Episode 17 - Tertarik
'Takdir yang saling menarik dua orang atau lebih, untuk bertemu di satu titik yang sama.'
.
.
.
Sehun dan Siwon melanjutkan obrolan di salah satu bangku panjang di taman, cukup sepi untuk membicarakan hal penting. Karena kebanyakan anak-anak bermain di tengah lapangan. Suhyun dengan senangnya melambaikan kedua tangannya ke arah mereka setelah berhasil memasukan bola ke gawang.
"Bagaimana Hyung bisa selamat? Aku kira kau sudah hancur akibat ledakan," kata Sehun tak bisa lagi mengekspresikan rasa syukurnya.
Saat itu Siwon melihat ke enam rekannya sedang tertidur lelap, ia merasa haus lalu keluar dari lumbung untuk mencari air. Ketika ia kembali lumbung sudah hangus terbakar, dan yang tersisa dari teman-temannya hanya tubuh robot menghitam akibat terbakar api. Siwon sangat terpukul, dalam ketakutannya ia tergesa-gesa mengubur rekan-rekannya di ladang tak jauh dari lumbung.
Siwon yakin seseorang telah diperintahkan untuk menghancurkan para humanoid yang kabur. Siwon telah mengakibatkan yang lain meninggal sebelum mengetahui kebenaran akan identitas mereka. Beberapa hari dia kehilangan arah dan terus menyalahkan dirinya.
"Sehun-ah, ketika aku siap aku akan memberitahukan yang sebenarnya. Maaf aku belum menemukan kakakmu," sesal Siwon.
"Mau bagaimana lagi dia sudah diadopsi enam belas tahun lalu, dan delapan tahun kemudian aku dinyatakan menghilang setelah pulang sekolah, aku tidak yakin robot sepertiku pernah bersekolah." pikir Sehun tak bisa mengingatnya mungkin dia akan percaya bila ingatan tentangnya yang pernah sekolah masih ada, ia menambahkan, "Hyung apa aku mengalami amnesia?"
"Kita semua tidak mengingat masa lalu, aku baru tahu bahwa aku memiliki seorang anak bernama Choi Suhyun dan istri setia seperti Kim Yoona... mereka hidup dengan keras setelah kepergianku yang Yoona tahu aku bekerja keluar kota, namun tak pernah kembali lagi." jelas Siwon dengan penuh amarah, ia ingat Profesor Park menawarinya pekerjaan dan berjanji akan melunasi semua hutangnya, memastikan anak istrinya hidup baik. "Semua itu bohong..." desis Siwon mencoba menahan amarahnya.
"Bohong, apa yang terjadi Hyung? Jelaskan padaku kenapa robot bisa memiliki keluarga?" tanya Sehun kebingungan, tapi ketika itu bola menggelinding ke arah mereka, disusul suara Suhyun yang meminta mereka untuk bergabung dan melakukan pertandingannya sekarang.
ΘΘΘ
"CUT!"
Im Seola berterima kasih pada lawan mainnya dan seluruh staff yang bekerja, terutama sutradara. Matanya tertuju pada Sejeong yang tengah duduk di sebuah kursi ditemani Seungwoo yang sedang memayunginya. Sejeong melambaikan tangan pada Seola sembari tersenyum tipis.
Langkah Seola dihalangi sutradara, sepertinya ia sangat puas dengan hasil kerja Seola. Sampai-sampai Seola harus menghentikan ocehan berbau pujian untuknya dengan kata maaf karena temannya sedang menunggu. Barulah sutradara tersadar, ia melihat aktris lain yang dikenalnya sedang tersenyum ke arahnya.
"Dasar payah," desis sutradara ditujukan pada Sejeong, mereka pernah bekerja sama dalam sebuah film dan hasilnya tak memuaskan bisa dibilang gagal total, saat itu Sejeong masih seorang pendatang baru dan keahlian aktingnya cukup buruk.
"Kim Sejeong, apa kau sedang tidak ada kerjaan sampai harus mengunjungiku di lokasi syuting?" sapa Seola duduk di kursi lain. Hyojung segera memberinya sebotol minuman.
"Terima kasih Eonni," kata Seola singkat setelah menerima botol.
"Aku juga sibuk tahu, kebetulan saja lokasi syuting kita berdekatan dan aku memutuskan untuk menemuimu. Seharusnya kau bersyukur memiliki sahabat pengertian sepertiku," bela Sejeong.
"Kebetulan apanya, aku harus berkendara selama satu jam." Seungwoo menggerutu.
Tak butuh waktu lama, Sejeong dan Seola sudah terlarut dalam perbincangan seru. Kali ini bukan tentang Rowoon ataupun soal pekerjaan yang menyulitkan tapi sosok berbeda yang ditemuinya sebagai tetangga baru. Semua yang berhubungan dengan Oh Sehun, dari pertemuan kembalinya mereka, menyanyikan lagu penghantar tidur sampai kehidupan malang Sehun yang kehilangan orangtuanya.
"Dia begitu polos, wajahnya memang enak dilihat, entah kenapa aku selalu melakukan sesuatu tanpa sadar. Bernyanyi untuk seseorang di tengah malam, sungguh itu bukan tipe Kim Sejeong!"
Seungwoo berdecak mendengar ocehan Sejeong. "Bukannya tadi dia bersikeras mengatakan kalau aku lebih tampan, tapi sekarang,"
"Mungkin kau merasa nyaman berada di dekatnya," tebak Seola.
"Sejeong-ah kau pegang saja sendiri payungmu, aku sudah tak tahan mendengar ceritamu itu." Seungwoo menengahi, memberikan payung pada Sejeong kemudian beranjak pergi.
Sejeong menatap tajam kepergian Seungwoo, "Aku juga tidak tahan melihat wajahmu terus!"
Seola berdehem, pasalnya ia tahu perasaan Sejeong terhadap Seungwoo. "Dengar kau itu memang mudah jatuh cinta asalkan laki-laki itu tampan maka kau akan bilang bahwa kau menyukainya, lihatlah setelah kau mengetahui Rowoon tidak berniat untuk menikah denganmu kau memutuskannya dan mendapatkan masa-masa sulit darinya. Kau harus bisa mengendalikan dirimu dan yakinkan hatimu dulu sebelum menyimpulkan bahwa kau mencintai seseorang...." cerocos Seola tak ingin sahabatnya itu mengambil jalan yang salah lagi.
"Kapan aku seperti itu, aku bukan playgirl," sanggah Sejeong.
"Kim Doyoung yang dulu pernah berduet denganmu," Seola melipat satu jarinya, "Lalu ada Kang Daniel pemilik agensi muda itu, aktor tampan Cha Eunwoo, dan jangan lupakan mantan terbarumu...." lanjut Seola berhenti di jari tengah, kembali melipat jari manis sambil menambahkan, "Rowoon, kau mau aku mengabsen semuanya!"
Sejeong berdehem. Apa yang dikatakan Seola ada benarnya juga, ternyata ia memang seorang playgirl, namun Sejeong tak ambil pusing.
"Akukan hanya bilang dia memiliki wajah yang enak dilihat, itu pun Seungwoo yang bilang duluan,"
"Lalu kau mulai menyadari bahwa Oh Sehun ini tampan, begitu."
"Aku akan mencoba mendekatinya." Sejeong bertekad untuk mencari tahu tentang Sehun, mengapa laki-laki itu bisa tinggal di sebelah rumahnya.
"Terserah kau saja." desis Seola kesal karena setelah dia mendengarkan sahabatnya, lalu memberi nasihat tetap saja keputusan ada pada Sejeong, jadi untuk apa dia memberi saran jika akhirnya selalu seperti itu. "Jangan meminta pendapatku lagi tentang kehidupanmu!" ia menambahkan seraya memalingkan wajahnya dari Sejeong.
"Ada yang aneh dengannya, tidak seharusnya dia tinggal bersama Harabeoji." ujar Sejeong menggelengkan kepala ragu.
Seola mulai dibuat jengah. "Kau bilang dia cucunya, jadi wajar kalau tinggal bersama!"
Sementara Seungwoo sudah lama menjauh dari kedua wanita itu. Ia asyik mengobrol dengan Hyojung. Keduanya terlihat malu-malu dan tersipu. Terkadang tertawa, dan saling melontarkan guyonan.
ΘΘΘ
Matahari senja menyinari sore itu, hembusan angin sedang mampu menggugurkan sisa daun yang masih menempel di ranting-ranting pohon. Tahun ini bulan september terasa lebih ramah dan tenang. Walau telah membuat banyak helai daun terjatuh menghiasi tanah.
Selintas terlihat tak akan ada kesedihan di saat musim gugur karena setelahnya akan ada musim semi yang menghibur mereka, setidaknya itu yang dipikirkan sebagian orang sama seperti Siwon. Untuk sekarang dia tidak ingin merusak kebahagian yang baru dirasakan Sehun, tentang betapa baiknya mereka hidup seperti manusia lain.
"Permainanmu tak seburuk yang aku kira, dari mana kau belajar menendang bola?" canda Siwon setelah menerima kekalahan timnya, disaat Suhyun kesal padanya dan mengatakan penyesalan karena telah masuk ke dalam tim ayahnya dan bukan Sehun.
"Kita tahu itu gampang saja kalau kita dapat mengendalikan kekuatan bukan," bangga Sehun.
Itu sama sekali tak membuat Siwon lega, dia tidak bisa mengatakan yang sejujurnya pada istrinya tentang kemana ia pergi dan apa yang telah terjadi padanya. Bahkan setelah melihat betapa senangnya Sehun, ia mengigit bibir bawah semakin enggan memberitahu kebenaran mengenai humanoid.
"Kau memang benar, setelah kabur dari pabrik kita bukan lagi mesin pekerja tapi kita manusia. Ingat itu, kita adalah manusia, jangan pernah menggunakan kekuatan jika bukan sesuatu yang mendesak." kata Siwon dengan sangat serius.
Sehun merasa ada yang tak beres dengan suasana serius yang mendadak tercipta, ditambah sedikit menakutkan baginya, terdengar seperti peringatan. "Hyung... santai saja, aku tahu itu."
"Ah maaf aku hanya takut kau akan mendapat masalah dengan kekuatanmu itu, karena aku pernah berkelahi dengan seseorang, sudah jangan dipikirkan ... kau tinggal di mana? Biar aku antar." tanya Siwon tak mungkin membicarakan perkelahiannya dengan pemburu humanoid.
Sebelum Sehun dapat menjawab, Suhyun menghampiri mereka, mengatakan bahwa sudah waktunya dia mandi dan ibu menyuruhnya mandi dengan ayah. Setelah itu barulah Sehun memberitahu tempat tinggalnya tak terlalu jauh hanya harus naik bus dua kali, dia juga memiliki keluarga yang menunggunya di rumah, seorang kakek tua baik hati, penuh kasih sayang dan juga kaya.
Siwon menanggapinya dengan antusias, kelak dia ingin bertamu dan mendapat beberapa camilan dengan secangkir teh. Digendongannya Suhyun yang menyahut akan ikut juga bersama ibunya, jadi Suhuyun meminta agar Sehun menyiapkan burger dengan double cheese untuknya.
"Tentu saja, aku akan memberimu dua burger ditambah kentang goreng." Sehun mencubit gemas pipi Suhyun.
"Sampai jumpa." pamit Suhyun tangannya bergerak-gerak cepat.
"Hati-hati di jalan." imbuh Siwon.
"Oh iya Hyung, istrimu sangat cantik." Bisik Sehun pelan, kemudian melangkah pergi sembari melambaikan tangan. "Aku akan segera mengunjungimu lagi Hyung!" Mungkin hari ini tak bisa dilupakannya, ia begitu senang sampai tak bisa berhenti tersenyum.
Tak jauh dari gerbang panti asuhan. Park Chanyeol menatap bergantian Sehun dan Siwon.
"Aku menemukannya, HMD07."
ΘΘΘ
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro