Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 3

"Murid Baru yang Sulit Ditebak"

*** Hiroto's pov ***

Semenjak (Name) keluar dari rumah sakit, kami bertiga jadi lebih dekat satu sama lain... ya, itu menurutku dan Isogai sih. Entah kenapa (Name) terlihat menjauhkan diri dari kami, tapi dibanding semua teman sekelas, kami berdua bisa dibilang yang paling dekat dengan (Name). Sudah 3 bulan semenjak kepindahan (Name) dan kami berdua hanya mengetahui tentang nama lengkap, dan penyakit aneh (Name)! Selain itu nihil!

"Maehara, ada yang ingin bicara denganmu." ucap Isogai menyadarkanku.

Di pintu masuk kelas sudah berdiri 3 perempuan dari kelas 11-B.

"Ada perlu apa?" tanyaku pada mereka dan aku baru ingat nama mereka, "Okumura-chan, Shinmatani-chan, Tachibana-chan?"

"Bisakah kita bicara di taman belakang?" tanya Tachibana.

'Sekarang sedang istirahat makan siang, Isogai sedang menulis jurnal kelas karena dia piket hari ini sedangkan (Name) hilang dari bangkunya begitu bel istirahat berbunyi. Kurasa sebentar tidak akan masalah?' pikirku lalu aku mengangguk pada mereka.

"Baiklah."

***

"Akhir-akhir ini kau jarang jalan-jalan bersama kami lagi, Maehara-kun."

"...heh?" aku sedikit heran dengan ucapan mereka dan akhirnya aku teringat, sebelum (Name) pindah kemari aku sering jalan-jalan bersama anak kelas lain terutama mereka bertiga.

"Dan itu bermula semenjak si culun (Surname) pindah kemari." sahut Shinmatani.

"Bukannya kau pernah bilang anak culun bukanlah tipemu, Maehara-kun?" tanya Okumura.

Aku hanya diam, bingung ingin menjawab apa.

"Well?" tanya Tachibana.

'Benar juga... (Name) selalu menjauhkan diri saat kami berdua mencoba mendekat. Jadi kenapa aku masih mendekatinya?'

"Tenang saja, minna-san. Aku mendekati (Name) karena aku kasihan dia tidak memiliki teman. Aku memang tidak terlalu suka dengan anak culun, termasuk (Name) jadi jangan khawatir. Aku jarang pergi bersama kalian karena aku sedang fokus pada ujian akhir semester 1. Begitu ujiannya selesai, kita akan sering jalan-jalan seperti dulu ok?" ujarku panjang lebar.

Mereka bertiga menghela nafas lega.

"Begitu alasannya." ucap Okumura.

"Kupikir kau menyukai si culun (Surname) sampai melupakan kami." sahut Tachibana.

"Maaf menganggu waktumu, Maehara-kun." ujar Shinmatani.

Lalu mereka bertiga meninggalkanku sendiri di taman belakang dimana tumbuh pohon yang cukup rindang.

"Jadi begitu aku di matamu, Maehara-kun." aku langsung syok saat mendengar suara itu.

Aku langsung menoleh ke sumber suara dan sudah ada disana (Name), duduk di dahan pohon yang paling besar.

"(N-Name)..." panggilku tak percaya, "Sejak kapan..."

"Tiap istirahat makan siang aku duduk disini," lalu (Name) melompat dan sedikit membersihkan seragamnya, "Dan aku mendengar semuanya. Dari awal."

Lalu dia berjalan mendekatiku, yang membuatku refleks menjadi mundur. Aku mundur sampai punggungku menyapa dinding gedung sekolah dan (Name) sudah berdiri 10 cm dariku.

"Kuberitahu, Maehara Hiroto. Aku tidak perlu teman dan aku sama sekali TIDAK PERLU belas kasihanmu. Mulai sekarang jauhi aku. Terima kasih sudah memberitahuku seperti apa aku di matamu: murid baru yang kesepian dan memerlukan belas kasihanmu." dengan begitu dia berjalan menjauhiku, entah kemana itu.

Aku langsung terduduk dan menelan salivaku dengan susah payah.

'Dia sama sekali tidak menunjukkan ekspresi atau emosinya... harusnya aku lega... tapi kenapa hatiku terasa sakit?'

*** Yuuma's pov ***

Aku melihat (Name) memasuki kelas.

"Oh, (Name). Darimana saja kau?"

(Name) hanya menatapku cukup lama. Dia terlihat sedih, ada apa?

"Kau terlihat sedih." ucapku tak sadar.

Aku dapat menebak kalau lensa (Name) membesar mendengar ucapanku.

"Tau... darimana?" waw, aku dapat menebak emosi yang dirasakan (Name).

Kurasa aku pantas mendapat penghargaan?

"Entahlah. Aku hanya tau kalau kau sedang sedih." jawabku.

Hal selanjutnya yang (Name) lakukan membuatku terkejut, dia menyengir lalu sedikit tertawa kecil.

"Bercanda... aku tidak sedih kok. Waktu istirahatku sedikit terganggu, hanya itu." lalu (Name) duduk di bangkunya yang berada di sebelahku.

'Anak ini...' pikirku sedikit kesal karena ditipu.

...jadi aku batal mendapatkan penghargaan karena berhasil menebak emosi (Name)?

Tak lama kemudian, Maehara memasuki kelas dan ekspresinya terlihat seperti dia lupa membawa PR dari pelajaran sensei killer.

"Maehara? Ada apa?" tanyaku, dengan cepat kehilangan rasa kesal atas kejadian barusan.

"Bukan apa-apa." gumam Maehara duduk di bangkunya.

Baiklah, ada yang aneh pada Maehara. Biasanya dia akan langsung menyapa (Name) saat melihat (Name) sudah berada di kelas.

'Apa mereka sudah bertemu di luar kelas?' pikirku.

...ya, mungkin mereka sudah bertemu di luar kelas.

***

Bel pulang berbunyi, dan para murid mulai mengambil barang mereka dan pulang. Disaat itu aku teringat bahwa hari ini aku ada shift kerja di cafe.

"Maehara." panggilku mendekati mejanya.

"Hmm?"

"Hari ini aku ada shift di cafe jadi aku tidak bisa pulang bersama."

"Oh, tidak apa-apa. Lagipula aku ingin pulang cepat hari ini."

Dengan begitu aku langsung menuju cafe tempat aku bekerja dari SMP dulu.

***

Sesampainya di tempatku bekerja, aku langsung mengganti seragamku dan mulai bekerja seperti biasa sampai lonceng tanda ada yang masuk berbunyi...

"Selamat datang--Lho? (Name)-san?" dan (Name) berhenti dan melihatku.

"Isogai-kun?" kaget (Name). "K-kau bekerja disini?"

"Ya, sejak SMP." jawabku "Daripada berdiri disana, Ojou-sama. Mari saya antar anda ke meja."

'Mengingatkanku pada masa lalu... dengan dia...'

Setelah (Name) duduk, aku memberikannya daftar menu dan dia mulai membacanya. Setelah cukup lama, akhirnya aku angkat bicara.

"Sudah memikirkan pesanan anda, Ojou-sama?" tanyaku bersiap menulis pesanan (Name).

"Be-berhenti memanggilku Ojou-sama, Isogai-kun." ucap (Name) memperbaiki letak kacamatanya yang sedikit longgar, "Dan aku memesan dark magma chocolates shortcake dan sweet vanilla smoothie."

Tanganku berhenti menulis saat mendengar pesanannya.

'Benar-benar mengingatkanku pada dia...'

"Pesanan anda akan datang dalam waktu 10 menit, Ojou-sama." lalu aku pergi meninggalkan (Name).

"Apa perempuan berkacamata itu temanmu, Yuuma-kun?" tanya pemilik cafe.

"Ya, begitulah." jawabku sambil membuat vanilla smoothie untuk (Name).

"Jadi ingat dulu... kau tidak pernah mengajak pacarmu lagi, Yumma-kun."

Aku yang selesai membuat smoothie itu hanya bisa tersenyum sedih lalu menghadap pemilik cafe yang memasang ekspresi penasaran padaku.

"Kami tidak berpacaran dan juga... jangan bahas mengenai dia lagi, Rika-san."

"Oh? Ada apa?" tanya Rika-san, pemilik cafe.

"Dia... sudah meninggal 8 bulan lalu." dan dengan begitu aku mengambil smoothie dan shortcake (Name) lalu mengantarkannya ke meja (Name).

(Name) terlihat sedang melamun sambil melihat keluar jendela karena saat aku meletakkan pesanannya, (Name) tersentak kaget.

'Hehe... sama seperti saat aku menyapanya dulu...' pikirku tersenyum samar.

"Tak kusangka kau bekerja paruh waktu, Isogai-kun." ucap (Name) menyadarkanku.

"Y-ya, sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup." jawabku lalu duduk di depan (Name), "Apakah aku boleh duduk disini, Ojou-sama?"

Pipi (Name) sedikit memerah lalu dia mengangguk.

"Sudah kubilang jangan memanggilku begitu." gerutunya dan mulutnya membentuk sebuah kurva ke bawah, "Bukannya kau bekerja, Isogai-kun? Bukannya aku ingin mengusirmu, ya."

Aku menoleh ke sekitar, hari ini tidak terlalu ramai pengunjung dan saat perhatianku tertuju pada pemilik cafe yang sedang menjadi kasir, dia hanya mengangguk sambil tersenyum sedih yang seolah mengatakan 'kau-boleh-break-sejenak'.

"Ada pelayan lain dan juga pemilik cafe memintaku istirahat sejenak." jelasku lalu menatap (Name), "Berhentilah mendorongku menjauh, (Name)."

"Eh?" herannya menoleh padaku.

"Aku tidak sebodoh dan tidak peka seperti yang kau pikirkan, (Name). Aku tau kau mencoba menjauhiku dan Maehara yang mencoba mendekatimu." ujarku, "Aku hanya ingin---"

"Aku tidak perlu belas kasihan kalian berdua." potong (Name) kasar lalu dia menunduk, "Aku tidak kesepian seperti yang kalian pikirkan dan jika kalian mendekatiku karena kasihan, maka lebih baik jangan dekati aku lagi."

Tangan (Name) yang memegang garpu kecil sedikit gemetaran, seolah menahan emosinya. Aku yang melihat itu hanya menghela nafas lalu memegang tangan (Name) yang gemetaran, membuatnya sedikit terkejut dan menoleh padaku.

"Aku tidak tau mengenai Maehara, tapi aku mendekatimu murni bukan karena kasihan. Aku ingin dekat denganmu, apa itu salah?" tangan yang gemetaran itu berhenti lalu (Name) menarik kedua tangannya dan ia letakkan di atas pangkuannya.

"...maaf, Isogai-kun. Tapi aku masih tidak mempercayai ucapanmu, tidak setelah kejadian itu..."

"Kejadian itu?"

(Name) hanya menggeleng, "Bukan apa-apa." lalu dia memakan shortcake pesanannya dan dia sedikit tersentak kaget, "Whoa! Enak!" ucapnya.

"Hehe... salah satu menu terbaik di cafe ini Ojou-sama." ucapku tersenyum melihat reaksi kekanakan (Name).

"Sudah kubilang, berhenti memanggilku Ojou-sama." gerutu (Name) lalu dengan perlahan meminum smoothie pesanannya.

(Name) jadi terdiam...

...

...

...

...

...dan aku penasaran kenapa?

"Isogai-kun," aku melihat wajah (Name) yang sudah berbinar-binar "Carikan penghulu. Aku ingin menikahi minuman ini."

Aku hanya tertawa mendengar ucapan (Name), dia benar-benar OOC sekarang. (Name) yang pendiam dan sulit ditebak berubah menjadi seperti anak kecil.

'Dan benar-benar mengingatkanku padanya...'

"Aku tidak pernah melihatmu di sekitar sini, (Name)." ucapku, "Apa kau sengaja ke cafe ini?"

"Yaah, kudengar cafe disini menyediakan menu yang enak dan mengundang selera." ucap (Name) kembali memakan kuenya.

"Hm..."

"Dan aku sedang menunggu jemputanku."

Setelah kejadian di rumah sakit, (Name) jadi lebih hati-hati. Katanya semenjak itu dia jadi dijemput tapi aku tidak tau dia dijemput dengan kendaraan apa karena (Name) selalu minta jemput di tempat yang random, dimanapun selain di dekat lingkungan sekolah. Privasi alasannya...

"Disini?"

"Ya, karena sepertinya jemputanku akan sedikit lama jadi aku akan menunggu disini sambil mencoba menu yang mengundang selera itu." ujarnya lalu kembali menyantap pesanannya.

Saat pesanan (Name) sudah habis, lonceng kembali berbunyi dan aku menoleh ke pintu masuk cafe, justru mendapati seorang butler mendekati meja kami.

"Ojou-sama," panggil butler itu sedikit membungkuk. "Maaf atas keterlambatan kami."

'O-Ojou-sama!? Dia butler (Name)!?'

"Maaf, Isogai-kun. Tapi aku harus pergi sekarang. Terima kasih sudah menemaniku." lalu (Name) berdiri dan sedikit menundukkan kepala, tanda terima kasih.

"Pesanan Ojou-sama akan saya bayar, silahkan Ojou-sama tunggu di mobil."

'Mobil!?'

(Name) hanya mengangguk singkat lalu keluar dari cafe. Tak lama (Name) keluar, butler tadi menoleh padaku dan membungkukkan badan, yang tentu saja membuatku terkejut.

"Eh?"

"Terima kasih sudah menemani Ojou-sama, saya sangat menghargai kebaikan anda Isogai-sama."

"E-eeh!? A-aku hanya menemani (Name) sebagai teman dan pelayan cafe." ucapku panik, "Kumohon, berdirilah tuan butler..." sambungku.

'Dia tau namaku...'

Dan dia menuruti ucapanku, "Sekali lagi saya ucapkan terima kasih." lalu dia menuju kasir untuk membayar pesanan (Name).

Setelah butler tadi membayar pesanan (Name), aku hanya bisa membersihkan meja (Name) sambil melihat mobil mewah dimana di dalamnya ada (Name) dan butler tadi serta seorang supir.

'Benar-benar anak misterius yang sulit ditebak...' pikirku menggelengkan kepala lalu pergi membawa piring dan gelas bekas pesanan (Name).

*** Omake ***

*** (Name)'s pov ***

"Ojou-sama, sekali lagi maafkan atas keterlambatan kami."

Aku yang bersandar di pintu mobil itu hanya melirik ke arah butlerku "Tidak apa-apa, Yuusuke. Tapi aku sedikit penasaran, kenapa kau bisa terlambat?"

"Ooh, saya lupa waktu penjemputan Ojou-sama karena kedatangan Tuan Muda dari Amerika Serikat yang mendadak."

Langsung saja aku duduk tegak dengan ekspresi terkejut, walaupun terhalangi oleh kacamata dan rambutku yang mulai berantakkan. Detak jantungku meningkat, keringat dingin mulai muncul dan aku yakin wajahku sangat pucat sekarang.

"Ti-tidak mungkin. Onii-sama... datang!?"

***

Halo reader-chan~ (*゚▽゚)ノ

Siapakah Onii-sama yang dimaksud (Name)? (͡° ͜ʖ ͡°)

Kritik dan saran yang membangun akan sangat diterima~

-Rain

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro