chapter 23
Jangan lupa vote dan komentar❣
"Lama tidak berjumpa, Seokjin, Hoseok."
Yoonha langsung menyapa setelah dia membuka pintu lalu menutupnya. Kemudian berjalan menghampiri Seokjin dan Hoseok yang sekarang tengah duduk bersampingan di sofa ruangan ini, lalu duduk di salah satu sofa kosong di hadapan mereka.
"Ada apa kemari, Tuan Yoonha?"
Hoseok berucap lebih dahulu karena tahu jika Seokjin akan melawan Yoonha dengan pikiran tenang, maka Hoseok pun mengikutinya. Padahal dalam dirinya, ingin sekali memukul wajah Yoonha dan mengancamnya untuk memberitahu keberadaan Jungkook.
"Aku adalah tamu di sini. Mengapa tidak diberikan minuman terlebih dahulu?"
Yoonha masih saja berbasa-basi yang langsung dihadiahi decakan Hoseok. "Aku adalah tuan di sini. Jadi, untuk apa Anda berada di sini selain membuang waktu dalam berbasa-basi?" Seokjin menyahut yang langsung membuat Yoonha tersenyum kecil.
"Aku takjub melihat kalian masih mencari keberadaan adik kalian."
"Aku lebih takjub lagi melihatmu bermain seperti ini dengan mengorbankan salah satu manusia yang tidak memiliki kesalahan padamu."
Seokjin menyahut lagi. Aura di ruangan menjadi sangat menyeramkan bagi Hoseok. Tentu saja karena Hoseok dan yang lainnya, dapat menghitung dalam hidup mereka berapa kali Seokjin tidak dapat menahan emosinya.
Yoonha tertawa pelan yang masih dapat memenuhi keheningan di ruangan itu.
"Bagaimana jika kita melakukan pertukaran?" Yoonha kembali tersenyum kecil sembari memperhatikan Seokjin dan Hoseok yang menahan emosi mereka. Seokjin menatap tajam ke arah Yoonha sambil menyahut, "Terakhir kali Anda melakukannya, membuat Jungkook menyerahkan dirinya."
"Memang mudah untuk memengaruhi anak muda seperti Jungkook. Jadi, aku tidak perlu menghabiskan tenagaku untuk membawanya."
Hoseok berdiri dan langsung di tahan Seokjin yang memang ada di sampingnya, untuk tidak melakukan apapun. Hoseok kembali duduk sambil mendengus kesal dan mengalihkan pandangannya dari Yoonha. Seokjin menghela napas pelan. "Jadi, apa yang Anda inginkan terhadap kami?"
Yoonha berdiri dan melangkahkan kakinya ke pintu ruangan. Yoonha memegang knop pintu lalu membukanya sedikit dan berucap, "Jungkook masih hidup. Aku kembalikan Jungkook tapi semua perusahaanmu termasuk cabang-cabangnya, kau berikan untukku."
Seokjin mengeraskan rahangnya dan Hoseok kembali menatap tajam ke arah Yoonha.
"Jadi, hanya itu yang kau inginkan sehingga membunuh kedua orang tuaku dan menyakiti adik-adikku?" Seokjin bertanya sambil menatap ke arah Yoonha yang berdiri menyamping. Yoonha menyeringai. "Hubungi aku, keputusanmu nanti."
Yoonha pun keluar dari ruangan itu. Meninggalkan Seokjin dan Hoseok yang masih dengan pikiran mereka masing-masing.
***
Matahari sudah berada di atas kepala. Sejak pagi, Namjoon menghabiskan waktunya berada di kantor polisi. Meja-mejanya penuh dengan kertas-kertas yang berisi beberapa kasus yang harus dia selidiki.
Ting!
Terlihat ada pesan masuk dari Jimin di ponselnya. Jimin mengirimkan pesan kepada para hyung-nya untuk tidak melupakan makan siang terutama Namjoon melalui obrolan grup keluarga. Jimin juga bilang jika dia dan Taehyung sudah makan siang di rumah dengan masakan Yoongi.
Khusus untuk Namjoon hyung, harus mengirim foto makanannya!
Namjoon tersenyum kecil membaca pesan dari Jimin yang baru dikirim. Tidak dapat dipungkiri jika perasaannya terasa hangat dan mengucapkan rasa syukur dalam hatinya karena memiliki keluarga seperti kakak dan adiknya sekarang ini.
"Namjoon, kau ingin makan siang di luar bersamaku dan Kyungsoo?"
Setelah membalas pesan Jimin dengan emoji oke, Chanyeol menghampiri mejanya. Namjoon pun mengiyakan ajakan Chanyeol. Lagipula, dia memang perlu menghirup udara luar karena terlalu lama berada di ruangan dengan beberapa orang. Kyungsoo menunggu mereka berdua di depan kantor polisi.
"Bagaimana dengan makanan Jepang di sekitar sini?"
Kyungsoo langsung bertanya ketika melihat Chanyeol dan Namjoon hampir berdiri di dekatnya. Chanyeol dan Namjoon hanya menganggukkan kepala mereka. Lalu, mereka pun berjalan ke restoran Jepang yang memang tidak jauh dari kantor polisi.
"Namjoon, apakah kau masih disuruh untuk mengurus kasus di daerah Gangnam?"
Chanyeol bertanya kepada Namjoon yang berjalan di tengah-tengah antara dirinya dan Kyungsoo. Namjoon menggelengkan kepalanya, "Kasus pencurian di Gangnam diserahkan kepada Senior Siwan. Aku disuruh mengurus kasus pencurian di Itaewon baru-baru ini."
"Bagaimana dengan orang yang kita tangkap bulan lalu? Orang yang memiliki lambang sama dengan orang yang membunuh kedua orang tuamu?"
Chanyeol kembali bertanya yang membuat Namjoon menghela napas pelan. "Dari riwayat hidupnya dan dari pengakuannya sendiri, dia hanya mendapatkan suruhan dari seseorang dan seseorang itu dapat suruhan dari atasannya. Aku yakin atasannya itu adalah Yoonha tapi aku tidak tahu siapa seseorang itu."
Mendengar jawaban dari Namjoon, Chanyeol dan Kyungsoo berdecak pelan. Sebagai petugas yang mengurus kasus yang tidak terungkap siapa pembunuhnya hampir sembilan tahun, membuat Chanyeol dan Kyungsoo penasaran. Meskipun, mereka dan keluarga Namjoon mencurigai Yoonha, sayangnya tidak ada bukti yang cukup untuk menangkap Yoonha. Perusahaan-perusahaan yang dia pimpin juga bersih dari hal-hal buruk seperti penggelapan dana dari pencarian yang mereka lakukan.
Namjoon membuka pintu restoran dan masuk terlebih dahulu meninggalkan Chanyeol yang ditahan pelan oleh Kyungsoo. Chanyeol mengernyitkan keningnya sementara Namjoon yang terlihat melalui pintu kaca sedang mencari tempat duduk.
"Chanyeol-ah, aku mencurigai Ketua Seo."
Chanyeol semakin mengernyitkan keningnya, bingung dengan kalimat yang diucapkan Kyungsoo. Namjoon yang sudah di dalam ruangan, tersadar jika Chanyeol dan Kyungsoo masih di depan pintu, hanya membuat gerakan tangan untuk segera masuk.
Kyungsoo menghela napas pelan lalu membuka pintu restoran dan segera masuk. "Nanti aku jelaskan."
***
Yoonha memasuki salah satu ruangan di tempat tinggalnya. Seorang pemuda terlihat duduk di atas kasur sambil menghadap ke jendela, membelakangi dirinya yang masuk.
"Dia masih diam dan hanya sedikit memakan makanannya, Tuan."
Yoonha tersenyum kecil mendengar perkataan dari pelayan perempuan di belakangnya. Semenjak kedatangan Yoonha di Seoul beberapa hari yang lalu, pemuda yang membelakangi dirinya masih sama. Hanya tidur, mandi, bicara sedikit, dan makan sedikit.
"Tinggalkan kami berdua."
Pelayan perempuan itu menundukkan kepalanya sedikit untuk hormat setelah mendengar perintah Yoonha lalu pergi keluar dan menutup pintu ruangan itu. Yoonha dan pemuda itu masih diam di tempat mereka masing-masing.
"Mengapa kau membawaku kembali ke Seoul?"
Pemuda itu berucap dengan posisi yang sama. Yoonha memiringkan kepalanya sedikit. "Mengapa kau tidak membunuhku saja?"
Tawa pelan Yoonha terdengar di ruangan itu. "Jika aku membunuhmu, aku tidak akan bisa menyiksamu dan para hyung-mu itu, Jungkook."
Jungkook segera berdiri dan menghadap ke arah Yoonha, memberikannya tatapan tajam.
"Oh. Aku baru ingat. Apakah luka di punggungmu belum sembuh? Padahal, aku berencana mencambukmu lagi."
Jungkook masih diam di posisinya, tidak mengalihkan tatapannya sama sekali. Yoonha mengangkat kedua bahunya, "Tapi, aku sedang tidak ingin melakukannya. Aku baru saja bertemu dengan Seokjin dan Hoseok."
Jungkook mengeraskan rahangnya. Menahan dirinya agar tidak ceroboh. Hampir empat tahun setelah Jungkook menghilang dan selama itu tinggal bersama Yoonha, Jungkook sudah lumayan menguasai mentalnya menghadapi Yoonha.
"Hei, tenanglah. Seokjin dan Hoseok baik-baik saja. Aku hanya memberitahu jika dirimu masih hidup. Lihatlah betapa baiknya aku." Jungkook berdecak pelan mendengar ucapan Yoonha. Yoonha tersenyum kecil lalu membalikkan badannya dan mulai berjalan ke arah pintu. Membukanya dan menutup pintu sambil melihat ke arah Jungkook, "Mari kita pikirkan untuk mengembalikan dirimu dalam keadaan baik-baik saja atau malah tidak sama sekali."
Maka, pintu itu tertutup sementara Jungkook mengepalkan kedua tangannya untuk menahan emosinya sendiri.
***
Yoongi mengajak Jimin dan Taehyung menikmati sore hari di café ibunya Yugyeom. Teman adik mereka, Jungkook. Sudah hampir sejam mereka menghabiskan waktu di sana. Yugyeom bersama mereka saat mereka baru saja duduk di salah satu meja. Namun, hanya sebentar karena ingin membantu ibunya dan pekerja lain yang ada di sana.
Mereka bertiga saling membicarakan tentang kuliah Jimin dan Taehyung nantinya, lagu-lagu Yoongi, Namjoon yang terlihat sibuk mengurus kasus pencurian, Seokjin dan Hoseok yang memantau perusahaan. Jimin dan Taehyung berperan penting dalam pekerjaan Yoongi karena mereka berdualah yang terkadang mengisi suara untuk lagu demo sejak dulu.
"Hyung, aku ingin makan kentang goreng lagi!"
Yoongi berdecak pelan namun mengiyakan keinginan Taehyung. Yugyeom pun menghampiri Taehyung setelah memanggil dirinya yang sedang melayani pelanggan tidak jauh dari meja mereka. "Yugyeom, kentang goreng satu lagi ya!"
"Iced chocolate satu lagi!"
Jimin ikut menyahut dan Yoongi yang menggelengkan kepalanya. Yugyeom tertawa pelan sambil menulis pesanan kemudian menatap Yoongi, "Hyung tidak ingin menambah juga?"
"Iced Americano."
Yugyeom pun mengiyakan lalu segera berpamitan untuk pergi ke belakang. Yoongi menatap kedua adiknya yang duduk di hadapannya, "Setelah menghabiskan minuman dan makanan kalian, kita pulang. Sebentar lagi pasti yang lain akan pulang."
Jimin dan Taehyung menganggukkan kepala mereka.
Tidak berapa lama kemudian, makanan dan minuman mereka datang. Mereka pun berusaha dengan cepat menghabiskannya bersamaan dengan candaan yang terlontar dari mereka bertiga. Setelah menghabiskannya, mereka bertiga segera berdiri dan pergi ke arah kasir.
Bugh.
Seorang pemuda menabrakkan dirinya ke Jimin. Jimin sendiri tidak tahu apakah itu di sengaja atau tidak. Mereka berdua pun sama-sama mengucapkan kata maaf lalu pemuda itu segera pergi keluar dengan langkah yang sangat tergesa-gesa sehingga membuat Jimin bersama Taehyung dan Yoongi bingung. Yoongi menghela napas pelan ketika yakin Jimin baik-baik saja dan ingin melanjutkan perjalanannya ke arah kasir, jika saja Taehyung tidak memanggilnya dan menunjukkan foto yang yang baru saja dia ambil di lantai.
Seorang pria terduduk terikat di kursi. Tanpa wajah yang tertutup, terlihat pria itu adalah Jungkook. Jungkook, adik mereka yang hilang. Maka Yoongi menghampiri Taehyung yang berdiri di belakang Jimin dan mengambil fotonya lalu membalikannya.
Setahun yang lalu. Adik kalian, Jungkook. Haruskah dia segera mati?
-tbc.
halo. apakah sudah siap dengan ending cerita ini? hahaha.
sama seperti yang aku beritahu kemarin, aku berencana bikin cerita baru yang kemungkinan tema besar family. tapi aku masih belum tahu apakah akan family atau tidak. namun, tetap ot7. semoga kalian tertarik yaa.
oh ya, kalau kalian tidak keberatan, silahkan berkunjung di works milikku yang lain. karena banyak juga genre brothership❤
terima kasih utuk vote dan komentar kalian💜
june 12, 2020.
-myouniversel.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro