Selembar kertas tak bernoda
Membentuk menjadi ada
Lengan melipat mencetak bekas
Tak hilang, tak terhapus, begitu jelas

Lipatan membentuk garis tegas
Kusut masai kertas bermarka
Sulit kembali seperti semula
Hingga kertas berubah warna, bentuk, dan rupa

Kau menorehkan noktah
Tak dapat pudar ketika terrajah
Mau tak mau hanya bisa pasrah
Lipatan baru menekuk terbitlah kisah

Kertas bertambah warna di setiap sudutnya
Bermacam pola menghias indah
Seperti saat memilih untuk jatuh cinta
Terabadikan jua goresan bahagia

Waktu boleh berlalu
Setiap rasa tak cukup rapi untuk terus disimpan
Lipatan terbuka berhias bercak kelu
Memori menjejak garis memanjang bak benalu

Mungkinkah ini yang dibilang cinta?
Jika saja waktu bisa diputar ulang, aku memilih kembali bersama
Lalu katakan selamat tinggal dengan baik
Agar tak tertoreh sesal berbalik

Boleh sekarang aku bertanya tentang kertasmu?
Adakah namaku masih terukir di sana
Bukankah ada sosok pengganti penghapus derita?
Lalu, benarkah jejak memori masih terasa?

Bolehkah aku bertanya sekali lagi?
Apa kenangan tentangku tertoreh nyata?
Bukannya sekadar fatamorgana
Terbuang dan terlupa

Jika tidak, bolehkah aku kembali bertanya?

Mengapa bayangmu selalu tinggalkan arsiran
Tak enyah saat kuluang
Tak bertolak saat beraktivitas harian
Berharap temu, besar peluang

Jika iya, bolehkah aku berharap?

Suatu hari kita saling mewarnai kertas hati dengan warna-warni ceria
Menempel dengan lem kenangan yang terkoyak
Melipat membentuk biduk berdua
Mengulang kebersamaan duduk saling menggoda

Ahh, sudah!

Bicara tentang rindu tiada habisnya
Benci pun sudah percuma
Jika esok kita bersua
Senyum, salam, sapa untukmu selamanya

💕💕💕

MK.Laylha

Panjang, Bandar Lampung, 12 November 2019, 22.24 WIB

Re-write, 08 Agustus 2021, 17.13 WIB
#30DWC #30DWCJilid31 #day21

Revisi: 08 Maret 2023, 01.32 WIB

💕💕💕