Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 8 : The Weird Things Happen All The Time

Cause everybody's looking for a new horizon
Everybody wants to leave the world behind them
Everybody's looking for a new horizon
Everybody's looking for a second chance
Everybody's wishing they could take a stand
Everybody's looking for a second chance
(Delta Goodrem - Wings(acoustic version)

***

Luke sudah gila! Kalian tahu, pagi-pagi buta dia sudah datang menjemputku. Parahnya, Luke bertemu dengan Mom dan kalian tahu apa... Mom bilang pada Luke kalau dia senang anaknya punya teman. Hah... Mom yang tak pernah peduli padaku berubah jadi manusia super peduli anak. Aku terharu tentu saja, tapi pandangan Mom selama berbicara pada Harry tak pernah terarah padaku. Mom jijik melihatku, itu fakta menyakitkan yang mengubur rasa terharuku dalam sapuan detik.

Karena ada Mom dan sungguh aku tak mau ribut dengan Mom di pagi hari yang lumayan cerah ini, jadi aku tak punya pilihan lain selain menumpang di mobil Luke.

"Kenapa kau datang menjemputku?" Tanyaku langsung setelah kita terkurung dalam mobil.

Luke menggigit tindikan di bibirnya lalu mengangkat bahu sambil lalu, "Entahlah, anggap saja aku sedang gila."

Dia kemudian menatapku sebelum menancap gas, "Lagipula kita berteman, bukan?" Aku membalasnya dengan dengusan kencang.

Tidak seperti kemarin, saat ini dia membawa mobil mewahnya ini dengan kecepatan tinggi. Aku sungguh suka sensasi ini dan dalam hati aku berdoa agar di tengah perjalanan akan ada tabrakan yang membuat aku merenggang nyawa. Setidaknya aku tidak perlu menunggu sampai hari ulang tahun untuk mati.

Tidak ada suara yang keluar dari perjalanan, hanya saja beberapa kali Luke memandang ke arahku, seperti mengamati.

"Ini keajaiban." Serunya saat mobil ini sudah sampai di pelantara parkir.

Tentu saja ini keajaiban! Seorang cowok yang dipuja gila-gilaan
seantero sekolah berangkat bersama orang yang paling sering dia bully dan menjadi orang yang harus dibenci seluruh murid. Aku jadi penasaran bagaimana reaksi orang-orang.

Baru aku mau membuka gagang pintu, Luke menahanku. Dia mendekatkan wajahnya ke wajahku... oh oh...apa yang akan dia lakukan! Sumpah demi dewa apapun, jantungku berdetak sinting. Aku bahkan tak bisa menggerakkan satu jariku, tubuhku seolah tertempel dalam tatapan lembut itu. Ya, tatapannya sungguh lembut, membuatku lumer. Aku bahkan lupa fakta kalau orang di depanku ini adalah orang yang benci aku dan seharusnya juga aku benci.

Jarak wajahnya semakin dekat... Aku heran kenapa gerakan itu lambat sekali, seperti slow motion. Aku bahkan bisa melihat detail wajah Luke, dan tahu kalau Luke baru bercukur karena ada satu noda goresan kecil di bawah dagunya. Ya Tuhan... apa yang sedang terjadi. Apa dia akan menciumku? Astaga... pikiran mesum enyahlah kau ke neraka!

Wajah itu tidak mendekat ke wajah depanku tapi ke telinga, hal ini menimbulkan gelenyar aneh yang membuat badanku gemetaran. Suara Luke yang pelan dan sesekali meniup-niup kecil kupingku membuat aku kehilangan akal. Aku bahkan tidak mengerti diriku sendiri.

"Duduk tenang disini, aku yang akan membukakan pintumu, princess."

Aku kaget dengan panggilan barunya untukku. Princess? Apa-apaan itu? Dan bahkan dia tersenyum tulus padaku saat mengatakan itu.

Karena otakku sedang tidak waras, aku menuruti permintaan Luke untuk duduk diam sementara di kursi mobil. Tak lama kemudian Luke membuka pintu di sampingku. Mau tahu yang lebih konyol? Luke mengulurkan satu tangannya kehadapanku dengan kaki sedikit diturunkan persis seperti seorang pangeran pada tuan puteri.

Aku tak sangka kalau di luar kerumunan orang sudah berkumpul berdesak-desakkan. Mereka bahkan merekam kejadian yang tak penting ini.

"Silakan turun, princess." Katanya lagi membuat semua cewek memekik histeris. Aku pun melongo.

Well... tetiba saja terlintas satu pikiran rasionalku atas semua kejadian ini. Luke ingin mempermainkanku! Itu sangat mudah dibaca. Aku sudah lelah jadi Pion permainan orang-orang licik ini, aku capek hanya diam... sekarang aku mau berubah. Ya kalau Luke mau bermain, aku juga bisa bermain... secara cantik.

Aku tersenyum menyambut uluran tangan itu, "Thanks, my prince."

Gemuruh teriakan dan siulan anak-anak makin kencang. Mereka sekarang tidak lagi menatapku dengan jijik, untuk pertama kalinya mereka melihatku sebagai sesama manusia. Efek Luke memang terasa besar untuk anak-anak ini, entahlah, mungkin Luke dewa mereka yang harus mereka sembah dan ikuti semua keinginannya.

Kerumunan di depanku terbelah oleh dua orang cewek (yang mengaku) paling cantik di sekolah. Mata kelompok klasiknya : Harry, Zayn, Michael, Liam, dan dua gadis jalang mereka Cessie dan Britt melotot lebar melihat tingkah ajaib aku dan Luke.

"Apa yang kau lakukan, Luke?!" Hardik Britt mencoba menarik Luke menjauh dariku tapi ditolak mentah-mentah oleh Luke. Penonton di belakang tidak tinggal diam, mereka menyiulkan suara "uuhh" prihatin secara serempak.

"Apa yang aku lakukan tidak ada urusannya denganmu."

"Tapi kau bersama jalang itu!"

Luke mengambil tas Britt secara kasar dan mengambil sebuah kaca di dalamnya. Dia mengarahkan kaca itu ke wajah Britt, "Lihatlah ke kaca." Katanya dengan nada rendah khasnya, "Kau adalah orang yang paling pantas disebut jalang."

Penonton semakin histeris, rahang Britt dan Cassie terbuka seperti akan jatuh, teman-temannya menautkan alis heran, sedangkan aku sangat berusaha keras untuk menahan tawaku. Luke memang yang membuat aku dibenci semua orang tapi aku sangat amat membenci Britt dan Cassie, dan untuk itulah aku senang kalau mereka terkena omongan pedas Luke.

"Kau!" Satu tamparan hendak melayang ke pipi Luke tapi gerakan tangan Luke lebih cepat, "Tangan jalangmu tidak pantas menyentuhku. Aku sarankan kau segera bertobat karena sungguh kau membosankan walau kau seorang jalang."

Britt sangat terpukul, dia menangis dan make up dia luntur. Pasti dia sakit hati sekali, karena itulah dia langsung kabur. Yang aku tidak sangka adalah saat Britt menjauh layangan sampah mengikuti perjalanan dia. Para murid ini dikendalikan sepenuhnya oleh Luke, kalau Luke bilang tidak suka dengan seseorang maka itu merupakan titah agar semua murid tidak menyukai orang itu juga.

Britt mundur tapi masih ada Cassie di belakang. Dia murka melihatku, tatapannya sangat keras padaku. Lalu dengan kecepatan cahaya dia berlari dan langsung menarik kencang rambutku, "Jalang tak tahu diri! Brengsek! Jalang sekali kau... berapa Luke membayar tubuhmu? Hah? Menjijikan!"

Kali ini bukan Luke yang membelaku, tapi Harry! Dia menarik Cassie kasar dan menampar wanita itu sangat kencang hingga membuat Cassie mundur terhuyung beberapa langkah.

"Kau juga sama jalangnya dengan temanmu itu! Kau bahkan menjual tubuhmu pada guru agar nilaimu terangkat... Kau itu yang jalang menjijikan. Murahan!"

Muka Cassie sepucat mayat, dia menangis juga dan langsung pergi dari hadapanku. Para penonton pun bertindak sama seperti sewaktu Britt pergi bahkan kali ini lebih menyedihkan karena bukan hanya sampah tapi cacian kalau Cassie jalang murahan terdengar terus menerus. Yang lebih mengejutkannya ada seorang 
cowok yang langsung menawar Cassie dengan uang logam agar Cassie mau tidur dengannya.

Tadinya aku senang melihat dua orang yang paling rajin menghukumku terkena boomerang ulah mereka sendiri, tapi aku tidak bisa mengelak kalau rasa iba itu ada dan kuat sekali. Saat ini aku bahkan marah pada Luke dan Harry. Mereka tidak pernah kapok merendahkan harga diri seorang wanita!

"Wow... Cher diperebutkan dua cowok hot di sekolah. Ini baru berita super. Ayo kalian mau pasang harga, siapa yang akan Cher pilih?"

Michael mulai berlari ke para penonton yang antusias terhadap judi konyol itu. Aku diperebutkan Luke dan Harry? Hah... Dia salah besar... Aku sedang dipermainkan oleh Luke dan Harry dan aku sedang dalam mood untuk ikut bermain. Yah, anggap saja menjadi permainan kecilku sebelum aku pergi ke dunia tanpa batas.

Baru saja aku mau melangkah untuk segera masuk ke kelas, kedua tanganku ditahan secara bersamaan oleh Harry dan Luke, mereka secara serempak bahkan menyebutkan hal yang sama, "Ikut aku!"

Keriuhan penonton yang sedang sibuk dengan Michael pun hilang. Sunyi menjadi juara. Mereka menonton drama ini tanpa diiringi kedipan mata.

"Ikut aku, Cher!" Kata Luke tajam, matanya yang setajam elang menatap manik Harry tanpa ampun.

"Tidak... Cher akan ikut dengan aku!" Desis Harry setajam pedang samurai dan dengan kekuatan penuh menarikku sangat kencang untuk bisa pergi dengannya. Tulang lenganku sakit sekali, sungguh. Tarikan itu sangat kencang dan Harry menarikku juga sangat kencang terburu-buru.

"Lepaskan... Aku bisa jalan sendiri!"

Tidak ada tanggapan dari Harry.

"Oke, kalau kau tidak mau,tapi tolong jangan tarik aku terlalu kencang." Aku benci harus mengemis seperti ini tapi aku tak suka dengan rasa sakit ini, apalagi tangan yang Luke tarik adalah tangan yang paling sering aku sayat.

Hey, tunggu dulu!
Ada apa denganku?
Bukankah aku suka dengan kesakitan?
Bukankah aku memuja kesakitan di tubuhku?
Tapi sekarang aku malah memohon agar Harry berhenti menyakitiku?
Otakku harus segera direparasi secepatnya.

Sesuai permintaan Harry memperlambat laju jalannya dengan tangan yang tidak lagi menarik pergelangan tanganku tapi menggenggam jari-jemariku!

Sinting... Sinting... Sinting

Lebih sintingnya aku merasa aman dan nyaman dalam genggaman tangan itu.

Sinting!

***
A/N :
Maaf ya buat keterlambatan update-nya. Aku kira cerita ini nggak ada yang suka makanya (tadinya) aku putuskan buat stop bikin cerita ini, apalagi plot detail yang udah aku bikin berbulan-bulan raib karena keteledoranku yang nggak bisa ditolerir, jadinya aku agak ubah sedikit alur ceritanya. Jadi maaf banget ya kalo ceritanya jadi gini.

Buat yang baca note ini, satu atau dua orang nggak apa-apa tapi aku mau tanya pendapat Chapter ini masih nyambung nggak sama chapter-chapter sebelumnya. Well, makasih udah luangin waktu berharga kalian buat baca cerita ini.

Makasih😂😂😂😂

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro