Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Ending Version ♯1 • K | Y

+┉┉┅┄┄┈•◦ೋ•◦❥•◦ೋ°

"Maaf, Krisna Oppa!"

Suara ledakan dari atas tebing mengagetkan Krisna, jalanan di depannya yang semula tenang tiba-tiba dijatuhi banyak pecahan batu berukuran cukup besar, batu-batu itu menimpa kap mobil Krisna, membuat mobil tersebut hampir kehilangan keseimbangan ketika laki-laki itu tak sengaja melirik mobil Cherry yang melintas disampingnya.

Jadi setelah berhasil menghindari batu-batu itu Krisna terus menancapkan gas lebih dalam sehingga jarum spidometernya terus naik dan hanya dalam beberapa detik Krisna sudah dapat melampaui Cherry.

Krisna tersenyum remeh melihat mobil Cherry yang tertinggal di belakang.

"Dengan cara bersih saja tertinggal apalagi dengan cara curang." Dia berdecak kasihan.

Sayangnya belum lama Krisna membusungkan dadanya, mobil Cherry lagi-lagi menyalipnya.

"Fuck f****r-!"

Krisna tak jadi melanjutkan acara mengumpatnya ketika dilihatnya mobil Cherry justru kehilangan keseimbangan dan terjun bebas dari atas tebing di mana di bawah tebing itu adalah laut lepas dengan ombak ganas.

Refleks, Krisna mengerem mendadak, dia membuka pintu mobil tergesa dan langsung berlari menghampiri Cherry yang sempat lompat dari mobilnya.

"Cherry raih tanganku!"

Krisna tengkurap, dia mengulurkan tangan kanannya susah payah pada sang kekasih sementara tangan kirinya menahan berat tubuhnya sendiri di aspal.

Ketika Krisna berhasil mengenggam tangan Cherry, dia lantas langsung menariknya naik. Napas keduanya memburu karena adrenalin, sepasang sejoli itu sama-sama terbaring di tengah aspal yang seperti membakar punggung keduanya.

"Aku tidak jadi mati, lagi," kata Cherry tiba-tiba, "terima kasih."

Krisna menoleh pada Cherry, kemudian dia bangkit, mengungkung tubuh sang gadis, dia memeriksa tubuhnya.

"Apa ada yang luka?" tanyanya khawatir.

Melihat Krisna yang memeriksa hampir setiap inci tubuhnya dengan sopan, Cherry jadi ikutan penasaran dan meraba tengkuknya.

"Sepertinya tidak ada."

Dia mengernyit curiga ketika melihat Krisna yang kini menatapnya memuja dengan posisi errr di atasnya.

"Aku memang cantik sejak lahir."

Perempuan itu memang suka memuji dirinya sendiri dan itu sangat menghibur bagi Krisna.

"Apa kita akan tetap melanjutkan perlombaan konyol ini?" tanya Krisna.

Dia menoleh kebelakang untuk melihat nasib mobil Cherry yang kini sudah ringsek dan tengah berenang bersama ikan-ikan.

"Aku bisa memberimu tumpangan," usulnya, "tetapi tidak gratis, sih."

"Clown tidak akan marah hanya karena satu mobilnya aku rusak."

Cherry menyentuh dada Krisna pelan, lalu meraba-rabanya.

"Kalau kita satu mobil lalu siapa yang menang nanti?"

Krisna mengedikkan bahunya acuh tak acuh.

"Kita berdua?"

"Atau mungkin justru tidak ada? Aku sebenarnya skeptis dia akan menepati janji sesuai ucapannya."

Pandangan mata Cherry terlihat putus asa.

Sesaat, keduanya saling berpandangan. Dari posisi Cherry, Krisna terlihat sangat gagah, seakan posisi itu adalah posisi protektif di mana tidak akan ada yang bisa melukai Cherry selama Krisna bersamanya.

Sedangkan dari posisi Krisna, Cherry terlihat seakan pasrah berada dalam kendalinya, perempuan itu terlihat manis dengan pipinya yang sama berisinya dengan yang Krisna lihat di foto.

"Yeolie," panggil Krisna.

"Eh, itu kan panggilan kecilku? Kenapa?"

"Kita ini ... sebenarnya apa?"

Cherry memiringkan kepalanya mencerna pertanyaan asing Krisna.

"Mungkin dua orang yang ditakdirkan bersama selama beberapa waktu?"

Dia bahkan menjawabnya dengan ragu-ragu, tidak begitu yakin dengan apa yang dia sendiri katakan.

"Beberapa waktu itu berapa lama?"

Krisna mengendus aroma leher Cherry.

"Apa beberapa waktu yang kita miliki itu cukup lama bagi kita untuk mengungkapkan semua hal yang kita rasakan satu sama lain?"

Krisna mengeratkan pelukannya pada Cherry, seakan dia tak ingin lagi kehilangan sang kekasih.

"Menurut mu?"

Cherry meraih rahang Krisna. Menghadapkan wajah bule pria itu pada wajahnya.

"Aku suka tekstur bibirmu."

Krisna menyeringai mendengar kode dari Cherry. Tanpa menunggu lebih lama lagi, laki-laki pemilik rambut silver itu menarik tengkuk sosok di bawahnya dan langsung melumat bibir tebalnya.

Ciuman itu tak hanya berhenti pada saling melumat dan perang lidah, tetapi juga saling menandai leher masing-masing.

Benang saliva itu terputus, turun membasahi dagu keduanya, pandangan keduanya diselimuti kabut aneh, mereka saling berpandangan sesaat sebelum kembali menyatukan bibir.

Langit biru itu tiba-tiba berubah gelap mencekam, angin bertiup kencang menggoyang-goyangkan pepohonan dan mengganggu ketenangan laut.

Petir datang saling bersahutan, TSAARR! TSAARR! TSAARR! Seakan mengatakan pada tiap makhluk bahwa dia lah yang berkuasa atas mereka semua.

Ombak semakin ganas mengamuk. Dari atas tebing, terlihat Prince Lucky yang tengah menatap tajam lautan. Sedangkan di belakangnya tengah berjalan Clown dan yang lainnya.

Mereka semua menatap ke bawah pada Krisna serta Cherry yang masih asyik bercinta dengan tatapan marah. Petir menyambar jalan disamping keduanya itu akhirnya menyadarkan mereka untuk segera memisahkan diri dan bangkit.

Cherry mendongak ke atas, matanya secara tak sengaja bertatapan langsung dengan manik mata Clown yang bengis.

Krisna menarik lengan Cherry dan membawanya lari menuju mobilnya kala mereka baru beberapa langkah dari mobil tersebut, tiba-tiba mobil itu meleleh dan berubah menjadi gundukan pasir dalam sekejap mata.

"Kalian sudah menyia-nyiakan kesempatan yang aku berikan."

Clown berdiri dengan bersedekap tangan. Dia menatap Krisna dan Cherry kesal, rambut Iblis itu berkibar menutupi wajah tampannya.

"Kalian berdua seharusnya saling memperebutkan gelar juara, bukannya malah asyik bercinta."

Suara Clown seakan bergema diantara suara petir dan gulungan ombak.

Krisna dan Cherry saling berpandangan, kedua tangan mereka saling bergandengan mengenggam erat.

"Kira-kira apa yang akan si gila Clown itu lakukan terhadap kita?" tanya Krisna yang merasa Cherry cukup mengenal sosok itu dengan baik.

"Memotong-motong tubuh kita dan memasaknya di kuali terkecil di dunia?" Cherry mengira-ngira. "Atau, langsung melempar kita ke neraka?"

Dari arah hutan, milyaran zombi keluar dari dalam tanah, mereka kompak berlari ke satu arah; tebing.

Seekor naga dan burung Phoenix yang sejak tadi membumbung tinggi terbang di langit itu menukik tajam menghampiri Krisna dan Cherry kala dirasakannya langit ketujuh mulai retak, menampakkan tangan-tangan menjijikkan yang merobek langit dan melompat jatuh ke bumi, seakan saling berlomba siapa yang akan memangsa Krisna dan Cherry lebih dulu.

Tangan Krisna dan Cherry yang masih bergandengan erat Krisna tarik untuk dia ciumi kala masing-masing tangan mereka yang bebas tiba-tiba saja muncul sebuah shotgun pada Cherry dan sebuah pedang untuk Krisna.

Mereka saling menatap bingung hingga suara Clown kembali menginterupsi, "Kalian akan tinggal di sini selamanya, menahan, dan membunuh para zombi yang bersikeras ingin mengacaukan dunia manusia. Mereka tak akan ada habisnya."

Naga dan burung Phoenix itu mengeluarkan suara melengking hingga membuat langit serta tanah bergetar hebat.

Krisna dan Cherry saling menyeringai satu sama lain, pasangan kekasih itu seakan tengah berbicara lewat telepati cinta kala alis Cherry beberapa kali terangkat naik dengan pipi mengembung hingga memperlihatkan lesung pipinya yang manis.

"Kita akan tinggal di sini selamanya."

Cherry mengulangi kata-kata Clown, dalam nada bicara itu, tidak terbesit ketakutan secuil pun.

"Bagaimana menurutmu, Oppa?"

"Apa itu artinya kita akan tetap bersama-sama selamanya?"

Krisna mulai mengayunkan pedangnya kala beberapa zombi mulai berjatuhan dan mendarat di laut lepas samping mereka.

"Jika itu bersamamu, aku tidak masalah harus tinggal di neraka sekali pun."

"Ouh, rayuanmu cukup mengerikan."

Cherry membidik satu zombi dengan shotgunnya.

"Aku jadi semakin mencintaimu."

"Jadi, Yeolie?"

"Hmm, ini lebih baik dari pada aku harus hidup tanpamu lagi."

"Aku setuju denganmu."

"Ayo, pergi!" seru Cherry, "kita mendadak harus menjadi pahlawan kesiangan."

Cherry berlari menghampiri kerumunan zombi-zombi itu lebih dulu, menembak tanpa ampun setiap zombi yang berusaha meraih tubuhnya.

Krisna menyeringai. "Istriku memang yang terbaik."

Tak lama kemudian dia berlari menyusul Cherry, bergabung dalam pertempuran yang katanya tiada habisnya itu.

Sementara Clown dan para pengikutnya, perlahan-lahan menghilang entah kemana, menyisakan sepasang kekasih yang dikerumuni jutaan zombi yang tiap menitnya berjatuhan dari atas langit.

═════ ◈ ═════

~ SELESAI ~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro