Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Hubungan?

Happy Reading

Saat [Name] tak sadarkan diri di pelukan Dazai. Atsushi langsung berlari ke arah mereka, meninggalkan Hikari dibelakangnya. Ia langsung memeluk [Name] yang masih tidak sadarkan diri.

Sementara Dazai yang melihat Atsushi tiba-tiba datang merebut dan memeluk [Name] hanya bingung dan ingin bertanya. Namun ia urungkan ketika melihat air mata Atsushi saat memeluk [Name].

'Apa mereka saling mengenal ya? Kalau tidak salah aku mendengar [Name]-chan menggumamkan nama Atsushi-kun' batin Dazai.

'Sebenarnya apa yang terjadi di sini?' batin Dazai lagi, sambil melihat ke arah Hikari yang terduduk.

"Hikari-san daijobu desu ka?" Tanya Kunikida sambil mendekati Hikari.

"Uhm, daijobu yo. Aku hanya sedikit terkejut kok" ucap Hikari sambil tersenyum.

"HOY DAZAI, APA YANG KAU LAKUKAN DI-" ucapan Kunikida terpotong ketika melihat Atsushi yang memeluk [Name] sambil menangis.

Dazai mendekati Hikari dan Kunikida, dan memberikan kode kepadanya untuk tidak mengganggu Atsushi untuk sementara. Dazai melihat ke arah Hikari yang terduduk sambil berusaha memikirkan sesuatu di otaknya yang jenius itu.

'souka, naruhodo naa~ (hmm, jadi begitu ya~)' batin Dazai sambil menyeringai.

"Hoi kusso-Dazai, mengapa kau malah menyeringai seperti itu hah?! sebaiknya kau segera menyuruh Musume itu untuk mengantarkan [Name] ke ruang kesehatan" ucap Kunikida menoleh ke arah Dazai.

"hee~, biarkan saja dulu mereka Kunikida-kun. Lagipula kau ini suka sekali merusak momen romantis orang. Pantas saja tidak ada wanita yang mau denganmu" ucap Dazai dengan santainya.

"HAH?!! NANDATO KORAA?!!" teriak Kunikida sambil menarik kerah baju Dazai.

"Hei, jangan berisik Kunikida-kun. Kau mengganggu momennya tau" ucap Dazai dengan watadosnya.

Kunikida hanya menggeram, kemudian melepaskan cengkraman tangannya pada kerah baju Dazai.  Kemudian menoleh ke arah Atsushi yang sedang memeluk [Name], ia menghela napas dan berkata kepada Dazai

"Tonikaku, kau yang urus Musume itu. Aku akan membawa Hikari-san ke tempat kesehatan yang ada di sini" ucap Kunikida, kemudian melangkahkan kaki mendekati Hikari.

"Matte, Kita baru saja sampai di sini. Bagaimana aku bisa tau tempat kesehatannya?" rengek Dazai pada Kunikida.

Perempatan siku-siku muncul di kepala Kunikida, kemudian ia menghela napas panjang. Menoleh ke arah Dazai dan berkata

"Kau tinggal keluar dari tempat ini dan kembali ke ruang tunggu tadi, kemudian berjalan di sekitar lorong tadi bisa kan?!. Seharusnya ada penjaga yang berjalan di situ. -ttaku, padahal otakmu itu cerdas, tapi tidak bisa digunakan dalam hal sepele seperti ini" ucap Kunikida sarkastik sambil menyilangkan tangannya di depan dada.

"Santai lah Kunikida-kun~. Marah-marah akan membuatmu mati muda lo~" ucap Dazai pada Kunikida.

"E-eh?!. Benarkah?" tanya Kunikida.

"Hora-hora, cepat catat" kata Dazai pada Kunikida.

"Sering... Marah... Akan... Membuatmu... "gumam Kunikida sambil menulis di buku idealnya.

"Uso dakedo" ucap Dazai dengan muka yang menyebalkan.

Kunikida mematahkan pulpennya. Rasanya, ia ingin sekali mencekik makhluk pemboros perban yang ada di hadapannya ini. Namun ia urungkan, karna melihat Atsushi mulai mengusap air matanya dan menggendong [Name] ala bridal style.

"Ikou Dazai-san, Kunikida-san" ucap Atsushi mendahului mereka sambil menggendong [Name] di tangannya.

Dazai mengikuti Atsushi keluar dari situ, sementara Kunikida membantu Hikari berjalan karena kakinya terkilir ketika menghindar. Mereka akhirnya dapat menemukan ruang kesehatan yang ada di sana. Atsushi termenung menunggu [Name] bangun dari pingsannya sambil duduk di samping kasur kesehatan yang [Name] tempati. Menggenggam tangan [Name] erat sambil melihat ke arah wajah cantik [Name] yang sedang pingsan.

'Tak ku sangka setelah sekian lama, aku menemukanmu juga [Name]' batin Atsushi sambil melihat ke arah [Name] yang sedari tadi tak sadarkan diri.

Sementara itu Hikari mengobati kakinya yang terkilir dibantu oleh Kunikida. Dazai hanya melihat Hikari sambil memikirkan sesuatu lagi di otaknya itu. Setelah Hikari selesai, Hikari pun angkat bicara memecah keheningan sedari tadi

"Maaf ya, [Name] itu sering hilang kendali seperti itu. Untung saja ada kau disini Dazai-kun, jika tidak mungkin aku akan mati sedari tadi" ucap Hikari yang terduduk di salah satu ranjang sambil tersenyum kepada Dazai.

Dazai hanya melihat Hikari dengan tatapan curiga nya, kemudian tersenyum menutupinya.

"Tadi itu bukan apa-apa Hikari-sensei. Lagipula dimana para dokter yang lainnya?" Tanya Dazai pada Hikari sambil tersenyum.

Hikari tersentak dengan keadaan Dazai, dengan cepat ia berusaha menetralkan raut wajah paniknya tadi.

"A-ah, kalau itu... Mereka sedang membuat obat penenang untuk [Name]" ucap Hikari sambil mengusap tengkuknya dan tersenyum canggung.

Kunikida yang bingung dengan perubahan sikap pada Hikari ingin bertanya kepadanya. Baru saja membuka mulut ingin bersuara, tiba-tiba mereka mendengar suara kursi yang jatuh bersamaan dengan Atsushi yang tiba-tiba berteriak.

"[Na-][na-][na-][na-][Name]?!!" teriak Atsushi yang berdiri dari duduknya hingga membuat kursinya terbanting ke lantai.

Dazai yang mendengar teriakan Atsushi langsung menghampiri Atsushi yang berjarak 2 ranjang dengan ranjang yang Hikari tempati. Kunikida membuka tirai yang menutupi antara ranjang Hikari dan ranjang yang lainnya.

Mata mereka melebar ketika melihat [Name] yang menyusut menjadi kecil. Atsushi panik dan takut, Dazai berusaha untuk tidak panik, sedangkan Kunikida menoleh ke arah Hikari meminta penjelasan. Hikari yang merasa diminta penjelasan pun, menghela napas.

"Tenanglah semuanya, itu hanya resiko dari kemampuannya" ucap Hikari menenangkan mereka.

"Resiko?" tanya Dazai sambil melihat ke arah Hikari.

"Njaa, apakah [Name] akan mati?!" panik Atsushi.

"Tenanglah Atsushi-kun, aku tidak tahu apa hubungan kalian. Tapi kau tetap harus menenangkan diri" ucap Dazai pada Atsushi.

"Jadi, apa maksud anda dengan resiko Hikari-san?" Tanya Kunikida dengan serius.

"Seperti yang ku bilang ini adalah resiko kemampuannya" ucap Hikari bersweat drop.

"Jika ia hilang kendali atas kemampuannya maka terkadang ada 2 hal yang akan terjadi" jelas Hikari sambil mengangkat 2 jari tangan kanannya.

"Hitotsu (pertama), ia dapat menangani kemampuannya sendiri dengan menenangkan dirinya" jelas Hikari sambil menurunkan jari tengahnya.

"Futatsu (kedua), kami akan menembaknya dengan peluru bius dan ia pingsan, atau pun ia pingsan sendiri karena kelelahan" sambung Hikari sambil menegakkan jari tengahnya kembali.

"Jika hal kedua terjadi, maka ia akan menyusut menjadi anak kecil berusia sekitar 9 tahun dalam 2 hari" ucap Hikari menurunkan tangannya.

"Berarti, dia bisa kembali menjadi anak kecil dalam 2 hari ya" gumam Atsushi menundukkan kepalanya.

"Setelah 2 hari itu, apa yang terjadi?" tanya Dazai pada Hikari.

"Ia akan kembali seperti biasanya" ucap Hikari kemudian menoleh kepada Atsushi yang menundukkan kepalanya.

"Ngomong-ngomong, apa hubunganmu dengan [Name] Nakajima-kun?" tanya Hikari pada Atsushi.

"Souda, aku melihat kau tiba-tiba memeluk [Name] setelah ia pingsan" kata Kunikida yang juga menoleh ke arah Atsushi.

Atsushi mengangkat kepalanya. Kini seluruh atensi di ruangan itu mengarah padanya. Kemudian Atsushi tersenyum sambil terlihat semburat merah di pipinya.

"Sebenarnya... [Name] itu adalah..." Atsushi menggantungkan kalimatnya

Dazai dan Kunikida yang semakin penasaran hanya menatap lekat Atsushi. Sementara Hikari yang duduk di kursinya mendengarkan dengan seksama atas kalimat yang akan di ucapkan Atsushi selanjutnya.

"[Name] itu adalah...

















































































Adik kandungku dari panti asuhan" sambung Atsushi sambil menggaruk pipinya.

Hening sejenak.

"H-HAH?!" ucap Kunikida dan Dazai secara bersamaan.

"Souka, dia ternyata adalah adik kandungmu ya" ucap Hikari dengan tenang sambil tersenyum hingga matanya menyipit ke arah Atsushi.

"Ha'i, aku awalnya juga tidak terlalu yakin dengan nama yang anda sebut ketika berjalan di lorong. Tapi setelah melihat langsung, barulah aku terkejut dapat bertemu dengan [Name] disini" kata Atsushi.

"Tashikani, rambutnya juga sama seperti Atsushi yang berwarna perak" ucap Kunikida sambil menoleh ke arah [Name] yang belum juga sadarkan diri meski sudah menyusut menjadi anak umur 9 tahun.

"Kenapa kau tidak memberi tahuku bahwa kau punya adik kandung secantik ini Atsushi-kun?" rengek Dazai dengan air mata palsunya.

"Itu kah yang kau perhatikan?!" ucap Kunikida facepalm kepada Dazai.

"Padahal dia bisa ku ajak untuk bunuh diri gan- uagh" sebelum Dazai melanjutkan ucapannya Kunikida langsung memukul Dazai tepat di wajahnya.

Atsushi dan Hikari bersweat drop melihat tingkah laku mereka berdua yang tidak pernah akur itu.

"Maafkan kelakuan orang ini Hikari-san" ucap Kunikida sambil menundukkan kepalanya.

"T-tidak apa-apa" ucap Hikari sambil mengibaskan kedua tangannya.

"Tokorode (ngomong-ngomong), mengapa [Name] berada di sini? Bukankah ia seharusnya mati?" ucap Atsushi pelan. Ia menunduk dan hampir tak terdengar di bagian akhir kalimatnya.

"Mati?!" tanya Kunikida terkejut.

Dazai langsung memasang wajah serius ketika membahas ini. Mereka menoleh ke arah Hikari yang kelihatannya panik dengan pertanyaan Atsushi.

"E-eh? A-aku menemukannya kehilangan kendali ketika di jalanan sekitar 2 tahun yang lalu. Dan aku sama sekali tidak mengerti dengan maksudmu" ucap Hikari panik.

Kunikida sudah curiga dengan Hikari. Karena setiap kali ia diberi pertanyaan soal [Name] ia terlihat panik. Atsushi hanya menatap Hikari dengan raut mukanya yang bingung.

"Jangan berpura-pura tidak tahu Hikari Yutaa" ucap Dazai penuh penekanan

Hikari tersentak dengan perkataan Dazai. Matanya melebar dan ia mulai mencengkram selimut yang ada di ranjang yang ia duduki.

"Anda, sebenarnya sudah merencanakan semua ini bukan?" tanya Dazai dengan nada mengancam.

"A-aku tidak tahu apa maksudmu Dazai-kun" ucap Hikari sambil tersenyum palsu dan berkeringat dingin.

"Maa, aku tidak tahu apa motif mu melakukan hal ini. Demo... " Dazai menggantungkan kalimatnya menatap Hikari tajam.

































"Kenapa kau berusaha untuk mengeluarkan [Name] dari tempat ini?"


















To Be Continue








Author note:

Ho ho ho, apakah yang dimaksud oleh Dazai tadi??

Yoo, Minna. Balik lagi dengan author
Maaf updatenya telat. Sebenarnya mau nanti pagi aja nge-publish nya, tapi authornya ga bisa tidur jadi publishnya jam segini aja<( ̄︶ ̄)>.

Mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang kalian mengerti.
Sampai jumpa di chapter selanjutnya!

Jangan lupa vote dan comment nya ya!


Bonus pict

Mereka cute banget yalord(っ˘̩╭╮˘̩)っ. pen ngarungin//plak. Abaikan


1533 words

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro