Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Long for You

Lara yang terpancar dalam matamu membuat hatiku terasa seakan dihantam bena nostalgia yang pahit. 


Bisikan hatimu terdengar lirih, membangkitkan kenangan yang telah lama terpendam di balik riuhnya hidup.


Kapan terakhir kali kita berjalan berdampingan, senyampang menikmati kehangatan cinta kita? Pertanyaan itu terus berputar di dalam benakku, mengingatkanku akan momen-momen indah yang pernah kita lalui bersama.


Di dalam birai potret yang kini mulai memudar, kutemukan senyum indah yang menghiasi wajah mudamu. 


Senyum yang sama seperti ketika pertama kali kita bertemu di suatu sore musim panas. Paras  cantikmu yang berseri-seri dengan penuh harapan saat itu, kini tersimpan dalam kenangan yang takkan pernah terlupakan.


Dua insan yang dulunya saling berlaga kasih, kini telah terpisahkan oleh rentang sangkala dan arus takdir. 


Hari-hariku terasa begitu dingin dan sunyi tanpa kehadiranmu di sisiku. Aku terjaga di tengah kabut kesepian, merindukan terang dan hangatnya kehadiranmu yang begitu berarti. 


Kembali kupejamkan mata, berharap menemukan binar gemerlap dirimu yang pernah menghiasi malam-malam gelapku.


Bunga putih yang kita tanam bersama kini telah bersemi dengan indahnya. Bunga itu, ibarat sosok putra kecil kita yang tumbuh dan berkembang pesat, menjelma menjadi sosok pemuda rupawan, penuh dengan potensi, ambisi dan harapan. Bagaimana pun, tak sampai hati aku memetiknya; kubiarkan bunga itu tumbuh dengan alami, biarkan Ia berkembang dengan sendirinya, layaknya seorang anak kecil yang mengejar impiannya sendiri, meski tanpa adanya aku dan juga kehadiranmu.


Seperti bunga itu, sosok buah hati kita yang kini tumbuh dewasa, mengarungi kehidupannya sendiri. Sebagai seorang ayah, diriku hanya bisa memperhatikannya dari jauh, berharap Ia menemukan kebahagiaan yang kau dan aku impikan untuknya. Tak hanya rasa hangat familiar yang kembali mengalir dalam raga, tetapi juga rasa perih karena kau tak ada di sini untuk menyaksikan pencapaiannya.


Dan lagi-lagi aku terus membiarkannya berkembang dengan sendirinya.


Berkat Keegoisanku, kubiarkan bunga itu terbang mengikuti angin lepas. Jauh dari pandanganku, dan untuk seterusnya, aku semakin kehilangan sosoknya yang terbang entah kemana.


Bukankah aku adalah sosok ayah yang buruk?


Rinduku padamu semakin membuncah setiap harinya, merindukan kehadiranmu di setiap langkahku. 


Dalam arunika yang perlahan menghilang, aku membayangkanmu ada di sisiku, menguatkan dan menemaniku. 


Setiap hembusan napas ini membawa ingatan tentangmu. 


Setiap tawa anak kita mengingatkanku akan kebahagiaan yang pernah kita bagi bersama. 


Meskipun kau telah pergi, jejakmu tetap hidup dalam hati dan pikiran kami.


Rinduku padamu semakin membuncah setiap harinya, merindukan kehadiranmu di setiap langkahku. Aku membayangkanmu ada di sisiku, menguatkan dan menemaniku.


Setiap langkahku penuh dengan rasa sepi tanpa hadirmu.


Eksitensimu masih sangat terasa, meskipun hanya dapat kurasakan dalam kenangan rindu.


Seiring dengan berjalannya masa, renjana ini sadar bahwa cintaku padamu takkan pernah sirna.


Demikianlah, cintaku padamu adalah kekuatan yang memampukanku untuk bertahan dan menjalani hidup dengan penuh harapan. Cinta kita adalah pengingat bahwa meski maut memisahkan, cinta yang akan selalu abadi.


So I long for you,

And I long for you,


Kau adalah cintaku yang pertama dan terakhir. Jadi biarkan aku merindukanmu selalu,


And I'll long for you,


Aku akan selalu merindukanmu, dan takkan pernah berhenti merindukanmu.


So I can keep loving you,

So I could be loving you, and more.


Dan dengan merindukanmu, aku bisa terus mencintaimu selamanya.


Long for You 𓇢𓆸


" ... Apa?"

"... Tok?"

"... Tok Aba!"

Pria paruh baya itu tercengang ketika dirinya mendapati wajah khawatir cucunya yang berada tepat di depan wajahnya. 

"Astagfirullah, nak. Ngapain kamu?" Kagetnya sembari memegangi dadanya yang berdebar. 

Remaja bertopi oranye itu memundurkan wajahnya dengan helaan nafas lega, sebelum dirinya mengulas senyuman lebar tanpa dosa di wajah polosnya, "Harusnya Boboiboy yang bertanya, Tok," Digaruknya leher bagian belakangnya yang tak gatal, "Tok Aba tidak apa-apa?" dirinya kembali bertanya,

"Boboiboy risau karena Tok Aba melamun terus daritadi, Tok tidak apa-apa?" sela sebuah robot kuning yang tiba-tiba memunculkan diri di tengah keduanya. 

"Alah, Tok tidak apa-apa, kok.." Tok Aba terkekeh. Diliriknya sebuah lembaran kertas foto yang nampak usang di genggamannya, sorot matanya menyendu tanpa sadar, "Yah, hanya memikirkan sesuatu." gumamnya pelan. 

Sang cucu dengan robot kuning kesayangannya saling berpandangan dengan bingung, sedetik kemudian keduanya kembali berhadapan dengan sang Kakek yang kembali asyik tenggelam dalam pikirannya, "Hm? Apa itu, Tok? Kalau Boboiboy boleh tahu." Ujar sang remaja dengan pandangan penuh binar keingintahuan dan kepolosan murni. 

"Ochobot pun!"

Tok Aba mengulas senyum manis terhadap keduanya, "Hm.. Hanya kenangan manis sewaktu Tok semasa muda dulu.. " Ungkapnya tulus.

"Boboiboy belum pernah melihat rupa Nenek, kan? Hehe, Istri Atok itu sangat cantik, lho.. "

"Ehhhh??"



.

.

End.

Broo I miss Amato's Ummi soo badddd😭😭😭

Kira-kira penyebab beliau almarhum itu kenapa ya? Suka sedih kalo inget Ummi udah gaada😔

.

Halo, penulis di sini! sebelumnya ucapan terima kasih penulis berikan kepada kalian yang sudah terlanjur membuka book tidak jelas ini, terima kasih juga bagi yang telah membaca sampai akhir.

Untuk segala vote, komen, semua penulis terima. Bila ada kesalahan mohon di maafkan. Dengan mempublisasikan book gaje ini, semoga harapan penulis bisa leluasa untuk mengembangkan ide dan gaya penulisan yang lebih baik dan lebih memuaskan lagi.

Terimakasih. Sampai jumpa lagi di book lainnya<3

Total words; 790

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro