Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Sang Putri Merpati

Pada zaman dahulu kala, di negeri Air Payau tinggalah seorang putri manis yang sangat ahli memainkan olahraga voli. Bahkan bisa dikatakan jika dia adalah atlet yang terbaik di kerajaan tersebut.

Sang putri juga seorang primadona di negerinya. Namun sangat disanyangkan, sang putri tidak pernah tertarik dengan pria-pria yang mengejarnya. Walau pun pria tersebut anak seorang bangsawan yang mapan dan rupawan.

Karena sifatnya yang suka menjauh jika didekati pria, dia mendapatkan julukan si putri Merpati. Karena seperti merpati, binatang jinak yang jika didekati akan menjauh dan pergi. Dan julukan ini menjadi panggilan sehari-hari untuknya. Tapi putri tidak pernah protes akan hal itu.

Bukan berarti sang putri Merpati tidak pernah jatuh cinta. Hanya saja belum pernah jatuh cinta.

Karena takdir tentang hidup, mati, dan jodoh telah diberikan Tuhan kepada setiap mahluknya.

Suatu hari yang terik, sang putri bersama saudara dan sepupunya bermain voli. Mereka bermain di lapangan luas tempat semua orang beraktivitas. Bangsawa, pedagang, rakyat diperbolehkan menggunakannya.

“Biarkan aku menantangmu lagi, putri Merpati!” Seorang pria berteriak kepada sang putri, untuk yang kedua puluh kalinya.

“Ternyata kau tidak pantang menyerah. Baiklah.”

“Seperti biasa, jika aku menang menikahlah denganku!” Pria itu berkata dengan penuh semangat. Sudah yakin akan menang.

“Terserah kau saja, Breno.”

Sang putri dan timnya telah siap di posisi, begitu pula tim si Breno. Selama permainan putri Merpati tidak pernah memberi kemudahan pada Breno maupun lawannya yang lain. Dengan sekuat tenaga pasti akan dilawannya, karena dia tidak mau meremehkan orang lain.

Kemenangan telak diraih tim putri Merpati. Sedangkan Breno hanya bisa menangisi kekalahnnya yang kini ini bertambah.

Semua penonton bersorak menyaksikan pertandingan tersebut. Mereka mengelu-elukan sang putri. Sang primadona lapangan voli.

Diantara sekian banyak penonton, terdapatlah seorang pria berambut panjang dengan tubuh kekar. Dia terpesona dengan kecantikan dan kehebatan sang putri Merpati. Partikel, bukan, tapi bibit-bibit cinta telah tumbuh di hatinya.

Walau dia berpikir jika membuat sang putri meliriknya saja pasti akan sangat susah. Dan dia hanya bisa menyimpan perasaannya.

Tapi seperti yang telah dikatakan sebelumnya, takdir tentang jodoh seseorang tidak ada yang tahu kecuali Tuhan yang Mahakuasa.

Tanpa disengaja, sang putri melirik si pria gondrong tersebut. Dan seketika jatuh cinta. Walau putri Merpati tidak menyadari perasaannya sendiri.

Hari-hari berlalu setelah pertandingan tersebut. Tapi sang putri tidak bisa melupakan tentang pria gondrong tersebut. Pikirannya penuh akan pria itu.

“Ih … Kenapa sih ini?” tanya putri Merpati dengan frustasi.

“Kenapa sih? Dari tadi kamu hanya melamun, lalu tiba-tiba teriak tidak jelas.” Sepupunya menanggapinya.

Mereka berdua sedang merangkai bunga. Kegiatan lain yang disukai oleh putri Merpati selain bermain voli.

“Crisan….” Sang putri meletakkan rangkaian bunganya. “akhir-akhir ini aku pusing. Soalnya aku selalu terbayang laki-laki yang nggak sengaja kulihat dipertandingan beberapa hari lalu. Kenapa sih itu?”

Crisan menjatuhkan rangkaian bunga di tangannya karena terkejut. Dia memutar wajahnya menghadap putri dan berteriak, “Ya ampun! Itu artinya kamu sedang jatuh cinta!”

“Ha?”

Crisan hanya menggeleng melihat reaksi putri yang kebingungan.

“Putri Merpati! Kamu itu lagi jatuh cinta sama laki-laki tersebut. Makanya di kepalamu hanya terpikir tentang dia. Peka dikit ke dirimu donk.”

“Eh?! Jadi ini yang namanya jatuh cinta?!”

Terlintas di pikirannya untuk mengintrogasi putri Merpati.

“Jadi Merpati, bisa kau ceritakan bagaimana laki-laki itu?”

“Untuk apa?”

“Tentu saja untuk bahan gosip- maksudku bahan pencarian. Dengan mengetahui ciri-ciri fisiknya, aku dan yang lain mungkin bisa mendapatkan informasi penting tentangnya.”

Dengan polosnya putri Merpati menjelaskan penampilan lelaki yang berhasil mencuri hatinya ini. Tanpa tahu kalau hal ini akan jadi gosip terpanas sekerajaan Air Payau.

Berita menyebar cepat seperti pembelahan bakteri. Semua orang mengetahui kalau sang putri sedang jatuh cinta.

Semua orang menyambutnya dengan suka cita. Terutama raja dan permaisuri. Melihat anak mereka yang selalu acuh tak acuh kepada pria kini telah menemukan cintanya. Ini merupakan sesuatu yang layak dirayakan. Mereka menangis bahagia karenanya.

“Jadi Merpati,” kata sang raja di suatu sore saat mereka sedang minum teh di taman. “Bisa kau ceritakan bagaimana dia dan berasal dari mana dia?”

“Siapa yang Ayahanda maksud?”

“Tentu saja orang yang kau sukai.” Seketika wajah sang putri memerah.

Awalnya putri Merpati enggan, tapi karena ayahanda tercintanya yang bertanya mau tak mau dia harus menjawab.

“A-aku tidak tahu, Ayahanda.”

Sang raja terbatuk mendengarnya. “Bagaimana kamu tidak tahu tapi mencintainya?”

“A-anu, aku hanya tidak sengaja melihatnya saat pertandingan sebulan yang lalu. Dan Crisan bilang kalau perasaanku ini namanya cinta.”

Sang raja menghela nafas panjang. “Kalau begitu kita harus mencarinya!” titah sang raja.

“Tidak perlu khawatir rajaku.” Tiba-tiba Crisan muncul entah dari mana dan menghadap sang raja sambil terbungkuk hormat. “Hamba, telah mengetahui lokasi pria beruntung yang telah disukai oleh putri tercinta kita ini.”

“Sungguh!” Sang raja terlihat sangat bersemangat. Tidak dengan putri yang menahan malu. Sepertinya dia menyumpahi Crisan dalam hatinya.

“Kalau begitu suruh orang untuk menjemputnya! Cepat!”

“A-ayahanda …,” lirih sang putri.

“Eits, tidak perlu yang mulia raja.”

“Apa maksudmu, Crisan?”

“Begini, saya telah menyerahkan padanya surat undangan pesta dansa yang akan berlangsung lusa depan di istana ini. Dan dia pasti akan datang. Jadi kita tidak perlu menjemputnya.”

“Begitu ya.” Raja terseyum kagum dengan ide Crisan. “ Bagus juga idemu. Dengan begitu semua orang akan tahu siapa yang telah dipilih oleh putriku dengan pesta dansa itu. Kalau begitu aku hanya mempersiapkan pesta dansanya. Kerja bagus Crisan.”

Sang raja pergi meninggalkan mereka, untuk memepesiapakan pesta dansa yang telah direncanakan. Setelah raja benar-benar pergi, sang putri mencecar Crisan.

“Kamu ini kenapa sih? Karena kamu aku selalu ditanyain ini dan itu. Memalukan tahu! Kalau ayahanda tidak puas dengan orang itu gimana? Dan dari mana kamu mendapatkan alamatnya?”

“Hah. Kamu ini terlalu banyak berpikir Merpati.” Crisan menepuk bahu putri Merpati. “Dengar, semua orang sangat menyayangimu, aku jamin mereka pasti setuju. Terutama ayahmu. Aku sudah menyelidiki segalanya tentangnya. Dia adalah orang yang berbudi luhur dan berhati mulia. Dan sepertinya dia juga menyukaimu.”

“Sungguh?” sang putri menjadi luluh.

Dengan senyuman lebar Crisan menatap Putri Merpati. “Berbahagialah dengan kekasih hatimu.”

“Terima kasih banyak Crisan.”

Dalam kebahagian kedua wanita itu, sesosok yang bersembunyi dibalik bayang mencuri dengar segalanya. Sosok itu menghilang setelah mendapatkan apa yang diinginkan tuannya.

Sosok bayangan itu kembali ke tuannya sambil menghormat. “Tuan. Saya telah mendapatkan informasi bahwa akan ada pesta dansa yang diadakan di istana untuk menyambut orang yang dipilih sang putri. Dan semua orang diundang. Ah, saya juga sudah mendapakan alamat tempat tinggal orang itu.”

“Bagus, dengan begini aku akan mendapatkan putri sekaligus menyingkirkan pria itu.”
pria itu membanting gelas anggurnya hingga pecah karena amarah.

“Perintahkan orang untuk membunuh pria itu!” dengan titahnya, beberapa pembunuh bayaran telah dikirim untuk membunuh pria tidak bersalah itu. Lalu dia tertawa seperti orang gila.

Lusa berlalu dengan cepat. Semua rakyat kerajaan telah menantikan hari ini. Mereka telah berkumpul di hall room dengan pakaian terbaik mereka.

Tidak tertinggal sang putri, bintang acara kali ini. Dengan gaun biru toskanya yang berhias kerlipan, rambut hitam yang disanggul dan dihiasi dengan tiara indah, dia terlihat seperti bidadari.

Semua orang terpukau dengan kehadirannya, begitu pula seorang yang licik.

“Wahai putri Merpati yang tercinta, maukah kau berdansa denganku ?” ucapnya.

“Maaf Breno. Tapi aku menunggu orang lain.”

Terhina dengan penolakan sang putri untuk sekian kalinya, terutama dihadapan bangsawan lain, membuat Breno naik darah. Dengan sombong dia menantang sang putri.

“Baiklah. jika begitu mari kita tunggu pangeranmu itu, putri. Namun jika dia tidak datang sampai jam berdentang dua belas kali, maka kau milikku. Bagaimana? Menarik bukan.”

Putri Merpati sebenarnya ingin menolaknya, namun dihadapan sang ayahanda dia tidak bisa melakukan sesuatu yang tidak terhormat seperti itu. Putri Merpati mulai bimbang.

“Jangan takut Merpati. Aku jamin pangeranmu akan datang.” Crisan datang menyemangati putri Merpati.

“Baiklah kalau begitu. aku terima tantanganmu.”

Seperti yang dijanjikan. Mereka menunggu sang kekasih hati putri. Tapi waktu terus berlalu tanpa mereka sadari. Semua orang sudah mulai bosan, terutama sang raja. Sang putri bertambah gelisah.

Senyuman licik terbit di wajah Breno. “Putriku tercinta. Satu menit lagi jam dua belas malam, tapi priamu tidak kunjung datang. Menyerah sajalah.”

Putri Merpati menyadari sesuatu. Breno telah melakukan sesuatu yang membuat pujaan hatinya tidak bisa datang. Dia telah terkena perangkap pria licik ini.

“Kau pasti sudah merencanakan ini, kan?!”

“Apa maksudmu putri?”

“Kau pasti membuatnya tidak dapat mendatangi tempat ini.”

“Jangan menuduh begitu. itu tidak pantas untuk putri cantik sepertimu. Dan sepertinya waktumu telah habis.”

Tepat setelah kata-kata itu, jam berdentang.

“Seperti janji, kau milikku sekarang.”

“Aku-”

“Aku keberatan!” Sebuah suara bariton menghentikan aksi Breno. Dialah sang pujaan hati sang putri.

“Kau! Bagaimana bisa kau ada disini?!”

Pria besar itu mendekati mereka. “Tentu saja aku mengalahkan semua orang yang menghalangiku. Tidak ada yang bisa menghentikanku untuk bertemu pujaan hatiku.”

Putri Merpati dan Crisan terseyum bahagia. Sedangkan Breno berwajah masam. Dia tidak terima, dengan cepat dia menghunuskan belati ke arah pria itu.

Tapi dengan mudah dihindari pria itu. Dan menangkap tangan Breno lalu membantingnya.

“Ada apa ini?” Sang raja yang melihat semuanya dari awal mendekati mereka. “Dan kau, pria asing. Orang yang sudah membuat anakku jatuh cinta denganmu dan membuat keributan ini, siapakah dirimu? Kau terlihat seperti orang yang terpandang.”

“Maafkan saya tidak memperkenalkan diri yang mulia.” Orang itu menghormat pada raja. “Nama saya adalah Samudra Hijau. Biasanya saya dipanggil gondrong karena ramut saya ini. Dan saya sangat senang karena sang putri mengundang dan memilih saya di pesta ini. Sunguh ini adalah mimpi yang jadi kenyataan.”

“Hmmm ….” Sang raja memperhatikan orang itu dengan seksama. “Tampaknya kau bukanlah orang biasa. Siapakah dirimu sebenarnya?”

“Mata yang mulia sungguh tajam, saya adalah putra sulung raja Laksamana Tua.”

“Kau pangeran mahkota kerajaan Seribu Kubah? Dia itu teman lamaku. Tak kusangka anaknya sudah sebesar ini. Tanpa diminta pun akan kuizinkan kau menikahi putriku.”

Keputusan telah dibuat. Semua orang bersorak gembira menyambut perjodohan ini.

Berbeda dengan Breno. Wajahnya pucat pasi. Pasalnya yang dilawannya adalah seorang pangeran mahkota, sedangkan dia sendiri hanya anak bangsawan, tidak selevel.

Dengan pelan-pelan dia meninggalkan hall room. Tapi kejahatan akan selalu berakhir buruk.

“Mau kemana kau, Breno?” tanya raja.

“Anu … mau …”

“Namanya Breno? Sama seperti nama yang disebut orang-orang yang menahanku dalam perjalanan ke istana.”

“Breno ….” Wajah raja berubah menjadi menyeramkan. Bagitu pula wajah semua orang.

Demikianlah, kejahatan Breno terungkap. Sebagai hukuman dia dicopot dari gelar bangsawan dan dipekerjakan menjadi pekerja sosial.

Sedangkan sang putri Merpati dan pangerang Gondrong yang -sudah memotong rambutnya- menikah dan hidup bahagia selamanya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro