Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

chapter 17

"Ssaem, aku izin ingin ke toilet."

"Silahkan, Jungkook."

Jungkook langsung berdiri dari tempat duduknya dan segera berjalan keluar kelas. Jungkook tahu sebentar lagi bel pulang akan berbunyi tapi ia sudah tidak dapat menahannya lagi. Beruntungnya, ada toilet yang hanya terpisah satu kelas dari kelasnya.

Selesai dengan urusannya, Jungkook keluar dari toilet dan memperhatikan penampilannya sebentar di kaca. Tepat bel pulang berbunyi, seseorang berpakaian sama dengan orang yang pernah menemuinya di rumah sakit, masuk dan berdiri di sampingnya.

"Sebegitu takutkah dirimu hingga meminta hyungmu langsung pulang?"

Jungkook hanya diam sambil menatap orang itu melalui kaca di depannya. Orang itu juga tidak melihat ke arah Jungkook. Mereka sama-sama saling menatap melalui kaca. "Sebenarnya, aku hanya disuruh untuk menghabisi kedua orang tuamu sebelumnya. Namun, kau ada di sana dan melihat apa yang aku lakukan. Jadi, aku ingin menghabisimu."

Jungkook tentu saja terkejut dan membulatkan kedua bola matanya. Jungkook merasa terancam. Hanya ada mereka berdua di sini dan murid-murid lain sudah memenuhi koridor untuk segera pulang.

"Tenang saja, tidak sekarang. Aku ingin bersenang-senang dulu."

Orang itu mulai mendekati Jungkook dan menutup sebagian wajah Jungkook dengan sapu tangan yang sudah ia semprot dengan obat bius. Jungkook yang awalnya memberontak tapi tetap kalah kekuatan langsung menjatuhkan badannya sementara orang itu segera kabur melalui jendela toilet yang cukup untuk tubuh orang dewasa.

Jimin yang baru saja masuk ke toilet, langsung menemukan Jungkook terbaring di lantai. Tanpa berpikir panjang, ia langsung berlari dan berteriak ke arah Taehyung.

***

Terkadang, Namjoon merasa orang yang tidak berguna dalam keluarganya. Ia mengambil jurusan criminal justice agar dapat menyelidiki kasus orang tua mereka. Namun, sampai sekarang ia masih mencari tahu siapa pelakunya. Ditambah, Jungkook yang juga diteror. Namjoon rasanya ingin mengumpat saja. Memangnya, Jungkook harus dibunuh karena ia selamat dari pembunuhan kedua orang tua mereka? Namjoon berpikir jika pelakunya adalah orang sinting.

"Hyung, Yugyeom kenal dengan Yoonha Ahjussi dan meminta kita harus menjaga Jungkook."

Namjoon tersadar dari pemikirannya berkat ucapan Taehyung. Namjoon dan Hoseok tadinya memang sudah di jalan untuk menjemput adik-adiknya. Saat Namjoon memberitahu jika Jungkook pingsan, Hoseok langsung mempercepat laju kemudinya. Jungkook sedang diurus oleh dua petugas klinik di sekolah saat mereka tiba. Beruntungnya, Jungkook hanya menghirup obat bius. Namun, tidak dapat menghentikan pemikiran Namjoon jika obat bius itu atau yang terdiri dengan bahan Kloroform dapat merusak hati dan ginjal. Namjoon pun hanya menyakinkan dirinya jika Jungkook tidak akan pernah lagi menghirup obat bius. Hati dan ginjal Jungkook harus sehat.

Namjoon membuang nafasnya pelan. "Kita memang harus menjaganya, Taehyung. Aku rasa kita harus bertanya tentang Yoonha Ahjussi kepadanya."

"Tunggu. Apa yang kalian maksud?"

Oh. Jimin tidak mengetahui apa yang terjadi sebelumnya. Mengenai Taehyung yang memberikan foto kepada para hyung.

"Kita semua mencurigai Yoonha Ahjussi, Jimin-ah. Kita harus berhati-hati sekarang."

Hoseok langsung bersuara saat dua petugas klinik tidak ada di dekat mereka dan berusaha mengangkat Jungkook yang dibantu oleh Namjoon. Jimin pun memandang Taehyung yang dibalas anggukan kecil dari kepala Taehyung.

Jimin hanya dapat meramalkan doa dalam hati.

***

"Kau yakin jika ia tidak menghirupnya terlalu banyak?"

"Yoongi Hyung, tenanglah. Jungkook baru sekali menghirupnya. Aku yakin ia akan baik-baik saja berserta hati dan ginjalnya."

Yoongi masih saja menanyakan tentang pingsannya Jungkook bahkan sampai mereka malam sekarang ini. Kecuali Seokjin yang menemani Jungkook makan di kamar. Jungkook sudah sadar tepat saat ia dibaringkan oleh Namjoon di kamar.

Meskipun Yoongi ini pemalas, Namjoon tetap yakin dengan pengetahuan luas hyungnya yang satu ini. Yoongi ini pintar bukan dalam bidang akademik di sekolah tapi pintar atas pemikiran dan pengetahuan luasnya. Namjoon mengakui hal itu.

"Baiklah," Yoongi langsung menelan makanannya dan berusaha menyakinkan dirinya jika semuanya akan baik-baik saja seperti yang diucapkan oleh Namjoon. Mereka pun melajutkan makanan mereka dalam diam.

"Hampir selesai makannya?"

Seokjin langsung berucap sambil membawa nampan dengan beberapa piring dan mangkuk kosong bekas ia pakai untuk makan bersama Jungkook. Melihat adik-adiknya yang mengangguk, Seokjin langsung menuju ke cucian piring.

"Namjoon-ah, kau sudah memberikan rekaman CCTV kepada Kyungsoo dan Chanyeol?"

Seokjin masih mencuci piringnya sambil berbicara ketika Namjoon berdiri di sampingnya untuk meletakan piring bekasnya makan. "Sudah, hyung. Mereka sedang bekerja dan berusaha keras untuk membantu kita."

Namjoon membalas ucapan Seokjin sambil membantu Seokjin meletakkan kembali piring-piring yang sudah dicuci bersih oleh Seokjin. Seokjin mengangguk kecil lalu melangkahkan kakinya dan duduk di salah satu kursi meja makan. Jimin dan Taehyung sedang membereskan meja makan. "Jangan bertanya yang macam-macam kepada Jungkook. Ia masih dalam keadaan shock. Kerjakan tugas sekolah kalian."

Seokjin berucap sambil memejamkan matanya dan menahan kepalanya menggunakan tangan kanannya di atas meja makan. "Hyung, kau baik-baik saja?"

Jimin memang seorang malaikat di keluarga mereka. Ia selalu memperhatikan semua saudara-saudaranya. Ia bahkan pernah menghampiri Yoongi jam dua dini hari sambil membawakan susu agar Yoongi tidak kelelahan membuat musik dan segera tidur. Meskipun Hoseok juga sama seperti Jimin, Seokjin selalu memilih Jimin jika ditanya siapa yang memiliki hati seorang malaikat. "Jimin-ah, aku harap kita dapat menangkap pelakunya. Jungkook tidak akan diteror lagi dan kita akan menjalani kehidupan yang damai."

Jimin dan Taehyung tidak menjawab ucapan Seokjin. Mereka hanya membuang nafas mereka dan melanjutkan lagi kegiatan mereka.

***

Selesai dengan urusan tugas-tugas sekolah yang menumpuk, Jimin langsung membereskan barang-barang yang berserakan di mejanya. Sebentar lagi jam sebelas malam dan Seokjin akan datang ke kamar maknae jam setengah dua belas nanti. Taehyung sudah tertidur sejak jam sepuluh tadi karena ia sudah menyelesaikan sebagian tugasnya di sekolah dan ia sedikit kelelahan. Sementara Jungkook, Jungkook masih belum tertidur. Ia hanya memandang Jimin sejak awal yang berkutat dengan buku-buku.

"Apa kau tidak ingin tidur?"

Jimin berucap sambil merebahkan dirinya di ranjang miliknya. Taehyung yang berada di tengah-tengah Jimin dan Jungkook terlihat masih terlelap dengan nyenyak.

Jiming membuang nafasnya pelan. Seperti biasa, Jungkook sangat jarang untuk menjawab ucapan orang. "Jangan banyak pikiran, Jungkook-ah. Aku mungkin tidak mengalami seperti hal yang kau alami sebelumnya. Namun, sangat menyakitkan melihat kau seperti ini. Adik kecil manis yang selalu menjahili aku dan Taehyung. Lalu, kita bertiga yang selalu menjahili hyung yang lain."

Jimin berucap dengan lirih lalu menaikkan selimutnya sampai lehernya dan memejamkan matanya. Tidak tahu jika setelah ucapan itu, air mata Jungkook keluar secara perlahan sambil menatap ke arah jendela dengan tirai yang tertutup dan Taehyung dengan mata terpejamnya mengeluarkan air mata.

***

Berhari-hari setelah kejadian Jungkook pingsan dan Taehyung yang ingin berbicara serius dengan Yugyeom, semua kehidupan mereka berjalan dengan normal. Sayangnya, tidak ada waktu untuk Taehyung ataupun Jimin berbicara dengan Yugyeom karena kegiatan belajar tambahan untuk kelas dua belas.

Seperti sekarang ini, hanya Jungkook dan Taehyung yang duduk berdua di kantin sekolah sedang menunggu Jimin selesai dengan kelas tambahannya. Hanya lima belas menit lagi, Jimin akan keluar. Mereka berdua sejak satu jam yang lalu hanya diam dan makan cemilan yang mereka pesan. Yugyeom sudah pulang sejak tadi dan Taehyung masih berpikir untuk tidak membicarakan tentang kecurigaannya dan hyung-hyung yang lainnya mengenai Yoonha Ahjussi di depan Jungkook. Taehyung hanya dapat menahan dirinya untuk sekian kalinya.

Sungguh, ia sangat ingin tahu apapun tentang Yoonha ahjussi dari mulut Yugyeom.

"Oh, Kim Ahjussi. Apa kau ingin menjemput kami?"

Taehyung terkejut ketika melihat Kim Ahjussi menghampirinya ke kantin sekolah. Walaupun Kim Ahjussi sudah ada di keluarganya sejak pernikahan ayah dan ibunya, Kim Ahjussi sekarang hanya membantu perusahaan Seokjin dan sekali-kali membantu mereka semua seperti di acara ulang tahun perusahaan Yoonha Ahjussi kemarin. Taehyung tahu, jika Namjoon dan Hoseok tidak dapat menjemput mereka bertiga di sekolah, selalu ada Yoongi yang dapat diandalkan atau Seokjin yang waktu pulangnya sesuai dengan waktu pulang sekolah mereka bertiga.

"Di mana Jimin?"

Kim Ahjussi menggerakkan kepalanya untuk melihat apakah ada kehadiran Jimin di antara mereka. "Jimin akan keluar sekitar sepuluh menit lagi. Ia masih ada kelas tambahan. Ada apa, Kim Ahjussi?"

Taehyung tidak dapat menahan diri lagi. Ia dapat melihat jika Kim Ahjussi terlihat seperti orang yang sangat frustasi dan sedikit menunjukkan kekhawatiran di wajahnya. Bahkan, Taehyung dapat melihat jika Jungkook sama bingungnya seperti dirinya.

"Kita jemput Jimin terlebih dahulu. Kita harus ke rumah sakit sekarang. Namjoon dan Hoseok kecelakaan saat menuju kemari."

-tbc.

terima kasih untuk dukungannya terhadap cerita ini! >.<
aku sedang dalam masa sibuk-sibuknya. jujur cerita ini sudah selesai dibuat dalam imajinasi tapi waktu untuk mengetik tidak ada.

jadi, doakan agar aku bisa cepat-cepat ngetik agar cepat updatenya❣

jangan lupa vote dan komennya❤

-30 juli 2019-

-myouniversel.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro