Prolog
Siang hari di kota kembang Bandung. Sebuah SMA bercat hijau-kuning mengelupas berdiri kokok di pinggiran Setiabudi. Menurut kesaksian absensi, 50% penghuninya hilang dari radar, 15% lainnya kabur, 10% nongkrong di warung si Tante, 10% tidur, 10% gibah, 5% menyimak pelajaran. Sungguh definisi murid kurang dihajar.
Ini fakta yang mengerikan, bahkan setiap murid bisa alpa sebanyak 60-80kali dalam satu tahun. Serius? Iyalah masa tipu-tipu? Kalau tak percaya cek sendiri berapa banyak murid yang hadir? Lalu bagaimana dengan kepala sekolahnya?
Ia tengah menikmati sinetron india di salah satu channel TV, sembari memakan nasi warteg, guru BK dan BPnya apa kabar? mereka tengah mabar game ternama ituloh. Sungguh situasi yang jauh dari kata cerah, semuanya suram seperti didalam jurang.
Jika di dalam prolog cerita novel lainnya, aku akan berkisah hal menarik agar pembaca tertarik. Namun kali ini non-fiksi, tidak ada rekayasa adegan antara Romeo dan Juliet. Semua nyata, bahkan kebobrokan sekaligus akan dikisahkan.
Jika tak tertarik, silahkan minggat ke rumah mantan. Kisah ini adalah realita tanpa ada imajinasi penulis yang melebihkan.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro