chapter 8
"Semuanya, mohon keluar dari supermarket sekarang juga. Karena ada kebocoran gas di bagian belakang supermarket. Petugas akan memandu untuk segera keluar. Diharap tetap tenang."
Pemberitahuan itu langsung membuat Namjoon dan Hoseok meninggalkan barang-barang yang ingin mereka beli, lalu langsung keluar bersama pengunjung yang lain.
"Apa menurutmu ini salah satu rencananya?"
Tanya Hoseok di sela-sela kegiatan mereka saat ingin keluar dari supermarket.
"Tidak tahu," jawab Namjoon pelan. Mereka berdua sudah diluar supermarket. Sekarang, pengunjung-pengunjung di mall terlihat penasaran.
"Semuanya sudah kembali aman. Kebocoran gas berhasil ditangani. Tapi, untuk hari ini, supermarket akan ditutup. Maaf atas kejadiannya," ucap salah satu pihak dari supermarket kepada orang-orang yang ada di depan supermarket.
Namjoon dan Hoseok langsung pergi dari mall itu dan berencana untuk mampir supermarket di dekat rumah mereka saja. Tapi, saat mereka baru saja masuk ke dalam mobil yang dikemudi oleh Hoseok, Namjoon mengucapkan sesuatu yang langsung membuat mereka berdua terdiam sepanjang perjalanan.
"Atau dia ingin membunuh kita tadi?"
***
"Wah, semua adik-adikku tampan semua malam ini. Sayang sekali tidak ada adik perempuan," ucap Seokjin sambil meneliti semua adik-adiknya yang tengah bersiap-siap di ruang tengah. Mereka sedang bersiap-siap menuju acara ulang tahun perusahaan Shin Ahjussi yang dilaksanakan di salah satu gedung terkenal di Seoul.
"Nikah saja, hyung. Supaya kau dapat anak perempuan," ujar Yoongi yang masih mengikat dasinya sementara yang lain langsung tertawa kecuali Seokjin yang tengah berdecak kesal.
"Hyungmu ini akan segera menikah. Tapi, tidak sekarang," jawab Seokjin masih dengan wajah kesalnya.
Terlihat Jungkook yang sedikit kesusahan memasang dasinya, membuat Taehyung segera membantunya. Jimin merapikan rambutnya, Namjoon dan Hoseok menggunakan parfum, serta Yoongi yang baru saja sibuk dengan ponselnya.
Oh, sekarang lebam di wajah Jungkook sudah sepenuhnya hilang.
"Kita berangkat sekarang. Kim ahjussi yang akan mengendarai van kita."
Ucapan Seokjin langsung membuat yang lain berjalan keluar rumah dan masuk ke van. Tidak perlu dibayangi lagi, seberapa ributnya dalam van oleh candaan mereka. Meskipun Jungkook hanya diam mendengarkan dan Yoongi yang sekali-kali ikut dalam pembicaraan mereka.
***
"Selamat malam, Seokjin-ah," sapa Yoonha kepada Seokjin yang sudah ada di tengah-tengah acara.
"Selamat malam juga, Shin Ahjussi. Aku harap aku tidak telat datang. Kau tahu, adikku sangat banyak," ucap Seokjin sambil tertawa.
"Tidak-tidak. Acaranya masih belum sampai puncaknya," balas Yoonha yang juga tertawa. "Oh, ini semua adik-adikmu kan? Ah, sudah lama aku tidak bertemu kalian," lanjut Yoonha sambil melihat adik-adik Seokjin. Merasa diperhatikan, langsung membuat mereka berenam membungkuk di hadapan Yoonha.
"Wah, bahkan Jungkook sudah sebesar ini. Kelas berapa kau sekarang, Jungkook-ah?" Tanya Yoonha sambil menatap Jungkook.
"Aku baru saja masuk sekolah menengah atas, ahjussi," jawab Jungkook dengan sopan kepada Yoonha. Semua kakaknya langsung melihat ke arah Jungkook. Tidak mengira jika Jungkook sendiri yang akan menjawabnya. Padahal sehari sebelum acara, semua kakaknya sudah berencana untuk menjawab semua pertanyaan yang akan ditujukan untuk Jungkook.
"Sebentar lagi, kau sudah dewasa, ya," Yoonha berucap sambil tertawa. "Oh, kalian duduk saja di tempat yang sudah disediakan. Aku akan menyapa tamu-tamu lain," lanjut Yoonha sambil menatap Seokjin.
"Iya, ahjussi," jawab Seokjin sambil tersenyum.
"Kalian semua mirip dengan orang tua kalian," ucap Yoonha pelan sambil meninggalkan mereka dan Seokjin berserta adik-adiknya langsung membungkuk pelan lalu pergi menuju meja yang cukup untuk mereka bertujuh. Sebenarnya, mereka semua mendengar ucapan Yoonha tadi.
***
Acara perayaan ulang tahun perusahaan Shin sudah sampai puncaknya. Orang-orang berpesta dengan gembira. Kecuali keluarga Seokjin yang masih sibuk dengan makanannya. Seokjin sudah berpesan agar tidak ada alkohol di minuman untuk meja melingkar mereka. Karena maknae line masih belum legal untuk mencobanya. Bahkan, Yoongi sangat memperhatikan minuman-minuman yang akan diminum oleh maknae line itu.
Jimin dan Taehyung masih dengan canda tawanya yang diikuti oleh Hosoek dan Namjoon. Hal itu membuat suasana di meja mereka sedikit ramai. Tak sedikit, anak-anak perempuan remaja yang ikut orang tuanya dalam acara ini memperhatikan mereka.
"Ayo kita semua berfoto," ucap Taehyung yang sudah siap dengan ponsel di tangannya. Langsung saja, mereka semua berfoto berkali-kali dengan macam-macam gaya. Kecuali Jungkook yang masih saja sanggup dengan senyum yang sedikit muncul di wajahnya.
Acara masih belum berakhir. Semua orang kembali duduk untuk makan kembali. Sekarang adalah makanan penutup. Musik jazz memenuhi ruangan.
Yoongi masih saja memperhatikan makanan dan minuman di ata meja mereka yang baru saja diletakkan oleh beberapa pelayan. Terutama makanan dan minuman di hadapan maknae line.
"Tenanglah, Yoongi. Semuanya akan baik-baik saja," bisik Seokjin di telinga Yoongi. Yoongi hanya membuang nafasnya pelan. Pikiran negatif sedang terputar-putar di otaknya.
Namun, dentingan sendok yang jatuh dari tangan Taehyung dan Jimin yang sedang mengaduh kepalanya kesakitan, langsung membuat Seokjin yang ada di samping Taehyung memegang Taehyung yang hampir terjatuh dan Namjoon yang juga memegang Jimin yang sedang mengacak rambutnya.
"Hyung, kepalaku sungguh sakit," ucap Jimin masih dengan mengacak rambutnya.
"Hyung, se—sesak," ucap Taehyung dengan gagap.
"Yoongi panggil Kim ahjussi. Kita ke rumah sakit sekarang!" Teriak Seokjin pada Yoongi yang masih terdiam, terkejut. Yoongi langsung menghubungi Kim ahjussi. Seokjin langsung melonggarkan ikat pinggang Taehyung dan melepas dasinya dengan kasar. Namjoon memegang Jimin agar tidak menyakiti kepalanya. Sementara Hoseok langsung menghampiri Jungkook, takut jika Jungkook akan kembali trauma.
Mereka tidak peduli jika mereka menjadi tontonan sekarang. Mereka hanya mempedulikan keselamatan adik-adik mereka.
Sementara Jungkook, sudah berkeringatan di samping Hoseok yang masih menggenggam erat tangannya.
"Bunuh saja anak itu!"
Ingatan itu kembali datang ke pikiran Jungkook yang langsung membuatnya teriak dan pingsan di samping Hoseok yang sudah memegang tubuhnya agar tidak terjatuh.
-tbc.
maaf ini pendek dan di bawah ini ilustrasi untuk membantu kalian membayangkan tempat duduk mereka~
jangan lupa vote dan commentnya~
02 jan 2018.
slepytae.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro