Obat Demam |KlaSie|
"Haahh ... helaan nafas panjang berhembus dari bibir Sierra. "Manusia benar-benar lemah ya~ ...," katanya sembari menggelengkan kepala.
Habis itu Sierra mengelus dagu, memejamkan kedua matanya, berpikir bagaimana cara cepat untuk menyembuhkan strategis muda yang terkena demam dan hanya bisa berbaring di atas ranjang, tak lama vampir cantik ini mendapatkan sebuah ide.
Sierra berlari ke luar kamar menuju ke perpustakaan, saat mendapatkan ide itu Sierra merasa bangga pada dirinya sendiri.
"KAHN!"
Suara dobrakan pintu menggeba ke seluruh ruangan, sampai orang-orang yang sedang baca buku berhenti membaca dan melihat siapa yang masuk ke perpustakaan tanpa sopan santun. Kahn yang mendapatkan firasat buruk setelah melihat seorang vampir berambut putih berdiri di depan pintu, menutup wajahnya menggunakan buku yang sedang dia baca, walaupun cara itu tidak berpengaruh sama sekali.
Gadis vampir itu sudah berdiri di sampingnya.
"Ada apa nyari aku?"
"Bantu saya mencari buku tentang obat yang bisa sembuhkan demam."
"Kenapa kamu nyari itu?"
"Ada yang sakit, itu aja. Saya ingin bantu mengobatinya."
Kahn menatap Sierra dengan curiga, otaknya langsung berpikir tentang strategis dari Highland yang selalu ditempeli Sierra semenjak ikut bergabung di Tinto.
"Itu aja?"
"Ya, itu aja."
Kahn kelihatan setuju untuk membantu Sierra untuk mencari buku, tetapi Kahn masih duduk id kursinya dan menatap vampir berambut putih itu, sementara ekspresi Sierra begitu ceria dan tidak sabar untuk mendapatkan buku incarannya, setelah saling bertatapan beberapa detik, Kahn menghembuskan nafas lalu berdiridari kursi.
"Kenapa kamu minta tolong ke aku?"
"Saya tidak bisa meraih rak paling tinggi, saya butuh manusia yang bisa mengambil buku dari rak paling tinggi."
"Terserahlah."
Kahn menuntun Sierra ke rak yang berisi buku-buku tentang obat. Sierra membaca satu persatu judul buku yang ada di rak, disaat yang sama Kahn bertanya soal orang yang sakit itu pada Sierra.
"Kenapa kamu melakukan ini?"
"Tidak ada yang spesial," katanya sembari menaruh kembali buku yang diambilnya ke rak.
"Benarkah? Semenjak kamu bertemu anak itu di Tinto, kamu terus menempelinya, aku penasaran ... manusia berbeda denganmu, kamu yakin dengan itu?"
Sepasang mata ruby melirik Kahn, dan tersenyum. "Saya tidak mengerti apa yang anda katakan." Meskipun Sierra membalas seperti itu, dari nada bicaranya dia seakan mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Kahn. Sierra mengambil buku lainnya dari rak bagian bawah.
"Kudengar kamu pernah punya teman ma--"
"KUTEMUKAN OBATNYA!"
Kahn terperanjat kaget mendengar seruan ceria Sierra, Sierra menunjuk halaman buku pada Kahn dengan mata bersinar. Kahn melihat respon Sierra yang tiba-tiba memotong kata-katanya jadi menyimpulkan gadis itu tidak ingin membicarakan soal itu.
Mata Kahn berfokus pada kata-kata di halaman buku yang ditunjuk oleh Sierra dan memasang ekspresi aneh.
"Kamu percaya sama orang yang menulis buku ini?"
"Tentu, saya yakin dengan cara ini dia pasti langsung sembuh."
"Tunggu dulu ... buku itu agak aneh, jangan dilakukan."
"Anda ingin dia mati karena demam?"
"Bukan begitu."
"Kalau begitu biarkan saya menyembuhkannya."
Kahn memijit pelipisnya, Kahn meutuskan utnuk tidak melanjutkan perdebatan soal cara menyembuh orang dari demam di buku itu, Kahn hanya berharap tidak ada seorang pun yang akan menanyakan soal cara penyembuhan yang gadis vampir itu pada wakil strategis.
"Yasudah, aku doakan ... cara itu ampuh."
Sierra menaruh kembali buku itu ke rak, berubah menjadi kelelawar dan terbang ke kamar anak sulung Kiba.
Tak butuh waktu lama untuk sampai ke kamar itu, Sierra memasuki kamar itu dengan percaya diri, ekspresi wajahnya kembali sendu melihat Klaus yang masih terbaring lemah di atas ranjang.
Semula wajah tidur Klaus nampak tenang, seiring Sierra mendekat pada, ekspresinya menjadi khawatir seperti mimpi indahnya perlahan menjadi mimpi buruk. Ketika Seirra sudah sangat dekat dengan lehernya dan mulai membuka mulut, Klaus terbangun dari tidurnya dan mendorong Sierra menjauh darinya.
"Si ... Sierra-san?! Apa yang ...?!"
"Membantu Klaus-san kembali sehat."
"Dengan meminum darahku?"
"Itu yang tertulis di buku yang aku baca tadi."
Klaus menggelengkan kepala cepat, wajahnya yang pucat makin pucat. "Da ... darahku tidak enak ...."
"Tapi saya ingin menghilangkan penyakitmu itu."
"Tidak usah repot-repot."
"Tidak merepotkan kok."
Klaus merinding ketakutan, dengan kondisinya yang sedang sakit seperti ini, dia tidak memiiki tenaga untuk lari dari kamar atau meminta pertolongan dan yang dihadapannya ini bukan manusia, dia tidak bisa bersembunyi darinya.
"Sierra-san ... aku mau minum obat aja."
"Obatnya habis, Huan-san sedang membuatnya." Sierra tersenyum lebar. "Klaus-san tidak usah takut, tidak akan sakit kok, tenang saja."
Siapapun tolong aku ... chichi-ue mungkin aku akan pergi duluan ....
Keesokan harinya Klaus sembuh dari sakit demamnya dengan ajaib, Klaus sendiri tidak percaya dengan kesembuhannya, terus mencoba meyakini diri dirinya bisa sembuh berkat obat buatan Dokter Huan. Klaus bisa kembali kumpul di ruang rapat bersama dengan Shu dan Apple.
Shu dan Apple tidak bisa mengabaikan luka bekas gigitan di leher Klaus.
"Ada apa?"
Apple memalingkan pandangannya dengan wajah memerah. "Ti ... tidak apa-apa ...."
Shu menunjuk lehernya sendiri, dan berkata, "Kita masih berperang dengan pasukan Highland, bukan waktunya untuk pacaran."
Klaus langsung mengerti apa yang dimaksud dengan Shu, tangan kananya bergerak cepat menutup luka di lehernya itu, diikuti dengan kedua pipi yang dihiasi rona merah. "KA ... KALIAN SALAH PAHAM!"
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro