Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Sebuah Pertemuan

Happy Reading

*Brak

Naomi datang dengan semangatnya sambil menggebrak pintu Agensi dengan beberapa helai baju di tangannya "[Name]-chan! Lihat beberapa baju ini! Kau harus memakainya, ini pasti akan cocok untukmu" ucap Naomi dengan berbinar ke arah [Name].

[Name] hanya bersweat drop atas kelakuan Naomi yang sudah beberapa kali membawakan baju. Sebenarnya ia tak keberatan, tapi [Name] juga ingin melakukan hal lain selain bergonta-ganti baju. Kemudian ia menghela napas, dan berbalik dari Naomi.

"Tidak mau" ucap [Name]. Naomi kemudian memeluk kedua bahu [Name] dari belakang.

"Ayolah [Name]-chan, Yosano-sensei dan aku sudah memilihkan ini.

Jaa, bagaimana kalau setelah ini aku akan membelikanmu crepe yang enak?" tanya Naomi berusaha menghasut [Name]. Sementara yang dihasut hanya menghela napas dan bertopang dagu malas.

"Aku tidak akan tertipu dengan hasutan mu itu, Naomi. Lagi pula, setelah ini kau ada pekerjaan bukan?" ucap [Name] malas.

"Benar juga, hmm... Aku akan memberikanmu uang nya saja. Nanti kau bisa membelinya sendiri, bagaimana?" tanya Naomi kemudian mengulurkan beberapa lembar uang. [Name] melihat ke arah Naomi, kemudian mengambil uang tersebut dan baju yang berada di tangannya.

"Baiklah" ucap [Name] singkat kemudian berjalan keluar dari ruangan itu. Naomi tersenyum sumringah kemudian melanjutkan kegiatannya.

Ditengah perjalanan, [Name] bertemu dengan Fukuzawa yang nampaknya ingin memasuki kantor. Sebagai rasa hormat, [Name] membungkuk singkat kepada Fukuzawa kemudian melanjutkan langkahnya. Setelah berada di depan sebuah ruangan, [Name] menyeringai kemudian membuka ruangan itu dan melempar ke arah sembarang baju-baju yang berada di tangannya.

'Aku tak pernah bilang akan memakai bajunya dulu kan?' batin [Name] kemudian berjalan keluar Agensi. Tapi, kemudian langkahnya terhenti karena mengkhawatirkan sesuatu.

'Aku belum meminta izin pada Nii-chan. Ah sudahlah, toh paling dia akan tahu dari Naomi juga' batin [Name] sambil mengendikkan bahunya, kemudian melanjutkan langkahnya.

[Name] berjalan mencari toko yang dapat menarik perhatiannya. Ia mencari toko manisan, es krim, atau crepe yang pernah di sebutkan oleh Naomi sebelumnya. Entah kenapa, [Name] selalu ingin menghindar dari Agensi. Ia merasa jika ada sesuatu yang sangat mengganggunya ketika bersama mereka. Menurutnya, lebih baik menghindari mereka daripada akan kehilangan kendali lagi atas kemampuannya. Ia berjalan melihat-lihat toko yang berada di sampingnya.

Hingga ada sebuah toko yang menarik perhatiannya. Ia pun berbelok, melangkahkan kakinya pada sebuah toko dengan tulisan 'Chocolate Time' itu. Sejak Ranpo memberikan permen kepadanya, [Name] menjadi lebih suka pada manisan. Walaupun yang diberikan permen adalah [Name] kecil, tetap saja rasa manis dari permen itu terlintas di benaknya. Ia pun membeli satu bar Coklat dari toko itu dan beranjak keluar.

Sebenarnya ia ingin kembali ke Agensi, namun niatnya ia urungkan karena sudah sangat ingin memakan coklat di tangannya. Ia pun mencari taman atau tempat duduk terdekat, agar bisa memakan coklat itu. Berjalan melewati orang-orang yang berlalu di sekitarnya, sambil melakukan kebiasaannya.

Ya, melamun sambil berjalan.

Dan benar saja, [Name] tersesat lagi ke sebuah gang. Ia berdecih kesal, kemudian membuka bungkusan coklat itu dan memakannya guna mengurangi rasa emosinya. Setelah memakan beberapa gigitan dengan lahapnya, moodnya kembali normal. Ia tak peduli akan seberapa kotor wajahnya saat ini. Ia hanya ingin menikmati makanan ringan yang berada di tangannya ini. Disaat tengah menikmati kudapan coklat yang sangat enak, terdengar suara seseorang yang membuat suasana hati [Name] menjadi hancur.

"Ttaku, kebiasaan mu itu memang tidak bisa dihilangkan ya?" ucap seseorang sambil terkekeh seolah mengejeknya.

[Name] berbalik menghadap orang itu, dia nampak mengerutkan keningnya tidak suka akan kehadiran orang yang sedang berbicara tadi. Orang atau yang bisa kita sebut sebagai pria tadi, berjalan mendekati [Name]. [Name] menyimpan coklatnya, tak memperdulikan mukanya yang kotor karena terkena coklat tadi. Sang pria hanya tertawa kecil melihat keadaan wajah [Name].

"Lihatlah, kau saja memakan coklat seperti anak kecil. Wajahmu penuh dengan coklat tau" ucap pria itu meledek [Name]. [Name] berdecih kesal, namun tak merubah raut wajahnya yang datar.

"Urusai. Lagipula untuk apa kau mengikutiku ke sini?

Sebegitu inginnya kah kau membunuhku, Chibi-san?" tanya [Name] dingin pada pria bertopi fedora dihadapannya.

Pria yang kita ketahui sebagai Nakahara Chuuya itu hanya tersenyum miring kepada [Name]. Walau terkesan mengejek, namun ada maksud lain dari senyuman itu. Kemudian Chuuya meletakkan tangannya di dalam sakunya, mencari sesuatu. Dikeluarkannya sebuah sapu tangan, dan di ulurkan nya pada [Name]. [Name] hanya memandangnya datar, walau dalam hati ia sangat terkejut mendapati seorang eksekutif mafia menawarkan sebuah sapu tangan padanya. Ia memandang curiga pada sapu tangan itu, tak berniat mengambilnya. Chuuya menghela napas kemudian mengambil satu langkah mendekati [Name].

"Pakailah, wajahmu terlihat jelek dengan coklat yang menempel disekitar mulutmu itu" ucap Chuuya dengan nada yang terdengar menjengkelkan sambil menyodorkan sapu tangannya, tapi perhatiannya ia alihkan pada yang lain.

[Name] hanya memandang sapu tangan itu. Chuuya yang mulai kesal kemudian menarik tangan [Name] dan menaruh sapu tangannya. [Name] sangat terkejut mendapat perlakuan yang tiba-tiba dari pria pendek dihadapannya ini. Tangannya tidak ditarik dengan kasar, yang membuatnya semakin bingung. Padahal sebelumnya Chuuya terlihat sangat tak berperasaan, meski sedang berhadapan dengan wanita. Dan yang dihadapan [Name] sekarang bukanlah orang yang sebelumnya berusaha untuk menculik [Name].

"Hei, aku tak memiliki maksud lain. Dan juga aku hanya ingin meminta maaf!" ucap Chuuya sambil mengalihkan perhatiannya.

Terkejut? Sangat. [Name] melebarkan matanya, ia sangat terkejut mengetahui pria pendek yang sarkas dihadapannya ini bisa meminta maaf terhadap targetnya sendiri. Terlebih dia adalah seorang eksekutif mafia, yang membuat [Name] membulatkan matanya tak percaya.

"Untuk apa?" tanya [Name] tidak yakin terhadap Chuuya.

"Hah? Kau masih bertanya untuk apa?! Tentu saja karena, aku sudah berperilaku kasar padamu.

Walaupun aku ini seorang mafia, aku juga menghargai seorang wanita. Apalagi dengan temanku sendiri" gerutu Chuuya sambil melipatkan tangannya di depan dada dengan raut wajah yang kesal.

"Teman? Aku bahkan tak mengetahui namamu, pendek" ucap [Name] tak memanggil Chuuya dengan sebutan Chibi-san.

Chuuya terkejut dengan pernyataan [Name], saking terkejutnya ia pun menurunkan tangannya yang terlipat di depan dadanya tadi "Kau tidak mengingatku?!" ucap Chuuya sedikit berteriak karena keterkejutannya.

"Tidak, dan kenapa kau menyebutku sebagai temanmu?" ucap [Name] sambil berkacak pinggang, melupakan sapu tangan Chuuya yang berada di tangannya.

"Kau benar-benar tidak ingat? Atau kau sudah pikun?" tanya Chuuya yang tanpa ia sadari mengambil satu langkah mendekati [Name].

"Tidak. mungkin aku memang pikun, tapi aku tak merasa familiar denganmu. Lagipula, jangan berharap aku akan tertipu dengan sandiwara mu lagi" ucap [Name] datar sambil memandang Chuuya.

"Kenapa kau berpikir aku sedang bersandiwara?" tanya Chuuya.

[Name] menghela napas panjang, ia sudah cukup muak dengan pria yang berada di hadapannya ini "Sudah terlihat jelas bukan? Memancing target dengan kelemahannya, kemudian menangkapnya ketika lengah. Trik yang sama seperti sebelumnya" ucap [Name].

'Astaga, aku ingin cepat-cepat keluar dari sini. Seharusnya, aku kembali ke Agensi saja tadi' batin [Name].

Chuuya hanya terdiam setelah perkataan [Name] tadi. Kemudian [Name] melangkahkan kakinya menuju Chuuya. Ia menepuk bahu Chuuya sembari meletakkan sapu tangan yang berada di tangannya, kemudian beranjak pergi meninggalkan Chuuya yang masih diam. Namun, tangannya di tahan oleh sang pria bertopi fedora tersebut. [Name] berbalik, berhadapan dengan wajah Chuuya yang terlihat serius.

"Katakan padaku, apa kau tak mengingatku?" tanya Chuuya lagi. [Name] hanya memutar bola matanya malas, ia bosan dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh pria dihadapannya.

"Tidak, dan tidak akan. Kalau kau mencoba untuk memancingku, semoga beruntung lain kali" ucap [Name] kemudian melepaskan genggaman tangan Chuuya dan pergi.

'Tapi, bagaimana dia benar-benar mengatakan yang sebenarnya? Apa dia juga salah satu orang yang berada di masa laluku?' batin [Name] yang overthinking sambil berjalan meninggalkan Chuuya dan mengambil tisu dari kantong coat hitamnya dan membersihkan wajahnya.

'Astaga, ini semakin rumit dan merepotkan

Andai saja aku tak kehikangan ingatanku' batin [Name] sambil mengangkat kepalanya menghadap langit biru yang cerah di siang hari.

















































































































Chuuya POV

Aku hanya menatap punggung nya perlahan menjauh dari pandanganku. Aku terdiam, otakku tak dapat berpikir dengan jernih. Rasanya sangat sakit ketika mendengar perkataannya. Mungkin, ini memang salah ku karena sudah terlalu kasar padanya.

Tapi, dia tidak seperti [Name] yang dulu ku kenal. Ia menjadi lebih dingin dan lebih terlihat muda dari seharusnya. Aku hanya dapat berharap bahwa ini adalah halusinasi semata.

"Mungkin aku memang pikun, tapi aku tak merasa familiar dengan mu"

Aku meremas baju bagian dada sebelah kiriku dengan kuat.

"Ittai na" (Sakit ya) gumamku sambil menunduk.

Kemudian aku mengusap wajahku kasar, dan menghela napas gusar.

"Naa [Name], apa kau benar-benar tak mengingatku?" gumamku pelan, kemudian menggelengkan kepalaku kuat.

'Sebaiknya aku tanya Boss saja, mungkin dia mempunyai beberapa file tentang [Name]' batinku kemudian pergi beranjak dari tempat itu, tanpa memperdulikan sapu tanganku yang terjatuh ke tanah.


















To Be Continue














Author Note :

Yo minna-san! Balik lagi bersama author di book ini.

Chapter kali ini kok lebih terkesan kayak Chuuya x Readers ya?

Tapi gapapa, soalnya ini juga termasuk clue masa lalu [Name] yang menjadi rahasia book ini.

Dazai udah lama nih, gak nongol-nongol disini(。◕‿◕。).

Hari ini updatenya lebih cepat, karena kebetulan tugas-tugas author sudah selesai semua dan author lagi gada kerjaan:v

Ok sampai sini dulu. Maafkan kesalahan dalam penulisan. See you in the next chapter!

Jangan lupa vote dan commentnya ya!

Bonus pict

Pengen jadi bonekanya deh:(

1480 words

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro