Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 20

Trigger warning: ada beberapa scene yang akan membuat Anda tidak nyaman.

Setelah lagu selesai Cassandra dengan sopan menunduk lantas keluar dari pesta bersama dengan Ali. Hujan deras mengguyur tanah, gadis itu menyeringai mengulurkan tangan pada Ali. Dia tidak bisa menahan gejolak kesenangan yang menerpa.

"Ayo, Ali!"

Ali tersenyum tipis, dia puas bisa melihat Cassandra balas dendam. Tak dapat dipungkiri dirinya senang akan keadaan sekarang. Bisa selalu di sisi Cassandra seperti masa lalu. Tanpa protes Ali mengikuti langkah Cassandra yang berlarian menengadahkan kepala pada rintik yang menderas.

"Cantik."

"Hah?!"

Untuk pertama kalinya Cassandra melihat Ali tertawa. Di bawah guyuran hujan Ali menangkupkan wajah Cassandra mulai bicara, "Cantik. Lo cantik." Cassandra balas tertawa mendengarnya. Dia memeluk Ali dari belakang, mengalungkan tangan di leher pria itu.

"Ayo, gendong!"

Deras hujan meredam suara berisik yang mereka keluarkan. Sekarang mereka sudah berada di luar kediaman Keluarga Avner jadi tak ada yang perlu dikhawatirkan. Ali langsung menurut, berjongkok agar Cassandra digendong dari belakang.

Cassandra memeluk leher Ali tertawa merasakan kemenangan di mana dia bisa bebas tak memikirkan semua penderitaan yang dialami. Malam ini adalah kemenangannya. "Ali!" seru Cassandra.

Ali menoleh, tersenyum mengacak rambut itu lembut. Mereka menuju mobil yang diparkir lantas masuk, wajah keduanya cerah, sekilas jika orang yang tak tahu akan mengira mereka adalah pasangan manis.

Keduanya mengendarai mobil untuk segera pulang. Senyuman Cassandra tak luntur, dia melirik Ali yang terus menggenggam tangannya, bahkan ketika satu tangannya menyetir. Pakaian mereka basah kuyup, tapi itu tak masalah, mereka akan segera pulang. 

Benar, pulang.

"Ali."

"Ya?"

"Ketawa lagi dong."

Ali menahan geli, bibirnya melengkung membentuk senyum kecil. Sekilas melirik Cassandra dia bertanya, "Kenapa?" Cassandra terkekeh kini dialah yang mencium tangan Ali, terkekeh jahil. "Soalnya lo cakep kalau senyum."

Ali menggelengkan kepala, dia hendak menjawab tapi semua indranya segera tergerak membanting stir untuk  berbelok. Tubuh keduanya tersentak melihat mobil lain yang melaju dengan kecepatan tinggi hampir menghantam mobil.

"Hey!"

Cassandra berpegangan pada mobil berteriak. Belum sempat bicara lagi, mobil yang tadi hampir menabrak mengikuti mobil mereka yang melaju cepat. Apa? Apa yang mobil itu lakukan?! Cassandra menyorot tajam, melihat Ali mempercepat laju mobil untuk menghindari serangan.

Itu gila! Siapa orang sinting mana yang membuntuti mereka hanya untuk menabrak?!

"Ali!"

Cassandra berseru melihat mobil lain, kali ini berwarna merah mencolok dari arah depan menabrak bagian depan mobil. Ali mengeratkan genggaman pada stir terus melaju, mengabaikan mobil lain yang menargetkan mereka. Cassandra baru menyadari jalanan ke arah apartemen mereka kini sepi.

Sialan!

"Pegangan."

"Apa?!"

"Pegangan, Ca."

Cassandra mengeratkan genggaman pada pegangan mobil. Mobil melaju kencang diikuti dua mobil di belakang, itu jelas mereka ditargetkan. Dan yang terakhir Cassandra lihat adalah cahaya yang amat terang, bersinar menyilaukan dan menghantam mobil. "Cassandra!"

Itu adalah suara terakhir yang Cassandra dengar.

Lantas semuanya gelap.

.

.

.

Cassandra terbangun, pandangannya buram, dan kepalanya pening. Dia menatap sekitar linglung, di mana ini? Sebelum menyadari keadaan dia menarik tangannya. Suara gemerincing terdengar. Apa? Tangan dan kakinya terikat rantai.

Cassandra mulai tersadar dia dijebak. Tidak! Walau dia tahu ini bukan tempat di mana dia disiksa di kehidupan sebelumnya. Karena jelas saat itu matanya tertutup, kini tidak. Tetap saja dikurung seperti ini bukan rencananya. Tubuhnya terbaring di kasur dengan kaki dan tangan yang terikat rantai.

Sial!

Pintu ruang kecil terbuka, dirinya menengadah menemukan pria dengan rambut pirang menatapnya puas, kejam, dan bengis. Tak dapat ditahan bagaimana bulu kuduknya berdiri. Avner ... Pria itu ada di depannya.

"Akhirnya gue bisa dapetin lo."  ungkap Avner, menjambak rambut ungu yang berantakan. Cassandra melotot hendak menerjang tubuh Avner. Akan tetapi tubuhnya tertahan oleh rantai. Sakit, dia dapat melihat darah yang menempel di tangan Avner ketika menjambak dirinya. Itu pasti bekas luka ketika dia tertabrak.

Bagaimana dia bisa berada di sini?

Cassandra menatap nyalang, tubuhnya basah kuyup dan semuanya berantakan. Dia diculik oleh bajingan ini! Sudah berapa kali dirinya menatap sekitar, nihil, tak ada yang dapat membantunya untuk keluar.

Tidak. Ini bukan penculikan yang ada di kehidupan sebelumnya. Hal ini baru. Cassandra mulai mengingat-ingat bagaimana bisa dia terjebak dalam kuasa Avner. Setelah menyanyikan lagu balas dendam, gadis itu meninggalkan pesta dibarengi Ali. Tunggu, Ali! Ke mana cowok itu pergi.

"Di mana Ali?"

Avner mengernyit, menatap tajam menarik rambut Cassandra semakin ke belakang. Cassandra menahan nyeri, helai demi helai rambut tercabut. "Bisa-bisanya lo ngomongin cowok lain di depan gue. Sekarang lo udah milik gue Cassandra. Gak ada cowok lain."

Sakit.

Cassandra meludah, tepat ke wajah Avner yang melepaskan genggamannya di rambut Cassandra. Gadis itu tanpa takut melotot, tidak peduli jika memang dia sandera, tak akan pernah keluar kata menyerah dari mulutnya. "Persetan lo, Avner. Najis. Lo udah punya si jalang tapi tetep ambil gue. Gak punya malu lo?"

Avner yang mendengar itu semakin geram. Akan tetapi dia tertawa, matanya semakin diliputi hasrat, akhirnya dia mendapatkan Cassandra kembali. Satu-satunya jalan dia bisa mendapatkan kehormatan Keluarga Anirvana. Dia menang!

"Sekarang lo cukup diam dan nikmati."

"Apa maksud lo?"

Cassandra melotot, meringsut mundur ke belakang. Tatapannya menyiratkan horor, apa yang akan Avner lakukan? Cassandra menggeleng berseru penuh benci menatap ke depan. "Jangan sentuh gue!"

"Lo cinta gue Cassandra. Jangan lupain itu."

Persetan!

Cassandra merasakan tangan besar Avner menyentuh wajahnya, kini perlahan dan pasti menelusuri wajahnya. Mata pria itu diliputi nafsu menjijikkan. Ketakutan menerpa, menyalakan alarm bahaya. Tidak!

Dan yang terjadi selanjutnya bibir Avner menempel dengan miliknya. Cassandra bisa merasakan sensasi dingin, ketakutan, bahkan tubuhnya mulai gemetar berusaha memberontak. Dia menggigit bibir Avner, membuat pria itu segera mundur. Tapi, yang ada senyum bengis itu semakin mengembang.

"Bangsat!"

Bibir Avner meneteskan darah, segera pria itu menjilat bibirnya sensual menatap merendahkan. "Gue gak tahu lu gak suka ciuman gue. Padahal lo dulu minta-minta gue sentuh." Cassandra menghindari sentuhan Avner, berusaha kabur akan tetapi suara rantai terdengar nyaring. Menahan tubuhnya untuk bergerak lebih jauh.

Tidak, dia tidak mau.

Mata Cassandra berkaca-kaca membuat Avner semakin bersemangat, perlahan cowok itu membuka pakaiannya dan mendorong Cassandra jatuh di atas kasur. Tangannya bergerak merobek gaun merah, menampakkan kulit putih mulus.

Cassandra menendang-nendang, berteriak, mendorong Avner menjauh. Bahkan jika dia penjahat, tak pernah dirinya se-brengsek Avner. Tangan Avner berkeliaran di tubuh Cassandra hingga akhirnya setelah perlawanan panjang gadis itu diam.

Avner tersenyum. "Nah, gini kan pinter. Harusnya lo diam dari tadi." Cassandra memasang ekspresi dingin, akan tetapi ketika Avner berusaha menciumnya, akhirnya Cassandra menerima ciuman itu. Avner puas dengan sikap penurut Cassandra sebelum dirinya berteriak, karena satu tangan Cassandra yang terikat rantai memeluk lehernya. Sedang satu tangan lagi menusuk mata Avner dengan pisau lipat. 

"AAAAHHHH!"

Benar. Bahkan jika Cassandra bodoh, dia tak pernah lupa membawa senjata perlindungan diri dan menyembunyikannya di gaun saat pergi. Adrenalin berpacu cepat, segera dia menusukkan pisau lipat semakin dalam. Avner menghempaskan tubuh Cassandra, berteriak menampung darah yang menetes dari mata. Cassandra menangis, masih ketakutan setengah mati, tapi menampilkan senyuman kejam.

"Mati lo, bangsat."

Bersambung ....

15 November 2023

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro