Chapter 19
Lila duduk di dalam kamarnya yang sangat bagus. Sudah berapa hari dia meninggalkan rumah? Dia lupa kembali ke rumah. Pasti sekarang kakaknya sedang mencari keberadaannya.
Bagaimana caranya aku bilang dengan Kenzie? Apa dia akan mengizinkanku untuk pulang ke rumah? batin Lila kebingungan.
Daripada aku menebak-nebak lebih baik aku bilang langsung dengannya, batin Lila lagi.
Lila baru saja ingin mencari Kenzie. Rupanya Kenzie yang lebih dulu berjalan ke dalam kamarnya.
"Bagaimana tidurmu semalam? Apakah nyenyak?" tanya Kenzie perhatian.
"Tidurku nyenyak semalam," jawab Lila.
"Hm... Kenzie?" panggil Lila.
Kenzie menoleh dan menatap Lila. "Ada yang ingin kau katakan?" tanyanya.
"Kenzie, aku mau pulang ke rumahku," balas Lila menunggu reaksi dari Kenzie.
"Kenapa kau mau pulang ke rumah?" tanyanya.
"Aku sudah beberapa hari tinggal di sini. Kakakku pasti sangat khawatir, aku harus pulang," jelas Lila.
"Lila, kau tidak boleh pulang ke rumahmu. Istana ini adalah rumahmu sekarang!" ucap Kenzie dengan penuh penekanan.
"Lila kau adalah mateku. Jadi, kau harus tetap tinggal di istana ini," sambung Kenzie.
"Tapi aku punya kakak yang menungguku. Jangan khawatir Kenzie, aku akan kembali lagi ke sini." Lila meyakinkan Kenzie.
Untuk beberapa saat suasana hening menguasai. Tegang dan hening bercampur menjadi satu.
Kenzie pun menghela napas. "Baiklah, tapi kau harus cepat pulang."
Lila tersenyum senang. "Terima kasih, Kenzie. Ya, aku berjanji."
***
Happy reading...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro