Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Masih Part 3

Iris duduk di kursi empuk dengan kaki menyilang. Kedua tangannya dilipat di depan dada dan pandangan matanya menatap lurus ke depan.

Di hadapan Iris, seorang pemuda tengah dirantai dengan posisi hampir menggantung. Kedua tangan pemuda itu terikat dengan rantai menjadi satu. Luka di perutnya sudah berhenti meneteskan darah, tetapi belum menunjukkan tanda-tanda kesembuhan.

"Iris, makanlah dahulu. Ayah sudah memasakkanmu makanan. Dia masih akan pingsan setidaknya satu jam, jadi tinggalkan saja," ujar Stein sembari menepuk pelan pundak Iris.

Iris menolehkan kepalanya ke belakang, ke tempat ayahnya berdiri. Dia menganggukkan kepala. Gadis itu berdiri, kemudian berjalan keluar ruangan dipimpin oleh ayahnya.

Begitu sampai di ruang makan, Iris mengernyit. Dia melirik makanan di atas meja makan dan Stein bergantian.

Di lain sisi, Stein berjalan dan membawa kembali dua piring berisi nasi. Satu diberikan untuk Iris, sedang satu lagi untuk dirinya.

"Bakso itu karbo, Ayah. Tidak perlu menggunakan nasi," ujar Iris lemah.

"Kau belum makan kalau belum makan nasi, jadi habiskan." Dengan telatem, Stein mengambil sendok untuk dirinya dan Iris.

"Makanlah. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Orang-orang di tanah ini selalu mengatakan mereka belum makan kalau belum makan nasi." Dia mengelus rambut Iris.

"Aku tahu." Iris Frustrasi. Dia mengambil sendok di piringnya dan mulai makan.

- akhir hari kedelapan -

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro