Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

L-02.

Malam menjelang atau bahkan sudah hampir pagi menjelang?

Bersama sang Ayah tercinta, kembali pulang dengan sang Ibu lekas memeluknya. Kebahagiaan mereka kembali dengan sempurna, walaupun harus menanggung kepedihan hati oleh si kecil yang tidak akan pernah bisa bertemu dengan teman barunya itu.

Semoga saja kelak, mereka bisa bertemu lagi. Si Ayah sudah merasa bersalah dengan mengatakan mereka pulang dikala itu, padahal baru saja anak laki-laki yang menjadi teman bermainnya itu mengatakan sampai jumpa lagi. Ya, semoga kesempatan untuk bertemu kembali ada waktunya.

Mereka berpelukan, melepas rindu satu sama lain. "Faiza anak yang baik kan, di sana? Tidak mengganggu Ayah yang sedang sibuk." Si Ibu mulai mengatakan hal itu.

Faiza dengan semangat mengatakan semuanya, "Memang harus begitu, kalau aku anak yang baik!" Ibunya mulai mendaratkan banyak kecupan diwajah anak perempuannya itu.

"Aduh, hentikan. Aku merasa geli, Ibu." Berusaha menjauhkan si Ibu dari wajahnya. Dikarenakan wajahnya hampir penuh dengan kecupan sang Ibu, yang menatapnya khawatir serta cemas, ketika mendapati mereka pulang kembali.

Tentu saja, kekhawatiran sang Ibu akan berpengaruh pada keluarga. Bahkan, setelahnya Ibu lekas mengucapkan banyak syukur, ketika mereka tiba dengan selamat. Ibunya merasa sangat senang, mereka bisa kembali tanpa membawa luka ditubuh.

"Oh, iya! Aku mau cerita, kalau aku memiliki teman baru," ucap Faiza seolah tak pernah merasa lelah. Ia sangat menantikan kepulangannya ini, agar bisa mengatakan semuanya kepada sang Ibu tercinta.

Ibunya menyimak percakapan yang dilontarkan putri sulungnya ini. "Perempuan atau laki-laki, Sayang? Apakah dia baik kepadamu? Kalau tidak baik kepadamu, katakan saja langsung pada Ibumu ini!"

Ibunya malah ikut bersemangat, tidak tahu akan bermaksud apa. Karena, Faiza sendiri menularkan tawa diantara mereka. "Anak laki-laki, Ibu. Baik sekali Ibu. Dan, dia juga memberitahukanku tentang apa saja yang ada di pelabuhan." Faiza mengusap bahu sang Ibu lembut.

"Kalau begitu baguslah."

"Lalu, Ibu ... Dia bilang ingin bertemu kembali, tetapi aku sudah pulang kembali bertemu Ibu disini . Apakah artinya ... aku sudah ingkar janji?" tanya Faiza ragu-ragu.

Sejujurnya, untuk usia sekecil ini dia tidak perlu memikirkan sesuatu seperti itu. Hanya saja, sebelum ia mengatakan sesuatu untuk memperjelas, agar Ibunya tidak langsung marah. Mengingat pernyataan baru saja membuatnya ragu.

Akan tetapi, Ibunya lekas memeluknya. Dia mengelus kepala anak perempuannya dengan penuh kasih sayang, sembari menatap Ayahnya yang sepertinya juga menatap sedih anak kebanggaan mereka.

"Tidak, Sayangku. Kalau dia bilang 'Sampai jumpa lagi', artinya akan ada waktu, tidak tahu itu kapan terjadi. Pasti dirimu akan bertemu dengannya." Sang Ibu menenangkan anak gadisnya.

Anak perempuannya berusaha melepaskan diri sejenak, "Serius tidak apa, Ibu? Aku takut Ibu marah kepadaku, kalau aku berbicara begitu. Soalnya, tadi ...."

"Faiza, Sayangku. Kamu itu anak kesayangan kami, maka dari itu kami akan berusaha melindungimu dari laki-laki yang mungkin saja berniat untuk membahayakanmu. Untuk sekarang, wajar kamu belum mengerti, tetapi akan ada saatnya kamu bisa mengerti itu, Sayangku."

Faiza terdiam. Benar kata Ibunya, ia tidak mengerti. Bagaimana orang dewasa selalu membuat anaknya, agar selalu menjaga dirinya dari laki-laki? Terlebih hal itu sangat berlaku untuk anak yang merupakan seorang perempuan, seperti dia sendiri.

Apakah mungkin laki-laki semenyeramkan itu?

"Umm, Faiza memang belum mengerti. Tetapi, Faiza adalah anak kesayangan Ibu dan Ayah, itu benar?" ucapan kembali seperti sedia kala.

"Benar, Nak. Faiza adalah kesayangan kami semua."

Pada akhirnya, terjadi lagi sesi berpelukan satu keluarga. Sepertinya, keluarga ini sungguh lengket apabila itu tentang skinship.

Bersambung

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro