Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

TG-C

Menara tinggi itu selalu sepi, sarat akan eksistensi manusia, dan terasing dari pusat atensi.

Bukan, bukan sebab letaknya yang berada di ceruk Lembah Rheein─kawasan riskan berpenghuni makhluk-makhluk immortal ganas. Seiring majunya peradaban, Lembah Rheein sendiri semakin mudah ditaklukkan manusia. Sejarah menuturkan kisahnya mengenai prajurit kebanggaan di masa lampau telah banyak berjasa untuk pangeran kala itu. Siapa yang tak akan mengenal Homeros Sang Legenda? Kehadiran dan prestasinya melahirkan benih perjuangan baru, bagaimana semua itu secara tak langsung diwariskan melalui tekad.

Bedanya, yang menjadi obsesi tak lagi tertuju pada Lecatreea si pohon sial, melainkan pada entitas atau eksistensi yang juga belum tentu nyata. Sinting? Memangnya kapan segala duduk perkara kerajaan Iou Elios pernah waras?

Konon, setelah Pangeran Artegra diduga berhasil memasuki Lecatreea, muncul putri abadi yang berbaur di kerajaan. Tiaryn Garths namanya, beriras juwita, lembut bertutur kata, dan memiliki mata merah mempesona sebagaimana bangsawan hidup. Ia pun ahlinya berpedang─seluruh prajurit yang melawannya dikalahkan demikian mudah. Lain hal dengan Artegra, Tiaryn diduga berhasil keluar dari Lecatreea─asal muasal ia meraih keabadian. Sekali tatap, semua orang bertekuk lutut mengharap cintanya. Bahkan mereka yang bergender sama ingin dijadikan saudarinya.

Namun justru Tiaryn membawa bencana. Siapa pun yang menyatakan cinta atau terikat dekat kepadanya akan mati. Rakyat pun mulai takut pada kekuatan dari keabadian jikalau itu harus merenggut nyawa orang yang disayang. Satu dua suara tetap ingin abadi, sebagian lagi menolak secara lantang. Meredupnya obsesi pada si pohon bermula dari sana.

Segala tanduk histeria semakin meresahkan. Raja memutuskan untuk mengasingkan Tiaryn alih-alih dihukum mati. Tak ada yang berani berseteru dengannya lagi. Mereka semua sayang nyawa dan tak mau mati.

Sesuai dekrit raja, Tiaryn diasingkan ke menara tinggi di Lembah Rheein, bersama perpustakaan besar dan tentu saja ... rasa kesepian yang amat sangat.

***

Berabad-abad, tidak ada yang tahu bahwasanya setiap keturunan raja memiliki dendam terselubung terhadap Tiaryn. Mereka menyewa ahli sihir setiap lima bulan sekali untuk mengirimkan jarum beracun ke menara. Seolah telah menjadi budaya, hal tersebut terus dilakukan di setiap generasi, entah si Tiaryn masih hidup atau tidak, mereka berhasrat menambah hukuman demi ketenangan hati.

Pangeran Cahen, sang kandidat kuat penerus raja, berpikiran lain. Acap kali ahli sihir itu datang, sedari kecil ia merasa muak. Mengapa keluarganya sangat tega? Tidakkah diasingkan saja sudah lebih dari cukup?

Berbekal kemampuan mumpuni miliknya, berangkatlah ia menunggangi naga putih tatkala ahli sihir beraksi, menuju menara tinggi di Lembah Rheein. Siapa peduli? Cahen hanya ingin membuktikan seluruh kisah yang dituturkan keliru. Ia menyakini Tiaryn yang sering disebutkan berbeda, atau bisa saja telah lama meninggal.

Empat hari berselang, sampailah ia. Perjalanannya tak begitu berbahaya sebab berada di udara alih-alih darat, yang notabene tempat para monster immortal berkumpul. Sementara itu naga-naga ganas lebih sering muncul di dekat pohon raksasa. Cahen masuk melalui jendela yang terbuka. Ditemukanlah Tiaryn yang dimaksud, tersungkur di lantai kayu dingin.

Cahen sempat berpikir, sosok tersebut tak lagi bernyawa. Tapi ia melangkah mendekat, mengamati setiap jengkal wajahnya, dan berakhir terpana. Kisah yang kerap kali ia dengar betulan nyata, tetapi Cahen tak terima─mengapa harus sejahat itu dengan mengirimkan jarum beracun. Melihatnya terkurung di menara ini saja sudah menyesakkan hati.

Dibawanya si putri ke atas naga. Ia tidak bodoh untuk membawanya pulang ke kerajaan. Maka terbanglah mereka, entah hendak pergi ke mana. Dalam sebuah sandiwara bodoh, racun dari jarum akan berakhir setelah satu bulan─asalkan tetap di tempatnya.

Tiaryn, si putri abadi tak pernah terbangun. Lalu Cahen, si pangeran bodoh, hanya berkelana bersama naga dan putri tidur sampai digiring menuju kematian.

***

Catatan: Segala hal yang berkaitan di cerpen ini murni buatan penulis sendiri. Sebetulnya sedikit berkaitan dengan salah satu cerita pendek saya, jadi mungkin kesannya sedikit tidak orisinal. Tapi semuanya dikembalikan lagi pada masing-masing juri, yang penting saya sudah berusaha menulis dan mengikuti event ini 😂 #maafjelek

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro