i. secretly admiring
Aku memandangnya dari balkon lantai dua seperti hari-hari sebelumnya. Hanya dengan melihatnya dari sini bisa mengukir senyum di wajahku. Entah pesona apa yang dimilikinya, ia dapat menarik hati mayoritas kaum hawa di sekolah ini. Tak jarang kudengar mereka membisikkan namanya sambil tertawa cekikikan.
Kini ia sedang tertawa di bawah sana, entah sedang menertawakan apa, tapi apapun alasannya, aku ikut senang bisa melihatnya tertawa lepas seperti itu. Kuharap ia benar-benar tertawa karena bahagia, bukan tertawa karena menutupi sesuatu.
Byur!
Seember penuh air disiramkan di atas kepalanya. Tawa teman-temannya meledak seketika, sementara ia mencak-mencak tak karuan. Ia mulai mengejar si empunya ember dengan ganas. Yang dikejarpun berlari tunggang langgang.
Ia tak menyadari bahwa bahaya sedang mengejarnya: kedua temannya dari belakang menangkapnya dan menggotongnya menuju kolam ikan dekat ruang kesiswaan (yang sangat jarang dikuras dan sangat menjijikkan). Kedua temannya berhasil menceburkannya ke dalam kolam dan sorak-soraipun mendominasi. Aku tertawa memandangi tingkah mereka yang konyol.
"Happy birthday Daffa!" seru mereka sambil menyanyikan lagu selamat ulang tahun.
Aku meraih ponsel di saku rok abu-abuku dan mengecek tanggal. Aku baru ingat kalau hari ini adalah hari ulang tahunnya. Dengan segera aku membuka aplikasi LINE dan mengetikkan pesan untuknya.
Nada: Happy birthday ya! :)
Hubunganku dengan dia cuma sebatas hubungan teman karena ia adalah sepupu dari sahabatku sejak di sekolah dasar, Ayla. Dan teman satu eskul. Hanya sebatas itu. Bahkan jika dihitung jumlah berapa kali aku bicara dengannya bisa dihitung dengan jari, dan itupun jika situasinya penting saja.
Aku kembali memasukkan ponselku ke saku rokku tanpa mengharapkan balasan, karena kemungkinan pesanku sudah tenggelam dengan pesan-pesan penggemarnya yang banyak itu. Dan oh, satu hal. Dia juga sudah punya pacar. Anak sekolah lain, letak sekolahnya tidak jauh dari sini.
Oh, aku terdengar seperti penguntit sejati bukan? Jangan salahkan aku. Semua orang tahu kalau perempuan yang sedang penasaran itu kemampuan stalking-nya melebihi FBI.
Aku kembali memusatkan perhatianku pada peristiwa di bawah yang menjadi perhatian hampir seluruh sekolah. Daffa benar-benar dikerjai habis-habisan. Kini sahabat dekatnya yang kuketahui bernama Ghea itu membawakan kue cokelat lengkap dengan lilinnya. Suasana bertambah meriah. Lagi-lagi senyum lebar tersungging di bibirku.
"Hey!" seseorang menyenggol bahuku membuat jantungku hampir copot, aku menoleh dengan sebal.
"Ayla! Kalo dateng bilang-bilang dong, lo mau bikin gue mati apa?" aku mengusap-usap dadaku sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Ayla hanya terkekeh dan berdiri di sampingku, ikut melihat kejadian di bawah. Lalu ia melirik ke arahku dengan tatapan yang tak kusuka: tatapan menerka-nerka. Karena ketika ia menerka, terkaannya selalu tepat sasaran. Menurutnya, aku mudah dibaca seperti buku yang terbuka.
"Lo suka sama Daffa?" tanyanya to the point.
"Apaan? Ya nggak lah! Gila aja." Aku membuang muka, menghindari tatapan horornya.
"Nad, please. Gue udah mengenal lo selama hampir sebelas tahun. Lo nggak bisa lagi membohongi gue kayak gini. Lo tuh orangnya nggak bisa bohong," cibirnya.
Begini, kalau sudah ketahuan sama Ayla tentang sesuatu yang kau sembunyikan dengan susah payah, satu-satunya hal yang bisa dilakukan hanya mengaku dan pasrah.
Aku menghela nafas panjang tanpa menjawab, aku yakin ia sudah menebak apa jawabanku.
"Dia udah punya cewek," kata Ayla, mengatupkan bibirnya.
"Gue tahu." Aku kini berani menatapnya kembali. "Salahkah kalo gue secretly admiring him? Gue nggak akan ganggu hidup dia."
-:-:-
a.n
new story! lebih tepatnya short story sih karena partnya cuma dikit dan dalam satu part juga isinya dikit hehe :3
aku bikin ini karena lagi ngestuck sama dreaming alone. dan tiba-tiba dapet inspirasi pas denger lagunya hivi - siapkah kau 'tuk jatuh cinta lagi <3
semoga nggak mengecewakan!
vanilla
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro