Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Masih Part 2

Orang yang diserang hanya bisa bertahan tanpa daya. Serangan beruntun membuat dia tidak memiliki pilihan lain.

"Tu-tunggu!" pria itu berseru. Dia mengangkat tangannya kala bmundur untuk menghindari serangan.

Si gadis mengabaikan kata-katanya. Dia terus menyerang dengan membabi buta. Gadis itu menggertakkan giginya. Namun, satu hal yang tidak bisa dibohongi. Gadis itu terlihat sedih. Sorot matanya menatap lawannya dengan sendu. Pandangannya kuyu dan berkaca-kaca. Iris matanya yang berwarna ungu berkilat karena air mata yang menumpuk di pelupuk matanya.

"Tunggu sebentar!" seru pria itu lagi dengan suara lebih keras.

"Kenapa? Apa jika aku tidak ingin mendengarkanmu, kau akan menguburku lagi?" tanya gadis itu dengan suara bergetar.

Si pria tersontak. Genggamannya pada tombak yang dia pegang melemah. Hanya dengan satu ayunan senjata lawannya, tombak dua sisi miliknya terlempar.

Dia buru-buru melompat ke tempat senjatanya terjatuh. Namun, gadis di hadapannya tidak mengizinkan. Gadis itu hampir saja memotong tangan si pria saat dia ingin mengambil tombaknya.

"Kenapa diam? Apakah ucapanku ada yang salah?" tanyanya lagi dengan ujung tombak mengarah ke pria itu.

Pria itu membuka mulutnya sebelum kembali menelan apa yang ingin dia ucapkan. Dia mengabaikan senjatanya yang tergeletak di tanah. Iris ungunya menatap gadis itu penuh keyakinan. Dia berjalan mendekat walaupun ada tombak yang tertodong di hadapannya.

"Jangan mendekat!" gadis itu berseru sembari mengayunkan tombak, kembali melukai tubuh orang di hadapannya.

Pria itu mengatupkan rahangnya semakin keras. Dia mengabaikan rasa sakit itu dan terus berjalan mendekat.

"Aku bilang, jangan mendekat!" gadis itu kembali berseru lebih kuat dan mengayunkan tombaknya semakin kuat pula.

Sayangnya, hal itu tetap tidak menghentikan orang di hadapannya. Dia terus berjalan maju tanpa peduli luka yang diterimanya. Tanpa peringatan, tiba-tiba pria itu berlari dan memeluk gadis itu.

"Iris ... maafkan ayah."

- akhir dari hari kelima -

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro