Prolog
Dahulu kala ketika ilmu teknologi dan kedokteran belum secanggih sekarang, terdapat mitos di Benua Eropa dan sebagian Asia. Manusia saling berbisik pemerintah tengah menjalani program eksperimen yang mengerikan dengan mengorbankan banyak rakyat Eropa dan sebagian Asia. Sebagai hasil dari eksperimen itu, sebagian besar penduduk dunia musnah.
Orang-orang yang tersisa dari kemusnahan massal tidak ada yang berani membicarakan mitos itu lagi. Semua orang yang mengetahui itu memutuskan untuk tutup mulut. Jika ada yang masih berani membahasnya, dia tidak akan bisa ditemukan keesokan harinya ... bahkan tidak dengan mayatnya.
Pada akhirnya, kabar mengenai hal itu seiring berjalannya waktu terlupakan begitu saja. Sejarah yang ditulis oleh pemerintah mengatakan kemusnahan massal manusia terjadi karena wabah yang menyerang. Orang-orang kini hanya mengetahui insiden itu sebagai The Black Death. Namun, walaupun begitu, baik dari orang-orang pada masa itu atau pada masa depan, tidak ada yang tahu mengenai hasil eksperimen yang pemerintah lakukan.
****
"Tuan Stein, tolong jangan lakukan ini. Anda tidak bisa pergi meninggalkan organisasi begitu saja. Sebagai seorang manusia—"belum sempat pria paruh baya itu berbicara, ucapannya sudah dipotong oleh seseorang.
"Aku bukan manusia, Theodor! Kau tahu itu jika aku bukan lagi seorang manusia. Aku adalah makhluk yang kalian sebut sebagai anomali, jika kalian tidak ingat!" Stein menatap tajam.
Dia mengancungkan telunjuknya kepada Theodor hingga dia mundur dua langkah. Setelahnya dia langsung menarik dan mengepalkan tangannya.
"Ta-tapi dahulu Anda adalah manusia. Anda bertanggung jawab untuk masa depan umat manusia."
Theodor terintimidasi. Kulitnya yang putih pucat semakin terlihat pucat tanpa darah yang mengalir hanya dengan ancungan telunjuk Stein. Dia menelan saliva sebelum mencoba untuk kembali bernegosiasi.
"Seperti yang Anda tahu, anomali sangat dibutuhkan untuk organisasi kita. Musuh sangat kuat dan Anda adalah satu-satunya harapan organisasi ... harapan umat manusia. Jadi Tuan Stein, kumohon tetaplah tinggal di organisasi."
Stein berjalan mendekat. Dia menarik kerah jubah pria itu dengan kasar. Spontan Theodor mengangkat tangannya dan menggenggam erat tangan Stein.
"Seharusnya kau memikirkan itu sebelum menghancurkan duniaku," Stein berbicara rendah dan penuh penekanan pada setiap katanya. Dia lalu melempar Theodor ke samping. Tubuhnya yang dibalut jubah hitam membentur tembok sejauh dua meter. Terdengar suara retakan halus dari tulang-tulangnya begitu jatuh ke lantai. Namun, hal itu tidak menghentikan Stein.
Stein membuka lemari yang sebelumnya berada di belakang pria tadi. Di dalam sana, terdapat banyak botol kaca yang berisi cairan berwarna jingga kemerahan.
Tidak ada tulisan apa pun di sana. Namun, mata Stein berkilat begitu melihat salah satu botol yang dia genggam. Dia mengambil semua botol itu dan memasukkannya ke dalam tas. Setelah selesai dengan semua urusannya, dia lalu pergi tanpa menoleh ke belakang meninggalkan Theodor yang pingsan.
-Swedia, 13xx
- akhir hari pertama -
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro