Yono
Sudah dua bulan Yono berada di Jakarta merintis sebuah usaha kuliner warung Ayam geprek. Ide itu Yono dapat dari bapak tua yang dulu menolong nya dan mengizinkan Yono tinggal di rumah nya waktu dia kesusahan berpisah dari Karto.
Kini bapak itu pun ikut membantu Yono dan sudah berhenti jadi kuli di pasar Yono kasihan orang sudah tua begitu tidak pantas bekerja keras lagi. Dan bapak itu beruntung bertemu dengan Yono yang selalu mengingat jasa orang.
"Nok ayam nya tinggal tiga. Mau bapak pesan kan lagi? " Tanya bapak itu
"Iya Pak" Jawab Yono yang sedang menghitung hasil penjualan nya bulan kedua ini
Setelah selesai menghitung keuntungan nya Yono mendekati orang tua itu lagi untuk memberikan bagian bapak itu. Yono tidak perna mengatakan berapa gaji beliau karena Yono menganggap lelaki itu bukan sebagai pegawai nya tapi sudah seperti paman nya sendiri jadi dia selalu membagi dua keuntungan penjualan itu dan dibagi rata.
"Pak deh. Ini bagian sampean" Kata Yono menyodorkan sejumlah uang.
"Alhamdulillah, nok kok banyak betul dari kemaren" Tanya lelaki itu setelah menghitung uang tersebut.
"Iya Pak, penjualan kita meningkat jadi uang nya meningkat juga kan" Jawab Yono
"Tapi gak perlu sebanyak ini Nok"
"Sudah tidak apa apa ini kita lagi beruntung. Tapi nanti kalau kita lagi apes ya uang nya apes juga" Jawab Yono sambil tertawa
Lelaki itu pun tertawa "Siap bos"
Dia menganggap Yono bukan seperti orang lain tapi sudah seperti anak sendiri.
Tiba tiba Yono mendengar suara ponsel nya berbunyi tanda ada panggilan masuk maka segera dia bergegas mengambil ponsel tersebut.
"Bentar ya pak Yono angkat telpon dulu siapa tau penting" Kta Yono
"Oke" Jawab lelaki itu
Yono menangkap di layar ponsel nya ternyata mak nya di kampung nelpon.
"Halo mak. Ada apa kangen ya"
Orang tua Yono menceritakan tentang kepulangan Karto dan perubahan anak tersebut. Karto sering melamun dan berteriak tidak jelas membuat ibu nya bingung dan bercerita pada orang tua Yono.
"Jadi begitu ya Mak"
"Iya Tok, kalau kamu punya waktu coba pulang dan hibur dia kasihan Tok" Kata suara mak nya dari dalam ponsel.
"Dia bilang dia menyesal sudah menghina kamu nak,sudah jangan kamu ambil hati tidak baik menyimpan dendam"
"Yono tidak perna benci sama Karto mak, Yono justru merasa tidak pantas lagi berteman dengan orang kaya seperti dia"
Jawab Yono
"Nok pulang dulu, hibur dia kasihan pemuda itu mungkin dia sudah menerima tegur an dari Allah"
"Iya mak secepatnya Yono pulang"
Setelah itu orang tua Yono mengakhiri percakapan Mereka.
"Ya sudah Mak tutup dulu soal nya nelpon gratis nya sudah mau habis"
"Ya elah mak, mode gratis terus berarti kalau tak ada gratis an Yono tidak di telpon. Ya sudah ingat pesan Yono jangan kencing di kasur"
"Iya iya. Sdh ya assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Tooottt
Yono menarik napas dalam-dalam dia jadi sedih mendengar kabar tentang Karto.
"Ada apa Nok? "
Yono kaget saat tiba tiba pak deh ada di belakang nya.
"Aduhh pak kaget aku. Lain kali jangan tiba-tiba datang dong pak. Jalangkung aja di undang dulu baru datang"
"Kamu nok, masa bapak di samakan kayak jalangkung" Protes lelaki itu
"Bercanda loe pak" Jawab Yono sambil tertawa
"Ada apa?" Tanya lelaki itu lagi
"Teman Yono pak"
Yono menceritakan tentang keadaan Karto pada lelaki itu.
"Jadi bagaimana? "
"Kayak nya Yono mau pulang dulu untuk beberapa hari. Bapak bisa kan mengelola usaha ini tanpa Yono"
Lelaki itu sangat senang Yono begitu percaya padanya.
"Emang kamu percaya sama bapak. Nanti semua uang bapak bawa lari gimana? " Kata lelaki itu bercanda membuat Yono tertawa
"Sekalian bawak kursi sama meja nya ya pak" Jawab Yono
Mereka pun tertawa sambil mengemas barang mereka akan menutup warung mengingat hari sudah larUt malam.
TBC..
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro