Insiden
Happy Reading
Atsushi terduduk di depan pintu sebuah ruangan. Ia menunggu kabar dari Yosano tentang keadaan Kyouka yang pingsan. Atsushi merenung, mengingat perkataan Kyouka. Ia menyesal menjadi sangat ceroboh, karena sudah menyalakan bom yang ditanamkan di tubuh Kyouka. Walaupun pada akhirnya mereka selamat, tetap saja Atsushi merasa bersalah. Saat ia sedang melamun, tiba-tiba ada suara seseorang yang membuyarkan lamunannya.
"Lagi-lagi kau membawa pulang masalah yang merepotkan"
Atsushi mendongakkan kepalanya ke atas, maniknya yang indah menangkap sosok Kunikida dan sebuah siluet perempuan berdiri di belakang Kunikida, yang tanpa ia sadari sudah berdiri di depannya.
"Dia sudah tidak ada harapan lagi, Gadis itu sudah dikenal sebagai pembunuh. Dengan penampilannya yang masih muda, dia menipu targetnya agar lengah, kemudian membinasakan seluruh organisasi" ucap Kunikida pada Atsushi. Mendengar hal itu, perempuan yang dibelakang Kunikida mulai mendekat ke arah mereka.
"Dia mencapai terlalu banyak, terlalu cepat. Hanya masalah waktu sebelum ia tertangkap" ucap Kunikida, menyambung penjelasannya sebelumnya.
"Tapi..." ucapan Atsushi terpotong oleh suara seorang perempuan.
"Yang dikatakan Megane-san itu benar"
Gadis yang berada di belakang Kunikida mulai menampakkan dirinya. Dia berdiri tepat di sebelah Kunikida saat memotong perkataan Atsushi. Perempuan itu memakai kemeja putih yang digulung se siku, pita berwarna biru sebagai dasi, black coat yang tidak dikancing, dan rok merah di atas lutut dengan pita yang berada di pinggangnya.
"Kau, yang menyelamatkanku kan?" tanya Atsushi pada gadis itu.
Gadis itu menatap Atsushi sebentar, kemudian mempoutkan bibirnya karna kesal. "Nani?, Kau tidak mengenalku rupanya. Memangnya wajah kecilku itu seperti apa sih? Kau ini sama saja seperti anggota yang lainnya. Kalian ini buta, atau aku yang memang berubah?" gerutu gadis itu sambil menyilangkan tangannya di depan dada.
"E-eh?" Atsushi bingung dengan maksud gadis itu.
Menghela napasnya, Kunikida kemudian berkata " Dia ini adalah [Name]" kata Kunikida sambil menunjuk gadis di sampingnya.
"Eh? Bukannya [Name] seharusnya masih berumur 9 tahun?" tanya Atsushi yang bingung.
"Maa, lupakan soal itu sebentar. Seperti kataku yang dikatakan Megane-san itu benar" kata [Name] mengalihkan topik pembicaraan soal dirinya.
"Tapi tetap saja, yang harus disalahkan itu-" ucapan Atsushi di potong lagi oleh [Name].
"Orang yang memanfaatkan kekuatannya kan?" potong [Name].
Atsushi terdiam sebentar, kemudian mengangguk ke arah [Name]. [Name] menghela napas, ia tahu betul dengan sifat kakaknya yang terlalu baik ini. Walaupun bertahun-tahun berpisah, kakanya itu tak pernah berubah sama sekali. Kemudian, terdengar suara yang menginterupsi pembicaraan mereka.
"Anoo, [Name]-san, Sachou memanggilmu untuk ke ruangannya" ucap seorang gadis bersurai coklat dan kacamata merah yang bertengger di hidungnya.
[Name] menoleh ke arah gadis itu, kemudian mengangguk. Ia melangkahkan kaki meninggalkan Atsushi dan Kunikida, dan menuju kantor Presdir Bunshou tantei-sha. Setelah sampai di ruangan yang di tuju, ia mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan dengan sopan.
"Permisi, kata Haruno-san anda memanggil saya ke ruangan ini" ucap [Name] masuk ke ruangannya Presdir, Bunshou tantei-sha. Terdapat 2 orang di dalam ruangan itu, yang tak lain adalah Haruno Dan Fukuzawa.
"Benar, silahkan duduk terlebih dahulu" ucap Fukuzawa, atau bisa disebut sebagai Sachou.
[Name] pun duduk di kursi yang disediakan di sana. Raut mukanya tetap datar, tapi dia tak menghilangkan sikap sopannya di depan Fukuzawa.
"Doushima-shika? Nani ka mondai ga arimasu-ka?" (Ada apa? Apa ada yang salah?) tanya [Name] yang sudah duduk di kursi.
"Aku tak ingin berbasa-basi, intinya, aku ingin kau bergabung menjadi salah satu anggota Bunsho tantei-sha. Apa kau bersedia?" ucap Fukuzawa dengan serius.
[Name] agak terkejut mendengar penawaran Fukuzawa. Ini terlalu mendadak, bahkan [Name] sendiri baru saja mengunjungi kantor Agensi ini. Ia masih terdiam menatap Fukuzawa, belum menjawab pertanyaannya. Fukuzawa pun menyambung perkataanya
"Tapi tentu saja, tetap ada tes yang harus di jalankan oleh dirimu sebelum menjadi anggota Agensi" kata Fukuzawa.
"Tapi kenapa anda ingin merekrutku?" tanya [Name] pada Fukuzawa.
"Aku sudah mendengarnya dari Yosano, tentang kemampuanmu itu" kata Fukuzawa.
[Name] melebarkan matanya sedikit karena terkejut, tapi ia segera mengganti raut wajah terkejutnya menjadi raut wajah biasa.
"Kemampuanmu itu sangatlah berbahaya. Bahkan, Port Mafia sendiri menginginkan kemampuanmu itu. Setelah mendiskusikannya dengan yang lain, aku memutuskan untuk menawarkanmu sebuah pekerjaan di Bunsho tantei-sha yang berpihak pada kebaikan" jelas Fukuzawa dengan serius.
[Name] terdiam. Ia melamun, memikirkan perkataan Fukuzawa tadi. Memang benar jika Port Mafia menginginkan kemampuannya. Dengan kehadirannya, maka Port Mafia akan mudah dalam melawan organisasi lain. Tapi, [Name] tak ingin berpihak pada kejahatan. Ia juga ingin menyelamatkan nyawa orang-orang yang berada di kota ini. Jika ia bergabung dengan Bunsho tantei-sha, ada kemungkinan bahwa Port Mafia akan menghancurkan Bunsho tantei-sha dalam sekejap, dan menghancurkan kota ini. [Name] sendiri tidak tau, seberapa kuat anggota yang berada di sini, karena baru saja bertemu dengan mereka.
'pilihanku ada 2, berpihak kepada kejahatan dan membunuh atau berpihak pada kebaikan dan menyelamatkan. Tentu saja aku ingin berpihak pada kebaikan. Tapi berapa persen kemungkinan jika dia tak akan mengkhianatiku?' batin [Name].
Setelah memikirkan banyak hal beberapa saat, [Name] pun menghela napas panjang. Kemudian ia bertanya "Kapan tesnya dilakukan?"
"Kapanpun kau bersedia" jawab Fukuzawa.
"Aku selalu bersedia setiap saat" kata [Name].
"Baiklah, berarti kau menerima penawaranku?" tanya Fukuzawa meyakinkan ucapan [Name] tadi.
"Aku masih memikirkannya, tapi kemungkinan besar aku akan menerimanya" jawab [Name] sambil tersenyum tipis.
"Syukurlah, dengan begini Bunsho tantei-sha akan dapat anggota baru. Kau bisa menolaknya jika kau berubah pikiran, tapi kuharap kau tidak berpihak pada Port Mafia" kata Fukuzawa lega.
"Jangan khawatir. Aku tidak akan pernah berpihak pada mereka" ucap [Name].
"Baiklah kalau begitu. Kau boleh keluar"
"Ha'i, arigatou gozaimashita" ucap [Name] berdiri dari tempat duduknya kemudian menunduk singkat dan berjalan keluar ruangan.
Saat ia berjalan keluar ruangan, dia menemukan Atsushi dan Kunikida di luar ruang kesehatan. [Name] pun berjalan ke arah mereka "Apa anak itu belum sadar juga?" tanya [Name] sambil berjalan ke arah mereka.
"Ahh, [Name]. Tidak, dia sudah bangun kok. Kami lagi menunggunya untuk berganti baju, untuk makan tofu. Kau mau ikut?" tanya Atsushi. [Name] hanya mengangguk sebagai jawaban, dan ikut menunggu bersama mereka.
"Oi gaki, kenapa kau sampai di panggil ke ruangannya Sachou?" tanya Kunikida sambil melihat ke arah [Name].
[Name] melihat Kunikida sekilas, kemudian kembali berfokus pada gelang yang ada di tangan kanannya.
"Sachou bilang, dia ingin merekrutku sebagai anggotanya. Dia bilang bahwa kemampuanku itu akan dimanfaatkan oleh Port Mafia suatu hari nanti" ucap [Name] tanpa mengalihkan perhatiannya dari gelang di tangan kanannya.
Kunikida yang mengerti dengan perkataan [Name] mengangguk sebagai jawaban. Keheningan terjadi di antara mereka. Sampai pintu terbuka menampakkan sesosok gadis berkimono merah dengan wajah datar keluar ruangan. Mereka pun berdiri dan melangkahkan kaki ke tempat yang di tuju.
Time skip hingga mereka sampai ke restoran yang ingin dituju
Mereka sedang duduk di sebuah rumah makan bernuansa Jepang. Kyouka sedang mengunyah tofu pesanannya dengan lahap, Kunikida menyeruput ocha yang dipesannya, [Name] memakan kue daifuku starwberry yang dipesannya, dan Atsushi memandangi buku pesanan sambil gemetar karena harga yang tertera di sana.
"Tambah!" kata Kyouka sembari mengangkat piringnya dengan muka polosnya.
"Hii!!" Atsushi bergidik atas permintaan Kyouka.
"Kunikida-san" ucap Atsushi berusaha membujuk Kunikida untuk membantunya membayar tagihan tofunya Kyouka yang terbilang cukup mahal baginya.
"Aku tak membayar lho" ucap Kunikida sambil menyeruput ocha miliknya. [Name] mengangguk menyetujui perkataan Kunikida sambil memakan kue daifuku pesanan [Name] sendiri.
Atsushi kemudian menjauh dari mereka dengan air mata, kemudian dia melihat ke arah buku pesanan sambil bergemetar lagi. Seorang pelayang datang dan membuka pintu tempat mereka makan.
"Anda ingin memesan apa?" tanya pelayan perempuan dengan ramah sambil tersenyum.
"Aku air putih saja" kata Atsushi dengan air mata yang mengalir.
Setelah itu, pelayan keluar dari ruangan makan mereka. Setelah acara makan-makan mereka mulai menginterogasi Kyouka untuk menemukan informasi-informasi penting dari Port Mafia. Mereka memintanya untuk menceritakan semua tentang Port Mafia, mulai dari awal dia bergabung.
[Name] POV
"Bagaimana?"
"Port Mafia merekrut ku saat kedua orang tuaku meninggal, dan aku menjadi yatim piatu. Mereka menginginkan kemampuanku, Yasha Shirayuki. Yasha Shirayuki hanya mengikuti perintah yang datang dari telepon" jelas Kyouka.
Kami mendengarkan penjelasan Kyouka dengan seksama. Kemudian, Megane-san mengeluarkan ponsel yang menjadi alat untuk mengontrol Yasha Shirayuki.
"Ini ponsel" ucap Megane-san sambil mengeluarkan ponsel milik Kyouka.
"Baterainya sudah tidak ada. Port Mafia sudah memanfaatkan kemampuanmu dengan baik, dan mengubahmu menjadi pembunuh" kata Megane-san pada Kyouka.
*DEG
Aku dapat merasakan jantungku tiba-tiba berdetak lebih cepat dan keringat yang muncul dari pelipisku. Aku refleks berdiri dari tempat dudukku.
Perkataan itu....
Sepertinya aku pernah mendengarnya
Tapi dari siapa??
'Aku akan menggunakan kemampuanmu dengan baik, dan akan mengubahmu menjadi seorang pembunuh yang handal, [Name] [Surname]'
Mataku melebar ketika mendengar suara itu di dalam kepalaku.
Apa ini? Ingatan masa lalu?
Seingatku aku tak menderita amnesia
Dan juga bukankah nama marga ku adalah Nakajima seperti Nii-chan, bukan [Surname]?
Karna melihat diriku yang tiba-tiba berdiri Nii-chan langsung bertanya padaku dengan wajah yang bingung "Doushita [Name]-chan?"
Aku melihat ke arah Nii-chan, kami bertatapan beberapa saat. Kunikida-san dan Kyouka hanya menatapku dengan tatapan bingung tapi waspada, jika saja aku tiba-tiba kehilangan kendali. Aku yang menyadari tatapan waspada dari mereka, kemudian menenangkan diri agar kemampuanku tidak kehilangan kendaliku. Aku berdehem, kemudian berkata pada mereka
"Aku ingin pergi mencari angin dahulu" ucapku kemudian, beranjak pergi dari restoran tersebut.
Tapi sebelum itu, aku menaruh beberapa lembar uang di atas meja, untuk membayar kue daifuku yang ku makan sebelumnya. Tanpa menoleh pun, aku dapat melihat raut wajah bingung dari muka mereka.
Aku melangkahkan kakiku menjauhi restoran itu, dan berjalan mencari taman terdekat. Aku masih memikirkan perkataan seseorang yang tiba-tiba ada di dalam kepalaku. Walaupun aku ini dijuluki sebagai seorang anak yang jenius, tapi aku sendiri tak bisa memecahkan masalah yang terjadi pada diriku.
Aku berjalan tak menentu, hanya berusaha mencari taman terdekat. Karena berjalan sambil melamun, alhasil aku tersesat di dalam sebuah gang yang tidak ada orangnya. Berdecak heran karna kelakuanku yang melamun sambil berjalan, aku mengambil langkah kembali untuk keluar gang itu. Namun, aku tak kunjung menemukan jalan keluar, ataupun orang yang berada di sana. Aku malah menemukan sesosok wanita yang terduduk kesakitan dengan darah segar yang mengalir dari pipinya, dan dua orang pria yang berdiri di hadapannya.
Perempuan itu tampaknya sedang di palak oleh kedua pria tersebut. Tentu saja, aku berlari kecil mendekati mereka untuk menyelamatkan perempuan itu. Tapi saat aku berada 13 meter dari mereka, aku dapat merasakan hawa membunuh yang sangat kuat. Entah mengapa, hawa membunuh itu rasanya mengarah padaku. Kedua orang pria yang berdiri di depan perempuan tadi, menoleh ke arahku. Sepertinya mereka menyadari keberadaanku.
"Siapa kau?!" tanya salah satu dari mereka sambil berteriak.
"Aku hanya seorang gadis biasa yang sedang lewat, dan kebetulan aku menemukan kalian sedang memalak wanita itu" ucap ku datar sambil mengangkat tangan, memberitahu mereka bahwa aku tak bersenjata.
"K-kumohon, S-selamatkan ak- aghh" belum perempuan itu menyelesaikan kalimatnya, salah seorang laki-laki menendang wajahnya cukup kuat.
"Berisik sekali!" ucap pria yang menendang wanita tadi.
Aku hanya memandangi mereka memukul perempuan itu, tanpa melakukan apa pun. Mereka heran dengan tanggapanku ketika melihat seseorang sedang di siksa. Pada akhirnya, mereka berdua berjalan mendekat ke arahku.
Aku cukup terkejut ketika mengetahui mereka tak memiliki tubuh yang terlalu atletis atau pun besar. Melainkan hanya tubuh kurus seperti halnya orang lain.
Mereka juga tak terlihat membawa senjata lain selain pistol. Jika diingat, wanita yang sedang di palak tadi itu memiliki luka goresan di pipinya. Aku hanya menatap datar mereka, ketika salah seorang pria bersurai blonde dengan tubuh lebih pendek dariku menarik kerah bajuku.
"Siapa kau?! Berani-beraninya kau mendekat ke arah kami hah?!! Mana ada gadis biasa yang berani mendekat ke wilayah kami!" teriak pria itu di depan wajahku. Kemudian dia memukul wajahku dengan keras, hingga terhenyak kebelakang cukup jauh.
Aku hanya diam, tak berniat membalas pukulan pria tersebut. Walaupun badannya tak terlihat atletis dan pendek, pukulannya cukup kuat juga. Aku menyeka pipi yang membiru karna pukulan pria tadi. Kemudian, aku menyeringai lebar.
"Heeeh, apa ini? Ini yang kau sebut pukulan? Sudah kuduga, kalian itu hanyalah seorang pengecut yang payah, terutama yang cebol satu itu. Apa kalian kurang latihan? Atau kalian kurang nutrisi, hingga cuma punya pukulan lemah dan badan kurus seperti itu? Kasihan sekali ya" ucapku memanasi mereka sambil menunjukkan seringaian ku.
Salah satu dari mereka mulai terpancing emosi. Kemudian, dia berlari ke arahku berniat menendangku. Aku menunduk, menghindari tendangannya. Kemudian aku berlari ke arah wanita itu untuk melindunginya. Aku berlari sampai tak sengaja melemparkan stun gun yang berada di tanganku untuk berjaga-jaga, ke sembarang arah.
Aku berdiri di depan wanita itu mengarahkan lengan kananku untuk melindunginya. Kemudian, orang yang menyerangku tadi menyeringai.
"Boleh juga kau bocah" ucap pria pendek yang sedari tadi banyak bicara.
"Kau sendiri nampaknya juga seorang bocah dengan tubuhmu itu" ucapku sambil menyeringai.
Mereka berdua hanya terdiam. Tak berniat menyerang, membuatku bingung.
'Ini aneh. Jika saja mereka benar-benar seorang penjahat kelas teri, maka seharusnya mereka segera menyerangku atau kabur dari sini. Tapi mereka hanya terdiam memandangiku, walaupun aku sudah berusaha memprovokasi mereka dengan ucapan garam dariku.
Jika sudah berada di posisi ini maka ada dua kemungkinan yang terjadi.
1. Mereka itu adalah penjahat yang pintar. Karna itu, mereka terdiam sambil memikirkan rencana untuk mengambil alih wanita ini. Jika benar, maka wanita ini adalah salah satu orang yang kaya, hingga seorang penjahat yang pintar berniat mengambil wanita ini.
Akan tetapi, kemungkinan ini hanya sebesar 33%.
-Jika mereka benar-benar penjahat yang pintar, maka aksi ini bisa dibilang terlalu nekat. Dengan tubuh yang tak atletis, bisa saja mereka di serang balik oleh sang wanita jika mereka lengah. Kemungkinan ini menurun sebanyak 31 angka menjadi 69%.
- Jika mereka penjahat yang pintar, bukankah seharusnya mereka sudah bisa memprediksi semua ini?. Dengan kepintaran, seorang penjahat sudah seharusnya mengetahui keadaan dimana mereka akan di temukan ketika sedang melakukan aksinya. Dengan begitu, seharusnya mereka mempunyai rencana tersendiri untuk kabur dari situasi ini. Tapi, mereka malah menghadapi ku seperti orang bodoh yang terlalu ambisius dengan keinginannya. Kemungkinan menurun sebanyak 36 angka menjadi 33%.
2. Mereka punya kemampuan khusus. Jika mereka bisa sesantai itu, maka ada kemungkinan mereka punya kemampuan khusus. Kemungkinan kedua ini bisa bernilai sekitar 94%.
- Mereka tak membawa senjata, selain pistol. Sedangkan, ada luka goresan di pipi sang wanita. Maka ada kemungkinan bahwa, salah satu dari mereka melukai wanita ini dengan kemampuannya. Tapi ada juga kemungkinan bahwa mereka memakai benda di sekitarnya, maka kemungkinan dari 100% turun menjadi sekitar 90%.
- Kemudian, tentang hawa keberadaanku. Padahal pada titik awal, aku berdiri sejauh 13 meter dari mereka. Tapi, mereka bisa menyadari kehadiranku di sana. Memang benar jika aku merasakan hawa membunuh yang sangat kuat dari sana. Tapi, menyadari hawa keberadaan seseorang bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan oleh penjahat kelas teri seperti mereka. Bisa jadi ada salah satu yang punya kemampuan untuk mengetahui hawa keberadaan seseorang, hingga mereka juga memilih tempat di gang sempit seperti ini. Kemungkinan naik menjadi 94%' batinku sambil waspada melihat kedua orang pria yang sedari tadi terdiam di hadapanku.
Mereka hanya terdiam, seperti sedang menunggu sesuatu. Tak berbicara satu sama lain. Kemudian salah satu kemungkinan yang paling berbahaya melintas di kepalaku.
'Bagaimana jika mereka adalah penjahat yang punya kemampuan khusus dan bukan seorang penjahat kelas teri?'
To Be Continue
Author Note:
Yo Minna! Kembali lagi bersama author di book ini. Makasih buat readers yang masih setia membaca buku ini(づ ̄ ³ ̄)づ.
Maaf kalau misterinya kurang bagus atau kurang masuk di akal.
Sampul book ini author ganti juga dengan yang baru.
Maafkan kesalahan dalam penulisan. See you in next Chapter!!
Jangan lupa vote dan commentnya ya!!
Bonus pict
Dazai usil banget astaga😭
2550 words
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro