Chapter 2 - Our Fish
Pov Lila
Kami keluar dari gedung peternakan ikan Crassen Lay sekitar pukul 19.30 malam. Karena keasyikan melihat-lihat beberapa jenis ikan yang ada di Fish Kingdom jadi lupa waktu dan suasana di sana yang sejuk membuatku nyaman berada di sana.
Setelah memesan Coin Crassen Lay di Kanagi kami naik bus. Di dalam bus tidak terlalu banyak orang mungkin hanya sepuluh orang terhitung aku dan juga Ayse. Kami memilih duduk di pinggir.
Oh, lihatlah sahabatku itu sepulang dari sana, ia masih tersenyum-senyum sendiri. Mata hijaunya berbinar-binar. Setan apa yang merasukinya sehingga ia begitu.
"Ayse...?" panggilku heran.
"Hm, ada apa?" Ia menoleh menatapku.
"Mengapa kamu tersenyum-senyum sendiri?" tanyaku penasaran.
"Tidak apa-apa, aku hanya merasa senang saja. Aku senang melihat-lihat ikan-ikan yang cantik itu," ucapnya sembari tersenyum lembut.
Gadis yang masih senyum-senyum itu mengambil dua bungkus kantong plastik putih. Lalu ia memberikan salah satunya kepadaku. Aku menerimanya dengan raut muka bingung.
Ayse membuka bungkus kantongnya dengan semangat. Eh, emang apa isinya?
Ia mengambil sesuatu di dalam bungkus itu dan menunjukkannya kepadaku
"Ikan?" beoku. Ternyata bungkusan plastik ikan.
Ayse mengangguk.
"Ya ini yang membuatku tersenyum-senyum sendiri," ujarnya tersenyum senang.
Yang di atas ikannya Ayse
Aku ber-oh. Lalu membuka bungkusan plastikku. Sebuah kantong plastik bening berisi ikan yang cantik di dalamnya.
Yang di atas ikannya Lila
"Bukannya ini ikan yang kita sukai tadi?" Pekikku sedikit kencang. Sehingga beberapa orang wanita yang dekat dengan kami memarahi kami.
"Hey, nak jangan berteriak!" ucap mereka hampir serempak.
"Maaf bu." Kami menunduk kepala kami meminta maaf.
"Jangan lagi berteriak," balas seorang ibu yang menggendong bayi gemuk yang kira-kira berusia lima bulan.
"Iya bu," balas kami.
"Ikannya cantik ya," ujarku pelan menatap kagum pada ikan punyaku.
"Tentu saja."
"Akan kita beri nama apa?" ucapnya masih melihat ikannya yang bergerak lincah.
"Kalau ikan aku ingin kuberi nama Kyla," jawabku antusias.
"Dan ikan punyaku kuberi nama Brown karena aku suka cokelat," ucap Ayse.
Tanpa dirasa bus sudah sampai di stasiun kota Nahiria. Kami segera turun di halte. Tiga orang wanita dewasa menggandeng anaknya, dua perempuan seusia kami dan satu orang laki-laki dewasa beranjak dari tempat duduk di halte memasuki bus secara bergantian. Setelah dirasa semua penumpang sudah naik bus bergerak meninggalkan kami.
Langit malam dihiasi dengan bulan. Cahayanya memantul menerangi. Bintang-bintang kecil juga ikut menemaninya dengan setia.
Aku menyapukan pandanganku ke sekitar. Ketika malam kotaku sangat indah. Toko-toko ramai oleh pelanggan. Di depan toko-toko ada motor dan mobil yang terparkir. Lampu-lampu menyala, berbagai hiasan jalanan bersinar.
Hembusan angin membuatku sedikit kedinginan karena aku tidak memakai jaket.
"Ayo..," ucap Ayse menarik tangan kiriku.
Aku segera menyeimbangkan langkahku dengannya.
Aku melepas genggaman tangan Ayse merapikan baju kaosku yang terlipat, "Kita pulang dengan apa?" tanyaku.
"Sepeda," jawabnya singkat.
★★★★★★★★★★★★★★★★★★★★
Note :
*Kanagi = tempat pemesanan Coin Crassen Lay *
Tbc#
Semoga suka
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro