Chapter 21
"Lila, ini kamarnya," ucap Rika saat keduanya sampai di depan pintu kamar nomor 68, yang ada di lantai dua rumah sakit.
"Baik, Kak. Terima kasih banyak."
Setelah mengantar Lila, Rika pulang karena ini masih jam kerja.
Lila membuka pintu, dan berjalan masuk. Aroma khas rumah sakit tercium oleh indra penciuman.
"Lila? Kamu telah kembali?" Ayse, adalah orang pertama yang menyadari kedatangan Lila. Vera dan Ayse sedang duduk di dekat Intan yang tengah beristirahat.
"Iya, aku telah kembali." Pandangan mata Lila tertuju kepada Intan yang terbaring di rumah sakit.
"Kakak sakit apa?" tanya Lila.
"Kak Intan sakit maag. Dia kepikiran terus sama kamu," jawab Ayse.
Intan yang sedang tertidur pun karena mendengar suara Lila seketika terbangun.
"Lila? Apa benar itu kamu?" tanya Intan yang ragu karena akhir-akhir ini dia menghayal melihat Lila terus.
"Ya, Kak, ini aku Lila. Aku sudah di sini bersama kakak." Lila menggenggam tangan Intan. Wajah Intan terlihat lebih kurus dan kuyu. Tiang botol infus terpasang di sana.
Sentuhan tangan Lila membuat Intan baru yakin jika Lila memang benar ada di hadapannya saat ini. "Kakak bisa merasakannya. Lila, selama beberapa hari ini kamu kemana? Mengapa tidak pulang?"
"Kakak, Ayse, dan Tante Vera cariin kamu. Kami bahkan sampai menghubungi polisi, tetapi tidak ada hasil."
"Maafkan aku, kak. Aku waktu itu sempat tersesat ke dalam danau Azen. Dan aku diserang oleh hiu sampai kakiku luka," jelas Lila.
Intan, Ayse, dan tante Vera mendengar. Ekspresi mereka terkejut saat mendengar Lila diserang hiu.
"Apa? Lalu bagaimana? Apa kakimu terluka?" tanya Intan langsung.
Lila tersenyum. "Tenang Kak, kakiku sudah sembuh kok. Ada orang baik yang bantu nyembuhin kaki aku."
Intan bernapas lega. "Syukurlah."
"Kak, 'kan aku udah kembali. Kakak harus cepat sembuh, ya," ujar Lila.
"Pasti kakak akan cepat sembuh."
"Oh, ya, aku bawakan makanan untuk kalian semua." Lila meletakkan kue bulan dan membaginya sama rata.
"Terima kasih, Lila." Ayse menerima kue itu dengan senang.
"Kak, ayo makan." Lila menyuapi Intan makan.
Intan makan dengan lahap. "Kuenya enak sekali! Kamu beli dimana, Lila?" tanyanya.
"Iya, Lila, ini enak sekali. Aku tak pernah lihat kue ini sebelumnya," timpal Ayse.
"Tante juga, Lila," tambah Vera.
"Ini dikasih sama orang yang sudah bantu sembuhkan luka aku," jelas Lila.
"Aku mau lagi kue ini. Nanti kalau ketemu sama dia, nanti coba tanyakan dimana dia beli?" pinta Ayse.
"Okey, Ayse."
***
Lima hari kemudian, Intan telah diperbolehkan untuk pulang ke rumah.
"Akhirnya, kakak telah sembuh total." Lila bernapas lega seolah semua beban yang ada di dalam hatinya terangkat.
"Kak, aku mau bilang sesuatu boleh?" tanya Lila.
Intan mengangguk. "Iya, tentu. Katakan."
"Ada seorang pangeran duyung yang mengaku kalau aku adalah matenya," ujar Lila ingin bagaimana reaksi Kak Intan.
***
Happy reading... pembaca setia Lila is My Mate 🥰
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro