"Imo...biar aku saja yg bereskan" tawar Yeojoo karena merasa tak nyaman dengan sindiran yg diarahkan padanya
"Memangnya apa yg bisa kau lakukan? Dengan kaki cacat seperti itu kau hanya akan semakin membuat rumahku berantakan" ucapan bibi Lee seketika membuat hati Yeojoo sakit
"Imo" sebuah suara lain membuat Yeojoo dan juga bibi Lee memalingkan wajah mereka ke sumber suara
Sosok Minhyuk mereka dapati kini, dengan tatapan yg nampak kesal. Namja itu terlihat berdiri didepan pintu kamarnya sesaat, sebelum kemudian menghampiri bibi Lee.
"Berikan padaku" Minhyuk mencoba meraih sapu ditangan bibi Lee
"Untuk apa?" Bibi Lee justru menjauhkan benda itu dari gapaian tangan Minhyuk
"Biarkan aku yg merapikannya" jelas Minhyuk
"Tak perlu, aku masih bisa merapikannya sendiri. Biasanya juga aku melakukan sendirian" tolak bibi Lee
"Lalu kenapa?" Tanya Minhyuk
"Kenapa apanya?" Bibi Lee balas bertanya
"Kenapa bibi bersikap..."
"Minhyuk-a" panggilan Yeojoo menahan kata-kata Minhyuk
Namja itu menoleh pada Yeojoo yg memaksa tersenyum
"Aku harus membersihkan diri, bisa bantu aku kekamar mandi" pintanya karena tak ingin Minhyuk mendebat sang bibi
Minhyuk hanya menatap lurus Yeojoo tanpa melakukan apapun. Sampai akhirnya diapun menlangkah menghampiri yeoja itu saat Yeojoo mengarahkan tangannya pada Minhyuk.
Tanpa mengatakan apapun, Minhyuk meraih tangan Yeojoo yg sudah terangkat ke udara. Dan menariknya bangkit lalu membawa Yeojoo menuju kamar mandi.
"Neo gwenchana?" Tanya Minhyuk sesaat sebelum Yeojoo memasuki kamar mandi
"Aah...aku lupa membawa handukku, bisa aku pinjam milikmu" Yeojoo enggan menjawab pertanyaan Minhyuk
Ada rasa sakit dihatinya, dan dia tak yakin kalau bisa menutupi itu dari Minhyuk. Karenanya selain mengalihkan pembicaraan, tak ada yg bisa Yeojoo lakukan.
"Yeojoo-ya...jangan marah pada bibiku ya, dia tak bermaksud mengatakan..."
"Apa aku terlihat marah?" Yeojoo masih coba tersenyum
"Yeojoo-ya" Minhyuk berujar lemah
"Cepat bawakan handuk untukku, karena aku harus mandi" perintah Yeojoo masih dengan senyum yg dia paksakan
Minhyuk menatap Yeojoo lekat, dan kemudian beranjak setelShinya. Selepas kepergian Minhyuk, Yeojoo memasuki kamar mandi. Mematung dengan tubuh yg disandarkan di pintu. Sebelum jatuh terduduk diatas lantai.
"Sakit" jemari Yeojoo meremat kaos Minhyuk yg melekat ditubuhnya
Yeojoo sangat sadar dengan kekurangan yg dia miliki, namun harus mendengar orang lain mengumpatnya dengan hal itu tentu saja membuat hatinya terasa sakit.
Yeojoo tak bisa menahan tangisnya kini. Seraya membungkam mulutnya yeoja itu terisak. Diatas lantai dingib kamar mandi, Yeojoo menyembunyikan tangisnya. Berusaha menghalangi dunia mendengar uraian isak itu.
*
Seolah aku terjun, aku jatuh ke dalam penetrasi mendalam ini
Mimpi memanggilku, kau memegangku, kau
Aku terbakar dalam saat-saat ini
Tak bisa bangun dari mimpi ini
Panggil aku, pegang aku meski itu hanya fantasi
*
TBC
Sorry for Typo
Thanks for Reading & Votement
🌻HAEBARAGI🌻
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro