Masih Part 4
Iris meletakkan gelasnya ... yang sudah tiga kali dia isi ulang. Gadis itu menatap Cavrien lamat-lamat. Dia lalu berujar, "Cara ini tidak akan berhasil. Lebih baik membuatnya berbicara dengan paksa."
Menurut Iris, kekerasan lebih mudah untuk membuat seseorang membuka mulut. Cara itu sangat efektif, setidaknya pada manusia.
"Tidak, tidak perlu. Ada banyak waktu. Tidak perlu terlalu terburu-buru dengannya. Elf tidak mudah berbicara walaupun dipaksa. Kebanyakan dari mereka memilih mati dibandingkan membuka mulut," ujar Stein tanpa menoleh ke arah Cavrien.
Perhatian Iris beralih ke arah Stein begitu mendengar penjelasannya. Selama tujuh ratus tahun Iris hidup, dia tidak memiliki banyak pengalaman dalam menghadapi kaum elf. Selama ini Iris memilih untuk bersembunyi atau menghindar begitu bertemu dengan mereka.
Menghadapi kaum elf sangat tidak layak untuk dicoba. Pilihannya hanya ada dua, mati atau terluka. Baginya yang dahulu masih memiliki hutang, hal seperti itu bukan sesuatu yang bisa dianggap enteng.
"Entitas yang sangat kuat hingga disebut bencana berjalan oleh Anomali-01. Kurasa benar. Tidak mudah menggali informasi dari makhluk seperti itu," ucap Iris kembali menghadap Cavrien.
Stein hanya bisa tersenyum pahit mendengar perkataan Iris.
"Kita akan mengurungnya di sini selama beberapa minggu. Untuk sekarang, ayo keluar dari ruangan ini," Stein berujar seraya berdiri dan berjalan meninggalkan ruangan.
Iris mengikuti perkataan Stein. Dia turut berdiri lalu melangkah mengikuti ayahnya.
- akhir hari kesebelas -
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro