Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part 2

Gadis itu turun dari gedung tempat dia berpijak. Tidak ingin menarik perhatian orang-orang yang masih berjarak lima kilometer, dia memutuskan untuk berlari di jalan raya. Tidak sampai satu menit waktu berlalu, dia tiba di tepi kota.

Dia menatap dari kejauhan. Jaraknya sekarang dengan sumber petir itu masih dua kilometer lagi. Namun, dia bisa melihat siapa sosok dibalik petir yang menyambar.

Rambut sewarna anggur merah sang gadis berkibar oleh terpaan angin laut. Tangan gadis itu mengepal erat seiring dengan pandangan lurusnya yang berbinar. Bibir gadis itu menyunggingkan senyum lebar.

"... masih hidup," gumamnya.

Di atas kolam-kolam ikan, terdapat dua sosok yang saling bertarung. Satu di antara mereka memiliki rambut yang sama dengannya ... sewarna anggur merah, sedangkan yang lain berwarna hitam pekat—sekelam langit malam. Namun, satu hal yang sama dari mereka. Pakaian kedua orang itu berantakan. Potongan kain yang sudah tidak berbemtuk menjuntai dan menempel pada luka.

"Ayah ... aku tahu ayah masih hidup," dia bermonolog. Bibirnya yang menyunggingkan senyum tak berhenti bergetar setiap berbicara.

Dia menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan.

"Ini harus dihentikan. Aku tidak tahu dengan siapa Ayah bertarung, tetapi ini haris dihentikan. Jika tidak, manusia dari dunia ketiga akan mengganggu," batinnya.

Genggaman tangan gadis itu terbuka. Dari luka akibat kuku yang menancap mengalir darah. Hanya dalam waktu sekian detik, darah itu membentuk sebuah tombak dengan hiasan bulan sabit di pangkal mata tombaknya.

Gadis itu melompat dari tempatnya berdiri ke tempat mereka bertarung. Dia mengayunkan tombaknya melingkar ketika berada di antara mereka. Spontan kedua pria yang sedang bertarung mundur beberapa meter.

Dia menolehkan pandangannya ke salah satu pria. Matanya memicing menatap rambut hitam pemuda di hadapannya. Tidak memberi kesempatan siapa pun untuk berbicara atau bergerak, dia langsung mengayunkan tombaknya menyerang pria itu.

- akhir hari ketiga -

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro