7 : Menghilang dengan Harapan
Malam setelah pertemuannya dengan saudarinya, Rain merasa sangat bahagia karena telah memberitahukan segala penyesalannya pada Bowna. Rain juga sudah mendamaikan perasaan bencinya pada Hovel dan tidak lagi mempermasalahkan masa lalu mereka.
Rain berhenti melekat pada kakaknya setelah kerinduannya sudah terpenuhi. Ia kembali menghabiskan waktunya denganmu, seolah ia tidak ingin menjauh darimu. Ia bahkan tidur bersamamu dan tidak melepaskan pelukannya sama sekali.
Ketika kamu telah tertidur, saat tengah malam Rain menyadari dirinya menjadi transparan dan memudar perlahan seperti serpihan kaca pelangi. Ia tersenyum lembut dengan air mata yang turun sambil memandang dirimu dari dekat.
Ia melepaskan kalung liontinnya dan perlahan meletakkannya di dekatmu. Kemudian kembali memeluk dirimu yang masih tertidur pulas.
"Terima kasih, [Namamu]..."
Wuushhh......
- 👑 -
Malam ini kamu bermimpi seseorang. Selain dirimu, ada temanmu yang lain juga bermimpi hal yang sama.
Seorang teman masa lalu Rain yang bernama Kavin. Kavin juga merupakan teman Bowna. Mereka berdua sudah kenal Kavin sejak mereka menemukan Kavin yang tersesat dan ketakutan.
Kavin sebenarnya adalah seorang pangeran yang terbuang. Kerajaan pria itu hancur setelah berperang melawan kerajaan Daffriens. Raja ratu yang merupakan orang tua Kavin meninggal dalam kekalahan itu.
Kavin berlari dari perang saat itu dan kerajaan Daffriens menyatakan kerajaan keluarga Kavin telah binasa semua. Dengan segala sisa tenaganya, Kavin berlari dan terus bersembunyi.
Sampai Kavin akhirnya bertemu dengan Rain dan Bowna. Mereka mengizinkan mereka masuk dan makan bersama. Mereka juga menyiapkan pakaian dan tempat tidur. Kavin saat itu sangat senang dan berterima kasih atas kebaikan hati kakak beradik itu.
Hanya saja, ketika Rain dan Bowna sibuk dengan pekerjaan mereka sebagai bawahan kerajaan Luminara, mereka yang percaya Kavin akan aman di rumah mereka, ternyata ditangkap oleh prajurit Daffriens.
Kavin dibawa pergi dan dikurung di penjara bawah tanah kerajaan Daffriens. Saat Bowna sedang menjalankan tugas sebagai prajurit mata-mata, ia berhasil masuk dan memeriksa keadaan Kavin dan berniat ingin menyelamatkannya.
Saat itu Bowna membawa pistol dan pedangnya. Ia berniat akan membebaskan Kavin, namun Kavin menolak pertolongannya, sehingga membuat Bowna bingung.
"Tidak perlu, kak Bowna."
Kavin mengambil pistol dari pinggang Bowna yang membuat wanita itu terkejut. "Apa yang kau lakukan?? Kavin, kenapa-"
"Daripada dibunuh oleh orang yang telah membunuh orang tuaku, lebih baik aku membunuh diriku sendiri, kak. Maafkan aku, kakak. Terima kasih banyak atas kebaikan kakak dan juga Rain. Tolong sampaikan terima kasihku kepada Rain. Dan aku sangat...menyayangi kalian."
Kavin melekatkan ujung pistol itu ke kepalanya dan menjauh dari Bowna agar tidak bisa menjangkaunya dari dalam jeruji besi itu. Ia melihat Bowna ingin menghancurkan kurungannya. Namun...
DOR!
Bowna menutup mulutnya dan menangis saat melihat Kavin bunuh diri. Kemudian ia mengepalkan tangannya dengan kuat dan melihat beberapa penjaga datang dan bertanya padanya apa yang sudah terjadi. Mereka tidak curiga padanya karena sedang menyamar.
Namun, bukannya menjawab. Bowna menyerang mereka dengan membabi-buta dan membunuh semua penjaga yang datang dengan pedang dua matanya sambil berlinang air mata.
Mimpi itu kemudian beralih pada ketika Rain dan Bowna bertemu dan memberitahu kalau Kavin bunuh diri saat Bowna akan menyelamatkan Kavin di istana kerajaan Daffriens.
Rain sangat syok dan menangis sejadi-jadinya melihat Kavin sudah tidak bernyawa saat dibawa oleh Bowna yang ditutup dengan kain.
"Kavin...hiks..."
Rain mengelus nisan yang sudah mereka buat dengan kakaknya. Di bawah pohon yang besar dan rindang, mereka telah menguburkan Kavin di tempat itu sebagai tempat peristirahatan terakhir. "Maafkan kami...hiks..hiks! Maafkan kami tidak bisa menjagamu dengan baik... Harusnya kami tidak meninggalkanmu di rumah..."
- 👑 -
Kamu terbangun pada pagi harinya setelah mimpi itu. Dalam perasaan campur aduk, kamu berusaha mengumpulkan kesadaranmu dan menoleh untuk melihat Rain yang kamu ingat tidur semalaman di sisinya.
Namun, tidak ada Rain di sisimu. Hanya ada kalung liontin berharga milik sang pria. Hanya saja, kamu terkejut karena menyadari dirimu telah berwarna kembali. Termasuk barang-barang dan sekitarmu.
Sontak kamu keluar untuk memeriksa keadaan. Dunia telah kembali menjadi berwarna. Semuanya kembali sangat indah.
Tapi...di mana Rain?
Selain Rain, ternyata Hovel dan Michael juga menghilang. Termasuk Bowna. Mereka berempat menghilang saat tengah malam itu.
Apa yang sebenarnya telah terjadi pada mereka? Apakah mereka menghilang karena dunia telah berwarna? Apa sebenarnya mereka yang memberikan warna dunia dan semua orang?
"Maafkan aku, [Namamu]...aku tidak memberitahumu dari awal tentang apa yang akan terjadi kepada mereka."
Suara Kavin tiba-tiba terdengar di dekatmu. Kamu menoleh dan melihat Kavin dengan wujud rohnya. Wajahnya terlihat sedih dan merasa bersalah.
"Penyesalan yang sudah berakhir...akan membuat mereka tenang, dan mereka telah pergi dengan membantu mengembalikan warna dunia ini. Tugasku juga sudah selesai... Terima kasih sudah mendengarkan segala petunjukku sampai sejauh ini."
Kavin tersenyum lembut. "Dan aku juga sudah tenang. Aku akan segera pergi juga."
Selamat Bermain!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro