Epilog
Kim Mingyu namanya.
Cowok yang berhasil buat gue jatuh cinta untuk kedua kalinya. Dan untuk yang kedua kalinya pula, gue dibuat sakit sama manusia itu. Tapi gak masalah. Karena kejadian itu, gue jadi makin deket sama Chanyeol.
Nggak tau lah kenapa gue sama Chanyeol bisa makin deket. Kayak Chanyeol ini bener-bener ngelindungin gue supaya gak ngerasain hal sesakit itu lagi. Gue seneng, pastinya. Seakan ada yang ngelindungin gue dari manusia-manusia sebangsa Mingyu.
Hari ini adalah hari kelulusan Chanyeol, Sehun, dan Kai. Nggak kerasa kalau mereka tumbuh secepet itu. Padahal gue ngerasa kalau mereka tuh masih bocah.
Dan disinilah gue berdiri, duduk di depan panggung dimana Sehun, Chanyeol, dan Kai bakalan nunjukkin bakat mereka masing-masing. Sehun dan Kai nge-dance sedangkan Chanyeol bakalan nyanyi sambil nge-gitar.
Tapi masalahnya, ini kok lama banget, anjir?
Beberapa menit gue nunggu, suara sorak siswi terdengar masuk ke indera pendengaran gue. Di atas panggung sana, berdiri Kai dan Sehun dengan baju yang gue akui bisa aja mengundang anak orang pingsan kehabisan darah.
Mereka berdua bergerak pelan ke sisi kiri dan kanan panggung, menundukkan muka menunggu alunan musik terdengar. Setelah alunan musik terdengar, mereka berdua mulai bergerak sesuai dentuman musik. Ke kiri dan kanan, ngelakuin gerakan dance khas mereka yang bisa memikat seluruh pasang mata.
Gue tersenyun di sini, ikut memandang takjub ke arah dua insan yang lagi dance di atas panggung. Karisma mereka keliatan, menguar dari tubuh dan gerakan-gerakan kuat yang mereka lakukan.
Sampai akhirnya musik berhenti, dan lampu di belakang mereka nyala, menyorot Chanyeol di sana yang udah duduk dengan gitar di tangan. Cowok itu mulai memetik senar gitar satu per satu sehingga ngebentuk melodi yang indah.
Chanyeol ngedeketin bibirnya ke arah mic yang udah berdiri di hadapan dia, sebelum akhirnya nyanyi lagu berjudul 'You are the reason'. Detik berikutnya, tatapan kami bertemu. Dia senyum, gue pun ikut senyum.
Sampe di lirik terakhir, Chanyeol naruh gitar dia dan turun dari atas panggung, ngedeketin gue, dan ngegenggam lembut tangan gue.
"Kak, be mine?"
Gue tertegun, manatap Chanyeol dengan ekspresi sangat terkejut mengingat bahwa Chanyeol di depan gue lagi nyatain cinta. Gue menggigit bibir bawah pelan.
"Kak?"
Genggaman pada tangan gue semakin mengerat. Chanyeol, di sana, mandang gue dengan tatapan sendu dan memohon.
Gue ragu, serius.
Ikatan gue sama Chanyeol cuma sebatas kakak dan adek. Gak lebih dan gak kurang. Tapi fakta ngeliat Chanyeol nembak gue saat ini ngebuat pikiran gue makin berkecamuk.
"Lo sama gue cuma sebates kakak dan adek tiri, Kak. Gak ada larangan kita ngejalin hubungan."
"Tapi, Yeol--"
Chanyeol senyum manis. "Gue siap terima resiko. Apapun itu."
"Gue sadar, perasaan gue ke elo bukan sebatas perasaan adek-kakak biasa. Perasaan ini lebih dari yang gue kira, makin besar dan tumbuh tiap harinya."
"Gue gak mau nantinya lo terluka lagi. Cukup gue yang jadi pemilik hati lo. Biarin gue ngejagain lo."
Hancur udah.
Gue gak bisa menolak fakta bahwa sebenernya, perasaan ini pun udah tumbuh seiring berjalannya waktu.
"Gue... Mau."
Senyum Chanyeol merekah. Dia menggendong tubuh gue dan menempelkan keningnya di kening gue.
"Makasih, Kak! Gue janji bakalan ngejaga lo. Apapun itu resikonya."
:::
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro